d) Alat-alat tulang dan tanduk juga digunakan manusia pada zaman ini.
Biasanya untuk mata tombak, penusuk ataupun pencungkil. Alat tulang
dan tanduk banyak di temukan di daerah Ngandong, Jawa Timur, maka
dari itu alat-alat ini disebut juga dengan hasil Kebudayaan Ngandong.
2. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
Pada umumnya manusia purba pada masa berburu dan meramu memburu
binatang antara lain kerbau liar, rusa, gajah, banteng dan badak. Sedangkan
manusia purba yang hidup di sekitar pantai mereka berburu ikan dan
karang.Kegiatan berburu umumnya dilakukan oleh kaum laki-laki, tugas wanita
adalah mengumpulkan makanan yang tersedia di alam sekitar seperti ubi, buah-
buahan, daun-daunan dan kacang kedelai. Masa berburu dan meramu terjadi
pada zaman batu tua (Paleolithikum) dan berlangsung kurang lebih selama
600.000 tahun.
Pada masa berburu dan meramu tingkat awal ini lingkungan sekitar manusia
purba masih liar, banyak gunung api meletus dan keadaan bumi masih labil.
Manusia purba yang hidup pada masa ini adalah Pithecanthrop dan Homo
Wajakensis.Peralatan yang digunakan umumnya merupakan alat-alat berburu.
Alat-alat tersebut digunakan untuk memotong daging dan tulang binatang
buruan, salah contoh alat itu adalah kapak perimbas. Kapak perimbas adalah
sejenis kapak yang terbuat dari batu dan tidak mempunyai tangkai.
Ciri-ciri kehidupan pada masa berburu dan meramu tingkat awal ini antara lain:
1. Kebutuhan untuk hidup sangat bergantung pada alam.
2. Manusia pada masa ini hidup secara nomaden (tempat tinggal berpindah-
pindah).
3. Alat-alat bantu yang digunakan dibuat dari batu yang masih kasar.
4. Meraka belum mengenal bercocok tanam.
5. Kenapa manusia purba hidup secara berpindah-pindah (nomaden)? Ada dua
hal yang mempengaruhinya yaitu:
Pergantian musim, pada saat musim kemarau menyebabkan hewan buruan
yang merupakan sumber makanan manusia purba berpindah tempat untuk
mencari sumber air yang lebih baikUmbi-umbian dan binatang buruan di sekitar
mulai berkurang
Pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut ini kehidupan manusia
prasejah sedikit lebih maju daripada masa sebelumnya namun kehidupan
mereka masih tergantung pada alam. Beberapa contoh alat yang digunakan
pada masa ini antara lain kapak perimbas, alat serpih (flakes) dan alat dari
tulang.
Ciri-ciri kehidupan pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut antara lain:
Manusia purba yang tinggal dekat dengan pantai mencari makanan di laut yang
kemudian meninggalkan dapur sampah atau disebut juga Kjokenmoddinger.
Sudah mulai mengenal bercocok tanam namun masih sederhana (berpindah-
pindah tergantung kesuburan tanah)
Pada masa ini manusia prasejarah hidup secara berkelompok menempati gua-
gua secara semi-sedenter (tinggal cukup lama di suatu tempat). Gua-gua yang
dihuni umumnya pada bagian atasnya dilindungi karang atau disebut juga Abris
Sous Roche.
Pembagian tugas yaitu pria bertugas berburu dan wanita bertugas bercocok
tanam
4. Masa Perundagian
Masa Perundagian merupakan masa bercocok tanam tingkat lanjut. Jenis
manusia purba pada masa perundagian yaitu homo wajakensis dan homo
sapiens. Masa perundagian memiliki peran penting dalam perkembangan
sejarah di Indonesia, hal ini dikarenakan pada masa ini hubungan antar daerah-
daerah di sekitar kepulauan Indonesia sudah terjalin.
Masa perundagian ditandai dengan adanya keterampilan untuk membuat alat-
alat dari bahan perunggu. Alat tersebut berupa alat yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti bertani, peralatan upacara dan
berburu. Peningggalan masa perundagian seperti benda seni, peralatan hidup,
keaneragaman dan kekayaan budaya serta upacara adat menunjukan bahwa
kehidupan pada masa peundagian telah memiliki selera yang tinggi. Kehidupan
masyarakat pada masa itu makmur dan teratur.
Kemakmuran masyarakat dapat dilihat dari telah berkembangnya teknik
pertanian, hal ini mengakibatkan sektor pertanian mengalami perkembangan
yang pesat dan berdampak pada kemajuan perekonomian. Kemajuan
perekonomian ditandai dengan berkembangnya perdagangan dan perdagangan.
Aspek teknologi merupakan unsur yang penting pada masa perundagian
dalam kaitannya dengan perkembangan ekonomi, terutama ketika teknik
peleburan logam untuk membuat perkakas telah dikenal. Selain itu juga
teknologi untuk membuat gerabah juga mengalami perkembangan.
Perkembangan tersebut dapat dilihat dari semakin kompleks dan beragam
bentuk maupun motif hiasannya.
Dengan semakin kompleksnya aktivitas manusia dalam suatu kelompok, maka
memerlukan adanya suatu sistem pengawasan, sehingga konsep tentang
pimpinan dalam masyarakat semakin terlihat. Pada masa perundagian pola
kehidupan perkampungan atau desa-desa mengalami perkembangan semakin
besar, karena mulai bersatunya beberapa kampung.
Kemunculan perkampungan besar ini disebabkan karena semakin tingginya
frekuaensi perdagangan antar perkampungan dalam bentuk barter (tukar
menukar barang). Jenis barang yang diperdagangkan pun semakin beraneka
ragam karena perdagangan telah mencakup wilayah yang luas mencakup Asia
Tenggara.
Sistem Kepercayaan Pada Masa Perundagian
Sistem kepercayaan pada masa perundagian kurang lebih sama dengan sistem
kepercayaan pada masa sebelumnya yaitu Animisme dan Dinamisme.
Kehidupan beragama pada zaman perundagian juga mengalami perkembangan
yang pesat, dapat dilihat dari banyaknya bangunan megalitikum yang dibuat
sebagai tempat pemujaan dan penghormatan roh nenek moyang.
Kondisi sosial Kehidupan masyarakat pada Zaman Batu Tua masih sangat
sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka bergantung pada
keadaan alam. Baca juga: Zaman Arkean: Pembagian dan Ciri-ciri Inti dari
kehidupan sehari-hari mereka adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam
untuk dikonsumsi saat itu, atau disebut food gathering. Oleh karena itu, tempat
tinggal mereka berpindah-pindah atau nomaden, tergantung pada daerah yang
masih subur dan banyak menyediakan bahan makanan seperti binatang buruan.
Setelah bahan makanan di tempat tersebut habis, mereka akan berpindah
mencari tempat lain yang masih subur, begitu seterusnya.
1.) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari kata bahasa Denmark kjokken yang artinya
dapur dan modding yang artinya sampah. Dengan kata lain, kjokkenmoddinger
adalah sampah dapur atau sampah makanan dari manusia purba di zaman
Mesolitikum.
Manusia purba saat itu hidup dari makan siput dan kerang. Setelah isinya
diambil untuk dimakan, kulitnya dibuang begitu saja, sehingga dalam waktu
lama menjadi bukit kulit kerang. Kjokkenmoddinger ditemukan di depan Pantai
Sumatra Timur Laut, di antara Langsa di Aceh dan Medan di Sumatra Utara.
2.) Pebble
Pebble atau Kapak Sumatra ditemukan dari penelitian ahli arkeologi Pieter
Vincent van Stein Callenfels pada tahun 1925. Saat itu, Callenfels menemukan
kapak yang berbeda dengan chopper, yaitu kapak genggam dari zaman
Paleolitikum. Pebble culture banyak ditemukan di Sumatra Utara
Memiliki ciri-ciri :
Peralatan terbuat dari batu
1) Jenis alat yang digunakan (Kapak genggam, kapak perimbas dan alat
serpih)
2) Manusia hidup mencari makan dengan meramu dan berburu
3) Bertempat tinggal berpindah-pindah (nomaden)
4) Ditemukannya Kjokkenmoddinger (bukit-bukit karang hasil sampah dapur)
5) ditemukannya Abris Sous Roche (gua-gua sebagai tempat tinggal)
6) Sudah mengenal seni (lukisan pada dinding gua berbentuk cap tangan
danbabi hutan)
7) Alat yang digunakan disebut peble/Kapak Sumatra.
1. Menhir yaitu tugu yang terbuat dari batu besar (untuk tempat memuja
arwah leluhur)
2. Dolmen yaitu meja batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji
3. Kubur batu yaitu tempat menyimpan mayat.
4. Waruga yaitu kubur batu yang berbentuk kubus.
5. Sarkofagus yaitu kubur batu yang berbentuk lesung.
6. Punden berundak yaitu batu yang disusun berundak-undak (bertingkat)
4.Sarkofagus
Sarkofagus adalah kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang
umumnya terdapat tonjolan pada ujungnya.
5.Waruga
Waruga adalah kubur batu yang bentuknya seperti rumah dan biasanya
ditemukan di daerah Minahasa.
6.Punden berundak
Benda peninggalam zaman megalithikum yang berbentuk anak tangga,
berfungsi sebagai pemujaan arwah nenek moyang dan dianggap suci,
dinamakan punden berundak. Arca batu Arca batu adalah pahatan berbentuk
manusia atau binatang yang dipercaya sebagai wujud dari nenek moyang.
b. Zaman Logam
Sebagai perkembangan dari zaman batu, manusia masuk ke zaman logam.
Sesuai dengan namanya, zaman logam adalah zaman berkembangnya peralatan
berbahan dasar logam. Masyarakat pada zaman ini sudah banyak yang
menggunakan bahan logam untuk keperluan sehari-hari. Mengapa zaman logam
dinamakan zaman perundagian? Hal ini karena dalam masyarakat terdapat
kaum undagi. Kata undagi berasal dari bahasa Bali, berarti seseorang atau
golongan masyarakat yang memiliki keterampilan jenis usaha tertentu. Misalnya
pembuatan gerabah, perhiasan kayu, sampan, dan batu. Zaman logam menjadi
masa akhir praaksara, di mana kehidupan manusia semakin kompleks. Mereka
telah pandai menghasilkan barang-barang logam, seperti sabit, cangkul, dan
lain-lain. Zaman ini dibedakan menjadi tiga yaitu :
i. Zaman Perunggu
Zaman Perunggu dikenal juga dengan Masa Perundagian. Istilah perundagian
berasal dari bahasa Bali undagi yang memiliki arti seseorang atau sekelompok
orang yang memiliki kepandaian atau keterampilan jenis usaha tersebut. Masa
Perundagian secara sederhana dimaknai sebagai zaman yang di dalamnya
terdapat orang-orang yang memiliki keahlian dalam mengolah logam,
khususnya perunggu. Penggunaan logam pada Masa Perundagian mengalami
perkembangan yang pesat. Meskipun begitu, penggunaan alat-alat dengan batu
tidak hilang maupun ditinggalkan.
Yaitu zaman dimana peralatan yang digunakan di buat dari perunggu, yaitu:
a. Nekara Yaitu genderang besar terbuat dari perunggu yang digunakan
untuk upacara mengundang hujan. Nekara terbesar ditemukan di
Bali yang disimpan di Pura Besakih yang disebut The Moon Of
Pejeng.
b. Moko yaitu genderang kecil terbuat dari perunggu yang digunakan
untuk upacara keagamaan atau mas kawin.
c. Kapak corong – kapak sepatu.
d. Arca perunggu berbentuk orang atau binatang.
e. Bejana perunggu berbentuk gitar spanyol tanpa tangkai.
f. Perhiasan perunggu berupa gelang, cincin, dan kalung.
Kehidupan manusia (manusia purba) pada Zaman Besi dapat dikatakan telah
beragam karena banyak terdapat perubahan baik dari sistem ekonomi, sosial,
maupun religi. Maka dari itu, terdapat ciri-ciri Zaman Besi yang di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Adanya pemimpin dan kelompok sosial.
2. Manusia sudah hidup bermasyarakat dan menetap.
3. Manusia sudah memiliki teknik membuat alat-alat, dari kayu, batu,
maupun logam.
4. Manusia sudah mampu mengolah besi. Manusia sudah dapat
mengembangkan sistem pertanian sederhana dan memproduksi pangan.
Hasil kebudayaan pada Zaman Besi di antaranya adalah terbentuknya
komunitas atau masyarakat, munculnya kepercayaan, kemampuan bercocok
tanam, hingga kebisaan mengolah besi menjadi peralatan yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
1. Mata Panah
Mata panah yang terbuat dari besi biasanya digunakan untuk berburu.
2. Mata Pisau
Mata pisau dari Zaman Besi merupakan pengembangan alat serupa dari masa
sebelumnya yang terbuat dari batu atau kayu. Mata pisau dari Zaman Besi
terbuat dari besi dan biasanya digunakan sebagai peralatan sehari-haru
ataupun sebagai alat untuk mempertahankan diri.
3. Mata Sabit
Mata sabit sebenarnya hampir mirip dengan mata pisau. Namun, ada
perbedaan dari sisi bentuk dan kegunaannya secara khusus. Mata sabit
biasanya digunakan sebagai alat bercocok tanam, atau untuk mencari rumput
pakan ternak.
4. Cangkul
Cangkul sederhana yang terbuat dari paduan kayu sebagai gagang dan besi
sebagai ujungnya sudah dikenal sejak Zaman Besi. Sama seperti mata sabit,
cangkul juga digunakan untuk kepentingan bertani, berkebun, alias bercocok-
tanam.
5. Pedang
Pedang pada Zaman Besi diciptakan sebagai alat mempertahankan diri, baik
dari ancaman binatang buas maupun sebagai senjata ketika terjadi pertikaian
dengan komunitas manusia lainnya.
6. Perhiasan
Besi juga bisa dijadikan sebagai bahan membuat perhiasan. Manusia pada
Zaman Besi sudah mengenal perhiasan sehingga logam, termasuk besi, bisa
digunakan sebagai bahan untuk membuat gelang, kalung, cincin, atau jenis
perhiasan lainnya.
Anggota Kelompok :
1. Abner Sembiring
2. Aditya Kusuma
3. Ibrahimmovic Arief Setiawan
4. Iqbal Afif Robbani
5. Raihan Ibnu Waluyo
6. Satria Agung Laksono