DISUSUN OLEH:
KOTA MANADO
Kata Pengantar
Dengan rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat dan rahmatnya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
makalah ini.
Makalah ini saya buat karena kewajiban saya mengerjakan tugas makalah
sejarah ini sebagai tugas mata pelajaran sejarah.
Makalah ini dibuat dengan harapan bisa berguna bagi teman-teman dan adik-
adik kelas pada ajaran selanjutnya atau siapapun yang membacanya.
Tentu saja makalah ini tidak bisa dikatakan sempurna karena saya masih dalam
taraf belajar.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................... 2
Pendahuluan .............................................................................................. 3
Isi:
•Kehidupan Awal Manusia Indonesia.................................................... 4
•Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia..................... 4
•Kehidupan Sosial, Ekonomi Dan Budaya Manusia Purba.................... 8
•Hubungan Budaya Bascon – Hoabinh, Dongson, Sa Huynh, India Dengan
Perkembangan Manusia Purba Di Indonesia........................................ 16
Daftar Pustaka............................................................................................. 19
Pendahuluan
Manusia purba mempunyai volume otak yang lebih kecil dari manusia modern
sekarang. Mereka biasanya hidup secara berkelompok dan mengandalkan
makanannya dari buah-buahan dan binatang kecil. Mereka masih belum
mengenal bercocok tanam.
Kehidupan manusia purba masih sangat sederhana. Untuk menopang
qkehidupannya mereka menggunakan alat-alat yang masih sangat sederhana .
biasanya alat yang digunakan terbuat dari batu.
diantaranya :
Meganthropus Paleojavanicus, meganthropus berarti manusia besar. Fosil ini
ditemukan di Sangiran oleh Von Koeningswald pada tahun 1941.
Pithecanthropus, pithecanthropus berarti manusia kera. Fosil ini ditemukan di
Trinil-Ngawi, Perning - Mojokerto, Sangiran, Kedung brubus, Sambung Macan dan
Ngandong.
Beberapa ciri manusia purba yang ditemukan di indonesia:
a. Meganthropus palaeojavanicus
o Memiliki tulang pupil yang tebal
b. Pithecanthropus
o Tinggi badan sekitar 165-180 cm
o Volume otak berkisar antara 750 cc- 1350 cc
o Bentuk tubuh dan anggota badan yang tegap
kebudayaan anusia dapat dibedakan atas kebudayaan yang bersifat material atau
kebendaan dan kebudayaan yang bersifat rohani.
a. Kebudayaan material atau kebendaan
Manusia mulai mengenal kebudayaan material (benda) ketika mereka kenal
pada awalnya berupa alat-alat yang dapat membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.. Seperti peralatan berburu, peralatan untuk mengumpulkan
makanan atau meramu.
Di samping itu, manusia sudah pula mengenal dan mengolahbiji-biji besi
untuk membuat peralatan-peralatan yang dibutuhkannya, tetapi sayangnya
benda-benda dari besi berhasil ditemukan oleh para ahli, karena besi dapat lapuk
dan hancur.
c. Kehidupan Budaya
Benda – benda hasil kebudayaan zaman tersebut adalah sebagai berikut :
- Kapak Perimbas
- Kapak Penetak
- Kapak Genggam
- Pahat Genggam
1. Kapak p erimbas
Kapak perimbas tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara
menggenggam. Penelitian terhadap kapak ini di lakukan di daerah punung
kabupaten pacitan oleh Von Koenigswald (1935). Sedangkan para ahlilainnya juga
mengadakan penelitian pada tempat – tempat lain di seluruh wilayah Indonesia,
sehingga kapak primbas tidak hanya ditemukan di pacitan melainkan juga pada
tempat – tempat seperti sukabumi, ciamis, gombong, bengkulu, lahat (sumatra),
bali, plores dan timor.
2. Kapak penetak
Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas.
Kapak penetak ini bentuknya lebih besar dari kapak perimbas dan cara
pembuatannya masih kasar.
3. Kapak genggam
Kapak genggan memiliki bentuk hampir sama dengan kapak perimbas dan
kapak penetek. Tetapi bentuknya jauh lebih kecil.
4. Pahat genggam
Pahat genggam memiliki bentuk lebih kecil dari kapak genggam. Para ahli
menafsirkan bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk menggemburkan
tanah. Alat ini digunakan untuk mencari ubi – ubian yang dapat dimakan.
d. Sistem Ekonomi Masyarakat
Pada masa kehidupan berburu dan menumpulkan makanan, manusia bekerja
bersama – sama dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
suatu kelompok biasanya beranggotakan 10-15 orang.
e. Kehidupan Kepercayaan Masyarakat
Penemuan kuburan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan
menunjukan bahwa masyarakat pada masa itu sudah memiliki anggapan tertentu
dan memberikan pengormatan terakhir kepada orang yang meninggal
10
b. Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat pada massa bercocok tanam mengalami peningkatan
yang cukup pesat. Masyarakatnya sudah memiliki tempat tinggal yang tepat.
Mereka memilihtempat tinggal pada suatu tempat tertentu. Hal ini
dimaksudkannagar hubungan antara manusia di dalam kelompok masyarakat
semakin erat.
Eratnya hubungan antar manusia di dalam kelompok masyarakatnya itu,
merupakan suatu cermin bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa anggota
kelompok masyarakat yang lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia adalah
mahluk sosial. Manusia selalu tergantung dengan manusia lainnya, sehingga
masing – masing manusia saling melengkapi, saling membantu dan saling
berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan hidup masyarakat semakin
bertambah, namun tidak ada satu anggota masyarakatpun yang dapat memenuh
seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Oleh karena itu mereka menjalin hubungan
yang lebih erat lagi dengan sesama anggota masyarakat, bahkan mereka juga
menjalin hubungan dengan masyarakat yang berada di luar daerah tempat
tinggalnya. Misalnya masyarakat yang berada di daerah pegunungan
membutuhkan hasil yang diperoleh dari pantai seperti garam, ikan laut dan lain–
lain, sedang masyarakat yang berada di daerah pantai membutuhkan hasil – hasil
pegunungan berupa berbagai macam hasil bumi yaitu beras, buah – buahan,
sayur – sayuran dan lain – lain. Dengan kenyataan seperti ini, maka dalam rangka
memenuhi kebutuhan masing – masing perlu diadakan pertukaran barang dengan
barang (sistem barter). Pertukaran
11
barang dengan barang ini menjadi awal munculnya sistem perdagangan atau
sistem perekonomian dalam masyarakat.
d. Sistem Kepercayaan Masyarakat.
Perkembangan sistem kepercayaan masyarakat pada masa kehidupan
bercocok tanam dan menetap, merupakan kelanjutan kepercayaan yang telah
muncul pada masa kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan.
Sementara itu, inti kepercayaan ini berkembang dari zaman ke zaman,
penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang merupakan suatu
kepercayaan yang berkembang di seluruh dunia. Untuk menelusuri kepercayaan
masyarakat Indonesia dari masa kehidupan bercocok tanam, para ahli
mengadakan penelitian pada berbaai bangunan megalitikum atau kuburan
manusia berasal dari masa itu,. Dari hasil penelitian itu, para ahli sejarah berhasil
mendapat gambaran mengenai berbagai kebiasaan yang berhubungan dengan
kepercayaan masyarakat pada masa itu, bahkan hingga sekarang ini, kita masih
dapat melihat upacara – upacara tradisi megalitikum dari beberapa suku bangsa
di Indonesia.
e. Kehidupan Budaya
Perkembangan kebudayaan pada masa bercocok tanam semakin bertambah
pesat, karena manusia mulai dapat mengembangkan dirinya untuk mendiptakan
kebudayaan yang lebih baik. Peninggalan – peninggalan kebudayaan manusia
pada masa kehidupan bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik yang
terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang. Hasil – hasil kebudayaan masyarakat
pada masa kehidupan bercocok tanam adalah sebagai berikut : Beliung persegi
merupakan hasil kebudayaan manusia dari masa kehidupan masyarakat bercocok
tanam . benda kebudayaan ini di duga benda upacara. Kapak lonjong, kapak
lonjong dengan garis penampangnya memperlihatkan sebuah bidang yang
berbentuk lonjong, kapak ini ada yang berukuran besar
12
dan kesil.
Mata panah, mata panah merupakan salah satu dari perlengkapan berburu
maupun menangkap ikan. Mata panah untuk menangkap ikan berbeda dengan
mata panah untuk berburu.
Grabah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Alat – alat ini digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan benda – benda perhiasan.
f. Perhiasan
Pada masa kehidupan masyarakat bercocok tanam telah dikenal berbagai
bentuk perhiasan. Bahan dasar pembuatan perhiasan diambil dari bahan – bahan
ayang ada di sekitar lingkungan alam tempat tinggalnya.
13
Namun orang mulai berfikir bahwa orang yang meninggal berbeda dengan
orang yang masih hidup.
14
15
Budaya sa huynh di Vietnam bagian selatan di dukung oleh suatu kelompok
penduduk yang berbahasa Austronesia (cham) yang diperkirakan berasal dari
daerah – daerah di kepulauan Indonesia.
Dari sudut pandang Indoensia, keberadaan orang – orang cham dekat pusat –
pusat penemuan benda – benda logam di Vietnam Utara pada kahir masa
persejarah mempunyai arti yang amat penting, karena mereka adalah kelompok
masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan mempuyai kedekatan
kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di kepulauan Indonesia.
4. Perkembangan Budaya India
Aperkembangan zaman logam awal di kepulauan Indonesia bertumpang tindih
dengan bukti – bukti adanya negeri – negeri dagang kecil yang muncul paling awal
dalam masa sejarah dan kerajaan – kerajaan yang mendapatpengaruh budaya
india dan yang muncul di bagian barat daerah ini.
5. Perkembangan Budaya Logam di Indonesia
Pesatnya perkembangan tekhnologi perunggu di wilayah Indinesia di ikuti
dengan kemunculan pusat – pusat pembuatan benda – benda dari logam.
a. Tahap Logam Awal di Sumatra
Pada dataran pasemah di daerah sumatra selatan banyak ditemukan kubur
batu dari tradisi megalitikum. Bangunan megalitikum persemah sangat
menakjubkan dan telah menarik perhatian sejak tahun 1950-an.
b. Tahap Logam Awal Di Jawa
16
Di pulau jawa terdapat banyak situs – situs peninggalan dari tahap logam awal,
terutama dalam hubungannya dengan kubur peti batu atau sarkofagus.
Situs – situs jawa lainnya yang menghasilkan benda – benda budaya tahap
logam awal terdapat di daerah lewiliyang dekat bogor jawa barat dan di daerah
pejaten sebelah selatan jakarta.
c. Tahap Logam Awal Di Bali
Perkembangan benda – benda logam awal di pulau bali terkait dengan bekal
kubur, karena benda – benda logam ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak
pada sarkofagus.
d. Tahap Logam Awal Di Sumba
Tradisi penguburan di sumba, nusa tenggara barat pada masa logam awal telah
melibatkan berbagai benda – benda dari logam. Bejana – bejana tembikar
berukuran kecil di tempatkan di dalam atau di sekitar tempayan beserta manik –
manik gelang dan benda – benda logam lainnya sebagai benda bekal kubur yang
paling umum.
e. Tahap Logam Awal Dikepulauan Talaud Dan Maluku Utara
Penguuran di dalam tempayan berhasil ditemukan oleh para ahli di goa lawang
kecil baedane (pulau selebabu dalam kawasan kepulauan talaud). Sementara itu,
di daerah maluku utara berhasil ditemukan sisa – sisa penguburan dalam
tempayan yang berhasil di gali dari goa uattamdi di pulau kayoa.
f. Tahap Logam Awal Di Sulawesi
Perkembangan logam pada tahap awal di daerah sulawesi mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Pada goa – goa di daerah Sulawesi Selatan
ditemukan kubur tempayan.
17
Daftar Pustaka
http://www.wikipedia.com
http://history1978.wordpress.com
http://mustaqimzone.wordpress.com
http://pansejarah.tripod.com
Buku Paket Sejarah, Yudhistira
18