Anda di halaman 1dari 6

A.

Materi Pelajaran
1. Materi Pokok
B. Ancaman di Bidang IPOLEK Sosbudhankam
2. Uraian Materi
1. Ancaman di bidang ideologi
2. Ancaman di bidang ekonomi
3. Ancaman di bidang sosial budaya
4. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan
B. Peta Konsep

C. Tugas
Buat ringkasan materi sesuai dengan peta konsep!

1. Ancaman di Bidang Ideologi

1. Pengertian
Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Ideologi adalah ancaman yang
dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat
suatu negara sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah Negara yaitu
Pancasila.

2. Contoh
a. Suatu golongan memasukkan para kader-kader yang telah dibekali suatu
ideologi tertentu untuk bergabung di dalam suatu partai Politik dan dalam
suatu lembaga yudikatif. Hal ini ditujukan untuk membentuk suatu kekuatan
yang akan ditujukan untuk mengganti dasar Negara yaitu Pancasila.
b. Masuknya budaya barat dan ideologi-ideologi asing lainnya melalui berbagai
media, sehingga mempengaruhi pemikiran masyarakat Indonesia, yang justru
cenderung mensarikan budaya yang bersifat negatif daripada yang bersifat
positif, seperti gaya hidup yang diliputi kemewahan, pergaulan bebas, dsb.

3. Akibat
a. Melemahnya pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa yaitu
Pancasila, sehingga mengakibatkan perilaku masyarakat tidak mencerminkan
atau tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
b. Timbulnya gerakan separatis karena perbedaan ideologi, serta
c. Rusaknya etika dan moral bangsa.

4. Strategi Menghadapi
a. Memahami lebih dalam arti penting Pancasila sebagai ideologi negara,
b. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat dari hal-hal yang
kecil hingga yang besar,
c. Meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi usaha pemecah
belahan dari luar,
d. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas, dan
e. Menyebarkan dan memasyarakatkan wawasan kebangsaan dan implementasi
butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan
kepada ideologi bangsa.

2. Ancaman di Bidang Politik

1. Pendekatan Kedalam
Yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang sehat dan
dinamis dalam kerangka negara demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau
kemajemukan bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya
stabilitas politik dalam negeri yang dinamis serta memberikan efek penangkal
yang tinggi. Penataan ke dalam diwujudkan melalui pembangunan dan penataan
sistem politik dalam negeri yang dikemas ke dalam penguatan tiga pilar berikut.

Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih,


berwibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan bertanggung jawab yang
berkemampuan mewujudkan tujuan pembentukan pemerintah negara, seperti
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan


profesional pada bidangnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama
dengan pemerintah dalam memproses dan melahirkan produk-produk legislasi
(berupa peraturan perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan
nasional. Lembaga legislatif yang melaksanakan fungsi kontrol secara efektif
terhadap penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka kepentingan bangsa dan
negara bukan atas kepentingan golongan atau pribadi, serta berdasarkan kaidah
dan etika bernegara dalam negara demokrasi.

Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi


masyarakat sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik
dan pembangunan nasional. Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan
meningkatkan perannya dalam pendidikan politik bagi warga negara, terutama
konstituennya sehingga menjadi warga negara yang sadar hukum yang
memahami kewajiban dan hak sebagai warga negara. (Buku Putih Pertahanan
Indonesia Tahun 2008: 85)

2. Pendekatan Keluar
Pendekatan keluar diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan upaya
diplomatik melalui peningkatan peran instrumen politik luar negeri dalam
membangun kerja sama dan saling percaya dengan negara-negara lain sebagai
kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik antarnegara, yang
dimulai dari tataran internal, regional, supraregional, hingga global. Pendekatan
keluar diwujudkan dengan cara berikut.

Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan


peningkatan kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil, yang
dibarengi dengan upaya-upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi
yang sehat dan kuat serta penguatan dan peningkatan kehidupan sosial
kemasyarakatan.

Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu
aktif dan berperan dalam membangun dan meningkatkan kerja sama dengan
negara lain dalam kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak
saling mengintervensi urusan dalam negeri.

Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk berperan


dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota
bersama-sama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia
Baru, melalui hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan
dalam kerja sama yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus
Enam tersebut, kinerja politik luar negeri Indonesia harus mampu membangun
hubungan dan kerja sama yang memberikan jaminan atas kedaulatan dan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak adanya intervensi,
terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.

Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya secara
maksimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan
Indonesia sebagai anggota PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam
(OKI) dan Forum Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu
mengidentifikasi potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam
kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah
pencegahan. Lapis pertahanan militer dalam menghadapi ancaman politik yang
membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI, mengembangkan strategi
pertahanan militer dalam konteks memperkuat usaha-usaha diplomasi yang
dilakukan unsur pertahanan nir-militer. Implementasi upaya pertahanan militer
dalam konteks menghadapi ancaman berdimensi politik (Buku Putih Pertahanan
Indonesia Tahun 2008: 86).

3. Ancaman di Bidang Ekonomi

1. Bentuk
1. Internal
Ancaman eksternal adalah bahaya yang berasal dari pengaruh negara luar.
Macam- macam ancaman eksternal antara lain:
1. Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
2. Inflasi
Definis inflasi yaitu terjadinya peningkatan harga-harga secara terus-
menerus. Hal ini tentu disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu konsumsi
masyarakat yang semakin meningkat, terdapat kelebihan likuiditas di
pasar, dan sebagai tanda bahwa ada ketidaklancaran terhadap distribusi
barang.
3. Infrastruktur yang Tidak Memadai
Belum memadainya infrastruktur di daerah-daerah terpencil seperti di
daerah Indonesia Timur membuat harga-harga sejumlah barang termasuk
bahan pangan tinggi.
4. Sistem ekonomi yang tidak jelas
Sistem perekonomian dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang
digunakan oleh negara dengan tujuan untuk mengalokasikan sumber daya
menjadi milikinya, kepada individu ataukah organisasi yang ada dalam
negara tersebut.

2. Eksternal
Ancaman eksternal adalah bahaya yang berasal dari pengaruh negara luar.
Macam- macam ancaman eksternal antara lain:
5. Indikator kinerja ekonomi buruk
Dalam menghadapi tantangan ini, sangat diperlukan kerjasama di antara
pemerintah dan masyarakat. Dengan adanya suatu kerjasama yang baik,
maka hal ini dapat menjadi pemicu kemajuan kinerja ekonomi secara
bersama-sama. Dan pada akhirnya, tidak akan ada pihak yang merasa
dirugikan.
6. Daya saing rendah
Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan upaya percepatan
pembangunan perekonomian nasional dengan kualitas yang lebih baik
agar memiliki daya saing yang tinggi.
7. Ketidaksiapan menghadapi era globalisasi
Sikap kurang siap dalam menghadapi globalisasi juga menjadi ancaman
yang tidak dapat diabaikan. Maka dari itu perlu diciptakan dan dibentuk
generasi penerus yang memiliki wawasan luas dan didasari oleh beragam
kekayaan budaya sehingga tidak akan mudah terpengaruh dan terjerumus
ke dalam budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan indonesia.
Jadi, negeri tercinta ini harus terus mengupayakan peningkatan
pendidikan serta teknologi informasi komunikasi.
8. Ketergantungan yang tinggi pada pihak asing
Ancaman seperti ini sebenarnya dapat dihadapi dengan menjalin
hubungan yang baik dengan negara-negara yang memiliki peran penting
dalam tatanan ekonomi-politik dunia. Disamping itu ikatan yang baik
tersebut secara perlahan akan memberi pengaruh positif terhadap
kemajuan ekonomi dalam negeri, sehingga pada akhirnya tidak akan
timbul rasa ketergantungan yang terlalu besar.

2. Strategi Menghadapi
Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan
ancaman di bidang ekonomi dan memperkuat kemandirian bangsa kita dalam
semua hal. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu kiranya segera diwujudkan hal-
hal di bawah ini:
1) Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk
pasar dalam negeri, sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
2) Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Industri-industri haruslah menggunakan
bahan baku dari dalam negeri, sehingga tidak tergantung impor dari luar
negeri.
3) Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya
segala sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah bersifat
murah dan terjangkau.
4) Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank
Dunia dan WTO.
5) Mempererat kerjasama dengan sesama negara berkembang untuk
bersamasama mengahadapi kepentingan negara-negara maju.

4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya


1. Dari Dalam
Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya
permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat
perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
nasionalisme, dan patriotisme.
2. Dari Luar
Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari
dalam, dan ancaman dari luar. Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari
pengaruh negatif globalisasi, diantaranya adalah:
1. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang
dari luar negeri.
2. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai
suatu nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri
untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun
harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti
mabukmabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya.
3. Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri
serta memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti
ini dapat menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap
selalu menghardik pengemis, pengamen dan sebagainya.
4. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi
kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model
pakain yang biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan
dengan nilai dan norma-norma yang berlaku misalnya memakai rok mini,
lelaki memakai anting-anting dan sebagainya.
5. Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
6. Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Ancaman di Bidang Pertahanan & Keamanan


Seiring dengan berjalannya waktu, dalam proses penegakan pertahanan dan
keamanan dalam Negara Kesatuan Republik indonesia, yang tidak semudah seperti
yang dibayangkan atau semudah dalampembicaraan yang bersifat teoritis semata,
pada dasarnya seperti yang terjadi di lapangan, dengan belum tertanganinya masalah-
masalah konfik yang terjadi pada suatu wilayah seperti halnya wilayah Aceh, Papua
dan Maluku,yang kesemua itu memiliki tujuan yang sama yaitu ingin memisahkan
diri dari NKRI. Dapat ditelaah dengan semakin bermunculan masalah suatu wilayah,
hal ini diakibatkan karena semakin lemahnya penerapan dan penegakan hukum dan
keadilan di Negara kita yang mengakibatkan hilangnya tingkat kewibawaan hukum
dan para penegaknya dari mata para pemberontak pada khususnyayang ingin
memisahkan diri dari Negara kesatuan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai