b. Deutro Melayu
Deutro Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian
selatan. Di kepulauan Indonesia, Deutro Melayu membawa budaya baru
berupa perkakas dan senjata besi (kebudayaan Dongson). Deutro Melayu
sering disebut dengan orang-orang Dongson. Bila dibandingkan dengan
ras Proto-Melayu, peradaban Deutro Melayu lebih tinggi. Deutro Melayu
membuat perkakas dari perunggu. Peradaban Deutro Melayu ditandai
dengan keahlian mereka mengerjakan logam dengan sempurna.
Perpindahan Deutro Melayu ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat
dari rute persebaran alat-alat yang ditinggalkan di beberapa kepulauan di
Indonesia.
Dalam bidang pengolahan tanah, Deutro Melayu mempunyai
kemampuan membuat irigasi di tanah-tanah pertanian. Sebelum mereka
membuat irigasi, mereka terlebih dahulu membabat hutan. Selain itu, ras
Deutro Melayu juga mempunyai peradaban pelayaran yang lebih maju bila
dibandingkan dengan pendahulunya.
Perpindahan yang dilakukan Deutro Melayu ada juga yang
menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian dari ras Deutro Melayu ada
yang mencapai Kepulauan Jepang, bahkan ada yang hingga ke
Madagaskar.
c. Melanesoid
Selain Proto-Melayu dan Deutro Melayu, di Indonesia juga ada ras
lain yaitu ras Melanesoid. Ras Melanesoid tersebar di Lautan Pasifik di
pulau-pulau yang letaknya sebelah timur Irian dan Benua Australia.
Bangsa Melanesoid melakukan perpindahan ke timur sampai ke
Papua dan kemudian ke Benua Australia yang sebelumnya merupakan satu
kepulauan yang terhubungkan dengan Papua. Pada waktu masa es berakhir
dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000 SM, pulau Papua dan Benua
Australia terpisah seperti yang kita lihat saat ini. Adapun asal mula bangsa
Melanesoid adalah Proto Melanesoid. Proto Melanesoid tersebut adalah
manusia Wajak yang tersebar ke timur dan menduduki Papua, sebelum
zaman es berakhir dan sebelum kenaikan permukaan air laut yang terjadi
pada waktu itu.
4. Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang
menghuni wilayah Nusantara tidak berasal dari luar, tetapi dari wilayah
Nusantara sendiri. Mengikuti sudut pandang Multiregional Evolution Model,
teori Nusantara menyatakan bahwa manusia purba yang menjadi nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Pendukung teori
Nusantara adalah Muhammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir
Alisjahbana, dan Gorys Keraf.
Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.
a. Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi.
Peradaban tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses
perkembangan dari kebudayaan sebelumnya
b. Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa
(Kamboja), tetapi persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
c. Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari
Homo soloensis dan Homo wajakensis.
d. Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang
di Nusantara dan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian Gregorius Keraf (Gorys Keraf) mengenai
bahasa-bahasa Nusantara sebagaimana dipaparkan dalam bukunya yang
berjudul Linguistik Bandingan Historia membuahkan teori baru mengenai
asal-usul bahasa dan bangsa Indonesia. Menurut teori Keraf, nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri, bukan dari mana-
mana, bukan pula dari Asia Tenggara Daratan atau dari Semenanjung Malaka.
Teori Keraf ini didasarkan pada tiga landasan tinjauan sebagai berikut.
a. Situasi geografis masa lampau
b. Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia
c. Teori migrasi bahasa dan leksikostatistik