Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT PRA-SEJARAH DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:

•Azarya Imanuel Rimbing

SMA NEGERI 2 MANADO


jln. Tololiu Supit No.27 Telp (0431) 864487

KOTA MANADO

Kata Pengantar
Dengan rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat dan rahmatnya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
makalah ini.
Makalah ini saya buat karena kewajiban saya mengerjakan tugas makalah
sejarah ini sebagai tugas mata pelajaran sejarah.
Makalah ini dibuat dengan harapan bisa berguna bagi teman-teman dan adik-
adik kelas pada ajaran selanjutnya atau siapapun yang membacanya.

Tentu saja makalah ini tidak bisa dikatakan sempurna karena saya masih dalam
taraf belajar.

Manado, Oktober 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................... 2
Pendahuluan .............................................................................................. 3
Isi:
•Kehidupan Awal Manusia Indonesia.................................................... 4
•Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia..................... 4
•Kehidupan Sosial, Ekonomi Dan Budaya Manusia Purba.................... 8
•Hubungan Budaya Bascon – Hoabinh, Dongson, Sa Huynh, India Dengan
Perkembangan Manusia Purba Di Indonesia........................................ 16

Daftar Pustaka............................................................................................. 19

Pendahuluan

Tradisi sejarah yang berkembang pada masyarakat meninggalkan jejak-jejak


sejarah. Jejak-jejak sejarah itu berupa tradisi lisan pada masa praaksara dan
tradisi tertulis pada masa aksara. Tradisi sejarah yang berisi ingatan kolektif yang
diwariskan dari generasi ke generasi memungkinkan kita untuk menelusuri asal-
asal suatu kolektif atau komunitas. Manusia purba hidup pada masa praaksara.
Masa praaksara adalh zaman manusia belum mengenal tulisan dan biasa disebut
zaman nirleka. Masa prasejarah atau praaksara dimulai sejak manusia ada di
muka bumi sampai dengan saat manusia mengenal tulisan. Di sini kita akan
mempelajari kehidupan masyarakat di masa praaksara yang dimana hidupnya
secara sangat sederhana dari cara bertahan hidup, jenis-jenis manusia purba, alat-
alat yang digunakan, dan masih banyak lagi.

KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA

•Kehidupan Awal Manusia Indonesia


1. Awal Kehidupan Di Bumi
Zaman Arkaikum yaitu zaman tertua dan diperkirakan sekitar 1500 juta tahun.
Zaman Palaeozoikum berusia sekitar 340 Juta tahun.
Zaman Mesozoikum berusia sekitar 140 juta tahun
Zaman Neozoikum / Kainozoikum berusia sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada
zaman ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
- Zaman Tersier
- Zaman Kuarter
•Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia
1. Apa Itu Manusia Purba ?
Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum tulisan
ditemukan. Manusia purba diyakini telah mendiami bumi sekitaraa 4 juta tahun
lalu. Namunn demikian bahwa jenis manusia pertama telah ada di muka bumi ini
sekitar 2 juta tahun lalu.

Manusia purba mempunyai volume otak yang lebih kecil dari manusia modern
sekarang. Mereka biasanya hidup secara berkelompok dan mengandalkan
makanannya dari buah-buahan dan binatang kecil. Mereka masih belum
mengenal bercocok tanam.
Kehidupan manusia purba masih sangat sederhana. Untuk menopang
qkehidupannya mereka menggunakan alat-alat yang masih sangat sederhana .
biasanya alat yang digunakan terbuat dari batu.

2. Para Peneliti Manusia Purba Di Indonesia

Eugune Dubois adalah seorang dokter kebangsaan belanda pertama kali


datang ke indonesia. Kedatangannya di indonesia bertujuan untul melaksanakan
penelitian lebih lanjut tentang keberadaan kehidupan manusia purba indonesia.
3. Jenis Manusia Purba Di Indonesia
Jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di indonesia,

diantaranya :
Meganthropus Paleojavanicus, meganthropus berarti manusia besar. Fosil ini
ditemukan di Sangiran oleh Von Koeningswald pada tahun 1941.
Pithecanthropus, pithecanthropus berarti manusia kera. Fosil ini ditemukan di
Trinil-Ngawi, Perning - Mojokerto, Sangiran, Kedung brubus, Sambung Macan dan
Ngandong.
Beberapa ciri manusia purba yang ditemukan di indonesia:
a. Meganthropus palaeojavanicus
o Memiliki tulang pupil yang tebal

o Memiliki otot kunyah yang kuat


o Memiliki tonjolan kening dan menyolok

o Memiliki tonjolan belajang yang tajam


o Tidak memiliki dagu

o Memiliki perawakan yang tegap Memakan jenih tumbuh-tumbuhan


o Mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.

b. Pithecanthropus
o Tinggi badan sekitar 165-180 cm
o Volume otak berkisar antara 750 cc- 1350 cc
o Bentuk tubuh dan anggota badan yang tegap

o Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat

o Bentuk graham yang besar dengan rahang yang sangat kuat


o Bentuk tonjolan kening yang tbal
o Bentuk hidung tebal

o Tidak memiliki dagu

o Bagian belakang kepala tampak menonjol


c. Homo sapiens

o volume otaknya antara 1000-1200 cc


o Tinggi badan antara 130-210 cm
o Otot tengkuk mengalami penyusunan
o Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
o Muka tidak menonjol ke depan
o Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
4. Hasil-Hasil Budaya Manusia Purba Di Indonesia
Kebudayaan adalah sebuah hasil pemikiran manusia yang dilakukan dengan
sadar, yaitu sadar untuk apa segala sesuatu itu dilakukan atau diperbuat.
Kebudayaah yang dibuat oleh manusia bertujuan untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sehingga sifat

kebudayaan anusia dapat dibedakan atas kebudayaan yang bersifat material atau
kebendaan dan kebudayaan yang bersifat rohani.
a. Kebudayaan material atau kebendaan
Manusia mulai mengenal kebudayaan material (benda) ketika mereka kenal
pada awalnya berupa alat-alat yang dapat membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.. Seperti peralatan berburu, peralatan untuk mengumpulkan
makanan atau meramu.
Di samping itu, manusia sudah pula mengenal dan mengolahbiji-biji besi
untuk membuat peralatan-peralatan yang dibutuhkannya, tetapi sayangnya
benda-benda dari besi berhasil ditemukan oleh para ahli, karena besi dapat lapuk
dan hancur.

Dengan demikian, kebudayaan material manusia mengalami perkembangan


dari awal manusia mengenal kebudayaan sampai kepada tingkat-tingkat
kehidupan selanjutnya.
b. Kebudayaan rohani

Kebudayaan rohani mulai muncul dalam kehidupan manusia sejak manusia


mengenal sistem kepercayaan dalam hidupnya. Munculnya sistem kepercayaan
dalam kehidupan manusia telah berlangsung sejak kehidupan manusia pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini diketahui melalui penemuan
kuburan.
Melalui perkembangan pola pikir manusia, manusia mulai menyadari
keberadaan hidupnya yang berada di tengah – tengah alam semesta. Manusia
mulai menyadari dan merasakan adanyak ekuatan yang maha dahsyat atau maha
besar di luar dirinya sendiri. Bahkan kekuatan itu senantiasa ada sepanjang masa.
Kekuatan itulah yang kemudian diketahui berasal dari kekuatan Tuhan Yang Maha
Esa. Tuhan yang menciptakan, menghidupkan, memelihara, membinasakan seisi
alam semesta ini.
7

Dari kepercayaan itu, selanjutnya berkembang kepercayaan yang bersifat


animisme, dinamisme dan mononisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan
bahwa setiap benda mempunyai roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu
kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan gaib dan mononisme
merupakan suatu kepercayaan terhadap tuhan yang Maha Esa.
•Kehidupan Sosial, Ekonomi Dan Budaya Manusia Purba
1. Kehidupan Masyarakat Berburu Dan Mengumpulkan Makanan
a. Lingkungan Alam Kehidupan
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan ini sangat
sederhana. Kehidupan mereka tak ubahnya sepertia kelompok hewan, karena
tergantung pada apa yang disediakan oleh alam.
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan manusia tinggal di alam
terbuka seperti hutan, di tepi sungai, di gunung, di goa dan di lembah – lembah.
Disamping itu, lingkungan alam kehidupan manusia pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan belum stabil dan masih liar. Binatang buas menjadi
penghalang bagi manusia untuk melaksanakan kehidupannya.
b. Kehidupan Sosial
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal
kehidupan kelompok. Jumlah anggota dalam tiap kelompok sekitar 10-15 orang.
Mereka hidup selalu berpindah –pindah dari satu tempat ketempat lainnya.
Perpindahan yang mereka lakukan itu semata – mata hanya untuka memenuhi
kebutuhan hidupnya

c. Kehidupan Budaya
Benda – benda hasil kebudayaan zaman tersebut adalah sebagai berikut :
- Kapak Perimbas
- Kapak Penetak
- Kapak Genggam
- Pahat Genggam
1. Kapak p erimbas
Kapak perimbas tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara
menggenggam. Penelitian terhadap kapak ini di lakukan di daerah punung
kabupaten pacitan oleh Von Koenigswald (1935). Sedangkan para ahlilainnya juga
mengadakan penelitian pada tempat – tempat lain di seluruh wilayah Indonesia,
sehingga kapak primbas tidak hanya ditemukan di pacitan melainkan juga pada
tempat – tempat seperti sukabumi, ciamis, gombong, bengkulu, lahat (sumatra),
bali, plores dan timor.
2. Kapak penetak
Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas.
Kapak penetak ini bentuknya lebih besar dari kapak perimbas dan cara
pembuatannya masih kasar.
3. Kapak genggam

Kapak genggan memiliki bentuk hampir sama dengan kapak perimbas dan
kapak penetek. Tetapi bentuknya jauh lebih kecil.

4. Pahat genggam
Pahat genggam memiliki bentuk lebih kecil dari kapak genggam. Para ahli
menafsirkan bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk menggemburkan
tanah. Alat ini digunakan untuk mencari ubi – ubian yang dapat dimakan.
d. Sistem Ekonomi Masyarakat
Pada masa kehidupan berburu dan menumpulkan makanan, manusia bekerja
bersama – sama dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
suatu kelompok biasanya beranggotakan 10-15 orang.
e. Kehidupan Kepercayaan Masyarakat
Penemuan kuburan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan
menunjukan bahwa masyarakat pada masa itu sudah memiliki anggapan tertentu
dan memberikan pengormatan terakhir kepada orang yang meninggal

2. Kehidupan Masyarakat Beternak Dan Bercocok Tanam


a. Lingkungan Alam Kehidupan
Kemampuan berfikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya mulai
berkembang. Hal ini mengakibatkan munculnya kelompok – kelompok manusia
dalam jumlah yang lebih banyak serta menetap disuatu tempat. Munculnya
bentuk kehidupan semacam itu berawal dari upaya manusia untu menyiapkan
persediaan bahan makanan yang cukup dalam satu masa tertentu dan tidak perlu
mengembara lagi untuk mencari makanan.
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah
berhuma. Berhuma adalah tekhnik bercocok tanam dengan cara membersihkan
hutan dan menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari
bagian

10

hutan yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan,


demikian seterusnya.

b. Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat pada massa bercocok tanam mengalami peningkatan
yang cukup pesat. Masyarakatnya sudah memiliki tempat tinggal yang tepat.
Mereka memilihtempat tinggal pada suatu tempat tertentu. Hal ini
dimaksudkannagar hubungan antara manusia di dalam kelompok masyarakat
semakin erat.
Eratnya hubungan antar manusia di dalam kelompok masyarakatnya itu,
merupakan suatu cermin bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa anggota
kelompok masyarakat yang lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia adalah
mahluk sosial. Manusia selalu tergantung dengan manusia lainnya, sehingga
masing – masing manusia saling melengkapi, saling membantu dan saling
berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan hidup masyarakat semakin
bertambah, namun tidak ada satu anggota masyarakatpun yang dapat memenuh
seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Oleh karena itu mereka menjalin hubungan
yang lebih erat lagi dengan sesama anggota masyarakat, bahkan mereka juga
menjalin hubungan dengan masyarakat yang berada di luar daerah tempat
tinggalnya. Misalnya masyarakat yang berada di daerah pegunungan
membutuhkan hasil yang diperoleh dari pantai seperti garam, ikan laut dan lain–
lain, sedang masyarakat yang berada di daerah pantai membutuhkan hasil – hasil
pegunungan berupa berbagai macam hasil bumi yaitu beras, buah – buahan,
sayur – sayuran dan lain – lain. Dengan kenyataan seperti ini, maka dalam rangka
memenuhi kebutuhan masing – masing perlu diadakan pertukaran barang dengan
barang (sistem barter). Pertukaran

11

barang dengan barang ini menjadi awal munculnya sistem perdagangan atau
sistem perekonomian dalam masyarakat.
d. Sistem Kepercayaan Masyarakat.
Perkembangan sistem kepercayaan masyarakat pada masa kehidupan
bercocok tanam dan menetap, merupakan kelanjutan kepercayaan yang telah
muncul pada masa kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan.
Sementara itu, inti kepercayaan ini berkembang dari zaman ke zaman,
penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang merupakan suatu
kepercayaan yang berkembang di seluruh dunia. Untuk menelusuri kepercayaan
masyarakat Indonesia dari masa kehidupan bercocok tanam, para ahli
mengadakan penelitian pada berbaai bangunan megalitikum atau kuburan
manusia berasal dari masa itu,. Dari hasil penelitian itu, para ahli sejarah berhasil
mendapat gambaran mengenai berbagai kebiasaan yang berhubungan dengan
kepercayaan masyarakat pada masa itu, bahkan hingga sekarang ini, kita masih
dapat melihat upacara – upacara tradisi megalitikum dari beberapa suku bangsa
di Indonesia.
e. Kehidupan Budaya
Perkembangan kebudayaan pada masa bercocok tanam semakin bertambah
pesat, karena manusia mulai dapat mengembangkan dirinya untuk mendiptakan
kebudayaan yang lebih baik. Peninggalan – peninggalan kebudayaan manusia
pada masa kehidupan bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik yang
terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang. Hasil – hasil kebudayaan masyarakat
pada masa kehidupan bercocok tanam adalah sebagai berikut : Beliung persegi
merupakan hasil kebudayaan manusia dari masa kehidupan masyarakat bercocok
tanam . benda kebudayaan ini di duga benda upacara. Kapak lonjong, kapak
lonjong dengan garis penampangnya memperlihatkan sebuah bidang yang
berbentuk lonjong, kapak ini ada yang berukuran besar

12

dan kesil.

Mata panah, mata panah merupakan salah satu dari perlengkapan berburu
maupun menangkap ikan. Mata panah untuk menangkap ikan berbeda dengan
mata panah untuk berburu.

Grabah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Alat – alat ini digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan benda – benda perhiasan.

f. Perhiasan
Pada masa kehidupan masyarakat bercocok tanam telah dikenal berbagai
bentuk perhiasan. Bahan dasar pembuatan perhiasan diambil dari bahan – bahan
ayang ada di sekitar lingkungan alam tempat tinggalnya.

3. Perkembangan Teknologi masyarakat Awal Indonesia


a. Keadaan Alam Lingkungan Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan menetap manusia sudah dapat menghasilkan sendiri
kebutuhan – kebutuhan hidupnya, walaupun tidak seluruhnya. Namun demikian,
dalam kehidupan menetap pola pikir manusia terus berkembang dan semakin
maju.
b. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kehidupan pada masa manusia telah mengenal logam dikenal sebagai masa
perundagian. Masa perundagian sangat penting artinya dalam perkembangan
sejarah Indonesia, karena pada masa ini terjalin hubungan dengan daerah –
daerah di sekitar kepulauan Indonesia.
Masa perundagian juga menjadi dasar bertumbuh kembangnya kerajaan –
kerajaan di Indonesia seperti kerajaan kutai.
c. Kehidupan Budaya Masyarakat

13

Peninggalan – peninggalan budaya masyarakat Indonesia yang berasal dari


benda – benda logam merupakan kekayaan dan keanekaragaman budaya yang
telah tumbuh dan berkembang pada masa itu.
4. Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia
a. Kepercayaan Terhadap Roh Nenek Moyang
Perkembangan sistem kepercayaan pada masyarakat indonesia

berawal dari kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan. Orang


mulai memiliki suatu pandangan bahwa hidup tidak berhenti setelah orang itu
meninggal. Orang yang meninggal dianggap pergi ke suatu tempat yang lebih
baik.

Namun orang mulai berfikir bahwa orang yang meninggal berbeda dengan
orang yang masih hidup.

b. Kepercayaan Bersifat Animisme


Setelah berkembangnya kepercayaan masyarakat terhadap roh nenek
moyang, kemudian mundul kepercayaan yang bersipat animisme. Animisme
merupakan suatu kepercayaan masyarakat terhadap suatu benda yang dianggap
memiliki roh atau jiwa.
c. Kepercayaan Bersifat Dinamisme
Kepercayaan dinamisme mengalami perkembangan yang tidak jauh berbeda
dengan kepercayaan animisme. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa
setiap benda memiliki kekuatan gaib.
Selain itu terdapat pula benda pusaka seperti keris atau tombak yang
dipandang memiliki kekuatan gaib untuk memohon turunnya hujan, apabila keris
itu di tacapkan dengan ujungnya menghadap ke atas akan dapat menurunkan
hujan.

14

d. Kepercayaan Bersifat Mononisme

Kepercayaan monoise adalah kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa.


Kepercayaan ini muncul berdasarkan pengalaman – pengaaman dari masyarakat.

• Hubungan Budaya Bascon – Hoabinh, Dongson, Sa Huynh, India Dengan


Perkembangan Manusia Purba Di Indonesia
1. Perkembangan Budaya Bascon – Hoabinh
Istilah Bascon – Hoabinh ini dipergunakan sejak tahun 1920-an, yaitu untuk
menunjukan suatu tempat pembuatan alat – alat batu yang khas dengan ciri
dipangkas pada satu atau dua sisi permukaannya.

Ciri kahas alat bataua kebudayaan bascon – hoabinh adalah penyerpihan


pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu
kepalan, dan sering kali seluruh tepiannya menjadi bagian yang tajam.
2. Perkembangan Budaya Dongson

Pembuatan benda – benda perunggu di daerah vietnam utara dimulai sekitar


tahun 2500 SM dan dihubungkan dengan tahap – tahap budaya dong dau dan go
mun.
Penemuan benda – benda dari kebudayaan dong son sangat penting karena
benda – benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia pada umumnya
bercorak dong son, dan bukan mendapat pengaruh budaya logam dari india
maupun cina.
Dari penemuan benda – benda budaya dong son itu, diketahui cara
pembuatannya dengan menggunakan cetak lilin hlang yaitu dengan membuat
bentuk benda dari lilin.
3. Perkembangan Budaya Sa Huynh

15
Budaya sa huynh di Vietnam bagian selatan di dukung oleh suatu kelompok
penduduk yang berbahasa Austronesia (cham) yang diperkirakan berasal dari
daerah – daerah di kepulauan Indonesia.

Para pakar arkeologi Vietnam menyatakan bahwa hasil – hasil penemuan


benda – benda arkeologi di duga menjadi bukti cikal bakal budaya ini.

Dari sudut pandang Indoensia, keberadaan orang – orang cham dekat pusat –
pusat penemuan benda – benda logam di Vietnam Utara pada kahir masa
persejarah mempunyai arti yang amat penting, karena mereka adalah kelompok
masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan mempuyai kedekatan
kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di kepulauan Indonesia.
4. Perkembangan Budaya India
Aperkembangan zaman logam awal di kepulauan Indonesia bertumpang tindih
dengan bukti – bukti adanya negeri – negeri dagang kecil yang muncul paling awal
dalam masa sejarah dan kerajaan – kerajaan yang mendapatpengaruh budaya
india dan yang muncul di bagian barat daerah ini.
5. Perkembangan Budaya Logam di Indonesia
Pesatnya perkembangan tekhnologi perunggu di wilayah Indinesia di ikuti
dengan kemunculan pusat – pusat pembuatan benda – benda dari logam.
a. Tahap Logam Awal di Sumatra
Pada dataran pasemah di daerah sumatra selatan banyak ditemukan kubur
batu dari tradisi megalitikum. Bangunan megalitikum persemah sangat
menakjubkan dan telah menarik perhatian sejak tahun 1950-an.
b. Tahap Logam Awal Di Jawa

16

Di pulau jawa terdapat banyak situs – situs peninggalan dari tahap logam awal,
terutama dalam hubungannya dengan kubur peti batu atau sarkofagus.
Situs – situs jawa lainnya yang menghasilkan benda – benda budaya tahap
logam awal terdapat di daerah lewiliyang dekat bogor jawa barat dan di daerah
pejaten sebelah selatan jakarta.
c. Tahap Logam Awal Di Bali
Perkembangan benda – benda logam awal di pulau bali terkait dengan bekal
kubur, karena benda – benda logam ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak
pada sarkofagus.
d. Tahap Logam Awal Di Sumba
Tradisi penguburan di sumba, nusa tenggara barat pada masa logam awal telah
melibatkan berbagai benda – benda dari logam. Bejana – bejana tembikar
berukuran kecil di tempatkan di dalam atau di sekitar tempayan beserta manik –
manik gelang dan benda – benda logam lainnya sebagai benda bekal kubur yang
paling umum.
e. Tahap Logam Awal Dikepulauan Talaud Dan Maluku Utara
Penguuran di dalam tempayan berhasil ditemukan oleh para ahli di goa lawang
kecil baedane (pulau selebabu dalam kawasan kepulauan talaud). Sementara itu,
di daerah maluku utara berhasil ditemukan sisa – sisa penguburan dalam
tempayan yang berhasil di gali dari goa uattamdi di pulau kayoa.
f. Tahap Logam Awal Di Sulawesi
Perkembangan logam pada tahap awal di daerah sulawesi mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Pada goa – goa di daerah Sulawesi Selatan
ditemukan kubur tempayan.

17

Sementara itu, di daerah sulawesi tengah juga ditemukan jenis – jenis


tempayan kubur. Pada tempayan – tempayan tersebut banyak ditemukan benda
– benda logam sebagai bekal kubur.

Daftar Pustaka
http://www.wikipedia.com
http://history1978.wordpress.com
http://mustaqimzone.wordpress.com
http://pansejarah.tripod.com
Buku Paket Sejarah, Yudhistira

18

Anda mungkin juga menyukai