b. Pendekatan ke Luar
Pendekatan ke luar erat kaitannya dengan dengan dengan pihak asing.
Kerja sama ini meliputi :
Kenyataan yang terjadi, globalisasi ekonomi lebih dikendalikan oleh negaranegara maju.
Sementara negara-negara berkembang kurang diberi ruang dan kesempatan untuk memperkuat
perekonomiannya. Negara-negara berkembang semacam Indonesia lebih sering dijadikan objek yang
hanya bertugas melaksanakan keinginan-keinginan negara maju. Keberadaan lembaga-lembaga
ekonomi dunia seperti IMF (International Monetary Fund), Bank Dunia (World Bank) dan WTO
(World Trade Organization) belum sepenuhnya memihak kepentingan negaranegara berkembang.
Dengan kata lain negara-negara berkembang hanya mendapat sedikit manfaat bahkan
menderita karena kebijakan yang salah dan aturannya yang tidak jelas. Hal tersebut dikarenakan
ketiga lembaga tersebut selama ini selalu berada di bawah pengawasan pemerintahan negara-negara
maju, sehingga semua kebijakannya selalu memihak kepentingan-kepentingan negara maju.
Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam
negeri, sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Industri-industri haruslah menggunakan bahan baku
dari dalam negeri, sehingga tidak tergantung impor dari luar negeri.
Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya segala
sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah bersifat murah dan
terjangkau.
Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia dan
WTO.
Mempererat kerjasama dengan sesama negara berkembang untuk bersamasama
mengahadapi kepentingan negara-negara maju.
4. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam
dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal segala
permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan yang mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme. Watak kekerasan yang melekat dan berurat
berakar berkembang, seperti api dalam sekam di kalangan masyarakat yang menjadi
pendorong konflik-konflik antarmasyarakat atau konflik vertikal antara pemerintah pusat dan
daerah.
Konflik horizontal yang berdimensi suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)
pada dasarnya timbul sebagai akibat masih melekatnya watak kekerasan. Watak kekerasan itu
pula yang mendorong tindakan kejahatan, termasuk perusakan lingkungan dan bencana
buatan manusia.Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri yang
sulit dibendung mempengaruhi tata nilai sampai pada tingkat lokal. Kemajuan teknologi
informasi mengakibatkan dunia menjadi desa global tempat interaksi antarmasyarakat terjadi
secara langsung. Sebagai akibatnya, terjadi benturan tata nilai sehingga lambat-laun nilai-
nilai persatuan dan kesatuan bangsa semakin terdesak misalnya oleh nilai-nilai
individualisme, konsumerisme dan hedonisme.
Oleh karena itu menghadapi ancaman di bidang sosial budaya, sebaiknya kita perlu
menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan Indonesia dan kita harus menyeleksi budaya
asing yang sesuai dengan nilai-nilai Indonesia, agar sejalan dengan nilai-nilai kita.Hal yang
dapat dilakukan dalam mengatasi ancaman di bidang SosialBudaya sebagai berikut:
Pada dasarnya memang setiap permasalahan yang terjadi didalam suatu negara maupun
permasalahan antar negara akan diselesaikan secara damai melalui suatu negosiasi. upaya
tersebut merupakan upaya sebelum diambil langkah militer. Namun ketika suatu kesepakatan
atau negosiasi tidak menemukan titik terang maka kekuatan pertahanan dan keamanan akan
siap dikerahkan untuk melakukan operasi militer dan perang sebagai upaya indonesia
menghadapi ancaman militer.
Dalam artikel sebelumnya juga telah kita bahas bahwa untuk menghadapi ancaman militer
diperlukan adanya kesadaran tentang hak dan kewajiban warga negara. Seperti yang telah
saya jelaskan dalam artikel yang berjudul Pengertian dan Contoh Hak Dan Kewajiban Warga
Negara Menurut UUD 1945.
Upaya indonesia untuk menghadapi ancaman militer lainnya adalah dengan melakukan
penertiban dan pencegahan masalah. Untuk mewujudkan upaya menghadapi ancaman
tersebut dibentuklah lembaga lembaga hukum dan militer seperti kepolisian, TNI dan
lembaga lain yang menyangkut penegakan hukum.
Namun ketika terjadi lock down atau pecah perang, tidak hanya lembaga militer saja yang
dijadikan upaya untuk menghadapi ancaman, namun segenap warga Negara juga memiliki
kewajiban yang sama dalam membela dan menghadapi ancaman milliter yang datang.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan di bidang militer
sebagai berikut:
Penguatan lembaga militer dan lainnya,
Pemilihan anggota POLRI dan TNI yng bersih dan berkarakter,
Pemberantasan gerakan sparatisme,
Pemberantasan terorisme