Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA


PRAAKSARA
Guru Pembimbing : Sajra T. Mandula S.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3 Meganthropus
Moh. Agrifandi
Pasya Aditya
Nur Anisa
Frida Aulia
Siti Saskia Nur A. Toya
Ahrdychandra W Sineri
Muthmainnah
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara di Indonesia ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah Kehidupan Manusia
pada Masa Praaksara di Indonesia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara
di Indonesia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga makalah Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara di Indonesia ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.

Ampana, 7 September 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di museum itu dapat ditemukan benda-benda peninggalan dari orang-orang zaman dahulu.
Benda-benda tersebut ada yang berupa fosil, yaitu sisa-sisa tulang belulang manusia, hewan, dan
tumbuhan yang sudah membatu. Ada yang berupa artefak, yaitu alat-alat kehidupan seperti senjata, alat
pertanian dan alat rumah tangga. Ada pula yang berupa tulisan seperti prasasti dan naskah kuno. Melalui
benda-benda tersebut, dapat mengetahui kehidupan orang-orang pada zaman dahulu, khususnya di
Indonesia.
Masa praaksara merupakan salah satu periode dalam kehidupan manusia ketika manusia yang
belum mengenal tulisan. Praaksara berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum
dan aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa praaksara adalah masa sebelum
manusia mengenal tulisan. Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan
leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa praaksara dikenal pula dengan masa prasejarah.
Aksara atau tulisan adalah hasil kebudayaan manusia. Fungsi utama dari aksara ini adalah untuk
berkomunikasi dan membaca tentang sesuatu. Sekelompok manusia yang telah mengenal tulisan,
biasanya meninggalkan catatan-catatan tertulis kepada generasi berikutnya. Catatan itu dapat berupa batu
bertulis (prasasti) dan naskah-naskah kuno. Dari catatan tertulis tersebut, kita dapat mengetahui
kehidupan orang-orang zaman dahulu. Dengan demikian penemuan aksara merupakan faktor penting
untuk mengetahui suatu peradaban.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah
tentang Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara di Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian masa praaksara?
2. Bagaimana pembagian periodisasi masa praaksara?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara di
Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian masa praaksara.
2. Untuk mengetahui pembagian periodisasi masa praaksara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Praaksara


Masa praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Manusia yang
diperkirakan hidup pada masa praaksara adalah manusia purba. Pada masa ini, kita tidak dapat
mengetahui sejarah serta kebudayaan manusia melalui tulisan. Satu-satunya sumber untuk mengetahui
kehidupan manusia purba hanya melalui peninggalan-peninggalan mereka yang berupa fosil, alat-alat
kehidupan, dan fosil tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup dan berkembang pada masa itu.
Zaman praaksara berlangsung sangat lama, yaitu sejak manusia belum mengenal tulisan hingga
manusia mulai mengenal dan menggunakan tulisan. Zaman manusia mengenal dan menggunakan tulisan
disebut aman aksara atau aman sejarah. Zaman praaksara di Indonesia berlangsung sampai abad ke-3
Masehi. Jadi, pada abad ke-4 Masehi, manusia Indonesia baru mulai mengenal tulisan. Hal ini dapat
diketahui dari batu bertulis yang terdapat di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Meskipun prasasti
tersebut tidak berangka tahun, tetapi bahasa dan bentuk huruf yang digunakan menunjukkan bahwa
prasasti tersebut dibuat kurang lebih tahun 400 Masehi.

B. Periodisasi Masa Praaksara


Sejarah alam semesta jauh lebih panjang jika dibandingkan dengan sejarah kehidupan manusia di
muka bumi. Manusia pertama kali muncul di muka bumi ini kira-kira tiga juta tahun yang lalu. Untuk
mengetahui perkembangan manusia sejak awal kehidupannya, kita perlu mempelajari terlebih dahulu
periodisasi atau pembabakan zaman di muka bumi. Pembabakan itu dapat dilakukan secara geologis,
arkeologis, dan perkembangan kehidupan manusia.
 Periodisasi Masa Praaksara Berdasarkan Perkembangan Kehidupan
Periodisasi ini didasarkan atas perkembangan kehidupan manusia praaksara. Berdasarkan hal
tersebut, maka masa praaksara dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu masa berburu dan
mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, serta masa perundagian.
A. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Masa berburu makanan dibagi menjadi dua tingkat, yaitu masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat sederhana dan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
1) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana
Masa berburu makanan tingkat sederhana diperkirakan semasa dengan zaman paleolitikum.
Manusia yang hidup pada masa ini masih rendah tingkat peradabannya. Mereka hidup mengembara,
pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain sebagai pemburu binatang dan penangkap ikan. Di
samping itu, mereka juga meramu, yakni mencari dan mengumpulkan makanan. Jenis makanan yang
dikumpulkan misalnya umbi-umbian, buah-buahan, dan daun-daunan.
a) Kehidupan Ekonomi Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana
Kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana masih
sangat bergantung pada alam. Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara berburu hewan dan
mengumpulkan umbi-umbian, buah-buahan, serta dedaunan yang ditemukan di sekitar lingkungan
mereka. Jika sumber makanan di sekitar tempat mereka menipis atau sudah habis, mereka berpindah ke
tempat lain.
b) Kehidupan Sosial Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana
Sesuai dengan cara memenuhi kebutuhan, manusia pada masa ini hidupnya tidak menetap.
Mereka selalu berpindah-pindah tempat mencari tempat tinggal baru yang banyak terdapat binatang
buruan dan bahan makanan. Mereka juga mencari tempat-tempat yang ada airnya. Tempat yang mereka
pilih ialah di padang-padang rumput diselingi semak belukar, yang sering dilalui binatang buruan.
Kadang-kadang mereka memilih tempat tinggal di tepi pantai, sebab di situ mereka dapat mencari kerang
dan binatang-binatang laut lainnya.
Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana hidup secara
berkelompok yang tersusun dari keluarga-keluarga kecil. Anggota kelompok yang laki-laki melakukan
perburuan dan yang perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuh-tumbuhan serta hewan-hewan
kecil.
c) Kehidupan Budaya Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana
Pada masa ini, manusia sudah mampu membuat alat-alat sederhana dari batu atau tulang dan kayu.
Alat-alat yang dibuat masih berbentuk kasar. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
 Alat-alat batu inti, terdiri kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan kapak genggam.
 Alat serpih yang digunakan untuk pisau, peraut, gurdi, mata panah, dan untuk menguliti umbi-
umbian.
 Alat dari tulang dan kayu.
 Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan semasa zaman mesolitikum.
Kehidupan manusia pada masa ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Manusia mulai hidup menetap walaupun hanya untuk sementara waktu dan mulai mengenal
cara bercocok tanam sederhana. Selain itu, tampak kegiatan-kegiatan manusia yang menghasilkan sesuatu
yang belum dicapai pada masa sebelumnya seperti lukisan di dinding gua atau dinding karang.
2) Kehidupan Ekonomi Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut sudah mengenal cara
bercocok tanam dengan sistem berladang. Caranya, yaitu menebang hutan, kemudian membersihkan dan
menanaminya. Beberapa kali tanah ladang itu dipergunakan, dan setelah dirasakan kesuburannya
berkurang, maka pindah ke tempat lain. Selain berladang, mereka juga memelihara dan
mengembangbiakkan binatang.
a) Kehidupan Sosial Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
Kehidupan manusia pada masa ini masih dipengaruhi oleh cara hidup pada masa sebelumnya.
Mereka masih melakukan perburuan hewan, menangkap ikan, mencari kerang dan mengumpulkan
makanan dari lingkungan di sekitarnya. Meskipun demikian, kehidupan manusia mengalami perubahan
yang besar. Manusia secara berkelompok mulai hidup menetap dengan memilih gua sebagai tempat
tinggalnya. Biasanya gua yang dipilih adalah gua yang letaknya cukup tinggi, yaitu di lereng bukit dan
dekat dengan mata air.
b) Kehidupan Budaya Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
Selama bertempat tinggal di gua, mereka melukiskan sesuatu di dinding gua yang
menggambarkan suatu pengalaman, perjuangan, dan harapan hidup. Lukisan-lukisan ini dibuat dengan
cara menggores pada dinding atau dengan memberi warna merah, hitam, dan putih. Bentuknya ada berupa
gambar tangan, binatang, atau bentuk lainnya. Lukisan dinding gua menandakan berkembangnya
kepercayaan manusia pada masa itu. Misalnya lukisan cap tangan dengan latar belakang warna merah
mengandung arti kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat, dan cap-cap tangan yang jari-jarinya
tidak lengkap dianggap sebagai tanda berkabung.
Pada masa ini, kemampuan manusia membuat alat-alat atau perkakas mengalami kemajuan. Alat-alat-
alat batu yang dibuat bentuknya lebih halus daripada masa sebelumnya. Alat-alat tersebut antara lain
adalah sebagai berikut.
 Kapak Sumatra, yaitu batu kerakal yang dibelah tengah sehingga satu sisinya cembung halus dan
sisi lainnya kasar.
 Alat tulang sampung, yaitu alat yang terbuat dari tulang dan tanduk digunakan sebagai penggali
umbi-umbian.
B. Masa Bercocok Tanam dan Beternak
Setelah tahap hidup berburu dan mengumpulkan makanan dilampaui, manusia memasuki suatu
masa kehidupan yang disebut masa bercocok tanam. Masa bercocok tanam diperkirakan semasa dengan
zaman neolitikum. Pada masa ini, peradaban manusia sudah mencapai tingkatan yang cukup tinggi.
Manusia sudah memiliki kemampuan mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan bercocok
tanam dan mengembangbiakkan binatang ternak. Manusia sudah hidup menetap dan tidak lagi berpindah-
pindah seperti halnya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka hidup menetap karena
persediaan makanan sudah tercukupi.
Kehidupan manusia purba yang terus berkembang, ikut merubah pola hidup mereka. Pada masa
ini manusia sudah tidak lagi mengembara pergi dari suatu tempat ke tempat yang lain (nomaden) untuk
mencari makan. Kini mereka sudah menetap di suatu daerah dan mereka pula telah memiliki kemampuan
untuk memproduksi makanan sendiri. Oleh sebab itu, pola kehidupan mereka berubah dari food gathering
menjadi food producing dengan bercocok tanam dan berternak.
Pada masa ini manusia purba sudah menanam jenis tanaman – tanaman yang menghasilkan bahan
makanan dengan cara berladang. Mereka membuka ladang dengan menebang atau membakar pohon dan
semak belukar di hutan, sehingga terciptalah ladang – ladang yang siap untuk ditanami. Pada awalnya
mereka bercocok tanam jenis umbi – umbian dan keladi, setelah itu mereka mulai menemukan dan
mengembangkan jenis tanaman baru, seperti padi – padian, dan juga buah – buahan seperti pisang, sukun,
dan lain – lain.
Selain bercocok tanam dengan berladang, mereka juga telah mengenal sistem pertanian. Manusia
pada masa ini sudah bisa membuat pematang – pematang yang dilengkapi dengan aliran – aliran air,
seperti di daerah dekat pegunungan. Ini adalah sistem irigasi pertama yang dikenal oleh manusia. Sawah –
sawah mereka ditanami dengan tumbuhan berjenis rerumputan seperti padi, dan jemawut sebagai tanaman
pokok. Tanaman sayur mayur pula sudah mulai dikembangkan dan ditanam oleh manusia purba. Manusia
purba pada masi ini pula sudah memiliki kemampuan untuk menjinakan beberapa binatang, seperti sapi,
kerbau, kambing, ungags, dan binatang lainnya. Setelah itu, mereka mengembangbiakan binatang –
binatang tersebut dengan diternak, sehingga kini mereka tidak perlu lagi berburu hewan untuk
mendapatkan makanan. Perubahan pola hidup mereka dari mengumpulkan makanan (food gathering) ke
memproduksi makanan (food producing) ikut pula merubah kehidupan mereka dalam beberapa aspek, di
antaranya adalah:
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial manusia purba pada masa ini mengalami peningkatan yang pesat. Mereka sudah
tidak lagi berpndah – pindah tempat, tetapi menetap di suatu tempat. Mereka juga telah mengenal sistem
gotong royong dalam membuka lahan, maupun membangun rumah untuk tempat tinggal. Pola hidup
menetap ini menciptakan jalinan sosial masyarakat yang kuat dan terorganisir. Mereka memiliki seorang
pemimpin yang disebut dengan kepala suku yang dipercaya dan dipatuhi oleh seluruh anggota
kelompoknya. Kepala suku inilah yang mengatur dan menjaga anggota – anggotanya sehingga bisa hidup
dengan tentram dan damai.
Kehidupan Ekonomi
Pada masa food producing, kebutuhan masyarakat purba semakin meningkat, sehingga mereka tidak bisa
lagi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Hal ini mendorong mereka untuk menjalin hubungan dengan
kelompok – kelompok di luar kelompok mereka. Akibatnya, timbulah sistem jual beli untuk memenuhi
kebutuhan hidup, tetapi pada masa itu mereka belum menggunakan uang sebagai alat tukar, tetapi mereka
menggunakan sistem barter, yaitu sistem jual beli dengan cara menukar suatu barang dengan barang lain
yang dibutuhkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya
manusia saat belum mengenal tulisan kurang tepat. Pra berarti sebelum dan sejarah adalah peristiwa yang
terjadi pada masa lalu yang berhubungan dengan aktivitas dan perilaku manusia, sehingga prasejarah
berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam
kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki
sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah praaksara
untuk menggantikan istilah prasejarah.

Praaksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan.
Dengan demikian, zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada
istilah yang mirip dengan istilah praaksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan.
Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaan manusia adalah
dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan.

Zaman praaksara dimulai sudah tentu sejak manusia ada. Itulah titik dimulainya masa praaksara.
Zaman praaksara berakhir setelah manusia mulai mengenal tulisan. Sampai sekarang para ahli belum
dapat secara pasti menunjuk waktu kapan mulai ada manusia di muka bumi ini. Untuk menjawab
pertanyaan itu kamu perlu memahami kronologi perjalanan kehidupan di permukaan bumi yang rentang
waktunya sangat panjang. Bumi yang kita huni sekarang diperkirakan mulai terbentuk sekitar 2.500 juta
tahun yang lalu.

Untuk menyelidiki zaman praaksara, para sejarawan harus menggunakan metode penelitian ilmu
arkeologi dan juga ilmu alam seperti geologi dan biologi. Ilmu arkeologi adalah bidang ilmu yang
mengkaji bukti-bukti atau jejak tinggalan fisik, seperti lempeng artefak, monumen, candi dan sebagainya.
Berikutnya menggunakan ilmu geologi dan percabangannya, terutama yang berkenaan dengan pengkajian
usia lapisan bumi, dan biologi berkenaan dengan kajian tentang ragam hayati (biodiversitas) makhluk
hidup.

B. Saran
Kita bisa belajar banyak dari keberhasilan dan capaian prestasi terbaik dari pendahulu kita.
Sebaliknya kita juga belajar dari kegagalan mereka yang telah menimbulkan malapetaka bagi dirinya atau
bagi banyak orang. Untuk memetik pelajaran dari uraian ini, dapat kita katakan bahwa nilai terpenting
dalam pembelajaran sejarah tentang zaman praaksara, dan sesudahnya ada dua yaitu sebagai inspirasi
untuk pengembangan nalar kehidupan dan sebagai peringatan. Selebihnya kecerdasan dan pikiran-pikiran
kritislah yang akan menerangi kehidupan masa kini dan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai