Anda di halaman 1dari 5

Strategi dalam Mengatasi Ancaman dalam Bidang

Ideologi,Politik,Sosial,Budaya dan Militer


1. Strategi dalam Menghadapi Ancaman di Bidang Ideologi
Strategi di bidang ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan, serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila
sebagai dasar filsafat bangsa dan negara.
Strategi di bidang ideologi menurut Noor Ms. Bakry (2009:363) dirumuskan sebagai
kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan kebenaran ideologi Pancasila
yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan
nasional dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Pancasila sebagai dasar negara, merupakan pandangan hidup bangsa yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, sekaligus merupakan ideologi Bangsa Indonesia
karena dapat mengarahkan Bangsa Indonesia dalam bernegara.
Bagaimana perwujudan strategi di bidang ideologi? Salah satu ancaman nir-militer
yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah ancaman yang berdimensi
ideologi.
Upaya menghadapi atau menangkal ancaman ini adalah dengan kebijakan dan
langkah-langkah politik yang tepat dan intensif untuk mencegah meluasnya pengaruh
ideologi lain terhadap ideologi Pancasila.

Konsep penanganannya ditempatkan dalam kerangka upaya bela negara. Strategi


menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut.

 Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-unsur pertahanan


nirmiliter, yakni kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian yang
membidangi ideologi.
 Kementerian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negeri
mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrumen pemerintahan dalam negeri
mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah guna menghadapi ancaman
berdimensi ideologi, sementara kementerian serta unsur pemerintahan yang
membidangi politik luar negeri mengerahkan jajarannya yang tersebar di setiap negara
untuk penguatan langkah serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak
lain yang mengancam ideologi Pancasila.
 Unsur pemerintah yang membidangi informasi mendinamisasikan kekuatan nasional
di bidang informasi untuk melakukan “operasi informasi imbangan” sehingga
masyarakat mendapatkan informasi yang dapat menangkal berbagai pengaruh asing
yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
 Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran
dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut kepada para
siswa dan mahasiswa di semua tingkat dan jenjang pendidikan, salah satunya melalui
proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Strategi Indonesia dalam Menghadapi Ancaman di Bidang Politik
Ancaman di bidang politik ini bisa berasal dari dalam negeri dan dari luar
negeri. Ancaman politik dari dalam negeri misalnya gerakan sparatis di Indonesia. Gerakan
separatis dapat dapat ditempuh dengan pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan
bersenjata. Perjuangan politik tanpa senjata sering digunakan, hal ini dilakukan untuk
menarik simpati masyarakat internasional. Dengan adanya hal itu, bisa dikatakan bahwa
gerakan separatis sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Ancaman politik dari
luar misalnya adanya tekanan politik dari luar negeri terhadap Indonesia.
Strategi mengatasi ancaman bidang politik bisa dilakuan dengan 2 pendekatan :
a. Pendekatan ke dalam

 Melalui penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang bebas dari


KKN, dan mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap NKRI;
 Penguatan lembaga legislatif, diharapkan pemerintah mampu membuat peraturan
yang bisa memajukan bangsa tanpa harus mengorbankan wibawa bangsa dan negara
dan tanpa mengorbankan rakyat;
 Penguatan kekuatan politik nasional, dalam hal ini bisa partai politik atau ormas
yang bertujuan untuk membangun bangsa, menciptakan suasana yang dinamis, dan
suasana yang aman, tentram.

b. Pendekatan ke Luar
Pendekatan ke luar erat kaitannya dengan dengan dengan pihak asing.
Kerja sama ini meliputi :

 Pada lingkup internal, yaitu upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan


ekonomi yang sehat dan kuat serta penguatan dan peningkatan kehidupan sosial
kemasyarakatan yang melalui peningkatan kondisi dalam negeri yang semakin
mantap dan stabil, penciptaan lapangan kerja, pembangunan saranan dan prasarana
yang memadai;
 Pada lingkup regional, adanya sikap saling menghargai dan tidak saling
mencampuri urusan dalam negeri negara masing-masing, sehingga bisa tercipta
suasana politik yang dinamis guna membangun kerja sama;
 Pada lingkup supraregional, Indonesia sebagai pendiri dan anggota ASEAN,
diharapkan mampu membangun kerjasama yang bisa meningkatkan keutuhan dan
keamanan NKRI;
 Pada lingkup global, politik luar negeri Indonesia harus mampu berperan dalam
kancah dunia internasional, Indonesia sebagai anggoa PBB, OKI, OPEC dll. Peran
diplomasi Indonesia diharapkan mampu berperan dalam menjaga keutuhan dan
ketahanan Indonesia.
3. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi
Sebenarnya sebelum menyentuh bidang politik, globalisasi lebih dahulu terjadi pada bidang
ekonomi. Sejak digulirkannya liberalisasi ekonomi oleh Adam Smith sekita abad ke-15 telah
melahirkan perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan aktivitas perdagangannya ke
berbagai negara. Mulai abad 20, paham liberal kembali banyak dianut oleh negara-negara di dunia
terutama negara maju. Hal ini membuat globalisasi ekonomi semakin mempercepat perluasan
jangkauannya ke semua tingkatan negara mulai negara maju sampai negara berkembang seperti
Indonesia.

Kenyataan yang terjadi, globalisasi ekonomi lebih dikendalikan oleh negaranegara maju.
Sementara negara-negara berkembang kurang diberi ruang dan kesempatan untuk memperkuat
perekonomiannya. Negara-negara berkembang semacam Indonesia lebih sering dijadikan objek yang
hanya bertugas melaksanakan keinginan-keinginan negara maju. Keberadaan lembaga-lembaga
ekonomi dunia seperti IMF (International Monetary Fund), Bank Dunia (World Bank) dan WTO
(World Trade Organization) belum sepenuhnya memihak kepentingan negaranegara berkembang.

Dengan kata lain negara-negara berkembang hanya mendapat sedikit manfaat bahkan
menderita karena kebijakan yang salah dan aturannya yang tidak jelas. Hal tersebut dikarenakan
ketiga lembaga tersebut selama ini selalu berada di bawah pengawasan pemerintahan negara-negara
maju, sehingga semua kebijakannya selalu memihak kepentingan-kepentingan negara maju.

Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan ancaman di


bidang ekonomi dan memperkuat kemandirian bangsa kita dalam semua hal. Untuk mewujudkan hal
tersebut, perlu kiranya segera diwujudkan hal-hal di bawah ini:

 Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam
negeri, sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
 Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Industri-industri haruslah menggunakan bahan baku
dari dalam negeri, sehingga tidak tergantung impor dari luar negeri.
 Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya segala
sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah bersifat murah dan
terjangkau.
 Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia dan
WTO.
 Mempererat kerjasama dengan sesama negara berkembang untuk bersamasama
mengahadapi kepentingan negara-negara maju.
4. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya

Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam
dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal segala
permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan yang mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme. Watak kekerasan yang melekat dan berurat
berakar berkembang, seperti api dalam sekam di kalangan masyarakat yang menjadi
pendorong konflik-konflik antarmasyarakat atau konflik vertikal antara pemerintah pusat dan
daerah.

Konflik horizontal yang berdimensi suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)
pada dasarnya timbul sebagai akibat masih melekatnya watak kekerasan. Watak kekerasan itu
pula yang mendorong tindakan kejahatan, termasuk perusakan lingkungan dan bencana
buatan manusia.Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri yang
sulit dibendung mempengaruhi tata nilai sampai pada tingkat lokal. Kemajuan teknologi
informasi mengakibatkan dunia menjadi desa global tempat interaksi antarmasyarakat terjadi
secara langsung. Sebagai akibatnya, terjadi benturan tata nilai sehingga lambat-laun nilai-
nilai persatuan dan kesatuan bangsa semakin terdesak misalnya oleh nilai-nilai
individualisme, konsumerisme dan hedonisme.

Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan


hidup sosial budaya, Bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan keselarasan
fundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, manusia dengan
masyarakat, manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin.

Kesadaran akan perlunya keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang


tinggi, sehingga menjadi bangsa yang berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup bersatu
dengan memperhatikan perkembangan tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional,
kepribadian bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, dan pelestarian alam.

Oleh karena itu menghadapi ancaman di bidang sosial budaya, sebaiknya kita perlu
menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan Indonesia dan kita harus menyeleksi budaya
asing yang sesuai dengan nilai-nilai Indonesia, agar sejalan dengan nilai-nilai kita.Hal yang
dapat dilakukan dalam mengatasi ancaman di bidang SosialBudaya sebagai berikut:

 Pemberian pendidikan tentang budaya daerah,


 Menyeleksi budaya dari luar negri,
 Menyeleksi konten buruk dari internet,
 Mengurangi sifat Individualisme, Hedonisme , dan Konsumerisme,
 Kesadaran dan toleren dalam kerukunan hidup.
5. Sterategi Indonesia dalam Menghadapi Ancaman di Bidang Militer
Ancaman militer merupakan bentuk ancaman terhadap pertahanan dan keaanan
negara yang disebabkan oleh aktivitas militer seperti invasi negara lain, terorisme, dan lain
sebagainya yang memaksa Negara Indonesia untuk mengambil langkah penyelesaian secara
militer.

Pada dasarnya memang setiap permasalahan yang terjadi didalam suatu negara maupun
permasalahan antar negara akan diselesaikan secara damai melalui suatu negosiasi. upaya
tersebut merupakan upaya sebelum diambil langkah militer. Namun ketika suatu kesepakatan
atau negosiasi tidak menemukan titik terang maka kekuatan pertahanan dan keamanan akan
siap dikerahkan untuk melakukan operasi militer dan perang sebagai upaya indonesia
menghadapi ancaman militer.

Dalam artikel sebelumnya juga telah kita bahas bahwa untuk menghadapi ancaman militer
diperlukan adanya kesadaran tentang hak dan kewajiban warga negara. Seperti yang telah
saya jelaskan dalam artikel yang berjudul Pengertian dan Contoh Hak Dan Kewajiban Warga
Negara Menurut UUD 1945.

Upaya indonesia untuk menghadapi ancaman militer lainnya adalah dengan melakukan
penertiban dan pencegahan masalah. Untuk mewujudkan upaya menghadapi ancaman
tersebut dibentuklah lembaga lembaga hukum dan militer seperti kepolisian, TNI dan
lembaga lain yang menyangkut penegakan hukum.

Namun ketika terjadi lock down atau pecah perang, tidak hanya lembaga militer saja yang
dijadikan upaya untuk menghadapi ancaman, namun segenap warga Negara juga memiliki
kewajiban yang sama dalam membela dan menghadapi ancaman milliter yang datang.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan di bidang militer
sebagai berikut:
 Penguatan lembaga militer dan lainnya,
 Pemilihan anggota POLRI dan TNI yng bersih dan berkarakter,
 Pemberantasan gerakan sparatisme,
 Pemberantasan terorisme

Anda mungkin juga menyukai