Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat Rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah yang
membahas tentangNilai Nilai Pancasila dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam
penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan Pancasila, dan serta
informasi dari media massa .Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna.
Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………
Daftar isi………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
a.Latar belakang……………………………………………………….
b.Rumusan masalah …………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
a. pengertian ancaman politik………………………………………….
b.bentuk bentuk ancaman integrasi nasional di bidang politik…………
c.strategi mengatasi ancaman integrasi nasional dibidang politik……...
BAB III PENUTUP
a.kesimpulan……………………………………………………………
b.saran……………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun
didalam negeri. Dari luar negeri,ancaman di bidang politik dilakuakan oleh suatu
negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blockade politik merupakan bentuk anacaman non militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak pihak lain untuk
menekan negara lain ke depan, bentuk ancaman berasal dari luar negeri
diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dan
fungsi pertahanan non militer untuk menghadapinya.
Ancaman berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengarahan massa untuk menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk
melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme
merupakan bentuk lain dari anacaman politik yang timbul di dalam negeri.
Sebagai bentuk ancaman politik separatisme dapat menempuh pola perjuanagan
politik tanpa senjata dan perjuanagan bersenjata. Pola perjuanagan tidak
bersenjata sering ditempuh umtuk menarik simpati Masyarakat internasional.
Oleh karena itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan
militer. Hal ini membuktikan bahwa ancaman dibidang politik memiliki tingkat
resiko besar yang mengancam kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa.
b. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ancaman integrasi nasional di bidang politik?
2. Bagaimana bentuk-bentuk ancaman integrasi nasional di bidang politik?
3. Bagaimana strategi mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang politik?
BAB II
PEMBAHASAN
Ancaman integrasi nasional di bidang politik adalah setiap usaha dan kegiatan
baik dalam negeri maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal yang
membahayakan dan memecah belah persatuan dengan mengatas namakan politik.
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari
luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik
merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan
oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu
pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan
kekuasaan pemerintah.
Kasus korupsi yang marak terjadi pada Pemilu 2014, banyak partai politik yang
melakukan politik uang ini dengan cara konvensional yaitu dengan memberikan
sejumlah uang maupun barang.
2. Politik SARA
Politik sara adalah politik yang mengeksplorasikan perbedaan agama dan etnis bahkan
ideologi. Contoh kasusnya adalah puluhan orang yang mengaku warga Lenteng Agung,
Jakarta Selatan berdemo menolak Lurah Susan. Dengan alasan agama Lurah Susan
yang dilantik sebagai Lurah Lenteng Agung baru-baru ini merupakan produk kebijakan
lelang lurah dari Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Penolakan atas Lurah Susan atas
alasan agama sangatlah tidak tepat.
3. Politik Oligarki
Oligarki adalah bentuk pemerintahan berikut sistem politik yang kekuasaan politiknya
secara efektif dipegang oleh satu kelompok ataupun golongan masyarakat. Baik
dibedakan menurut keluarga ataupun kekayaan. Ini merupakan pelanggaran dalam hal
demokrasi. Demokrasi ini memiliki dua dimensi.
Sebagai kasus contohnya, berkaitan dengan kasus suap yang ditujukan kepada Ratu
Atut dan adiknya Tubagus (Wawan), yang ternyata memiliki Dinasti Politiknya sendiri, di
antaranya Kakak Tri Atut sebagai Walikota Tangerang Selatan, Kakak Tri Atut menjadi
Walikota Serang, dan anak tirinya Hervani yang menjadi wakil bupati Pandeglang. Hal
ini menimbulkan kontroversi karena sistem politik di Banten tidak lagi murni atas nama
demokrasi.
Contoh kasus penyerangan batas wilayah adalah Ambalat. Ambalat adalah blok laut
yang terletak di Laut Sulawesi dan Selat Makasar di dekat perpanjangan perbatasan
darat antara Sabah Malaysia dan Kalimantan Timur. Persoalan klaim dimulai saat
adanya perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia yang ditanda tangani oleh
Indonesia dan Malaysia. Namun Indonesia akhirnya melihat hal tersebut sebagai
ekspansi terhadap wilayah Indonesia dan mengurangi kedaulatan NKRI.
1. Pendekatan ke Dalam
Yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang sehat dan dinamis
dalam kerangka negara demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan
bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya stabilitas politik dalam
negeri yang dinamis serta memberikan efek penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam
diwujudkan melalui pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang
dikemas ke dalam penguatan tiga pilar berikut.
Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi masyarakat
sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik dan
pembangunan nasional. Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan
perannya dalam pendidikan politik bagi warga negara, terutama konstituennya sehingga
menjadi warga negara yang sadar hukum yang memahami kewajiban dan hak sebagai
warga negara. (Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 85).
2. Pendekatan ke Luar
Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan peningkatan kondisi
dalam negeri yang semakin mantap dan stabil, yang dibarengi dengan upaya-upaya
peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta
penguatan dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif dan
berperan dalam membangun dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain dalam
kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling mengintervensi
urusan dalam negeri.
Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk berperan dalam
penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama-sama
dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru, melalui
hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja sama
yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut, kinerja
politik luar negeri Indonesia harus mampu membangun hubungan dan kerja sama yang
memberikan jaminan atas kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, tidak adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap
wilayah kedaulatan Indonesia.
Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya secara maksimal
dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia sebagai
anggota PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Forum
Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi potensi-
potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam kedaulatan dan kepentingan
nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah pencegahan. Lapisan pertahanan
militer dalam menghadapi ancaman politik yang membahayakan kedaulatan, keutuhan
wilayah NKRI. Mengembangkan strategi pertahanan militer dalam konteks memperkuat
usaha-usaha diplomasi yang dilakukan unsur pertahanan nir-militer. Implementasi
upaya pertahanan militer dalam konteks menghadapi ancaman berdimensi politik (Buku
Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 86).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu
pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan
kekuasaan pemerintah.
Ancaman integrasi nasional di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun
dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara
dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau
blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering
kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.
Strategi di bidang politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang
berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara stabilitas politik yang
sehat dan dinamis serta mampu melaksanakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif.
B. Saran
Korupsi merupakan salah satu ancaman integrasi nasional di bidang politik. Seluruh
masyarakat Indonesia untuk bisa menjauhi dan mencegah tindak pidana korupsi agar
bisa mengurangi kerugian bagi negara bila korupsi itu berhubungan dengan keuangan
negara. Dan agar kita tidak terjerat hukuman sampai harus dihukum mati. Jika kita tidak
melakukan korupsi maka hidup kita akan selalu tenang dan tenteram tanpa terbebani
oleh dosa karena korups
MAKALAH PKN
“MEWASPADAI ANCAMAN TERHADAP KEDUDUKAN NKRI
DI BIDANG POLITIK”
Guru mapel:
XI MIPA 1
Disusun oleh
kelompok 2:
1. Dewi zultrihidayah
2. Dinda ajeng
3. Eka Pratiwi tanda
4. Fahrunnisa halabu
5. Fidya m asahoya
6. Frida aulia