Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH INDONESIA

SEMESTER I
PERTEMUAN KE EMPAT

D. Corak Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara


Gua Lawayang ada di Dusun Bowerejo, Kecamatan Sampung, Kabupaten
Ponogoro, Provinsi Jawa Timur. Dr. Van Stein Callenfelspernah meneliti Gua
Lawapada tahun 1928-1931. Hasilnya, gua tersebut tergolong abris sous roche
atau gua sebagai tempat tinggal dan berlindung para manusia purba di zaman
purba mesolitikum dari binatang buas dan perubahan cuaca. Dalam Gua
LawaSampung, terdapat banyak alat peninggalan masa purba, misalnya flake,
ujung panah, kapak yang telah diasah, dan batu pipisan. Mereka memilih gua yang
tidak jauh dari sumber air atau sungai yang terdapat sumber makanan, seperti
ikan, kerang dan siput. Selain bertempat tinggal di gua-gua ada juga kelompok
manusia praaksara yang bertempat tinggal di tepi pantai yang hidupnya lebih
bergantung pada bahan-bahan makanan yang terdapat di laut. Hal tersebut terbukti
dari penemuan-penemuan kulit kerang dan siput yang membukit, yang disebut
dengan kjokkenmoddinger. Berikut akan dipelajari tentang pola hunian dan
kehidupan manusia praaksara.
1. Pola Hunian Manusia Purba
Ada dua karakter khas hunian manusia purba, yaitu kedekatan
sumber air dan adanya kehidupan dialam terbuka. Pola hunian manusia
purba dapat dilihat dari letak geografis situs-situs serta kondisi
lingkungannya. Situs-situs purba yang ada di sepanjang Bengawan Solo
(Sangiran, Sambungmacan, Trinil, Ngawi dan Ngandong) adalah contoh
dari adanya kecenderungan manusia purba menghuni lingkungan di
pinggir sungai. Air diperlukan tumbuhan dan binatang.
Petunjuk yang dapat memberikan gambaran mengenai kehidupan
manusia purba adalah adanya sebaran sisa-sisa peralatan yang digunakan
manusia purba pada waktu itu yang umumnya berada di dasar atau di
sekitar sungai. Pola Kehidupan di sekitar sungai menunjukkan kehidupan
manusia purba di alam terbuka .manusia mempunyai kecendrunganuntuk
menguni lingkungan terbuka di sekitar aliran sungai . manusia purba
tersebut juga memanfaatkan berbagai sumber daya lingkungan yang
tersedia, salah satunya tinggal di gua-gua lama hunian manusia purba di
suatu lingkungan eksploitasi dipengaruhi oleh ketersedian bahan makan .
pada waktu lingkungan sudah tidak ada bahan makanan, manusia
berpindah ke lingkungan baru di tepi sungai untuk membuat persinggahan
yang baru di tempat tinggal sementara tersebut mulai berkembang pola
hunian
2. Dari berburu, meramu, sampai pada bercocoktanam
Berdasarkan hasil penelitian berupa fosil dan artefak diperkirakan manusia
praaksara awalnya hidup dengan cara berburu dan meramu, kemudian
bercocoktanam .hidup mereka bergantung pada alam . untuk
mempertahankan hidup , mereka menerapkan pola hidup nomaden atau
berpindah-pindah bergabung dari bahan makanan yang ada
a. kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makan ( meramu)
dalam kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan
makanan( meramu ) dibagai menjadi berikut.
1) kehidupan masyarakat berburu dan meramu tingkat awal
pada masyarakat berburu dan meramu, lingkungan hidup manusia
liar dan keadaan bumi masih labil. Pada saat itu banyak terjadi
letusan gunung merapi dan daratan tertutuphutan yang lebat, serta
berbagai binatang purba masih hidup didalamnya. Manusia
pendukung pada masa itu adalah pithecanthropus erectus dan homo
wajakensis. Kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan
( meramu ) telah ada semenjak manusia muncul di permukaan
bumi, begitupulahalnya dengan manusia Indonesia. Kegiatan
berburu dan menemu ini merupakan yang paling sederhana yang
bisa dilakukan manusia karena manusia dapat mengambil makanan
secara langsung dari alam dengan cara mengumpulkan makanan
( food gathering )
kehidupan masyarakat berburu dan berpindah-pindah mempunyai
ciri-citi sebagai berikut.

A. Belum mengenal bercocok taman


B. Kebutuhan makan mereka bergantung pada alam sehingga cara
mereka mencari makan disebut dengan nama food
gathering( merupakan makan) dan berburu .
C. Alat- alat kebutuhan mereka dibuat batu yang belum dihaluskan
( masih sangat kasar )
D. Mansiahidup berkelompok dan tempat tinggal mereka berpindah-
pindah dari tempat satu ke tempat yang lain ( nomaden ) seiring
denganusaha memenuhi kebutuhan hidup

Ada dua hal menyebarkan masyarakat berburuberpindah tempat yaitu pertama


karena binatang buruan serta umbi-umbi semakin berkurang di tempat yang
mereka diami dan yang kedua karena musimkemarau menyebabkan
binatangburuanberpindah tempat untuk mencari sumber air yang lebih baik .
2) masyarakatberburu dan meramu tingkat lanjut
Masa berburu dan meramu tingkat lanjut berlangsung setelahsetelah
zaman pleistosen. Corak kehidupan masyarakat berburudanmeramu tingkat
lanjut masih berpengaruh pada masa sebelumnya. Kehidupan mereka masih
bergantung pada alam. Mereka hidup dengan cara berburu binatang di dalam
hutan, menangkap ikan, dan dengan mengumpulkan makanan, seperti umbi-
umbian, buah-buahan, biji- bijian dan daun-daunan .alat-alat kehidupan yang di
gunakan pada berburu dan meramu tingkat lanjut misalnya kapak ganggang,
flake, dan alat-alat dari tulang. Pada masa itu, juga telah dikenal gerabah
berfungsi sebagai wadah.
Pola bermukim mereka mulai berubah dari nomaden menjadi
semisedenter. Ketika masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut mampu
mengumpulkan makanan dalam jumlah yang cukup banyak, mereka mulai
lebih lama mendiami suatu tempat. Setelah itu, pengetahuan mereka
berkembang untuk menyimpan dan mengawetkan makanan. Daging binatang
buruandiawetkan dengan cara dijemur setelah terlebih dahulu diberi
ramuan .mereka bertempat tinggal di gua-gua ( abris sous roche). Mereka
memilih gua yang letaknya cukup tinggi di lereng-lereng bukit untuk
melindungi diri dari iklim dan binatang buas .
Masyarakat berburu dan meramutingakatlanjut juga telah mengenal
pembagian kerja. Kegiatan berburu banyak dilakukan oleh kaum laki-laki.
Kaum wanita yang tidak bayakterlibat dalam kegiatan berburuan, lebih banyak
berada di sekitar gua-gua tempat tinggal mereka. Oleh karena perhatian wanita
ditunjukkan kepada lingkungan yang terbatas ia mampu
memperluaspengetahuannya tentang selukbeluk tumbuh –tumbuhan yang dapat
dibudidayakan .
Pada masyarakat masa berburu dan mengumpulkan makanan diduga telah
muncul kepercayaan. Buktinya adalah dengan ditemukan bukti-bukti tentang
penguburan di Gua Lawa, Sampung, Ponogoro, Jawa Timur, Gua Sodong,
besuki, jawa timur, dan bukti kerang, acehtamiang, nanggroeaceh Darussalam.
Dari mayat-mayat yang dikuburkan tersebut ada yang ditaburi cat merah.
Diperkiran cat merah tersebut berhubung dengan upacara penguburan yang
maksudnya adalah membuktikan kehidupan baru di alam baka.didinding-
dinding gua leangpattae, Sulawesi selatan ditemukan lukisan cap-cap tangan
dengan latar belakang cat merah. Menurut para ahli, hal tersebut mungkin
mengandung arti kekuatan atau symbol kekuatanpelindung untuk
mencegahroh-rohjahat .ada beberapa gambar jari yang tidak lengkap. Gambar
tersebut dianggap sebagai tanda adat berkabung .
Di pulau semarang dan papua juga ditemukan lukisan gua. Di dua tempat
tersebut ditemukan lukisankadal. Diperkirakan lukisan tersebut mengandung
arti lambing kekuatanmagis, yaitu sebagai penjelmaroh nenek moyang atau
kepala suku yang sangat dihormati .
B. Kehidupan Masyarakat Bercocok Taman dan Hidup Menetap
1) Kehidupan Sosial Ekonomi
Masa bercocoktamanmerupakan masa yang penting bagi perkembangan
masyarakat dan peradaban. Adanya penemuan baru dalam rangka
penguasaansember alam bertambah cepat. Berbagai macam tumbuhan dan hewan
mulai di pelihara dan dijadikan. Cara bercocoktaman dengan berhuma mulai
dikembangkan sehingga mencullah ladang-ladang pertanian yang sederhana.
Berhuma adalah bercocoktanamsecara berpindah-
pindahdengancaramenebang, mebakar, serta membersihkan hutan, kemudian
menanaminya dan meninggalkanyasetelah tanah itu tidak subur lagi
Kehidupan masyarakat pada masa bercocoktaman mengalami peningkatan
cukup pesat. Masyarakat praaksara pada saat itu telah memiliki tempat tinggal
yang tetap. Mereka memilih tempat tinggal padasuatu tempat tertentu .
Kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pada masa bercocoktanam ini
terlihat dengan jelas melalui cara bekerja dengan
bergotongroyong .setiappekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat selalu
dilakukan dengan cara bergotongroyong antara lain pekerjaan petani,
merambahhutan, berburu, dan membangun rumah, secara hidup bergotong royong
itu metupakan salah satu ciri kehidupan masyarakat yang bersifat agraris.
Kegiatan bergotong royong hingga saat ini masih tetap dipertahankan terutama di
daerah perdesaandalam kehidupan masyarakat taman sudah terlihat peran
pemimpin ( primus inter pares). Gelar primus inter peres di Indonesia adalah ratu
atau datu( k) ,artinya orang terhormat dan patutdihormati karena
kepemimpinannya ,kecakapannya, kesetiannya,pengalamannya dan lain-lain
Kehidupan masyarakat pada masa bercocoktanam dan menetap memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
A. Sudah mengenal bercocoktanam secara baik
B. Sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri sesuai dengan
kebutuhan nereka( mengasilakan makanan/ food producing).
C. Sudah mempunyai tempat tinggal yang menetap secara mantap.
D. Peralatan yang buat dari batu lebih alus dan macam-macam , seperti
kapak,tombak,dan panah
E. Peradaban mereka sudah lebih maju, alat-alat rumah tangga dibuat
baik dan mereka telah mengerti seni
2). Kehidupan budaya
Kebudayaan manusia praaksara pada masa bercocoktanam mengalami
perkembangan dengan hasil kebudayaan yang bervariasi( ada yang buat
dari batu dan tulang hinggal yang terbuat dari tanah liat ). Hasil-hasil
kebudayaan pada masa becocoktanam, seperti kapak persegi, kapak
lonjong, mata panah, gerapah dan perhiasan
3). Sistem kepercayaan
Tahukah anda, bagimanakepercaan nenek moyang kita? Bagaimana
mereka melakukan atau menjalankan kepercaannya? Nenek moyang kita
percaya bahwa kekuatan lain yang mahakuat yang ada di luar dirinya.
Mereka mengenal kepercayaan kehidupan setelah
kematian.perwujudankepercayaan nenek moyang dituangkan dalam
berbagai bentuk, seperti dengan karya seni. Salah satunya berfungsi
sebagai bekal kubur intuk orang yang telah meninggal sering adanya bekal
kubur tersebut, manusia purba.
Sebelum meninggal, manusia menyiapkan dirinya dengan membuat
berbagai bekal kubur dan membuat tempat penguburan yang menghasilkan
karya seni yang cukup bagus .masyarakat pada zaman praaksarana
( terutama pada periode zaman neolitikum) telah mengenal adanya sistem
kepercayaan. Meraka sudah memahami/mengetahui adanya ke hidupan
setelah mininggal .merekamenyakini bahwa rohseseorang yang telah
meninggal akan kehidupan di alam yang lain. Oleh karena itu, mereka
menyakini bahwa roh orang yang sudah meninggal akan senantiasa
dihormatiolehsanakkerabatnya .sehubungan dengan hal tersebut, kegiatan
ritual yang paling menonjol adalah upacara penguburan.
Dalam tradisi penguburan ,jenazah orang yang telah mininggaldibekeli
dengan berbagai benda peralatan kebutuhan sehari-hari, seperti barang-
barang perhiasan,periuk,dan benda lainnya yang dikubur bersama
mayatnya. Adanya bekeltersebutdimagsudkan agar perjalanan arwah orang
yang meninggalselamat dan dapat terjamin dengan baik .
Selain adanya upacara penguburan , juga ada upacara-upacara pesta untuk
mendirikan bangunan suci.
Oleh karena itu, upacara kematian merupakan menifestasi dari rasa
bakti dan hormatseseorang terhadap leluhurnya yang telah meninggal.
Adanya sistem kepercayaan masyarakat praaksara tersebut telah
melahirkan tradisi megalitik( zamanmegalitikum= zaman batu besar ) .
masyarakat pada zaman megalitikum mendirikan bangunan batu-batu
besar, bangunan batu-batu besar tersebut , seperti menhir, sarkofagus,
dolmen, dan pundenberundak.
Pada zaman praaksara, seseorang dapat dilihat kedudukansosialnya
dari cara penguburanjenazahnya.
Adanya sistem kepercayaan dan tradisi batu besar tersebut
mendorong berkembangnya kepercayaan animism dan
percayaandinamisme, sedangkan kepercayaandinamismemempercanyai
bahwa ada benda-benda tertentu yang diyakini memiliki kekuatangaib
sehingga benda- benda tersebut sangat dihormati dan dikeramati.
Masyarakat zaman praaksara akhir juga mulai mengenal adanya
sedekah laut. Upacara tersebut lebih bayakdikembangkan oleh para
nelayan.bentuk sedekah laut tersebut mungkin semacamselamatan apabila
akan melakukan pelayaran atau mungkin juga pada waktu akan memulai
membuat perahu.

Anda mungkin juga menyukai