Anda di halaman 1dari 6

MATERI PERTEMUAN 3

MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA


(WAJIB)

Satuan Pendidikan : SMA N 2 Amlapura


Kelas : X Semua Jurusan
Semester :I

ASAL-USUL DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG


BANGSA INDONESIA4

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta


keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, Bahasa daerah, dan
masih banyak yang lainnya.
Pada masa pleistosen yang berlangsung sekitar 600 ribu tahun yang lalu
sebagian besar daratan dunia tertutup oleh lapisan es. Pada masa ini, terjadi
perubahan iklim dan penurunan air laut 100 – 150 m dari titik semula sehingga
laut menjadi dangkal dan berubah menjadi daratan. Peristiwa tersebut membuat
bagian barat kepulauan Indonesia bergabung dengan daratan Asia, sedangkan
bagian timur kepulauan Indonesia bergabung dengan daratan Australia. Daratan
yang menghubungkan kepulauan Indonesia bagian barat dengan Asia disebut
paparan Sunda, sedangkan daratan yang menghubungkan kepulauan Indonesia
bagian timur dengan Australia disebut dengan paparan Sahul. Antara paparan
Sunda dan paparan Sahul dipisahkan oleh zona Wallace yang kini menjadi
Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Berikut akan kita pelajari tentang asal-
usul nenek moyang bangsa Indonesia.

1. Pendapat Para Ahli Mengenai Asal-Usul Manusia Indonesia


Kepulauan Nusantara bersatu dengan daratan Asia pada masa
pleistosen. Mengenai asal-usul manusia di Kepulauan Indonesia banyak ahli
yang mengemukakan pendapatnya, antara lain sebagai berikut.
a. Robert Barron van Heine Geldern berpendapat bahwa bangsa Indonesia
berasal dari daerah Asia.
b. Hogen berpendapat bahwa bangsa yang mendiami pesisir Melayu berasal
dari Sumatra. Bangsa ini bercampur dengan bangsa Mongol yang
kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu.
c. Moh. Ali berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah
Yunnan.
d. Prof. Dr. N.J. Krom berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
berasal dari daerah Cina Tengah.
e. J.L.A. Brandes berpendapat bahwa bangsa yang mendiami kepulauan
Indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa yang datang
dari daerah sebelah utara Pulau Formosa, sebelah barat daerah
Madagaskar, sebelah selatan yaitu Jawa dan Bali, serta sebelah timur
sampai ke tepi pantai barat Amerika
f. Majumdar berpendapat bahwa bangsa-bangsa yang berbahasa
Austronesia berasal dari India, kemudian menyebar ke Indocina terus ke
daerah Indonesia dan Pasifik.
g. Prof. Dr. Muh. Yamin berpendapat bahwa asal bangsa Indonesia dari
daerah Indonesia sendiri.
h. Dr. J.H.C. Kern berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia.
Teorinya ini berdasarkan perbandingan Bahasa karena Bahasa-bahasa
yang dipakai di kepulauan Indonesia adalah Polinesia, Melanesia

2. Proto-Melayu, Deutro Melayu, Melanesoid, Negrito, dan Weddid


Penduduk asli kepulauan Indonesia menurut Sarasin bersaudara
adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Mulanya mereka tinggal di Asia
bagian tenggara. Namun, ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga
terbentuk Laut Cina Selatan dan Laut Jawa sehingga memisahkan pegunungan
vulkanik kepulauan Indonesia dari daratan utama.
Ada beberapa suku bangsa yang tinggal di Sumatra, seperti suku
bangsa Kubu, Lubu, Talang Mamak, dan suku bangsa Taola yang tinggal di
Sulawesi. Suku bangsa tersebut merupakan penduduk tertua di Kepulauan
Indonesia.
Kedatangan Proto-Melayu dan Deutro Melayu terpisah serta
diperkirakan lebih dari 2.000 tahun yang lalu
a. Proto-Melayu
Diperkirakan Proto-Melayu datang dari Cina bagian selatan. Proto-
Melayu tersebut diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu-Polinesia
yang tersebar dari Madagaskar sampai ke pulau-pulau paling timur di
Pasifik.
Menurut Koentjaraningrat, kedatangan bangsa Proto-Melayu ke
Indonesia melalui dua jalur berikut.
1) Jalur pertama menyebar dari Yunan menuju kawasan Indocina, Siam,
dan Kepulauan Indonesia.
2) Jalur kedua menyebar ke Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa
Tenggara dengan membawa kebudayaan neolitikum berupa beliung
persegi.

b. Deutro Melayu
Deutro Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian
selatan. Di kepulauan Indonesia, Deutro Melayu membawa budaya baru
berupa perkakas dan senjata besi (kebudayaan Dongson). Deutro Melayu
sering disebut dengan orang-orang Dongson. Bila dibandingkan dengan
ras Proto-Melayu, peradaban Deutro Melayu lebih tinggi. Deutro Melayu
membuat perkakas dari perunggu. Peradaban Deutro Melayu ditandai
dengan keahlian mereka mengerjakan logam dengan sempurna.
Perpindahan Deutro Melayu ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat
dari rute persebaran alat-alat yang ditinggalkan di beberapa kepulauan di
Indonesia.
Dalam bidang pengolahan tanah, Deutro Melayu mempunyai
kemampuan membuat irigasi di tanah-tanah pertanian. Sebelum mereka
membuat irigasi, mereka terlebih dahulu membabat hutan. Selain itu, ras
Deutro Melayu juga mempunyai peradaban pelayaran yang lebih maju bila
dibandingkan dengan pendahulunya.
Perpindahan yang dilakukan Deutro Melayu ada juga yang
menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian dari ras Deutro Melayu ada
yang mencapai Kepulauan Jepang, bahkan ada yang hingga ke
Madagaskar.

c. Melanesoid
Selain Proto-Melayu dan Deutro Melayu, di Indonesia juga ada ras
lain yaitu ras Melanesoid. Ras Melanesoid tersebar di Lautan Pasifik di
pulau-pulau yang letaknya sebelah timur Irian dan Benua Australia.
Bangsa Melanesoid melakukan perpindahan ke timur sampai ke
Papua dan kemudian ke Benua Australia yang sebelumnya merupakan satu
kepulauan yang terhubungkan dengan Papua. Pada waktu masa es berakhir
dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000 SM, pulau Papua dan Benua
Australia terpisah seperti yang kita lihat saat ini. Adapun asal mula bangsa
Melanesoid adalah Proto Melanesoid. Proto Melanesoid tersebut adalah
manusia Wajak yang tersebar ke timur dan menduduki Papua, sebelum
zaman es berakhir dan sebelum kenaikan permukaan air laut yang terjadi
pada waktu itu.

d. Negrito dan Weddid


Sebelum kelompok-kelompok Proto-Melayu dan Deutro Melayu
datang ke kepulauan Indonesia, di kepulauan Indonesia sudah ada Negrito
dan Weddid. Sebutan Negrito diberikan oleh orang-orang Spanyol.
Disebut Negrito karena orang-orang yang dijumpai tersebut berkulit hitam
mirip dengan jenis-jenis Negro.
Sekitar 170 bahasa yang digunakan di Indonesia adalah bahasa
Austronesia (Melayu-Polinesia). Menurut Sarasin, bahasa tersebut
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok pertama adalah bahasa Aceh
serta bahasa-bahasa di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi,
sedangkan kelompok kedua adalah bahasa Batak, Melayu standar, Jawa,
dan Bali.
3. Teori Out of Afrika dan Out of Taiwan
Berdasarkan penelitian yang melibatkan ahli arkeologi, genetika, dan
bahasa, asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari persamaan
budaya, bahasa, dan dua atau lebih populasi keturunan sehingga menghasilkan
teori baru yaitu teori out of Afrika dan out of Taiwan.
a. Teori Out of Afrika
Menurut teori out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang
berasal dari Afrika. Adapun dasar teori adalah berdasarkan dukungan ilmu
genetika melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen
laki-laki. Menurut Max Ingman, ahli genetika dari Amerika Serikat,
manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun
waktu 100-200 ribu tahun lalu. Dari Afrika mereka menyebar ke luar
Afrika. Dari hasil penelitian Max Ingman, tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa gen manusia modern bercampur dengan gen spesies
manusia purba.

b. Teori Out of Taiwan


Menurut teori out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara berasal
dari Taiwan, bukan dari daratan Cina. Teori out of Taiwan didukung oleh
Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistik dijelaskan
bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara
memiliki rumpun yang sama, yaitu rumpun Austronesia.

4. Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang
menghuni wilayah Nusantara tidak berasal dari luar, tetapi dari wilayah
Nusantara sendiri. Mengikuti sudut pandang Multiregional Evolution Model,
teori Nusantara menyatakan bahwa manusia purba yang menjadi nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Pendukung teori
Nusantara adalah Muhammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir
Alisjahbana, dan Gorys Keraf.
Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.
a. Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi.
Peradaban tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses
perkembangan dari kebudayaan sebelumnya
b. Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa
(Kamboja), tetapi persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
c. Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari
Homo soloensis dan Homo wajakensis.
d. Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang
di Nusantara dan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian Gregorius Keraf (Gorys Keraf) mengenai
bahasa-bahasa Nusantara sebagaimana dipaparkan dalam bukunya yang
berjudul Linguistik Bandingan Historia membuahkan teori baru mengenai
asal-usul bahasa dan bangsa Indonesia. Menurut teori Keraf, nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri, bukan dari mana-
mana, bukan pula dari Asia Tenggara Daratan atau dari Semenanjung Malaka.
Teori Keraf ini didasarkan pada tiga landasan tinjauan sebagai berikut.
a. Situasi geografis masa lampau
b. Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia
c. Teori migrasi bahasa dan leksikostatistik

Anda mungkin juga menyukai