DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : 3 (TIGA)
PAIYAN NAINGGOLAN
KELAS : X IPA 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat dan
limpahannya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asal Usul
Nenek Moyang Bangsa Indonesia”
Tujuan kami menyusun laporan ini agar pembaca dapat lebih memahami
asal usul nenek moyang bangsa indonesia.
Dalam menyusun laporan ini kami mengucapkan terima kasih atas waktu
yang telah diberikan oleh Ibu Aisya Sri Safitri S.pd sebagai guru pembimbing
mata pelajaran sejarah Indonesia. Sebagai seorang pelajar kami menyadari
masih banyak kesalahan oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan .
Sekian.
JUDUL…………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………… 14
B. Saran……………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah
penting sebagai berikut;
1. Pengertian Asal Usul Persebaran Nenek Moyang?
2. Apa saja bagian-bagian pembahasan dari Proto Melayu?
3. Menjelaskan beberapa poin penting dari pembahasan Deutero Melayu,
antara lain:
Ciri - Ciri Deutro Melayu
Kebudayaan Bangsa Melayu Muda
Keturunan Bangsa Deutro Melayu
4. Menjelaskan teori-teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia, antara
lain:
Teori Out of Africa
Teori Out of Taiwan
5. Bagaimana kedatangan awal ras Melasoid?
6. Bagaimana sejarah awal kedatangan ras Negrito dan Weddid?
1
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan Pembahasan tentang Asal Usul Persebaran Nenek Moyang Bangsa
Indonesia untuk mengetahui lebih jelas dari mana sebenarnya nenek moyang
bangsa Indonesia, berdasarkan beberapa pendapat bukti-bukti arkeologi dan
pola panuturan bahasa. Dan untuk mengetahui lebih jelas jalur yang
sebenarnya dilewati oleh nenek moyang untuk menambah wawasan tentang
perbedaan- perbedaan jalur nenek moyang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Proto Melayu
Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia
yang tersebar dari Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik.
Mereka diperkirakan datang dari Cina bagian selatan. Bangsa Proto Melayu
3
adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang datang ke Nusantara pada sekitar
1500 SM.
Bangsa ini masuk ke Nusantara melalui dua jalur, yatu jalur barat (melalui
Malaysia dan Sumatera) dan jalur timur (melalui Filipina dan Sulawesi).
Bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua memiliki kebudayaan yang
lebih maju dibandingkan dengan penghuni Nusantara saat itu. Adapun
buktinya adalah banyaknya peralatan yang terbuat dari batu yang dihaluskan,
salah satunya kapak persegi yang banyak ditemukan di Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Bali, dan Sulawesi utara.
1. Asal usul dan jalur persebaran
Bangsa Proto Melayu pada awalnya tersebar di Madagaskar sampai
pada pulau paling timur di Pasifik. Setelah itu, mereka memasuki Provinsi
Yunan di China Selatan dan bermigrasi ke Indocina, Siam, hingga akhirnya
masuk ke Kepulauan Indonesia. Bangsa Proto Melayu datang ke Indonesia
pada sekitar 1500 SM melalui dua jalur persebaran, yakni jalur barat dan
timur. Adapun rute perjalanan dari barat adalah melalui Semenanjung
Melayu, lalu masuk ke Sumatera dan menyebar ke seluruh Indonesia.
Sedangkan dari timur, jalurnya adalah melalui Filipina kemudian masuk ke
Sulawesi, baru menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.
4
Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
Kapak persegi.
Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium, dan
terbagi menjadi dua, yaitu besar dan kecil. Kapak persegi besar
biasanya disebut beliung, yang diberi tangkai sehingga bentuknya
persis cangkul. Sedangkan yang kecil dinamakan tatah. Persebaran
peninggalan bangsa Proto Melayu ini kebanyakan di Indonesia bagian
barat, seperti Sumatera, Jawa, dan Bali.
Kapak bahu.
Kapak ini menyerupai kapak persegi, tetapi ada bagian yang
diikat pada tangkainya sehingga mirip botol persegi. Kapak bahu
banyak ditemukan di daerah Sulawesi, terutama di Minahasa.
Kapak lonjong.
Kapak lonjong secara keseluruhan berbentuk bulat telur, yang
mana pada ujungnya yang lancip ditempatkan tangkai dan ujung yang
bulat ditajamkan. Penyebarannya di Kepulauan Indonesia bagian
timur, seperti di daerah Papua, Seram, dan Minahasa.
Tembikar.
Tembikar atau periuk banyak ditemukan di Sumatera dan
pantai Selatan Jawa antara Yogyakarta dan Pacitan. Tembikar ini
dihiasi dengan gambar yang didapat dengan menekankan suatu benda
ke tanah yang belum kering.
C. Deutero Melayu
Melayu disebut juga dengan Bangsa Melayu Muda. Mereka adalah orang-
orang Austronesia yang merupakan nenek moyang Bangsa Indonesia. Mereka
datang ke Indonesia pada gelombang kedua, setelah Bangsa Proto Melayu
sekitar tahun 400 – 300 SM. Bangsa ini telah berhasil melakukan asimilsasi
atau pencampuran budaya dengan budaya para pendahulunya, bangsa melayu
tua (proto melayu). Mereka masuk ke Wilayah Indonesia melalui barat. Orang-
orang ini menempuh rute dari Yunan – Vietnam, Malaysia – Indonesia.
Bangsa Melayu Tua diperkirakan memiliki kebudayaan yang lebih maju
dibandingkan dengan Bangsa Proto Melayu. Mereka sudah tidak hanya
5
mampu membuat barang-barang dari bahan dasar batu-batuan saja, tetapi dari
bahan-bahan logam, seperti perunggu dan besi.
Contoh benda-benda yang terbuat dari logam-logam ini, antara lain kapak
serpatu, kapak corong. dan nekara. Selain itu, ada juga benda-benda yang
terbuat dari batu-batu besar, seperti menhir, dolmen, sarkopagus, kubur batu,
dan punden berundak-undak.
Suku bangsa Indonesia yang merupakan keturunan asli dari Bangsa Deutro
Melayu saat ini adalah suku-suku Jawa, Melayu, Aceh, Mingangkabau,
Makassar, dan Bugis.
6
gagang. Bagian tajaman terdapat di ujungnya. Corong tersebut dipakai
untuk tempat tangkai kayu . Kapak corong disebut juga kapak sepatu,
karena seolah-olah kapak disamakan dengan sepatu dan tangkai
kayunya disamakan dengan kaki.
2) Nekara
Nekara dapat juga disebut Genderang Nobat atau Genderang Ketel,
karena bentuknya semacam berumbung, yang terbuat dari perunggu
yang berpinggang dibagian tengahnya, dan sisi atasnya tertutup. Bagi
masyarakat prasejarah, nekara dianggap sesuatu yang suci. Gendang
besar terbuat dari perunggu dengan bidang pukul yang lebar dan
berpinggang mengecil.
3) Bejana Perunggu
Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci
(Sumatera) dan Madura, yang bentuknya seperti periuk tetapi langsing
dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang
serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-
pilin yang mirip huruf J.
D. Melanesoid
Manusia Ras Melanesoid ini tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang
letaknya sebelah timur yaitu Irian dan benua Australia. Di kepulauan Indonesia
mereka tinggal di Papua, bersama dengan Papua Nugini, Bismarck, Solomon,
New Caledonia dan Fiji, mereka merupakan rumpun Melanesoid. Seperti
dikatakan Daldjoeni, suku Melanesoid sekitar 70% menetap di Papua
sedangkan 30% mendiami beberapa kepulauan di sekitar Papua dan Papua
Nugini.
Awalnya, kedatangan Melanesoid di Papua berawal saat zaman es terakhir
atau pada tahun 70.000 SM. Pada saat itu kepulauan Indonesia belum
berpenghuni. Ketika suhu turun hingga kedinginan maksimal dan air laut
menjadi beku. Permukaan laut menjadi lebih rendah 100 m dibandingkan
permukaan saat ini. Pada saat itulah muncul pulau-pulau baru. Adanya pulau-
pulau itu memudahkan makhluk hidup berpindah dari Asia menuju kawasan
7
Oseania.
Suku Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hingga ke Papua
kemudian ke Benua Australia yang sebelumnya merupakan satu kepulauan
yang berhubungan dengan Papua. Suku Melanesoid saat itu hingga mencapai
100 ribu jiwa meliputi wilayah Papua dan Australia. Peradaban bangsa
Melanesoid dikenal dengan paleotikum.
Pada saat masa es berakhir dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000
SM, kepulauan Papua dan Benua Australia terpisah seperti yang dapat dilihat
saat ini. Pada saat itu jumlah penduduk mencapai 0,25 juta dan pada tahun 500
SM mencapai 0,5 jiwa.
Asal mula bangsa Melanesia yaitu Proto Melanesia yang merupakan
penduduk pribumi di Jawa. Mereka ialah manusia wajak yang tersebar pada
bagian timur dan menduduki Papua sebelum zaman es berakhir dan sebelum
kenaikan permukaan laut yang terjadi pada saat itu. Di Papua manusia wajak
hidup berkelompok-kelompok kecil di sepanjang muara-muara sungai.
Mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai dan meramu tumbuh-
tumbuhan. Tempat tinggal mereka berupa perkampungan yang terbuat dari
bahan-bahan yang ringan. Rumah-rumah itu sebenarnya hanya berupa kemah
atau tadah angin yang sering didirikan menempel pada dinding gua yang besar.
Kemah-kemah dan tadah angin itu hanya digunakan sebagai tempat untuk
tidur dan berlindung sedangkan aktivitas lainnya dilakukan di rumah.
Bangsa Proto Melanesoid terus terdesak oleh bangsa Melayu. Mereka yang
belum sempat mencapai kepulauan Papua akhirnya melakukan percampuran
dengan ras baru tersebut. Percampuran bangsa Melayu dengan Melanesoid
menghasilkan keturunan Melanesoid Melayu. Saat ini mereka merupakan
penduduk Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
Ciri-ciri Ras Melanesoid:
Untuk mengidentifikasi manusia yang termasuk ke dalam ras
Melanesoid, terdapat beberapa ciri-cirinya, di antaranya sebagai berikut.
Kulitnya berwarna gelap Rambutnya kriting dan gelap Bibirnya relatif tebal
Postur tubuhnya tegap Hidung lebar Tingginya sekitar 160 cm hingga 170
cm Selain itu, dalam hal budaya, bangsa Melanesoid sering menggunakan
kapak genggam dan kapak perimbas dalam kegiatan sehari-harinya.
8
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk memotong dan berburu.
Peninggalan Ras Melanesoid
Bangsa Melanesoid memiliki beberapa peninggalan budaya, seperti
contohnya dalam hal mata pencaharian. Biasanya, mata pencaharian
penduduk yang tinggal di daerah pantai adalah berburu ikan. Mereka juga
memiliki tempat tinggal berbentuk panggung. Sedangkan ras Melanesoid
yang tinggal di sungai, rawa, danau, dan lembah, pada umumnya bermata
pencaharian berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Lalu, bagi yang
tinggal di dataran tinggi, biasanya memiliki mata pencaharian sebagai
peternak dan mengolah kebun. Ada pula peralatan sehari-hari yang menjadi
peninggalan ras Melanesoid, yaitu kapak genggam, kapak perimbas, kapak
penetak, dan alat serpih yang berasal dari batu maupun tulang.
9
Mereka diperkirakan datang dari Cina bagian selatan. Bangsa Proto Melayu
adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang datang ke Nusantara pada sekitar
1500 SM.
Bangsa Kelompok Weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala
mesocephal dan letak mata yang dalam sehingga nampak seperti berang; kulit
mereka coklat tua dan tinggi rata-rata lelakinya 155 cm. Weddid artinya jenis
Wedda yaitu bangsa yang terdapat di Pulau Ceylon (Srilanka). Persebaran
orang-orang Weddid di Nusantara cukup luas, misalnya di Palembang dan
Jambi (Kubu), di Siak (Sakai) dan di Sulawesi pojok tenggara (Toala, Tokea
dan Tomuna).
Periode migrasi itu berlangsung berabad-abad, kemungkinan mereka
berasal dalam satu kelompok ras yang sama dan dengan budaya yang sama
pula. Mereka itulah nenek moyang orang Indonesia saat ini. Sekitar 170
bahasa yang digunakan di Kepulauan Indonesia adalah bahasa Austronesia
(Melayu-Polinesia). Bahasa itu kemudian dikelompokkan menjadi dua oleh
Sarasin, yaitu Bahasa Aceh dan bahasa-bahasa di pedalaman Sumatra,
Kalimantan, dan Sulawesi.
Kelompok kedua adalah bahasa Batak, Melayu, Jawa, dan Bali. Kelompok
bahasa kedua itu mempunyai hubungan dengan bahasa Malagi di Madagaskar
dan Tagalog di Luzon. Persebaran geografis kedua bahasa itu menunjukkan
bahwa penggunanya adalah pelaut-pelaut pada masa dahulu yang sudah
mempunyai peradaban lebih maju. Di samping bahasa-bahasa itu, juga
terdapat bahasa Halmahera Utara dan Papua yang digunakan di pedalaman
Papua dan bagian utara Pulau Halmahera.
Kelompok Weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala mesocephal
dan letak mata yang dalam sehingga nampak seperti berang; kulit
mereka coklat tua dan tinggi rata-rata lelakinya 155 cm. Weddid artinya
jenis Wedda yaitu bangsa yang terdapat di pulau Ceylon (Srilanka).
Persebaran orang-orang Weddid di Nusantara cukup luas, misalnya di
Palembang dan Jambi (Kubu), di Siak (Sakai) dan di Sulawesi pojok tenggara
(Toala, Tokea dan Tomuna)Periode migrasi itu berlangsung berabad-abad,
kemungkinan mereka berasal dalam satu kelompok ras yang sama dan
dengan budaya yang sama pula. Mereka itulah nenek moyang orang
10
Indonesia saat ini. Sekitar 170 bahasa yang digunakan di Kepulauan
Indonesia adalah bahasa Austronesia (Melayu-Polinesia).
Bahasa itu kemudian dikelompokkan menjadi dua oleh Sarasin, yaitu
Bahasa Aceh dan bahasa-bahasa di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan
Sulawesi. Kelompok kedua adalah bahasa Batak, Melayu standar, Jawa, dan
Bali. Kelompok bahasa kedua itu mempunyai hubungan dengan bahasa
Malagi di Madagaskar dan Tagalog di Luzon. Persebaran geografis
kedua bahasa itu menunjukkan bahwa penggunanya adalah pelaut-pelaut
pada masa dahulu yang sudah mempunyai peradaban lebih maju. Di
samping bahasa-bahasa itu, juga terdapat bahasa Halmahera Utara dan Papua
yang digunakan di pedalaman Papua dan bagian utara Pulau Halmahera.
Berikut adalah beberapa pengertian ras tersebut:
1. Sekelompok orang atau golongan yang bisa dibedakan melalui ciri-ciri
fisik yang dihasilkan melalui proses biologis. Artinya adalah ras
merupakan suatu ciri fisik yang diturunkan.
2. Ras adalah sekelompok orang denga ciri-ciri fisik atau jasmani yang
sama, sedangkan kerohaniannya tidak dapat diperkirakan.
3. Ras adalah suatu kelompok yang memiliki karakter fisik bawaan yang
sama dan asal geografis yang sama.
Ras weddoid adalah salah satu ras yang ada di Indonesia. Berikut adalah
jenis-jenis ras yang ada di Indonesia berdasarkan zaman:
1. Setelah zaman es, Indonesia terbagi atas dua ras yaitu ras mongoloid dan
ras austroloid.
2. 2000SM sampai awal abad ke-20. Ada empat ras pada zaman ini yaitu:
Ras negroid. Ras negroid adalah gelombang migrasi pertama.
Ras weddoid adalah gelombang migrasi kedua. Pengertian ras
weddoid adalah ras yang memiliki ciri berkulit hitambertubuh sedang,
dan berambut keriting.
Melayu tua adalah gelombang migrasi ketiga.
Melayu muda adalah gelombang migrasi penduduk keempat.
11
yang tersebar dari Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik.
Mereka diperkirakan datang dari Cina bagian selatan. Bangsa Proto Melayu
adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang datang ke Nusantara pada
sekitar 1500 SM.
12
mengarah ke sungai nil, melintasi semenanjung Sinai, dan ke utara
melewati arab Lerant, kedua jalur yang bermula dari afrika kemudian
melewati laut merah.
BAB III
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan diatas adalah dari uraian pada sebab ini saya
menyadari bahwa proses interaksi antara bangsa ternyata sudah berlangsung
ribuan tahun lalu seiring berlangsungnya proses migrasi nenek moyang bangsa
Indonesia. Manusia dari berbagai daerah melakukan migrasi meskipun hanya
menggunakan peralatan sederhana. hal ini memberikan kesadaran pula kepada
kita mengenai pentingnya Interaksi antara bangsa.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi teman-
teman. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silakan
sampaikan kepada kelompok kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan dimaklumi,
karena kami adalah seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
jadi masih banyak kekurangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih, Sardiman (Ed) 2017 Buku sejarah
Indonesia, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Sumber Internet :
https://id.scribd.com/document/451419196/MAKALAH-ASAL-USUL-DAN-
PERSEBARAN-NENEK-MOYANG-BANGSA-INDONESIA
https://www.gramedia.com/literasi/asal-usul-persebaran-nenek-moyang-di-
indonesia/
https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/13/140000579/bangsa-proto-melayu--
jalur-persebaran-ciri-ciri-dan-peninggalan
https://www.academia.edu/29211129/Bangsa_Deutro_Melayu
https://id.scribd.com/document/364236058/Negrito-Dan-Weddid