Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASAL USUL NENEK

MOYANG DI INDONESIA

Kelompok 1

Nama kelompok:
1. Sujamil Yoga D.
2. Teri Gustian
3. Vania Dwi Kailan
4. Yogi Marvendi
5. Yuda Kurniawan
6. Zaskiya Irzawani
7. Zerlina Cgella F.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang……………………………………………………………….……3
2. Rumusan masalah…………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
1. Teori yunan………………………………………………………………………..4
2. Teori Nusantara ……………………………………………………………..…….7
3. Teori Out of Taiwan ………………………………………………………………8
4. Teori Out of Africa……………………………………………………………..…8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………….……9

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah Asal Usul Nenek Moyang di Indonesia ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Asal
Usul Nenek Moyang di Indonesia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah asal usul nenek moyang di Indonesia ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Mukomuko, 01 September 2023

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Latar belakang kenapa saya mengambil judul “ASAL USUL NENEK


MOYANGBANGSA INDONESIA” karena manusia diciptakan oleh tuhan dalam kondisi
yang berbeda –
beda,baik dalam warna kulit,jenis rambut,ukuran tubuh, tingkat kecerdasan, maupun dalam
kebiasaan hidup. meskipun demikian perbedaan yang ada pada tiap-tiap manusia hendaknya
dipandang sebagai sebuah kekayaan.perbedaan dapat menjadi warna tersendiri dalam
kehidupan manusia perbedaan ini dikarenakan suku-suku bangsa indonesia tidak memiliki
nenek moyang yang sama.hingga saat ini teori mengenai asal usul nenek moyang
bangsaindonesia masih sering di perdebatkan
Nah dari situ saya mengambil judul “ASAL USUL NENEK MOYANG
BANGSAINDONESIA” karena sampai saat ini asal usul nenek moyang bangsa indonesia
belum jelas asalnya. Jadi menurut saya menarik untuk dibahas dalam penelitian ini

B. Perumusan masalah

Teori asal usul nenek moyang bangsa indonesia asal usul nenek moyang bangsa indonesia
memiliki beberapa pendapat antara lain :

1. Bagaimana asal usul Teori yunan?


2. Bagaimana asal usul Teori Nusantara ?
3. Bagaimana asal usul Teori Out of Taiwan ?
4. Bagaimana asal usul Teori Out of Africa?

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori Yunan

Teori Asal Usul Nenek Moyang IndonesiaTeori Yunan ini mengungkapkan asal usul
nenek moyang Indonesia berasal dari wilayah Tiongkok, tepatnya daerah Yunan. Nenek
moyang bangsa Indonesia dipercaya telah meninggalkan wilayah Yunan di sekitar hulu
sungai Salween dan Sungai Mekong dengan memiliki tanah yang subur. Diperkirakan karena
bencana alam dan serangan suku bangsa lain maka mereka mulai bergerak untuk berpindah.

Nenek moyang bangsa Indonesia memiliki kebudayaan kelautan yang sangat baik, yakni
sebagai penemu model asli perahu bercadik yang menjadi ciri khas kapal- kapal bangsa
Indonesia saat itu. Penduduk Austronesia yang masih termasuk dalam wilayah kepulauan
Nusantara Ini kemudian menetap dan akhirnya disebut bangsa Melayu Indonesia.

Orang- orang inilah yang menjadi nenek moyang langsung dari bangsa Indonesia
sekarang. Para Ahli yang sepakat dengan teori ini antara lain J.R. Logon, R.H Geldern, J.H.C
Kern, dan J.R. Foster. Dasar utama teori Yunan adalah ditemukannya kapak tua di wilayah
Nusantara yang memiliki ciri khas yang sama dengan kapak tua di wilayah Asia Tenggara.

Penemuan tersebut menandakan adanya proses migrasi manusia di wilayah Asia Tenggara
ke kepulauan di Nusantara. Adanya migrasi manusia tersebut disebabkan karena faktor
terdesak oleh bangsa yang lebih kuat. Berdasarkan peristiwa tersebut, teori Yunanan
menendakan ada tiga glombang kedatangan tersebut, antara lain Proto Melayu, Deutro
Melayu, dan Melanosoid.

Hal yang mendasari teori Yunan berikutnya adalah ditemukannya kesamaan bahasa yang
digunakan masyarakat di kepulauan Nusantara dengan bahasa yang ada di kamboja, yakni
bahasa Melayu Polinesia. Fenomena tersebut menandakan bahwa orang- orang Kamboja
berasal dari Yunan dengan cara menyusuri Sungai Mekong.

Arus migrasi atau perpindahan tersebut kemudian diteruskan saat sebagian mereka
melanjutkan pergerakan tersebut sampai ke wilayah kepulauan di Nusantara. Jadi kesamaan

4
bahasa Melayu dengan bahasa Cham di Kamboja menandakan adanya hubungan dengan
dataran Yunan.

Teori Yunan juga didukung oleh ahli dalam negeri bernama Moh. Ali yang menyatakan
bahwa teori asal-usul nenek moyang Indonesia adalah manusia yang berasal dari Yunan. Hal
tersebut didasari oleh adanya dugaan perpindahan atau migrasi orang- orang di daerah
Mongol ke selatan karena terdesak dengan bangsa- bangsa lain, terutama bangsa yang lebih
kuat atau berkuasa.

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang pertama adalah teori yunan. Seperti halnya
yang sudah dibahas di atas teori ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia yang ada berasal
dari wilayah Yunan yang berada di Cina Selatan.

Masyarakat Yunan yang ada dipercaya datang ke nusantara secara bergelombang ke Asia
Tenggara melalui berbagai sungai besar seperti Chao Phraya serta Mekhong yang kemudian
berlanjut ke kepulauan.

Kedatangan masyarakat Yunan ini sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu Proto Melayu
dan juga Deutro Melayu. Sebagai gelombang pertama, Proto Melayu datang ke nusantara
sekitar tahun 3000 hingga 1500 SM. Bangsa ini membawa kebudayaan neolitikum ke
Indonesia. Kedatangan bangsa ini sendiri menurut kajian menggunakan perahu bercadik satu.

Tiga gelombang perpindahan atau migrasi dalam teori Yunan dijelaskan lebih detail seperti
berikut ini:

A. Proto Melayu
Proto Melayu atau Melayu Tua adalah orang- orang Austronesia yang berasal dari
Asia yang pertama kali datang di kepulauan Nusantara sekitar tahun 1500 SM.Bangsa
Proto Melayu ini memasuki wilayah nusantara dengan dua jalur, yakni jalur barat
melalui Malaysia-Sumatera dan jalur timur melalui Filipina –Sulawesi.

Bangsa Proto Melayu ini memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan
manusia purba sebelumnya.Kebudayaan tersebutnya adalah batu baru atau disebut
juga zaman neolithikum yang pembuatan batunya sudah dihaluskan. Berdasarkan
penelitian Van Heekeren di Kalumpang atau daerah Sumatera utara, telah terjadi
perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong.

Tradisi tersebut dibawa oleh orang-orang Autranesia yang datang dari arah Utara
atau melalui Filipina dan Sulawesi. Perlu Grameds ketahui bahwa anak keturunan asli
bangsa Proto Melayu adalah suku Dayak dan Suku Toraja yang masuk dalam suku
bangsa Indonesia.

5
B. Deutero Melayu

Bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda kemudian berhasil mendesak dan
akhirnya berasimilasi dengan bangsa pendahulunya, yakni bangsa proto Melayu. Hal
ini terjadi pada kurun waktu sekitar tahun 400-300 S, yakni gelombang kedua nenek
moyang bangsa Indonesia datang ke wilayah Nusantara.

Bangsa Melayu muda ini masuk ke Nusantara dengan jalur barat dengan
menempuh rute dari Yunan lebih tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, semenanjung
Malaysia, dan sampai akhirnya sampai di wilayah Nusantara. Bangsa ini telah
memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa pendahulunya (Proto
Melayu) karena sudah bisa menghasilkan barang-barang dari perunggu dan besi.

Contohnya kapak corong, kapak serpatu, dan bentuk- bentuk nekara. Selain
kebudayaan logam, bangsa ini juga sudah mulai mengembangkan kebudayaan
megalithikum. Contohnya membuat menhir atau tugu batu, dan unden berundak.
Keturunan bangsa Deutro melayu atau Melayu Muda ini adalah suku Jawa, Melayu,
dan Bugis yang termasuk dalam suku bangsa Indonesia.

C. Melanesoid

Bangsa Melanesoid mulai hadir juga di sekitar wilayah Papua pada akhir zaman es
70.000 SM.

D. Bangsa Primitif

Sebelum masuknya kelompok- kelompok bangsa melayu (Proto Melayu dan


Deutro Melayu) di Nusantara, sebenarnya sudah ada kelompok manusia yang telah
lebih dulu tinggal di wilayah ini. Kelompok tersebut termausk dalam bangsa primitive
dengan budaya yang masih sangat sederhana. Berikut ini rincian penjelasan tentang
bangsa primitif di Nusantara:

❖ Manusia Pleistosen (Purba)

Manusia purba saat itu selalu hidup nomaden, alias berpindah-pindah tempat
dengan kemampuan yang sangat terbatas. Begitu pula dengan kebudayaan yang
mereka miliki sehingga corak hidup mereka tidak dapat diikuti kembali. Kecuali pada
beberapa aspek saja, seperti teknologinya yang masih sangat sederhana atau disebut
juga dengan istilah teknologi paleolitik.

6
❖ Suku Wedoid

Sisa- sia kelompok dari suku Wedoid sampai saat ini sebenarnya masih ada,
yakni suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang.
Kelompok suku ini bertahan hidup dengan mengumpulkan hasil hutan dan
berkebudayaan dengan sederhana. Itulah sebabnya suku Wedoid sulit menyesuaikan
diri dengan masyarakat modern.

❖ Suku Negroid

Di wilayah Indonesia sudah tidak ditemukan lagi dari sisa- sisa suku Negroid.
Namun masih ada di pedalaman Malaysia dan Filipina dari keturunan suku Negroid
ini. Suku yang masuk dalam suku ini adalah suku Semang di Semenanjung Malaysia
dan Suku Negrito di Filipina.

Berdasarkan kajian yang tersedia juga menyatakan mengenai perpindahan yang terjadi ke
selatan ini dipercaya karena adanya tekanan dari berbagai bangsa yang lebih kuat yang ada di
wilayah utara. Perpindahan yang terjadi dari wilayah utara ke selatan ini juga terjadi di
berbagai daerah lainnya, seperti Bangsa Arya yang mengalahkan Bangsa Dravida di Sungai
Indus.

❖ Pendukung teori Yunan


Teori Yunan didukung oleh sejumlah ahli sejarah, seperti Mohammad Ali, Robern
Barron von Heine Geldern, dan J. H. C. Kern.
➢ Menurut Mohammad Ali, bangsa Indonesia berasal dari Yunan yang
terdesak ke selatan karena masuknya suku-suku lain yang lebih kuat.

➢ Sementara J. H. C. Kern mendukung teori ini karena bahasa-bahasa yang


digunakan oleh orang-orang yang tinggal di kepulauan Indonesia termasuk
rumpun bahasa Melayu Polinesia, atau lebih dikenal dengan bahasa
Austronesia. Menurut teori Yunan, bahasa Melayu memiliki kemiripan dengan
bahasa Champa, Vietnam, dan Kamboja. Dengan kata lain, kemiripan bahasa
Melayu dengan bahasa Kamboja menandakan adanya pertalian dengan daratan
Yunan.

2. Teori Nusantara

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang kedua adalah teori nusantara. Dalam teori
nusantara menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari nusantara sendiri.

7
Hal ini didasari dengan adanya pemahaman bahwa masyarakat nusantara yang ada memiliki
kebudayaan yang tinggi sejak dulu.

Sedangkan, mengenai permasalahan kesamaan kebahasaan dengan wilayah lainnya,


menurut teori ini dianggap sebagai sebuah kebetulan. Hal tersebut dikarenakan mobilitas
masyarakat nusantara yang sangat tinggi.

Penemuan berbagai fosil manusia purba seperti Homo Wajakensis serta Homo Soloensis
di Indonesia sendiri menjadi salah satu bukti bahwa keturunan tertua manusia berasal dari
nusantara.

Teori Nusantara yang ada juga didukung oleh berbagai ahli sejarah lainnya seperti
Mohammad Yamin, J. Crawford, Sutan Takdir Alisyahbana, serta Gorys Keraf.

3. Teori Out of Africa

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang ketiga adalah teori out of africa yang pada
kajiannya mempercayai bahwa asal mula masyarakat bangsa Indonesia serta berbagai
manusia di banyak wilayah lainnya berasal dari Afrika.

Pada teori ini, perpindahan manusia Afrika ke Asia Barat dimulai ketika bumi memasuki
akhir masa glasial pada sekitar 50.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. Pada masa tersebut,
daerah perairan atau lebih tepatnya laut memiliki kedalaman yang dangkal, sehingga
memiliki kemungkinan untuk manusia berpindah melalui daratan baru maupun perahu
sederhana.

Perpindahan yang terjadi ini mengikuti daratan Asia hingag ke kepulauan Indonesia
beserta Australia. Teori Out of Africa ini juga didasarkan pada kajian ilmu genetika yang ada
melalui penelitian DNA mitokondria yang dilakukan pada baik laki-laki dan juga perempuan.

Teori Out of Africa yang ada ini juga dapat diteruskan dengan munculnya berbagai
peradaban kuno pertama yang terjadi di Asia Barat serta Afrika Utara. Seperti halnya, muncul
peradaban pertama di Sungai Nil serta Sungai Eufrat-Tigris yang bisa saja dihuni oleh
penduduk yang berdatangan dari Benua Afrika.

4. Teori Out of Taiwan

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang keempat adalah teori out of taiwan yang
menempatkan KepulauanFormosa atau yang lebih dikenal dengan Taiwan Modern sebagai
asal mula manusia yang ada di Nusantara.

8
Teori Out of Taiwan ini juga membantah adanya kesamaan kromosom antara penduduk
Nusantara dengan penduduk Tiongkok. Namun, pada sisi yang lain terdapat kesamaan antara
akar bahasa dengan masyarakat Austronesia yang sebelumnya menduduki Formosa.

Hal tersebut yang membuat pendukung teori ini menganggap bahwa masyarakat
Nusantara yang ada memiliki akar leluhur yang datang dari Formosa. Pada kajian teori ini
juga dibahas, bagaimana penduduk Taiwan berpindah ke daerah selatan melalui lautan.
Penduduk tersebut pertama kali datang ke Filipina yang kemudian terus berlanjut menuju ke
kepulauan Nusantara.

Penduduk Formosa tersebut yang kemudian berpindah ke Nusantara tersebut disinyalir


sebagai nenek moyang dari penduduk Filipina Selatan-Sulawesi hingga ke Nusa Tenggara
yang juga dikenal sebagai pelaut ulung berdasarkan kajian sejarah.

Penduduk di wilayah Sulu, Bone, Bajo, Minahasa, Bugis, serta Makassar juga dikenal
sebagai penjelajah lautan Nusantara.

BAB III
Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan diatas adalah dari uraian pada subbab ini saya menyadari bahwa
proses interaksi antara bangsa ternyata sudah berlangsung ribuan tahun lalu seiring
berlangsungnya proses migrasi nenek moyang bangsa Indonesia.Manusia dari berbagai
daerah melakukan migrasi meskipun hanya menggunakan peralatan sederhana. Hal ini
memberikan kesadaran pula kepada kita mengenai pentingnya interaksi antar bangsa

Anda mungkin juga menyukai