Anda di halaman 1dari 11

Ujian Akhir Semester Manusia Purba

Makalah :
“PITHECANTHROPUS”

Disusun oleh :
Gusti Helendra Saputra (I1C118051)

Mata Kuliah : Manusia Purba

Dosen Pengampu : Nainunis Aulia Azza

Nugrahadi Mahanani

Program Studi Arkeologi


Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Jambi

Tahun 2019/2020
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 5
1.4 Metode .................................................................................................................. 5
1.4.1 Studi Pustaka .................................................................................................. 5
BAB II ........................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 6
2.1 Pithecanthropus. .................................................................................................... 6
2.1.1 Sejarah penemuan Pithecanthropus Erectus. .................................................... 7
2.2 Hasil Kebudayaan Pithecanthropus Erectus. ........................................................... 8
BAB III ........................................................................................................................ 10
PENUTUP ................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 11

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah awal manusia jauh lebih panjang jika dibandingkan dengan sejarah
umat manusia. Manusia baru muncul pertama kali di muka bumi kira-kira tiga juta
tahun yang lalu, bersamaan dengan itu telah terjadi berkali-kali glasiasi dalam
jaman yang disebut kala plestosen. Kala Plestosen berlangsung kira-kira 3 juta
sampai 10 ribu tahun yang lalu.1 Indonesia banyak menyumbang fosil manusia
purba. Manusia prasejarah atau yang biasa disebut dengan manusia purba adalah
manusia yang hidup dengan cara yang sangat sederhana dan sangat bergantung pada
alam. Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia dan dapat dipastikan Indonesia
didunia memiliki banyak sejarah peradaban manusia mulai saat manusia hidup. 2
Fosil manusia ini paling banyak ditemukan di Indonesia, sehingga dapat
dikatakan bahwa kala plestosen di Indonesia didominasi oleh manusia tersebut.
Pithecanthropus hidup pada Plestosen awal dan tengah, dan mungkin juga Plestosen
akhir. Sisa-sisanya ditemukan di Perning, Kedungbrubus, Trinil, Sangiran,
Sambungmacan, dan Ngandong. Genus Pithecanthropus mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut. Tinggi badannya berkisar antara 165-180 cm dengan tubuh dan
anggota badan yang tegap.3 Temuan Dubois pertama diumumkan, yaitu fosil atap
tengkorak Pithecanthropus Erectus dari Trinil, yang ditemukan pada tahun 1891.
Pada tahapan kedua memberi hasil terbanyak dalam waktu yang relatif singkat
seperi penemuan tengkorak dan tulang kering Pithecanthropus Soloensis di
Ngandong, Blora, dipimpin oleh ter Haar Oppenoorth, dan Von Koenigswald antara
tahun 1931-1933. Penemuan ini sangat penting karena menghasilkan satu seri

1
Djoened Poesponegoro, Marwati dan Notosusanto, Nugroho. 1993. “SEJARAH NASIONAL
INDONESIA I”. Jakarta. Balai Pustaka. Hal 1 (Poesponegoro & Notosusanto, 1993)
2
Sugiarto, Ari. 2016. “FOSIL-FOSIL MANUSIA KERA, MANUSIA PURBA, DAN MANUSIA
MODERN”. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sriwijaya. Sumatra
Selatan. Palembang.
3
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto,Nugroho. 1993. “JAMAN PRASEJARAH DI
INDONESIA” . Sejarah Nasional Indonesia I. Balai Pusataka Jakarta. Jakarta. Hal 68

3
tengkorak yang besar jumlahnya dalam masa yang pendek di satu tempat yang tidak
luas.4
Jenis-jenis manusia purba yang hidup di Indonesia telah meninggalkan jejak
mereka pada Plestosen awal yang umur untuk tingkat atasnya telah ditentukan di
Indonesia 1,9 juta tahun. Pada masa ini hiduplah Pithecanthropus modjokertensis.
Disamping itu hidup pula Meganthropus paleojavanicus yang belum diketahui
hubungan sesungguhnyta dengan Pethecanthropus. Tetapi tidaklah mustahil
bahwa makhluk ini merupakan bentuk Pithecanthropus yang lebiih perimitif. 5
Berburu dan mengumpulkan makanan merupakan corak penghidupan yang
menjadi pokok dari tingkat perkembangan budaya pertama pada kala Plestosen itu.
Bukti-bukti hasil budaya pertama yang ditemukan di Indonesia berupa alat-alat batu
jenis serpih dan kapak-kapak perimbas serta beberapa alat dari tulang dan tanduk.
Alat-alat semacam itu menjadi petunjuk dasar bagi suatu corak budaya pertam
ayang berkembang dalam konteks universal. 6

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sejarah penemuan manusia Purba jenis Pithecanthropus Erectus.

2. Hasil kebudayaan manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus.

3. Bagaimana konteks temuan rangka Pithecanthropus Erectus dengan temuan


lainnya.

4
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto,Nugroho. 1993. “JAMAN PRASEJARAH DI
INDONESIA” . Sejarah Nasional Indonesia I. Balai Pusataka Jakarta. Jakarta. Hal 61
5
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto,Nugroho. 1993. “JAMAN PRASEJARAH DI
INDONESIA” . Sejarah Nasional Indonesia I. Balai Pusataka Jakarta. Jakarta. Hal 24.
6
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto,Nugroho. 1993. “JAMAN PRASEJARAH DI
INDONESIA” . Sejarah Nasional Indonesia I. Balai Pusataka Jakarta. Jakarta. Hal 24-25.

4
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang dapat dipaparkan
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah penemuan manusia purba jenis Pithecanthropus


Erectus.

2. Untuk mengetahui hasil kebudayaan dari manusia purba jenis Pithecanthropus


Erectus.

3 Dan untuk mengetahui bagaimana konteks temuan rangka Pithecanthropus


Erectus dengan temuan lainnya.

1.4 Metode
Dari tulisan diatas, metode yang saya gunakan yaitu sebagai berikut :

1.4.1 Studi Pustaka


Studi pustaka merupakan data tertulis yang berhubungan dengan isi artikel
yang akan dibahas, baik dari publikasi arkeologis maupun sumber-sumber sejarah
atau etnosejarah. Selain itu, data kepustakaan dapat juga berupa gambar, poto dan
peta, baik peta rupa bumi maupun peta tematik, geologi, geomorfologi, fisiografi,
etnis, bahasa, dan sebagainya. 7

7
Sukendar, H., Simanjutak, T., Ernawati, Y., Suhadi, M., Prasetyo, B., Harkantiningsih, N. &
Handini, R. 1999. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Hal.
21.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pithecanthropus.
Fosil manusia yang paling banyak ditemukan di Indonesia ialah fosil
Pithecanthropus, sehingga dapat dikatakan bahwa kala Plestosen di Indonesia di
dominasi oleh manusia tersebut. Pithecanthropus hidup pada Plestosen awal dan
tengah, dan mungkinjuga Plestosen akhir. Sisa-sisanya ditemukan di Perning.
Kedung brubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan dan Ngandong. Hidupnya
mungkin di lembah-lembah atau di kaki-kaki pegunungan dekat perairan darat di
Jawa Tengah dan jawa timur (sekarang), yang mungkin merupakan padang rumput
dengan pohon-pohonan yang jarang.8

Jenis-jenis Manusia Purba Di Indonesia - Pithecanthropus merupakan jenis


yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Hasil penemuan di Indonesia, antara
lainPithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan Pithecanthropus
Soloensis. Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis
ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1891 di Trinil. Pithecanthropus
Mojokertensis ditemukan di Jetis dekat Mojokerto Jawa Timur oleh Von
Koenigswald. Pithecanthropus Soloensis sementara itu ditemukan di Ngandong,
lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth.

Berikut ciri-ciri Pithecanthropus :

Ciri-ciri Pithecanthropus:
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu.
• Hidup berkelompok.
• Hidungnya lebar dengantulang pipi yang kuat dan menonjol.
• Hidup dengan mengumplkan makanan dan berburu.
• Makannya daging dan tumbuhan. Universitas Sriwijaya

8
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto,Nugroho. 1993. “JAMAN PRASEJARAH DI
INDONESIA” . Sejarah Nasional Indonesia I. Balai Pusataka Jakarta. Jakarta. Hal 68.

6
• Tidak berdagu.
• Perawakannya tegak dan memilik perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
• Tulang belakang menonjol dan tajam.
• Keningnya menonjol.

2.1.1 Sejarah penemuan Pithecanthropus Erectus.


Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian Eugene Dubois tahun 1890 di
dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah
direkonstruksi terbentuk kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda- tanda kera.
Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera
yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut
Pithecanthropus mojokertensis. Jenis manusia purba yang juga terkenal sebagai
rumpun Homo erectus ini paling banyak ditemukan di Indonesia. Diperkirakan jenis
manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar zaman Pleistosen Tengah.
Pithecantropus Erectus artinya: manusia kera yang berjalan tegak. Ditemukan oleh
Eugene Dubois di Trinil pada tahun 1891.9

Berikut ciri-ciri Pithecanthropus Erectus :

- Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm


- Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc
- Bentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak setegap meganthropus
- Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
- Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
- Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
- Bentuk hidung tebal
- Bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde
- Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang.

9
Sugiarto, Ari. 2016. “FOSIL-FOSIL MANUSIA KERA, MANUSIA PURBA, DAN MANUSIA
MODERN”. Palembang. JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA.

7
2.2 Hasil Kebudayaan Pithecanthropus Erectus.
Pithecanthropus merupakan jenis manusia yang hidup pada masa kala
Plestosen awal dan tengah. Pada masa itu Pithecanthropus Erectus dan
Pithecanthropus Soloensis hidup di Indonesia dengan bentuk yang lebih maju.
Berburu dan mengumpul makanan merupakan corak penghidupan yang menjadi
pokok dari tingkat perkembangan budaya pertama pada kala Plestosen itu. Bukti-
bukti hasil budaya pertama yang ditemukan di Indonesia berupa alat-alat batu jenis
serpih-bilah dan kapak-kapak perimbas serta beberapa alat dari tulang dan tanduk.

Alat-alat semacam itu menjadi petunjuk dasar bagi suatu corak budaya
pertama yang berkembang dalam konteks universal. Batu adalah bahan alam yang
mudah diperoleh manusia dan paling besar daya tahannya dalam lingkungan hidup
yang masih liar untuk pelaksanaan pekerjaan kasar. Tempat-tempat pencarian batu
adalah sungai-sungai sekelilingnya dan pegunungan.10

Berikut pemaparan sedikit tentang alat-alat batu hasil kebudayaan


Pithecanthropus :

1. Kapak Perimbas

Terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara


menggenggam, dipakai untuk menguliti bintatang hasil buruan, memotong kayu,
dan memecahkan tulang binatang buruan.

2. Kapak Genggam

- Bentuknya hampir sama dengan jenis kapak penetak danperimbas, namun


bentuknya jauh lebih kecil.

- Berfungsi untuk membelah kayu, menggali umbi-umbian, memotong daging


hewan hasil buruan, dan keperluan lainnya.

10
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto,Nugroho. 2008. “JAMAN PRASEJARAH DI
INDONESIA” . Sejarah Nasional Indonesia I edisi pemutakhiran. Balai Pusataka Jakarta. Jakarta.
Hal 27-28.

8
- Ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada tahun 1936 di Punung, Kabupaten
Pacitan, Jawa Timur.

3. Kapak Penetak (Chooping Tool).

- Ukuran alat 9,6 x2,9x3,9 cm.

- Jumlah pangkasan sebanyak 7 buah. Pemangkasan dilakukan melebar


padamasing-masing muka (sisi) yang bertemu pada ujungnya dan
membentukl a n c i p a n . B a g i a n t a j a m a n t e r l i h a t a d a j e j a k p a k a i
ya n g d i t a n d a i d e ng a n pecahan berbentuk cekungan. Bentuk tajaman
semi oval. Kulit batu hanyap a d a b a g i a n k e c i l . A l a t i n i b e r ba h a n
bat u r ija ng.
2.3 Konteks temuan rangka Pithecanthropus Erectus dengan temuan lainnya.
Dalam konteks arkeologi, mereka telah mendiami Indonesia (khususnya
Jawa) selama rentang Plestosen, atau sekitar 1,8 jt tahun hingga sekitar 10.000
tahun yang lalu. Nama lain yang sering dipakai untuk manusia purba adalah
Pithecanthropus: dari kata Pithekos yang berarti kera dan anthropus atau manusia
(dalam konteks ini kelompok Homo Sapiens fosil menjadi tidak termasuk). Sebutan
ini pertama kali diperkenalkan oleh Schleircher dan kemudian oleh Haeckel untuk
menyebut makhluk di antara kera dan manusia. Eugene Dubois pertama kali
menamakan Pithecanthropus Erectus pada fosil sisa manusia yang dia temukan
pada tahun 1891-1892 di Trinil. Sejak itu nama ini menjadi popular untuk menyebut
setiap penemuan manusia purba di Jawa.11

11
Simanjuntak, Truman. 2000. “WACANA BUDAYA MANUSIA PURBA”. Jurnal Berkala
Arkeologi Amerta. Jakarta.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah awal manusia lebih panjang dibandingkan dengan sengan sejarah
umat manusia. Manusia baru muncul pertama kali di muka bumi kira-kira tiga juta
tahun yang lalu, bersamaan dengan itu telah terjadi berkali-kali glasiasi dalam
jaman yang disebut kala plestosen. Indonesia banyak menyumbang fosil manusia
purba. Fosil manusia ini paling banyak ditemukan di Indonesia, sehingga dapat
dikatakan bahwa kala plestosen di Indonesia didominasi oleh manusia tersebut.
Pithecanthropus hidup pada Plestosen awal dan tengah, dan mungkin juga Plestosen
akhir.
Terdapat jenis-jenis manusia purba Pithecanthropus yaitu: Pithecanthropus
Modjokertensis, Pithcanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan lainnya.
Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil,
sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Pithecanthropus
erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di
Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis.
Berburu dan mengumpul makanan merupakan corak penghidupan
Pithecanthropus yang menjadi pokok dari tingkat perkembangan budaya pertama
pada kala Plestosen itu. Bukti- bukti hasil budaya pertama yang ditemukan di
Indonesia berupa alat-alat batu jenis serpih-bilah dan kapak-kapak perimbas serta
beberapa alat dari tulang dan tanduk.
Dalam konteks arkeologi, mereka telah mendiami Indonesia (khususnya
Jawa) selama rentang Plestosen, atau sekitar 1,8 jt tahun hingga sekitar 10.000
tahun yang lalu. Nama lain yang sering dipakai untuk manusia purba adalah
Pithecanthropus: dari kata Pithekos yang berarti kera dan anthropus atau manusia
(dalam konteks ini kelompok Homo Sapiens fosil menjadi tidak termasuk).

10
DAFTAR PUSTAKA

Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto,Nugroho. 1993. “JAMAN


PRASEJARAH DI INDONESIA” . Sejarah Nasional Indonesia I. Balai
Pusataka Jakarta. Jakarta.
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto,Nugroho. 2008. “JAMAN
PRASEJARAH DI INDONESIA” . Sejarah Nasional Indonesia I edisi
pemutakhiran. Balai Pusataka Jakarta. Jakarta.
Simanjuntak, Truman. 2000. “WACANA BUDAYA MANUSIA PURBA”. Jurnal
Berkala Arkeologi Amerta. Jakarta.
Sugiarto, Ari. 2016. “FOSIL-FOSIL MANUSIA KERA, MANUSIA PURBA,
DAN MANUSIA MODERN”. Palembang. JURUSAN BIOLOGI,
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA.
Sukendar, H., Simanjutak, T., Ernawati, Y., Suhadi, M., Prasetyo, B.,
Harkantiningsih, N. & Handini, R. 1999. Metode Penelitian
Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

11

Anda mungkin juga menyukai