Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENGENAL MANUSIA PURBA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4
KELAS : X MIPA 2

 SINAR ALAM
 NUR SYAFIKA
 WAHYUDI WAHAB
 YUNA ANASTASYA
 PUTRI MAHARANI
 VIKY ALFARISTA

SMA NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

           
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Sejarah membuat makalah.Pada kesempatan kali ini
kami menulis makalah dengan judul “Mengenal Manuasia Purba”.
 Secara garis besar Makalah ini disusun secara ringkas dan sistematis agar para pembaca
lebih mudah memahami isi makalah ini. Isi makalahini tersusun atas pendahuluan, kajian
pustaka, pembahasan, dan penutup serta lampiran yang sudah ditulis secara singkat dan jelas.
Pengetahuan ini masih jauh dari lengkap dan sempurna untuk menjangkau pengetahuan-
pengetahuan yang semakin hari semakin banyak berkembang.
Menyadari kekurangan yang ada pada makalah yang kami tulis ini, dengan kerendahan
hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah yang kami
tulis akan datang lebih baik dan sempurna. Kami sebagai penyusun berharap semoga makalah
yang telah ditulis ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................................

C. Tujuan Penulisan........................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................

A. Sejarah Manusia Purba di Indonesia..........................................................................

B. Jenis-Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia.........................................

C. Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Indonesia................................................

BAB IV PENUTUP............................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................

B. Saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia yang hidup pada zaman pra aksara sekarang sudah berubah menjadi fosil.
Penemuan-penemuan fosil ini banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan
Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok dihuni manusia kala
itu. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan terdiri dari beberapa
jenis. Penemuan-penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang
ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu maupun hewan yang pernah
hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Dilihat dari hasil
penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah
peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli
dari Eropa pada abad ke-19, dimana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
fosil manusia di Indonesia. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan
dengan fosil-fosil yang ditemukan. Itu sebabnya makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih
jelas dan terperinci mengenai manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan ditulis pada makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah manusia purba di Indonesia?
2. Bagaimana jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia?
3. Dimana saja lokasi penemuan fosil manusia purba di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari makalah adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan sejarah manusia purba di Indonesia.
2. Mendiskripsikan jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
3. Menjelaskan lokasi penemuan fosil manusia purba di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Manusia Purba di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu tempat ditemukannya fosil manusia purba. Ini
artinya, Indonesia pada masanya pernah didiami oleh manusia purba. Kenyataan ini
menjadikan Indonesia menjadi salah satu tempat penting bagi para ahli yang akan
melakukan studi tentang manusia purba. Adapun tempat lain yang juga ditemukan fosil
manusia purba yaitu Prancis, Jerman, Belgia, dan Cina.
Faktor apakah yang membuat Indonesia menjadi tempat menarik untuk didiami
oleh manusia purba? Kita tahu, kehidupan manusia purba masih sangat bergantung oleh
alam. Jadi besar kemungkinan faktor utama yang menarik manusia purba untuk
mendiami Indonesia adalah kesuburan tanahnya serta kekayaan akan faunanya. Sejak
10.000 tahun yang lalu ras-ras manusia seperti yang kita kenal sekarang ada di Indonesia.
Pada kala Holosin dikenal dua ras, yaitu ras Austromelanosoid dan ras mongoloid. Ras
Austromelanosoid mempunyai ciri-ciri tubuh agak besar, tengkorak kecil, rahang
kedepan, hidung lebar, alat pengunyah kuat. Ras mongoloid memiliki ciri-ciri tubuh lebih
kecil, tengkorang sedang, muka lebar dan datar, hidung sedang. Temuan rangka manusia
Pos Plestosin di pantai timur Sumatera Utara, gua-gua di Jawa Timur, Sulawesi Selatan,
dan Nusa Tenggara. Sisa-sisa manusia di langsa tamiang dan binjai menunjukkan ciri-ciri
austromelanosoid.
Dengan melihat keadaan di Sumatera Timur dan membandingkan dengan keadaan
di pantai selat Malaka, manusia ini memakan bintang laut, kerang laut, dan ikan,
disamping beberapa hewan darat, seperti babi dan badak. Manusia ini juga telah
mengenal api, mengubur mayat, dan upacara tertentu. Pada saat bersamaan di gua lawa,
sampung, ponorogo, didapati manusia yang termasuk ras Austromelanosoid. Mereka
hidup dari binatang buruan, seperti kerbau, rusa, dan gajah.
Di Flores, yaitu Liang Toge, Liang Momer, dan Liang Panas didapatkan sisa-sisa
manusia yang menunjukkan ciri-ciri Austromelanooid. Di Liang Toge, Flores Barat
manusianya diperkirakan hidupnya secara meramu dan berburu. Dari data tersebut maka
populasi di Indonesia di kala Pos Plestosin: Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara didiami
ras Austromelanosoid dengan sedikit unsur Mongoloid, tapi di Sulawesi selatan
menunjukan ras mongoloid. Mungkin karena pengaruh mongoloid melalui Filipina –
Kalimantan – Sulawesi.
Kehidupan praaksara di Indonesia dimulai sejak munculnya manusia purba.
Berdasarkan banyaknya fosil purba yang ditemukan, menunjukkan bahwa Indonesia
merupakan tempat yang menarik bagi manusia purba untuk ditempati. Oleh karena itu,
Indonesia menjadi sangat penting bagi para ilmuan

B. Jenis-Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia


Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli, fosil manusia purba yang
ditemukan di Indonesia dapat dibedakan menjadi Meganthropus, Pithecanthropus, dan
Homo sapiens.
1. Meganthropus
Jenis manusia purba ini berdasarkan penelitian von Koenigswald di Sangiran pada
tahun 1936 dan 1941. Ukuran fisik manusia purba jenis ini serba besar dan bentuknya
tegap. Para ahli kemudian menamai manusia purba jenis ini Meganthropus
paleojavanicus yang artinya manusia raksasa dari Jawa. Diperkirakan makanan manusia
jenis ini adalah tumbuhan dan masa hidupnya pada zaman Pleistosen Awal.
Berdasarkan fosil yang ditemukan, para ahli menduga Meganthropus paleojavanicus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tulang pipi yang tebal
2. Otot kunyah yang kuat
3. Kening menonjol
4. Memiliki tonjolan belakang yang tajam
5. Tidak memiliki dagu
6. Memiliki perawakan yang tegap
7. Memakan jenis tumbuhan
8. Geraham besar
9. Bentuk muka diduga masih massif
10. Bentuk gigi homonin
11. Permukaan kunyah tajuk terdapat banyak kerut
Fragmen fosil Meganthropus yang ditemukan masih sangat sedikit. Sampai sekarang
belum ditemukan perkakas atau alat-alat yang digunakan oleh Meganthropus. Para ahli
mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi keberadaan dan kebudayaan yang
ditingalkan. Oleh karena itu, para ahli masih berbeda pendapat tentang keberadaan
Megantropus. Sebagian ahli menganggap sebagai Pithecanthropus, tetapi ada juga ahli
yang menganggapnya sebagai Australopithecus.
2. Pithecanthropus
Manusia purba jenis Pitchecanthropus banyak ditemukan di Indonesia nama
Pitchecanthropus berasal dari dua kata yaitu pithecos dan anthropus. Fosil
Pitchecanthropus dapat ditemukan di Trinil, Mojokerto, Kedungbrubus, Sangiran,
Sambungmacan, dan Ngandong. Daerah-daerah tersebut diduga masih berupa padang
rumput dengan pohon-pohon jarang sehingga cocok sebagai daerah perburuan.
Manusia jenis ini hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka
tinggal di tempat terbuka dan hidup berkelompok.
Secara umum Pithecanthropus memiliki ciri-ciri berubuh tegap dengan tinggi
badan 165-180 cm, alat pengunyahnya tidak sehebat Meganthropus, belum ada dagu
dan hidungnya lebar dengan volume otak berkisar 750-1.300 cc. Pithecanthropus
hidup sekitar 2,5 juta-200 ribu tahun yang lalu. Beberapa jenis Pithecanthropus yang
ditemukan di Indonesia antara lain Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus
erectus, dan Pithecanthropus soloensis. Setiap jenis manusia purba tersebut memiliki
ciri fisik yang berbeda.
3. Pithecanthropus mojokertensis
Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto) merupakan manusia
purba jenis Pithecanthropus tertua yang ditemukan di Indonesia. Manusia purba jenis
ini diperkirakan hidup sekitar 2,5-1,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus
mojokertensis ditemukan oleh von Koeningswald di Mojokerto pada tahun 1936. Fosil
yang berhasil ditemukan berupa tengkorak anak-anak, atap tengkorak, rahang atas,
rahang bawah, dan gigi lepas. Berdasarkan temuan tersebut, ciri-ciri Pithecanthropus
mojokertensis dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tulang pipi kuat
2. Berbadan tegap
3. Tonjolan kening tebal
4. Otot tengkuk kukuh
5. Muka menonjol ke depan
6. Volume otak 650-1.000 cc

4. Pithecanthropus erectus atau Homo erectus


Pithecanthropus erectus (manusia kera berjalan tegak) merupakan manusia purba
yang memiliki persebaran paling luas. Sehingga frakmen yang ditemukan lebih
banyak. Fragmen fosil yang berhasil ditemukan antara lain atap tengkorak, tulang
paha, rahang bawah, gigi lepas, dan tulang kering. Sebagian besar fosil ditemukan di
tepi Sungai Bengawan Solo. Berdasarkan fosil yang ditemukan, para ahli
menduga ciri-ciri Pitchecanthropus Erectus sebagai berikut:
1. Tinggi badan sekitar 160 – 180 cm
2. Volume otak berkisar antara 750 – 1000 cc
3. Bentuk tubuh dan anggota badan tegap, tetapi tidak setegap meganthropus
4. Alat pengunyah kuat
5. Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
6. Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
7. Bentuk hidung tebal dan lebar
8. Bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde
9. Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang
5. Homo
Hasil penelitian Van Koeningswald menyimpulkan bahwa makhluk yang diberi
nama homo ini memiliki tingkatan lebih tinggi dibanding Pitchecanthropus Erectus
dan Meganthropus. Bahkan manusia purba jenis homo dapat dikatakan sebanding
dengan manusia biasa. Di Indonesia ditemukan tiga jenis fosil homo, yaitu Homo
soloensies, Homo wajakensis, dan Homo florensiensis.
a. Homo soloensies
Nama Homo soloensies berarti manusia dari solo. Fosil ini ditemukan oleh von
Koeningswald di daerah Ngandong, tepi Sungai Bengawan Solo antara tahun
1931-1934. Manusia jenis ini diperkirakan hidup sekitar 900-200 ribu tahun
yang lalu.
Ciri-ciri Homo Soloensis:
 Volume otaknya antara 1000 – 1200 cc
 Tinggi badan antara 130 – 210 cm
 Berat badan 30-150 kg
 Otot tengkuk mengalami penyusutan
 Muka tidak menonjol ke depan
 Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
b. Homo Wajakensis
Nama Homo wajakensis berarti manusia dari wajak. Fosil ini ditemukan
oleh Eugene Dubois di Desa Wajak, Tulungagung pada tahun 1889. Manusia
purba ini diperkirakan hidup sekitar 40-25 ribu tahun yang lalu. Menurut Eugene
Dubois, Homo wajakensis termasuk ras Australoid dan bernenek moyang Homo
soloensis. Von Koeningswald memasukkan Homo wajakensis dalam jenis Homo
sapiens (manusia cerdas) karena sudah mengenal upacara penguburan.
c. Homo florensiensis
Pada tahun 2003 para ilmuwan dari Australia dan Indonesia melakukan
peggalian di gua Liang Bua, Flores. Mereka berhasil menemukan fosil tengkorak
manusia purba yang memiliki bentuk mungil atau hobbit. Manusia purba yang
ditemukan di Gua Liang Bua tersebut kemudian diberi nama Homo Floresiensis.
Ukuran manusia  ini tidak lebih besar dari anak-anak usia lima tahun. Homo
Floresiensis diperkirakan memiliki tinggi badan 100 cm dan berat badan 30 kg.
Selain itu, mereka sudah berjalan tegak dan tidak memiliki dagu. Manusia purba
ini hidup di Kepulauan Flores sekitar 18.000 tahun lalu. Homo floresiensis hidup
sezaman dengan gajah-gajah pigmi (gajah kerdil) dan kadal-kadal raksasa
(komodo) di Flores.
C. Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Indonesia
Berikut ini akan dipaparkan mengenai penemuan penemuan penting fosil manusia di
beberapa tempat.
a. Sangiran
Karakteristik wilayah Sangiran berbentuk menyerupai kubah raksasa berupa
cekungan besar di pusat kubah akibat erosi di bagian puncaknya. Kubah raksasa
tersebut diwarnai dengan perbukitan bergelombang. Kondisi deformasi geologis itu
menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil
manusia puba dan binatang, termasuk artefak. Lapisan batuan Sangiran
memperlihatkan proses evolusi lingkungan yang sangat panjang. Proses itu dimulai
dari formasi Kalibeng berlanjut pada formasi Pucangan, formasi Kabuh, dan formasi
Notopuro.
b. Trinil, Ngawi, Jawa Timur
Trinil merupakan sebuah situs paleoantropologi di pinggiran Bengawan Solo.
Penelitian kehidupan manusia purba di Trinilsudah dilakukan jauh sebelum
penelitian yang dilakukan von Koeningswald di situs Sangiran. Penelitian manusia
purba di Trinil dilakukan pertama kali oleh Eugene Dubois.
c. Ngandong
 Ngandong merupakan sebuah desa di tepi Bengawan Solo dalam wilayah
Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pada tahun 1933, Ter Haar, Oppenoorth, dan von
Koeningswald melakukan penelitian di daerah ini dan berhasil menemukan beberapa
atap tengkorak yang diidentifikasi sebagai Homo soloensis. Berdasarkan morfologi
yang dimiliki, manusia Ngandong digolongkan sebagai Homo erectus paling maju.
Tengkorak Homo erectus Ngandong berukuran besar dengan volume otak rata-rata
1.100 cc, lebih besar dibandingkan dengan Homo erectus dari sangiran dan Trinil.
d. Patiayam
Situs Patiayam merupakan daerah perbukitan di lereng Gunug Muria, sebelah
utara jalan raya antara Kota Kudus dan Pati. Penemuan fosil manusia di daerah ini
terjadi pada tahun 1978 ketika tim dari Pusat Arkeologi Nasional menemukan gigi
dan pecahan tengkorak Homo erectus. Dari penelitian selanjutnya diketahui bahwa
fosil Homo erectus ini berasal dari formasi Slumprit yang berumur awal ploistosen
tengah.
e. Wajak
Wajak merupakan sebuah desa yang terletak di Tulungagung, Jawa Timur.
Nama Wajak mulai terkenal pada tahun 1889 saat B.D. Reitschoten menemukan
sebuah fosil tengkorak. Fosil tersebut kemudian diserahkan kepada C.P. Sluiter,
kurator dari Koninklijke Natuurkundige Vereeniging (Perkumpulan Ahli Ilmu Alam)
di Batavia pada saat itu. Sluiter kemudian menyerahkan fosil tengkorak Wajak
kepada Eugene Dubois.
f. Flores
Penelitian kehidupan purba di Flores dimulai pada tahun 2003. Penelitian
tersebut dilakukan oleh beberapa ilmuwan dari Indonesia dan Australia. Tim
Indonesia dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dari Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional dan tim Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New
England. Pada penggalian di gua Liang Bua, Flores, para ilmuwan tersebut
menemukan fosil manusia kerdil atau hobbit yang diberi nama Homo floresiensis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia merupakan tempat yang cocok untuk kehidupan manusia purba sehingga
banyak ditemukan fosil-fosil manusia purba di Indonesia utamanya di Pulau Jawa. Jenis-jenis
manusia purba yang ditemukan di Indonesia antara lain Meganthropus paleojavanicus,
Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus soloensis, Homo
soloensies, Homo wajakensis, dan Homo florensiensis. Lokasi penemuan fosil manusia tersebut
antara lain di Sangiran, Trinil, Ngandong, Patiayam, Wajak, dan Flores.

B. Saran
Mengingat di Indonesia banyak ditemukan fosil-fosil manusia purba, maka dapat
dilakukan penelitian lanjutan untuk memperjelas proses evolusi manusia dan untuk memperbaiki
teori-teori lama yang kurang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Djaja, Wahjudi, dkk. 2014. Sejarah Indonesia. Klaten: Intan Pariwara.

Gunawan, Restu, dkk. 2014. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Penemuan Manusia Purba di Indonesia. (online). (http://www.eyuana.com/2014/10/ penemuan-

manusia-purba-di-indonesia_4.html, diakses tanggal 11 September 2015)

Anda mungkin juga menyukai