Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

HASIL KEBUDAYAAN PADA MASYARAKAT PRAAKSARA


TINGKAT LANJUT: TRADISI LISAN

Disusun Oleh:
Kelas: X APHP 1

Guru Pembimbing: Apriyanti Lestari., S.Pd

Nama Kelompok:
1. Junita
2. Elisabeth Hutagaol
3. Helen
4. Maya Paramita
5. Nur Haini
6. Firda Rahmatul Laili
7. Ervina Agustina
8. Ayu Purnama Sari
9. Ochi Fitriani

AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN


SMK NEGERI 1 GELUMBANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah selesai tepat pada waktunya
yang berjudul “Hasil Kebudayaan Pada Masyarakat Praaksara Tingkat
Lanjut: Tradisi Lisan”.
                Makalah ini berisikan tentang sejarah bangsa Indonesia, khususnya
sejarah Indonesia pada Masa Praaksara di Indonesia, diharapkan makalah ini
dapat menambahkan pengetahuan kita semua.
                Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari guru dan teman-teman yang bersifat
membangun, selalu kami harapkan demi lebih baiknya makalah ini.
                Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Gelumbang, 22 Agustus 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Tradisi Masyarakat Sebelum Mengenal Tulisan ........................ 5
B. Cara Pewarisan Masa Lalu.......................................................... 7
C. Jejak-jejak Sejarah Masyarakat Indonesia sebelum Mengenal
Tulisan......................................................................................... 9
D. Nilai Norma, Dan Tradisi Yang Diwariskan Di Dalam
Sejarah Lisan Indonesia.............................................................. 18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................ 19
B. Saran ........................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal
tulisan. Masa praaksara sering disebut sebagai masa prasejarah.
Kehidupan manusia pada masa praaksara disebut sebagai kehidupan
manusia purba. Manusia muncul di permukaan bumi kira-kira 3 juta
tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan atau
glasiasi dalam zaman yang disebut kala plestosen.
Manusia pra aksara adalah manusia yang hidup sebelum tulisan
dikenal. Karena belum ditemukan peninggalan tertulis, maka gambaran
mengenai kehidupan manusia purba dapat diketahui melalui
peninggalan-peninggalan berupa fosil, artefak, abris saus roche,
Kejokken Moddinger dan lainnya.
Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum
zaman es atau glasial, wilayah Indonesia bagian barat menjadi satu
dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia bagian timur menjadi satu
dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada persamaan
kehidupan flora dan fauna di Asia dan Australia dengan wilayah
Indonesia. Binatang yang hidup di wilayah Indonesia bagian barat
memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Asia.
Misalnya, gajah, harimau, banteng, burung, dan sebagainya. Sedangkan
binatang yang hidup di wilayah bagian timur memiliki kesamaan
dengan binatang yang hidup di daratan Australia, seperti burung
Cendrawasih.

1
Mencairnya es di kutub utara menyebabkan air laut mengalami
kenaikan. Peristiwa ini mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi
terpisah dengan daratan Asia maupun Australia. Bekas daratan yang
menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Asia disebut Paparan
Sunda. Sedangkan bekas daratan yang menghubungkan Indonesia
bagian timur dengan Australia disebut Paparan Sahul. Ternyata,
perubahan - perubahan itu sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara Indonesia.
Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
Yunan. Daerah Yunan terletak di daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di
wilayah Myanmar sekarang. Seorang ahli sejarah yang mengemukakan
pendapat ini adalah Moh. Ali. Pendapat Moh. Ali ini didasarkan pada
argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu -
hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan
secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari tahun 3000
SM – 1500 SM dengan menggunakan perahu bercadik satu. Sedangkan
gelombang kedua berlangsung antara tahun 1500 SM – 500 SM dengan
menggunakan perahu bercadik dua. Tampaknya, pendapat Moh. Ali ini
sangat dipengaruhi oleh pendapat Mens bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan oleh
bangsa - bangsa yang lebih kuat.
Sementara, para ahli yang lain memiliki pendapat yang beragam
dengan berbagai argumen atau alasannya, seperti:
Prof. Dr. H. Kern dengan teori imigrasi menyatakan bahwa
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina,
Kamboja. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan bahasa yang dipakai
di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanisia, dan Mikronesia. Menurut
hasil penelitiannya, bahasa - bahasa yang digunakan di daerah - daerah

2
tersebut berasal dari satu akar bahasa yang sama, yaitu bahasa
Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya nama dan bahasa yang
dipakai daerah - daerah tersebut. Objek penelitian Kern adalah
kesamaan bahasa, namanama binatang dan alat - alat perang.
Van Heine  Geldern berpendapat bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini didukung oleh artefak
- artefak atau peninggalan kebudayaan yang ditemukan di Indonesia
memiliki banyak kesamaan dengan peninggalan-peninggalan
kebudayaan yang ditemukan di daerah Asia.
Prof. Mohammad Yamin berpendapat bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Pendapat ini
didasarkan pada penemuan fosil - fosil dan artefak - artefak manusia
tertua di Indonesia dalam jumlah yang banyak. Di samping itu,
Mohammad Yamin berpegang pada prinsip Blood Und Breden Unchro,
yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia
sendiri. Manusia purba mungkin telah tinggal di Indonesia, sebelum
terjadi gelombang perpindahan bangsa - bangsa dari Yunan dan Campa
ke wilayah Indonesia. Persoalannya, apakah nenek moyang bangsa
Indonesia adalah manusia purba?
Hogen berpendapat bangsa yang mendiami daerah pesisir
Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa ini bercampur dengan bangsa
Mongol dan kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro
Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar ke wilayah
Indonesia pada tahun 3000 SM – 1500 SM. Sedangkan bangsa Deutro
Melayu (Melayu Muda) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun
1500 SM – 500 SM.
Berdasarkan penyelidikan terhadap penggunaan bahasa yang
dipakai di berbagai kepulauan, Kern berkesimpulan bahwa nenek

3
moyang bangsa Indonesia berasal dari satu daerah dan menggunakan
bahasa yang sama, yaitu bahasa Campa. Namun, sebelum nenek
moyang bangsa Indonesia tiba di daerah kepulauan Indonesai, daerah
ini telah ditempati oleh bangsa berkulit hitam dan berambut keriting.
Bangsa - bangsa ini hingga sekarang menempati daerah - daerah
Indonesia bagian timur dan daerah - daerah Australia.

B. RUMUASAN MASALAH
1. Bagaimana tradisi masyarakat sebelum mengenal tulisan
2. Bagaimana cara pewarisan masa lalu
3. Bagaimana jejak-jejak sejarah masyarakat indonesia sebelum
mengenal tulisan
4. Bagaimana nilai norma, dan tradisi yang diwariskan di dalam sejarah
lisan indonesia

C. TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang akan di ketahui
bahwa;
1. Untuk mengetahui tradisi masyarakat sebelum mengenal tulisan
2. Untuk mengetahui cara pewarisan masa lalu
3. Untuk mengetahui jejak-jejak sejarah masyarakat indonesia
sebelum mengenal tulisan
4. Untuk mengetahui nilai norma, dan tradisi yang diwariskan di
dalam sejarah lisan indonesia

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tradisi Masyarakat Sebelum Mengenal Tulisan


Dilakukan melalui tradisi lisan, dimana pengertian tradisi lisan itu sendiri adalah
sebagai berikut.
1. Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan/ adat
istiadat, menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman
sehari-hari dari seseorang kepada orang lain.
2. Tradisi lisan dapat juga diartikan sebagai penggungkapan lisan dari satu
generasi ke generasi yang lain dan seterusnya.
3. Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang
merekam masa lampau masyarakat manusia.

Tradisi sejarah masyarakat sebelum menggenal tulisan merupakan tradisi


dalam mewariskan pengalaman masa lalu serta pengalaman hidup sehari-hari
yang terkait dengan adat istiadat, kepercayaan, nilai moral pada generasi
mereka sendiri dan generasi yang akan datang melalui tradisi lisan, peringatan-
peringatan berupa bangunan serta alat hidup sehari-hari. Tradisi lisan
mengandung kejadian-kejadian sejarah, nilai-nilai moral, keagamaan, adat
istiadat, cerita khayalan, peribahasa, lagu dan mantra, serta petuah leluhur.
Tradisi lisan ada sejak manusia memiliki kemampuan berkomunikasi
meskipun belum mengenal tulisan tetapi mereka telah mampu merekam
pengalaman masa lalunya. Aktivitas bercocok tanam sampai sekarang masih
ada karena diwariskan secara bertahap dan turun temurun dari nenek moyang
kita kepada generasi selanjutnya. Aktivitas membuat gerabah yang mulai
dikenal pada masa bercocok tanam yang semakin berkembang, Bagaimana cara
mereka mewariskan keahliannya?

1. Tutur

5
Tutur adalah perkataan, atau bahasa percakapan. Adapun yang dimaksud
dalam kaitannya dengan tradisi lisan yaitu tradisi dalam bentuk tuturan, atau
tuturan yang sudah berupa tradisi. Tradisi lisan atau tutur yang berkembang
pada masa lalu berlangsung dari generasi ke generasi. Pada tiap generasi
tuturan itu menyebar dengan luas artinya tuturan itu dikenal dan digunkan
oleh banyak orang walaupun berjauhan tempat tinggalnya. Tuturan
semacam itu disebut sebagai tuturan rakyat yaitu yang termasuk dalam
cangkupan folklore. 
2. Tari dan Lagu
Tari adalah salah satu cara masyarakat pra aksara mewariskan masa
lalunya Karena dengan tari orang bisa mempelajari tentang tradisi masa
lampau serta meneruskan kepada generasi berikutnya.
Dari berbagai jenis nyanyian rakyat, yang dapat dipertimbangkan sebagai
salah satu sumber dari penulisan sejarah adalah nyanyian rakyat yang
bersifat berkisah (narrative folksong). Nyanyian rakyat yang tergolong dalam
kelompok ini adalah balada dan epos. Perbedaan antara balada dan Epos
terletak pada tema ceritanya. Tema cerita balada mengenai kisah sentimentil
dan romantis, sedangkan cerita Epos atau Wiracarita mengenai cerita
kepahlawanan. Keduanya memiliki bentuk bahasa yang bersajak. Nyanyian
yang bersifat berkisah ini banyak terdapat di Indonesia. Di Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Bali terdapat Epos yang berasal dari Epos besar
Mahabarata dan Ramayana. Nyanyian rakyat di Jawa Tengah dan Jawa
Timur juga disebut sebagai “Gending”. Gending-gending tersebut masih
dibagi lagi kedalam beberapa jenis, seperti: Sinom, Pucung dan
Asmaradhana. Balada di Jawa Barat diwakili oleh pantun Sunda.
3. Alat dan Bangunan
Masyarakat pra-aksa telah meninggalkan berbagai macam alat dan bangunan
yang sampai kepada kita. Dengan alat bangunan tersebut kita bisa
mengungkap kehidupan masa lampau.
4. Gerabah
Gerabah merupakan benda pecah belah yang terbuat dari tanah liat.
Fungsinya sebagai alat rumah tangga. Alat-alat ini sudah ada sejak zaman

6
pra sejarah. Pada zaman bercocok tanam gerbah mulai diciptakan dengan
berbagai bentuk untuk melayani berbagai keperluan. Rumah tangga dan ada
pula yang digunakan sebagai alat upacara. Ada yang dihias dan ada pula
yang tidak dihias. Para peneliti prasejarah sangat memperhatikan temuan
gerabah ini karena berbagai bentuk dan hiasannya menggambarkan tradisi
budaya yang telah menghasilkannya.

Gambar 1.1 Gerabah


5. Perhiasan
Dengan ditemukannya perhiasan memberikan bukti bahwa manusia telah
gemar dan mampu membuat perhiasan. Pada umumnya bahan untuk
membuat perhiasan adalah bahan-bahan yang mudah didapat disekitar
tempat tinggal mereka. Misalnya kulit kerang, tanah liat yang dibakar dan
manik-manik dari bahan batu. Selain itu batu dan tanah liat perhiasan juga
dibuat dari perunggu seperti gelang dan cincin perunggu.

Gambar 1.2 Perhiasan

B. Cara Pewarisan Masa Lalu

7
Seperti yang telah kita bahas pada sub bab sebelumnya bahwa
kebudayaan masyarakat saat ini merupakan warisan nenek moyang kita pada
masa lalu. Ada dua cara pewarisan masa lalu oleh masyarakat zaman praaksara
yakni melalui keluarga dan melalui masyarakat
1. Melalui keluarga
Keluarga merupakan lingkup sosial terkecil dari suatu masyarakat.
Darisinilah pewarisan kisah-kisah dapat dilakukan secara turun temurun
secara intern meliputi bahasa, acara adat, peraturan keluarga dll.
Penggenalan dilakukan dari hal-hal sederhana yang mudah dipahami seperti:
a. Aspek-aspek material (benda buatan manusia yang dapat diraba dan
dilihat)
b. Hingga proses pengenalan yang lebih rumit yaitu kebudayaan non
material (kepercayaan, nilai, norma, dan bahasa). Pewarisan tersebut
dilakukan dengan cara sosialisasi adat istiadat/kebiasaan baik secara:
a. Langsung (secara lisan diberitahukan mengenai tradisi dan adat istiadat
yang berlaku)
b. Tidak langsung (dengan memberi contoh dalam hal perilaku sehari-hari).
c. Selain disampaiakan secara lisan, juga dilakukan melalui cerita atau
dongeng (sebab dalam dongeng disisipkan pesan-pesan mengenai nilai-
nilai atau sesuatu yang dipandang baik untuk dilakukan maupun
mengenai sesuatu yang dipandang tidak boleh dilakukan.
2. Melalui masyarakat
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang mendiami wilayah
tertentu. Setiap masyarakat dapat memiliki budaya yang berbeda-beda.
Mereka membuat kebudayaan dan mewariskannya kepada generasi muda
dengan berbagai cara, antara lain upacara adat, kesenian, bahasa dll.
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya,
wilayah identitas, dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang
tersetruktur.
Masyarakat mewariskan masa lalunya melalui:
a. Tradisi dan adat istiadat (nilai, norma yang mengatur perilaku dan
hubungan antar individu dalam kelompok). Adat istiadat yang

8
berkembang di suatu masyarakat harus dipatuhi oleh anggota masyarakat
di daerah tersebut. Adat istiadat sebagai sarana mewariskan masa lalu
terkadang yang disampaikan tidak sama persis dengan yang terjadi di
masa lalu tetapi mengalami berbagai perubahan sesuai perkembangan
zaman. Masa lalu sebagai dasar untuk terus dikembangkan dan
diperbaharui.
b. Nasihat dari para leluhur, dilestarikan dengan cara menjaga nasihat
tersebut melalui ingatan kolektif anggota masyarakat dan kemudian
disampaikan secara lisan turun temurun dari satu generasi ke generasi
selanjutnya.
c. Peranan orang yang dituakan (pemimpin kelompok yang memiliki
kemampuan lebih dalam menaklukkan alam) dalam masyarakat.
Contoh:
1) Adanya keyakinan bahwa roh-roh harus dijaga, disembah, dan
diberikan apa yang disukainya dalam bentuk sesaji.
2) Pemimpin kelompok menyampaikan secar lisan sebuah ajaran yang
harus ditaati oleh anggota kelompoknya.
3) Membuat suatu peringgatan kepada semua anggota kelompok
masyarakat berupa lukisan serta perkakas sebagai alat bantu hidup
serta bangunan tugu atau makam. Semuanya itu dapat diwariskan
kepada generasi selanjutnya hanya dengan melihatnya.
d. Benda-benda (kapak lonjong) dan berbagai peninggalan manusia purba
dapat menggambarkan keadaan zaman masyarakat penggunanya.

e. Kepercayaan terhadap roh-roh serta arwah nenek moyang dapat termasuk


sejarah lisan sebab meninggalkan bukti sejarah berupa benda-benda dan

9
bangunan yang mereka buat. Seperti: Menhir (tugu batu), merupakan
tugu peringgatan bagi generasi yang akan datang behwa di tugu tersebut
terdapat arwah nenek moyang yang harus disembah.
C. Jejak-jejak Sejarah Masyarakat Indonesia sebelum Mengenal Tulisan
Folklor, Mitologi, Legenda, Upacara, dan Lagu-lagu digolongkan dalam
teks lisan sebagai bagian kebudayaan lisan dan dapat dijadikan sebagai sumber
untuk penulisan sejarah (historiografi) setelah dibandingkan dengan sumber-
sumber lain yang sezaman.
Terdapat sejarah di dalamnya yaitu berupa ingatan kolektif yang
tersimpan dalam ingatan manusia yang diwariskan secara turun temurun melalui
tradisi lisan.
Melalui tatanan sosial seperti keluarga dan masyarakat, nenek moyang
mewariskan budayanya ke generasi penerus. Nah, darisinilah kita yang ada di
zaman saat ini mendapat kemudahan untuk melacak jejak sejarah melalui tradisi
yang dilakukan oleh masyarakat. Tentunya kita dapat melacaknya dari tradisi
lisan yang dikisahkan secara turun-temurun. Bentuk tradisi lisan meliputi
folklore, mitologi, legenda, upacara dan lagu-lagu daerah.
1. Folklore
Berdasarkan asal kata, folklor berasal dari dua kata yaitu folk dan lore.
Folk berarti sekelompok manusia yang memiliki ciri fisik, budaya dan sosial
yang khas sehingga dapat membedakan masyarakat tersebut dengan
masyarakat yang lain. Contohnya masyarakat yang memiliki bahasa yang
sama, warna kulit yang sama, acara adat, agama dan taraf pendidikan yang
sama. Sedangkan lore berarti sebagian kebudayaan yang diwariskan secara
turun-temurun melalui lisan maupun suatu contoh yang disampaikan
melalui gerak isyarat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Folklor adalah adat istiadat
tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi
tidak dibukukan. Ciri-ciri folklor:
a. Folkor diciptakan, disebarkan, dan diwariskan secara lisan (dari mulut
ke mulut) dari satu generasi ke generasi berikutnya.

10
b. Folklor bersifat tradisional, tersebar di wilayah (daerah tertentu) dalam
bentuk relatif tetap, disebarkan diantara kelompok tertentu dalam waktu
yang cukup lama (paling sedikit 2 generasi).
c. Folklor menjadi milik bersama dari kelompok tertentu, karena pencipta
pertamanya sudah tidak diketahui sehingga setiap anggota kolektif yang
bersangkutan merasa memilikinya (tidak diketahui penciptanya)
d. Folklor mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama. Diantaranya
sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan
yang terpendam.
e. Folklor terdiri atas banyak versi
f. Mengandung pesan moral
g. Mempunyai bentuk/berpola
h. Bersifat pralogis
i. Lugu, polos

Menurut Jan Harold Brunvard, ahli folklor dari Amerika Serikat, folklor
dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya,
yaitu:
a. Folklor Lisan
Bahasa rakyat seperti logat bahasa (dialek), slang, bahasa tabu, otomatis.
Ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran.
1) Pertanyaan tradisonal yang dikenal sebagai teka-teki.
2) Sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair.
3) Cerita prosa rakyat. Menurut William R. Bascom, cerita prosa rakyat
dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: mite (myth), legenda
(legend), dan dongeng (folktale). Seperti: Malin Kundang dari
Sumatra Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari
Jawa Tengah, serta Jaya Prana dan Layonsari dari Bali.
4) Nyanyian rakyat, seperti: Jali-Jali dari Betawi, Ampar Ampar Pisang
dari Kalimantan, dan Olesio dari Ambon.
b. Folklor sebagian Lisan
Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial (sosiofact), meliputi sebagai
berikut:

11
1) Kepercayaan dan takhayul.
2) Permainan dan hiburan rakyat setempat.
3) Teater rakyat, seperti: lenong, ketoprak, dan ludruk.
4) Tari rakyat, seperti: Tari Tayuban, Doger, Jaran, Kepang, dan
Ngibing, Ronggeng.
5) Adat kebiasaan, seperti: gotong royong dalam pembuatan jalan,
rumah atau pesta selamatan, dan khitanan.
6) Upacara tradisional, seperti: tingkeban, turun tanah, dan temu
manten.
7) Pesta rakyat tradisional, seperti bersih desa sesudah panen, meruwat,
dan selamatan.
c. Folklor bukan Lisan
Foklor ini juga dikenal sebagai artefak (artifact) meliputi sebagai
berikut:
1) Arsitektur bangunan rumah yang tradisional, seperti: joglo, di Jawa,
Rumah Gadang di Minangkabau, rumah Beteng di Kalimantan, dan
Honay di Papua.
2) Seni kerajinan tangan tradisional.
3) Pakaian Tradisional
4) Obat-obatan rakyat
5) Alat-alat music tradisional
6) Peralatan dan senjata yang khas tradisional
7) Makanan dan minuman khas daerah
2. Mitologi
a. Mite (myth)
berarti cerita yang memiliki latar belakang sejarah, dipercayai
oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci,
banyak mengandung hal-hal gaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa
atau setengah dewa.
b. Mitologi
Mitologi adalah cerita rakyat yang diyakini telah terjadi dan
menyangkut terbentuknya sesuatu atau bertalian dengan terjadinya suatu

12
tempat. Mitologi sangat dianggap sebagai cerita suci oleh si pemiliknya.
Tokoh-tokoh dalam mitologi biasanya diperankan oleh orang suci, dewa
atau manusia setengah dewa. Contoh mitologi antara lain kisah dewi sri,
kisah pemindahan Gunung Suci Mahameru di India oleh para dewa ke
Gunung Semeru, cerita Barong di Bali dll. Mitos atau mite (myth) adalah
cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah
dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) pada masa lampau dan
dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau
penganutnya. Mitos pada umumnya mengisahkan tentang terjadinya
alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas
binatang, bentuk topografi, gejala alam dan sebagiannya. Mitos juga
mengisahkan petualangan para dewa, kisah pecintaan mereka, kisah
perang mereka, dan sebagainya.
Cerita-cerita yang terkandung dalam mite bukanlah sejarah tetapi
didalamnya terdapat unsur-unsur sejarahnya.
Contoh mite:
1) Dewi Sri dari Jawa Tengah dan Bali
2) Nyai Pohaci dari Jawa Barat
3) Nyai Roro Kidul Laut Selatan dari Yogyakarta
4) Mado-Mado (lowalangi) dari Nias
5) Wahadi dari Timor.

Mitos di Indonesia dibagi menjadi 2 macam berdasarkan tempat


asalnya, yakni:
1) Asli Indonesia
2) Berasal dari luar negeri terutama dari India, Arab, dan kawasan Laut
Tengah. Mitos dari luar negeri umumnya sudah mengalami
pengolahan lebih lanjut sehingga tidak terasa lagi keasingannya,
karena telah mengalami proses adaptasi.
Sebagai contoh:
Orang jawa telah mengadopsi dewa-dewa serta pahlawan-
pahlawan Hindu sebagai dewa dan pahlawan Jawa. Orang Jawa

13
percaya bahwa mitos yang berasal dari epos Ramayana dan
Mahabarata terjadi di pulau Jawa dan bukan di India.
3. Legenda
Legenda adalah suatu cerita rakyat yang diyakini benar-benar terjadi
dimana ceritanya dihubung-hubungkan dengan tokoh sejarah tertentu yang
memiliki ilmu atau kesaktian.
Legenda dapat kita bagi menjadi empat kelompok, yakni:
a. Legenda keagamaan
yakni legenda yang menceritakan seorang tokoh suci. Legenda
Keagamaan adalah legenda orang-orang yang dianggap suci atau  saleh.
Cerita-cerita tersebut dikenal sebagai hagigrafi (legent of the saint)
yang berarti cerita mengenai orang-orang suci. Karya semacam itu
termasuk folklore karena versi asalnya masih tetap hidup di kalangan
masyarakat sebagai tradisi lisan. Contoh: legenda tentang wali songo di
daerah jawa atau legenda tentang Ratu Calon Arang di Bali.
a. Legenda kegaiban atau alam gaib
yakni legenda yang menceritakan tentang alam gaib atau hal-hal
yang berbau supranatural. Legenda semacam ini biasanya berbentuk
kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang.
Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran
“takhayul” atau kepercayaan rakyat. Contoh legenda ini yaitu
kepercayaan terhadap adanya hantu, gendruwo dan sundel bolong,
Legenda Nyai Roro Kidul di pantai selatan atau legenda tentang Si manis
jembatan Ancol.
b. Legenda perseorangan
yakni legenda yang menceritakan tentang tokoh yang diyakini dulu
pernah ada dan terjadi. Legenda perseorangan merupakan cerita mengenai
tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi. Di Indonesia
legenda semacam ini banyak sekali. Di Jawa Timur yang paling terkenal
adalah legenda tokoh Panji. Panji adalah seorang putra raja Kerajaan
Kahuripan di Jawa Timur yang senantiasa kehilangan istrinya. Akibatnya,
banyak muncul cerita Panji yang temanya selalu perihal istrinya yang

14
menjelma menjadi wanita lain. Cerita Panji yang semula merupakan
kesusastraan lisan (legenda), namun telah banyak dicatat orang sehingga
mempunyai beberapa versi dalam bentuk tulisan. Contohnya: Lutung
Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah
dll.
c. Legenda lokal atau legenda setempat
yakni legenda yang menceritakan tentang asal usul terjadinya suatu
tempat atau bangunan. Legenda setempat adalah cerita yang berhubungan
dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi, yaitu bentuk
permukaan suatu tempat, berbukit-bukit, berjuarang dan sebagainya.
Legenda setempat yang berhubungan dengan nama suatu tempat misalnya
legenda Kuningan. Kuningan adalah nama suatu kota kecil yang terletak di
lereng Gunung Cermai, di sebalah selatan kota Cirebon, Jawa Barat.
Misalnya: legenda tentang terjadinya danau tangkuban perahu, danau toba
atau legenda tentang terjadinya candi prambanan.
4. Dongeng
Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak pernah terjadi tapi tetap diceritakan
dikarenakan berisi nasehat atau petuah yang baik. Dongeng adalah”cerita
pendek” kolektif kesusastraan lisan. Diceritakan untuk hiburan, meskipun
banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau
bahkan sindiran. Tokohnya, biasanya binatang (fables), seperti Si Kancil,
maupun manusia seperti Bawang Merah dan Bawang Putih.Terkadang ada
pergeseran sebuah legenda menjadi dongeng.
Misalnya dongeng Meraksamana dari Papua, Jaka Tarub yang
mencuri pakaian bidadari berasal dari Jawa Timur, “Terjadinya Gunung
Tangkuban Perahu” ke dongeng “Sangkuriang” dapat terjadi karena kini cerita
Sangkuriang oleh sebagian penduduk Sunda sudah dianggap fiktif.
5. Upacara
Upacara merupakan sebuah tindakan atau acara tertentu yang terkait dengan
nilai adat istiadat, agama dan kepercayaan tertentu. Adapun jenis upacara yang
sering dilakukan oleh masyarakat antara lain upacara pernikahan, kelahiran,
kematian, penyambutan tamu, pengukuhan kepala adat atau kepala suku dll.

15
Contoh: Upacara penguburan, mendirikan rumah, membuat perahu, upacara
memulai perburuan, dan upacara perkabungan, upacara pengukuhan kepala
suku, upacara sebelum berperang.
Fungsi Upacara:
a. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih
pada kekuatan-kekuatan yang dianggap memberikan perlindungan dan
kesejahteraan pada mereka. Upacara tersebut juga dimaksudkan untuk
menghindarkan diri dari kemarahan kekuatan-kekuatan gaib yang
seringkali diwujudkan dalam berbagai malapetaka dan bencana alam.
Biasanya terkait dengan legenda yang berkembang di masyarakat
tentang asal usul mereka.
b. Sebagai alat legitimasi tentang keberadaan mereka seperti tertuang
dalam cerita rakyat.
Contoh:
Upacara “Kasodo” oleh masyarakat Tengger di Sekitar Gunung Bromo.
Upacara “Larung Samudra” yaitu melarung makanan ke tengah laut.
Upacara “Seren Taun” di daerah Kuningan
Upacara “Mapang Sri” di daerah Parahyangan
Macam-macam upacara:
a. Upacara Membuat Rumah
Rumah dipandang memilki nilai magis tersendiri yang diyakini
memiliki kekuatan dan melindungi kehidupan manusia. Sehingga, ketika
pertama kali mendirikan rumah mereka menggunakan berbagai macam
sesaji yang dipercayai dapat mendukung keselamatan keluarga atau
orang yang mendirikan rumah, seperti di daerah Toraja, Bali, dan
Madura.
b. Upacara kematian/ Penguburan
Muncul ketika adanya kepercayaan bahwa roh orang yang meninggal
akan pergi ke suatu tempat yang tidak jauh dari lingkungan dimana ia
pernah tinggal. Contoh: tradisi penguburan di suku Toraja.
c. Upacara Perkawinan

16
Pada suku Minangkabau, menganut garis keturunan matrilineal,
sehingga upacara perkawinan dilangsungkan di rumah keluarga istri.
Berbeda dengan suku Batak dan Bali yang menganut garis keturunan
patrilineal dimana upacara perkawinan dilangsungkan di rumah keluarga
laki-laki.
6. Lagu-lagu daerah (Folksongs)
Lagu-lagu daerah atau yang disebut sebagai tembang rakyat merupakan
syair-syair yang dialunkan dengan irama tertentu serta beredar secara lisan.
Setiap kelompok masyarakat pada zaman dahulu memiliki tembang rakyat
yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas tertentu terutama dalam hal
bahasa dan logat. Misalnya: tembang Cublak- Cublak Suweng dan Ilir-Ilir
dari Jawa tengah-timur, lagu Kampuang nan Jauh di Mato dari daerah
Sumatra Barat dll
Lagu daerah adalah lagu yang menggunakan bahasa daerah. Ciri-cirinya:
a. Terdiri atas kata-kata dan lagu yang keduanya tidak dapat dipisahkan.
b. Sifatnya mudah berubah-ubah (dapat diolah menjadi nyanyian pop)
c. Beredar secara lisan diantara kolektif tertentu dan memiliki banyak
varian, berbentuk tradisional.
d. Bentuknya sangat beraneka ragam, yakni dari yang paling sederhana
sampai yang cukup rumit.
Contoh:
Bungong Jeumpa, Ampar-ampar Pisang, Yamko Rambe Yamko, Butet,
Kampung nan Jauh di Mato. Fungsi nyanyian rakyat:
Kreatif, yaitu untuk menghilangkan kebosanan hidup sehari-hari untuk
menghibur diri dan untuk mengiringi permainan anak-anak.
e. Sebagai pembangkit semangat, yaitu nyanyian untuk bekerja.
Holopis Kuntul Baris (Jawa Timur), rambate Rata(Sulawesi Selatan)
f. Sebagai protes sosial, yaitu proses mengenai ketidakadilan dalam
masyarakat atau negara bahkan dunia.
g. Untuk memelihara sejarah setempat
“hoho”(Nias),untuk memelihara silsilah klan besar orang Nias yang
disebut Mado.

17
Menurut Brunvand, nyanyian rakyat dapat digolongkan dalam 3 jenis:
1) Nyanyian rakyat yang berfungsi
2) Nyanyian rakyat yang bersifat liris
a) Nyanyian bersifat liris biasanya sebagai pencetusan rasa haru
pengarangnya (anonim). Nyanyian, dibedakan menjadi dua
yaitu:
b) Nyanyian rakyat liris yang sesungguhnya, contoh: Lagu Cinte
Manis
c) Nyanyian rakyat liris yang bukan sesungguhnya, contoh: Pok
Ame-ame dan Oh Mama Saya Mau Kawin dari Betawi.

3) Nyanyian rakyat yang bersifat kisah


Contohnya:
Balada (sentimental) pantun Sunda
Romantik(tentang cinta)
Epos (kepahlawanan) Ramayana

D. Nilai Norma, Dan Tradisi Yang Diwariskan Di Dalam Sejarah Lisan


Indonesia
1. Nilai Kesusilaan
Nilai-nilai yang dapat diambil dari sejarah lisan adalah norma-norma
kesusilaan seperti menghormati orang tua, menghormati yang lebih muda
serta sifat unggah-ungguh, andap-asor, sopan santun dan sebagainya.
2. Nilai Hiburan
Tradisi lisan banyak disebar luaskan dalam kehidupan keluarga seperti
bapak bercerita kepada anaknya, kakek bercerita kepada cucunya atau guru
kepada muridnya dalam rangka memberikan hiburan/selingan.
3. Nilai Pendidikan
Selain nilai kesusilaan dan nilai hiburan, tradesilisan dapat memberikan
nilai pendidikan seperti:
a. Kuwalat kalau nglangkahi (melompati orang tua)
b. Berdosa kalau berbohong.

18
c. Menghormati/berbakti kepada orang tua dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
pengaruh yang luas di bidang perubahan. Perkembangan tersebut
merupakan rangkaian dari perkembangan yang pernah terjadi
sebelumnya.
Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan/
adat istiadat, menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan
pengalaman sehari-hari dari seseorang kepada orang lain. tradisi lisan
dapat juga diartikan sebagai penggungkapan lisan dari satu generasi ke
generasi yang lain dan seterusnya.
Cara mereka mewariskan keahliannya dengan tutur, tari dan lagu,
alat dan bangunan, gerabah, dan perhiasan. Cara pewarisan masa lalu
yaitu melalui keluarga, melalui masyarakat. Nilai norma, dan tradisi
yang diwariskan di dalam sejarah lisan indonesia yaitu nilai kesusilaan,
nilai hiburan, dan nilai pendidikan

19
B. SARAN
Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, diharapakan
kepada pembaca agar memberikan masukan yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://buihkata.blogspot.com/2012/11/ciri-ciri-zaman-batu-neolitikum-
zaman.html
http://sejenisinfo.blogspot.com/2012/08/sejarah-api-mula-mula-
ditemukan.html#ixzz2iE44fWdE
http://escapefromstupidity.blogspot.com/2013/08/pola-hunian-manusia-
praaksara.html
http://blogzulkifly.blogspot.com/2013/08/masa-berburu-dan-
mengumpulkan-makanan.html
http://sejarahkelasx.blogspot.co.id/2014/06/benda-benda-yang-dihasilkan-
pada-zaman.html
http://www.gurusejarah.com/2015/01/masa-perundagian.html
http://www.materisma.com/2014/11/kehidupan-manusia-purba-masa-
perundagian.html
http://www.kopi-ireng.com/2015/02/corak-kehidupan-manusia-purba.html
http://maruyamaimam.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-masa-
perundagian-sejarah.html

20
21

Anda mungkin juga menyukai