Anda di halaman 1dari 14

Asal-usul dan Persebaran Nenek Moyang Indonesia

Tugas Makalah Mata Pelajaran Sejarah X-7 (Kelompok VI )

Guru Mapel: Dra. Pamularti

Disusun oleh:

1. Ardina Larasati

2. Raras Fitriyana

3. Rieke Dwi Estianti

4. Zakia Lathifah

5. Raden Alfi Ahmad B.

MADRASAH ALIYAH NEGERI 14 JAKARTA KAMPUS B


Jl. Bambu Kuning II Rt/Rw 007/005 Pondok Ranggon Jakarta Timur 13860 Telp. (021) 84306511
Email: man14jkt@yahoo.co.id / man14jkt@kemenag.go.id
web/Blog: www.man14jkt.wordpress.com
ANGGOTA KELOMPOK

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Makalah ini kami susun dalam rangka melaksanakan tugas mata pelajaran
sejarah di Bab 2 yaitu pada materi Asal-Usul daan Persebaran Nenek Moyang
Bangsa Indonesia. Melalui makalah ini, kita akan menjelajahi asal usul, perjalanan,
dan kontribusi nenek moyang dalam membentuk keberagaman budaya di
Indonesia.

Penyusun

3
DAFTAR ISI
Foto Anggota Kelompok.....................................................................................................2
Kata Pengantar.....................................................................................................................3
Daftar Isi..............................................................................................................................4

BAB I : Pendahuluan....................................................................................................5
1.1 Latar Belakang........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan.....................................................................................................5
BAB II : Landasan Teori................................................................................................6
BAB III : Pembahasan....................................................................................................8
3.1 Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia................8
3.2 Kontribusi Nenek Moyang dalam Budaya.............................................10
BAB IV : Penutup...........................................................................................................13
4.1 Kesimpulan dan Saran............................................................................13
4.2 Daftar Pustaka.........................................................................................14

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari ribuan pulau
dengan beragam etnis, budaya, dan bahasa. Asal usul dan persebaran nenek moyang di
Indonesia sangat kompleks dan melibatkan berbagai gelombang migrasi dari berbagai
wilayah di Asia. Untuk memahami bangsa Indonesia saat ini, kita perlu memahami asal
usul dan persebaran nenek moyangnya.

Sepanjang sejarah, masyarakat Nusantara juga dikenal memiliki mobilitas yang tinggi
di lautan antarpulau. Sehingga muncul banyak pendapat mengenai asal usul nenek
moyang Indonesia. Makalah disusun untuk menguraikan berbagai pendapat tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah mengenai asal usul persebaran nenek moyang Indonesia dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa asal usul nenek moyang penduduk Indonesia dan bagaimana mereka pertama kali
tiba di wilayah ini?
2. Bagaimana kontribusi nenek moyang dalam budaya bangsa Indonesia?

1.3 TUJUAN
1. Menambah pemahaman tentang sejarah asal usul nenek moyang Indonesia.
2. Menghargai dan memelihara budaya dan tradisi yang ada
3. Memperkuat rasa bangga terhadap budaya dan sejarah kita
4. mengedukasi siswa secara umum mengenai asal usul nenek moyang

5
BAB II
LANDASAN TEORI

Berbagai pendapat mengenai teori asal-usul dan persebaran nenek moyang Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Teori Yunan
Teori ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari wilayah Yunan,
Tiongkok Selatan. Masyarakat Yunan dipercaya datang secara bergelombang ke
Asia Tenggara melalui sungai-sungai besar, seperti Mekhong dan Chao Praya
dan berlanjut terus ke Kepulauan Nusantara. Perpindahan ke selatan ini
dipercaya didasari oleh adanya tekanan dari bangsa-bangsa yang lebih kuat di
wilayah utara.

2. Teori Nusantara
Teori Nusantara menyatakan bahwa asal-usul bangsa Indonesia berasal dari
Indonesia itu sendiri, bukan dari luar. Teori ini didukung oleh Mohammad
Yamin, Gorys Keraf, dan J. Crawford.
Teori ini dilandasi oleh beberapa alesan berikut:
a. Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi.
b. Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan Bahasa Champa
(Kamboja), namun persamaan ini hanyalah suatu kebetulan
c. Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo
soloensis dan Homo wajakensis.
d. Adanya perbedaan Bahasa Austronesia yang berkembang di Kepulauan
Indonesia dan Bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

3. Teori Out of Taiwan


Teori Out of Taiwan mengemukakan bahwa awal mula manusia Asia
Tenggara (termasuk Indonesia) berasal dari Formosa (sekarang Taiwan).
Menurut teori Out of Taiwan, manusia yang berdiam di Taiwan melakukan
migrasi menuju Filipina bagian utara. Mereka kemudian terus bergerak ke
selatan sampai di Maluku. Dari Maluku sebagian bergerak ke bart hingga
masuk ke Jawa, Sumatra, dan Semenanjung Malaya. Sebagian lagi bergerak ke
timur hingga Hawaii, Samoa, dan kepulauan-kepulauan kecil di Pasifik.
Bahkan, ada yang mencapai Amerika Latin (Indian).

6
4. Teori Out of Africa
Hasil penelitian mutakhir/kontemporer menyatakan bahwa manusia
modern yang hidup sekarang berasal dari Afrika. Setelah berhasil melalui
proses evolusi dan mencapai taraf manusia modern, mereka bermigrasi ke
seluruh benua yang ada di dunia. Bisa dikatakan bahwa manusia yang hidup di
Indonesia sekarang merupakan hasil proses mirasi manusia modern yang
berasal dari Afrika tersebut.

Dengan demikian, tampaknya jenis-jenis manusia purba yang pernah hidup


di Indonesia khususnya Jawa, seperti Meganthropus palaeojavanicus,
Pithecanthropus erectus, Homo soloensi, Homo wajakensis, dan sebagiannya
telah mengalami kepunahan. Mereka pada akhirnya digantikan oleh komunitas
manusia yang berasal dari Afrika yang melakukan proses migrasi hingga
sampai di Kepulauan Nusantara.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 ASAL-USUL DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA


Indonesia adalah negara kepulauan dengan keberagaman etnis, budaya, dan bahasa
yang kaya. Persebaran ras di Indonesia sudah dimulai sejak zaman Es (Glasial). Pada
zaman Es, wilayah Indonesia bagian barat masih bersatu dengan benua Asia,
sedangkan daerah bagian timur Bersatu dengan Benua Australia. Pada masa itu, telah
tersebar pula dua ras di Indonesia,, yaitu ras Mongoloid dan Austroloid. Tahun 2.000
SM mulai tejadi migrasi/perpindahan ras dari berbgai wilayah dunia ke Kepulauan
Indonesia sebagi berikut:
a. Migrasi Pertama, Ras Negroid
Di Indonesia, ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua. Ciri ras berkulit
hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting. Ras ini datang dari Afrika.
Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman), yaitu suku Siak (Sakai) serta
suku Papua Melanesoid mendiami pulau Papua dan Pulau Melanesia.

b. Migrasi Kedua, Ras Weddoid


Ras ini datang dari India bagian selatan, dengan ciri-ciri berkulit hitam,
bertubuh sedang, dan berambut keriting. Keturunan ras ini mendiami
Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang)

c. Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)


Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan
berambut lurus. Ras ini termasuk dalam ras Mongoloid (subra Malayan
Mongoloid) berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia
melalui Hindia belakang (Vietnam)/indocina baru selanjutnya ke Indonesia
pada sekitar 1.500-500 SM. Mereka mempnyai peradaan yang lebih maju
disbanding ras sebelumnya. Hal ini ditandai dengan dengan kemahirannnya
dalam bercocok tanam.
1. Jalur pertama atau jalur barat
Melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi.
Merrka menempuh jalur darat dari Yunan menuju ke Semenanjung Melayu
melalui Thailand. Selanjutnya, menuju ke Sumatra, Jawa, dan Bali. Ada
pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Di daerah
tersebut banyak ditemukan peninggalan kapak persegi/beliung persegi.
Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarkatay/suku
Batak, Nias (Sumatra Utara), Mentawai (Sumatra Barat), suku Dayak
(Kalimantan), dan suku Sasak (Lombok).

8
2. Jalur kedua atau Jalur Timur
Melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong.
Dengan menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai
Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daeerah Sulawesi,
Maluku, ke Irian/ Papua selanjutnya sampai ke Australia. Keturunan Proto
Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), suku
Papua (Irian), suku Ambon, suku Ternate, dan suku Tidore (Maluku)

d. Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)


Bangsa Melayu Muda memasuki Kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara
bergelombang. Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah
Semenanjung Melayu terus ke Sumatra dan tersebar ke wilayah Indonesia yang
lain. Kebudayaan merek lebih maju disbanding bangsa Proto Melayu. Mereka
memiliki kepandaian dalam membuat benda-benda logam (perunggu).
Kepandaian ini berkembang menjadi membuat besi.

Keturunan bangsa Deutro Melayu ini selanjutnya berkembang menjadi suku-


suku tersendiri, misalnya, Melayu, Jawa, Sunda, Bugis, dan Minang. Kern
menyimpulkan hasil penelitian Bahasa yang tersebar di Nusantara adalah
serumpun karena berasal dari Austronesia. Perbedaan Bahasa yang terjadi di
daerah-daerah Nusantara terjadi akibat dari keadaan alam Indonesia yang
dipisahkan oleh laut dan selat.

Disamping dipisahkan oleh selat dan Samudra, perbedaan Bahasa pun


disebabkan karena setiap pulau di Indonesia memiliki karakteristik alam yang
berbeda-beda. Ada sejumlah kata yang terkadang sama bunyinya diantra dua
suku, namun memiliki arti yang berbeda sekali, taka da hubungannya. Ada pula
yang memliki arti yang masih berhubungan meski tidak identic, seperti kata
“awak” bagi orang Minang berarti “saya”, sedangkan menurut orang Sunda
berarti “ badan”.

9
3.2 KONTRIBUSI NENEK MOYANG DALAM BUDAYA INDONESIA

Nenek moyang Indonesia, memiliki kontribusi yang sangat penting dalam


membentuk budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Kontribusi nenek moyang ini
mencakup berbagai aspek kehidupan, salah satunya yang akan kami bahas seperti,
bahasa ,tradisi dan adat istiadat, serta arsitektur. Berikut merupakan contoh
kontribusi nenek moyang dalam budaya Indonesia:

A. BAHASA
Peran nenek moyang dalam pembentukan bahasa Indonesia sangat signifikan.
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa resmi Indonesia, dimana
proses pembentukannya dipengaruhi oleh berbagai kontribusi dari berbagai
kelompok etnis dan budaya di kepulauan Indonesia. Beberapa peran yang
dilakukan nenek moyang dalam pembentukan bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut:

1. Pengaruh Bahasa Melayu


Sejarah panjang hubungan dagang dan budaya antara berbagai wilayah di
kepulauan Indonesia dengan wilayah-wilayah di sekitarnya, termasuk
Malaysia dan Brunei, membantu memperkaya bahasa Melayu.Mereka
membawa berbagai bahasa dan dialek yang kemudian digabungkan menjadi
bahasa Indonesia, dengan pengaruh kuat dari bahasa Melayu.

2. Adopsi Kosakata Asing


Dalam perjalanan sejarah, bahasa Melayu, yang kemudian menjadi bahasa
Indonesia, mengadopsi banyak kosakata asing dari berbagai bahasa yang
berinteraksi dengan Indonesia, seperti bahasa Arab, Sanskerta, Portugis,
Belanda, dan Inggris. Hal ini mencerminkan peran penting kontak budaya
dengan berbagai bangsa dalam pembentukan kosakata bahasa Indonesia.

3. Proses Pemurnian dan Standardisasi


Proses pemurnian yang dilakukan oleh tokoh-tokoh bahasa Indonesia
seperti Soetomo dan Soekarno menjadi peran yang sangat penting. Mereka
berusaha untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
bersifat inklusif dan merangkul keanekaragaman bahasa dan budaya di
seluruh Indonesia.

10
B. TRADISI DAN ADAT ISTIADAT
Adat dan istiadat merupakan norma-norma sosial, nilai-nilai, ritual, dan tradisi
yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut
adalah beberapa peran dan kontribusi nenek moyang dalam adat dan istiadat
budaya Indonesia:
1. Pembentukan Nilai dan Norma Sosial
Nenek moyang Indonesia membentuk nilai-nilai dan norma sosial yang
menjadi landasan etika dan moral dalam masyarakat Indonesia. Seperti
gotong royong, hormat kepada orang tua, dan kepedulian terhadap sesama,
yang masih sangat dihargai dan diterapkan dalam budaya Indonesia.

2. Ritual Keagamaan
Penyebarkan agama-agama yang dilakukan nenek moyang di kepulauan
Indonesia mencakup beberapa agama, seperti Hindu, Buddha, dan Islam.
Seiring berjalannya waktu, hal ini membentuk keberagaman ritual dan
upacara keagamaan yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya
Indonesia. Contoh perayaan hari besar agama seperti Idul Fitri, Nyepi
(Tahun Baru Saka), dan perayaan keagamaan Hindu di Bali.

3. Upacara Adat
Diciptakannya berbagai upacara adat berhubungan dengan berbagai aspek
kehidupan, termasuk pernikahan, kelahiran, kematian, dan penobatan.
Upacara-upacara ini memainkan peran penting dalam menjaga identitas
budaya masyarakat setempat.

4. Seni Pertunjukan
Nenek moyang juga berperan dalam pengembangan seni pertunjukan
tradisional seperti wayang kulit, tari-tarian tradisional, dan musik
tradisional. Seni-seni ini digunakan untuk menyampaikan cerita-cerita
budaya, mitos, dan nilai-nilai dalam bentuk hiburan.

5. Kostum dan Pakaian Tradisional


Para Nenek moyang Indonesia menciptakan berbagai jenis kostum dan
pakaian tradisional yang masih digunakan dalam berbagai upacara adat dan
perayaan budaya sampai saat ini. Contoh pakaian tradisional termasuk
kebaya, baju adat Jawa, dan sarung.

11
C. ARSITEKTUR
Arsitektur tradisional Indonesia mencerminkan keindahan dan keberagaman
budaya di seluruh kepulauan Indonesia. Berikut adalah beberapa peran dan
kontribusi nenek moyang dalam arsitektur budaya Indonesia:
1. Candi
Nenek moyang Indonesia memberikan peran penting dalam
pengembangan kepercayaan keagamaan, seperti agama Hindu dan Buddha.
Candi-candi awalnya dibangun sebagai tempat peribadatan dan meditasi,
serta untuk menyimpan arca-arca dewa dan Buddha, mereka
mengembangkan seni dan arsitektur yang unik dalam pembuatan candi-
candi dengan menggabungkan unsur-unsur seni ukir, pahatan batu, dan
dekorasi dengan bentuk-bentuk arsitektur yang indah. Contoh candi-candi
yang terkenal di Indonesia adalah Candi Borobudur dan Candi Prambanan
di Jawa Tengah, Candi Sukuh dan Candi Cetho di Jawa Tengah, dan Candi
Besakih di Bali.

2. Rumah Adat
Nenek moyang Indonesia menciptakan berbagai jenis rumah adat yang
sesuai dengan kondisi iklim, lingkungan, budaya dan kebutuhan setempat.
Contoh rumah adat adalah rumah joglo di Jawa, rumah panggung di
Sumatra, dan rumah suku Toraja di Sulawesi.Rumah adat sering dihiasi
dengan ukiran, lukisan, dan dekorasi yang memiliki makna simbolis dalam
budaya dan agama setempat. Mereka mungkin menggambarkan mitos,
cerita-cerita tradisional, atau simbol-simbol agama yang penting bagi
komunitas tersebut.
3. Seni Ukir dan Seni Dekoratif
Seni ini digunakan untuk menghiasi bangunan-bangunan seperti pintu-
pintu masuk, jendela, dan atap-atap. Ukiran-ukiran ini sering
menggambarkan mitos, cerita-cerita, dan simbol-simbol budaya.Nenek
moyang menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia di sekitar daerah
mereka, seperti kayu, batu, kerang, dan kain, untuk membuat seni ukir dan
dekoratif. Hal ini menciptakan keberlanjutan lingkungan dan mendorong
penggunaan sumber daya lokal.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang dapat kita ambil dari disusunnya makalah ini adalah, Asal usul dan
persebaran nenek moyang bangsa Indonesia merupakan kisah Panjang perjalanan
manusia di kepulauan yang beragam akan budaya. Melalui banyaknya teori, kita dapat
memahami bagaimana bangsa Indonesia menjadi seperti yang kita kenal saat ini.
Warisan nenek moyang Indonesia adalah aset berharga yang harus dilestarikan dan
dihargai, dan menjadi bagian penting dari identitas nasional yang beragam dan kaya.

Makalah ini kami akhiri dengan penekanan pada pentingnya pelestarian nilai-nilai,
norma, dan budaya nenek moyang yang telah diwariskan kepada kita. Menjaga
kelestarian budaya ini tentu harus kita terapkan kepada generasi mendatang, supaya
Bangsa Indonesia ini tetap terlestarikan akan kebudayaannya.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.yayasanseriamal.id/index.php/QVJ/article/view/32
IPS: Sejarah SMA/MA Kelas X, Adam, Asvi Warman. 2007, Seabad Kontrovesi Sejarah.
Yogyakarta:LKIS, Ali, R. Moh. 2004. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Bandung:Yrama
Widya. Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak

14

Anda mungkin juga menyukai