Anda di halaman 1dari 21

GEOSTRATEGI INDONESIA

DOSEN :LENY NOVITA, S.

ANGGOTA:
MUKTI DARMA
FAHRIANSYAH FITRAH
IWAN MARETA
T.DIHYA SAPUTRA
GUSTIAN PRATAMA
ALI MURTADA
NOVRI ARMANTO
AYU OKTAVIA
ZAHRATUL ULYA
RAFLY MAULIANDA
1.Pengertian geostrategi

Geostrategi berasal dari kata Geo yang berarti bumi, secara cermat kondisi
geografis Indonesia terletak pada persilangan dan berbagai aspek kehidupan yang secara
objektif menjadi pertimbangan mendasar, seperti contoh ditinjau dari geografi Indonesia
terletak diantara 2 benua (Asia dan Australia) dan 2 samudra (Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik). Dan strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan segala kemampuan
sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis negara


dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang
strategi pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan
sejahtera. Geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik
dan perang tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Dalam bangsa Indonesia,
geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.

Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan setelah alinea III tentang pernyataan
proklamasi, ...”kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa...” pernyataan
dalam pembukaan UUD 1945 tersebut sebagai landasan fundamental geostrategi Indonesia.

Geostrategi Indonesia diperlukan dan dikembangankan untuk mewujudkan dan


mempertahankan integrasi bangsa dan wilayah tumpah darah negara Indonesia, mengingat
kemajemukan bangsa Indonesia serta sifat khas wilayah tumpah darah negara Indonesia,
maka geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasional.

2.Hakekat ketahanan nasional

Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan


geostrategi Indonesia ditunjukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan negara
Indonesia dalam aspek:
 Ketahanan pada aspek ideologi: ketangguhan kekutan nasional dalam
menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin
kelagsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dalam Ideologi
terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa.
Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang
dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia.
Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan
pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

 Ketahanan pada aspek politik: Untuk mengejar ketinggalan dari negara maju kita
perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi, penegakan hukum, dan
menegakan disiplin nasional. Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik
diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD ’45.
a. Ketahanan pada aspek politik dalam negeri. Sistem pemerintahan yang
berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya
perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan
aspirasi yang hidup dalam masyarakat.
b. Ketahanan pada aspek politik luar negeri. Meningkatkan kerjasama
internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif
Indonesia.
Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional.
Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan
seksama. Memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan
negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia
dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu
ditingkatkan.

 Ketahanan pada aspek ekonomi: ketangguhan kekuatan nasional dalam kegiatan


yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, usaha
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara individu maupun
kelompok.
Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap berbagai
hal yang menunjang, antara lain:
 Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata.
 Ekonomi Kerakyatan Menghindari:
a. Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang
kuat.
b. Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor
negara.
c. Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita
keadilan sosial.
 Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian,
perindustrian dan jasa.
 Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah
pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta
masyarakat secara aktif.
 Pemerataan pembangunan.
 Kemampuan bersaing.

 Ketahanan pada aspek sosial budaya: Ketangguhan kekuatan nasional dalam


menghadapiancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negra Republik Indonesia.
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya
bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang
serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya
asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

 Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan: Ketangguhan ketahanan kekuatan


nasional dan upaya untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap
terwujudnya kondisi kelangsungan hidup bangsa. Wujud ketahanan keamanan
tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela
negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan
pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan
negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

3.Sifat ketahanan nasional

Berdasarkan pengertian sifat-sifat dasar ketahanan nasional adalah:

1. Manunggal: Dalam membangun ketahanan Nasional adanya kesatuan yang bersifat


komprehensif – integral antara trigatra dan pancagatra. Sifat iintegratif tidak
mempunyai arti mencampur adukkan semua aspek sosial secara begitu saja, tetapi
integrasi dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan harmonis.
2. Mawas kedalam: Ketahanan nasional tama iarahkan kepada diri bangsa dan negara itu
sendiri, untuk mewujudkan hakikayt dan sifat nasionalnya.
3. Kewibawaan: Ketahanan nasional sebagai hail pandangan yang bersifat integratif
mewujudkan suatu kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect yang harus
diperhitungkan pihak lain.
4. Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan: Konsepsi ketahanan
nasional dapat dipandang sebagai suatu alternatif lain dari konsepsi yang mengutamakan
penggunaan adu kekuasaan dan adu kekuatan yang masih dianut oleh negara-negara maju
pada umumnya
5. Berubah menurut waktu: Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakkatnya tidak bersifat
tetap, melainkan sangat dinamis. Ketahanan nasional dapat meningkatkan atau bahkan
dapat juga menurun, dan hal ini sangat tergantung kepada situasi dan kondisi.
6. Percaya pada diri sendiri: Ketahanan nasional dikembangkan dan ditingkatkan
berdasarkan sikap mental percaya pada diiri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka dan
berdaulat harus percaya dan yakin, bahwa ia dapat mengurus dan mengatur rumah tangga
sendiri dan tidak bergantung kepada bantuan luar. Andai kata diperlukan bantuan, maka
hal tersebut bersifat komplementer.
7. Tidak tergantung pada pihak lain: Ketahanan nasional diibangun dan dikembangkan
atas dasar kemmpua diri sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan
nasional. Pengembangan kemampuan nasional dalam meningkatkan daya saing bangsa
diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain. Walau kebanyakan negara
berkembang merupakan bekas daerah jajahan yang masih dipengaruhi mental kolonial
dan rasa tergantung pada bekas penjajahan
8. Bersifat developmental/pengembangan: Yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa
dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam sehingga tercapai kesejahteraan
rakyat.

4.Empat konsep dasar ketahanan nasional

Konsepsi adalah teori atau model yang merupakan pedoman dalam menciptakan
ketahanan Nasional melalui pembangunan seluruh aspek ketahanan nasional. Seluruh aspek
yang dimaksud adalah meliputi trigatra (tiga gatra) dan aspek pancagatra (lima gatra) yang
keduanya dikenal dengan astragatra (delapan gatra).

Model-model yang ada dalam konsepsi ketahanan nasional meliputi:

A.Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional Model Astagatra,

Merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya yang


berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang
dapat dicapai menggunakan kemampuannya. Model ini menyimpulkan adanya 8
unsur aspek kehidupan nasional : – Gatra letak dan kedudukan geografi – Gatra
keadaan dan kekayaan alam – Gatra keadaan dan kemampuan penduduk – Gatra
ideologi – Gatra politik – Gatra ekonomi – Gatra sosial budaya – Gatra
pertahanan keamanan. Secara matematis, ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

K (n) = f (trigatra, pancagatra) t = f (G, D, A), (I, P, E, S, H)t


Keterangan:
K(n) : Kondisi Kekuatan Nasional yang Dinamis
G : Kondisi Geografis
D : Kondisi Demografi
A : Kondisi Kekayaan Alam
I : Kondisi Pemahaman dan Pengamatan Ideologi
P : Kondisi Sistem Politik
E : Kondisi Sistem Ekonomi
S : Kondisi Sistem Sosial Budaya
H : Kondisi Sistem Hankam
f : Fungsi dalam Pengertian Matematis
t : Dimensi Waktu

Antara trigatra dan pancagatra ada korelasi atau hubungan dan interpedensi atau
saling ketergantungan. Juga keduanya bersifat komprehensif integral didalam
Astagatra.

B.Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional Model Morgenthau

Morgenthau mengadakan observasi atas tata kehidupan nasional secara mikro


dilihat dari luar sehingga ketahanan masyarakat bangsa ditampilkan sebagai
kekuatan. model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang
cukup banyak. Menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam
kaitannya dengan negara-negara lain.
Model ini menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power
position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi
untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arah balanced
power. Secara matematis, model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

K (n) = f (Unsur Stabil), (Unsur berubah)


K (n) = f (G, A), (T, M, D, C, L, O)

Keterangan:
K(n) : Kekuatan Nasional
G : Kemampuan Geografi
A : Kemampuan SDA
T : Kemampuan Industri
M : Kemampuan Militer
D : Kemampuan Demografi
C : Karakter Nasional
L : Moral Nasional
O : Kualitas Diplomasi

C.Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional Model Alfred Thayer Mahan

Menganggap kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa


tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : – Letak geografi – Bentuk atau
wujud bumi – Luas wilayah – Jumlah penduduk – Watak nasional atau bangsa –
Sifat pemerintahan. Menurut Mahan, kekuatan negara tidak hanya tergantung
pada luas wilayah daratan, akan tetapi sanat tergantung juga pada faktor luasnya
akses kelaut dan bentuk pantai dari wilayah negara. Mahan juga berpendapat
bahwa ada 4 faktor yang membentuk kekuatan laut suatu negara yaitu:
Situasi geografi, khususnya mengenai morfologi topografinya yang
dikaitkan dengan akses kelaut dan penyebaran penduduk.
a. Kekayaan alam yang dikaitkan dengan kemampun industri serta
kemandirian dalam penyediaan pangan
b. Konfigurasi wilayah negara yang akan memengaruhi karakter rakyat dan
orientasinya.
c. Jumlah penduduk

Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional Model Cline

Hubungan antar negara pada hakekatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu
negara terhadap negara lainnya termasuk di dalamnya persepsi atau sistem
penangkalan dari negara lainnya.
Model ini menyatakan bahwa negara akan muncul sebagai kekuatan besar
apabila ia memiliki potensi geografi besar atau atau negara secara fisik yang
wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar. Dalam sistem
matematis, model cline dapat dirumuskan sebagai berikut:

P (p) = (Cr + M +E) (S + W)


Keterangan:
P(p) : Perceived Power, Kekuatan Nasional Sebagaimana
Dipersepsikan oleh negara lain
Cr : Critical mass, yaitu Strategi antara Potensi Nasional
Demografi dengan Geografi
M : Kemampuan Militer
E : Kemampuan Ekonomi
S : Strategi Nasional
W : Kemauan Nasional atau Tekad Rakyat untuk Mewujudkan
Srategi Nasional

Menurut Cline bahwa suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila
ia memiliki potensi geografi besar (wilayah besar) dan SDA yang besar pula. 1

5.konsep asta gatra dalam mewujudkan ketahanan nasional


Komponen strategi Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang
kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan memanfaatkan
dan menggunakan secara memadai segala komponen strategi tersebut dapat dicapai
peningkatan dan pengembangan kemampuan nasional. Komponen ini terdiri atas delapan
gatra (aspek). Delapan gatra (aspek) ini dapat diklasifikasikan dalm dua bagian yang
meliputi:

1. Trigatra

Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga
unsur yaitu:

a. Aspek Geografi

Aspek geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi
dimana negara berada. Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan
geopolitik (wawasan nusantara) dan geostrategi (ketahanan nasional).
1
Beberapa wawasan Nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi
adalah:
 Wawasan benua, adalah cara pandang negara yang dilandasi
lingkungan negara yang serba daratan (benua) atau yang dikenal
dengan “Land Locked Country”.
 Wawasan bahari, cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi
negara yang bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri bersiffat
daratan.
 Wawasan dirgantara, cara pandang negara yang dipengaruhi oleh
kondisi wilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo
Stationary Orbit).
 Wawasan kombinasi, cara pandang negara yang dipengaruhi oleh
kondisi gografis negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan
udara yang strategis (relatif imbang).
Indonesia terletak pada 6 LU – 11 LS, 95 BT – 141 BT, dilalui garis
khatulistiwa yang ditengah-tengahnya terbentang garis equator sehingga
Indonesia mempunyai 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Dalam
kaitan dan Wawasan Nasional diatas, negara Indonesia dapat dikategorikan
sebagai negara kesatuan yang menganut wawasan kombinasi atau Wawasan
Nusantara.

b. Sumber Daya Alam


Sifat unik kekayaan alam yaitu jumlahnya yang terbatas dan penyebarannya
tidak merata. Sehingga menimbulkan ketergantungan dari dan oleh negara
dan bangsa lain.

Bentuk sumber daya alam ada dua :


 Dapat diperbarui
 Tidak dapat diperbarui
Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber daya (SDA) Indonesia
dapat dibagi tiga golongan, yaitu:
 Hewani (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan
makanan yang berasal dari binatang (hewan).
 Nabati (flora) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan
makanan yang berasal dari unsur tumbuh-tumbuhan.
 Mineral (tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai
tambah bagi devisa negara yang berasal dari eksplorasi dalam bumi.

Sumber daya alam harus diolah atau dimanfaatkan dengan prinsip atau asas:

 Asas maksimal
Artinya sumber daya alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus
betul-betul menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
 Asas lestari
Artinya pengolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan
kerusakan lingkungan, menjaga keseimbangan alam.
 Asas Berdaya saing
Artinya bahwa hasil-hasil sumber daya alam harus bisa bersaing
dengan sumber daya alam negara lain.

c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk

Penduduk ialah semua orang yang menempati suatu daerah atau


wilayah tertentudengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut
oleh orang tersebut. Kemampuan penduduk yang tidak seimbang dengan
pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan ancaman-ancaman terhadap
pertahanan nasional. Adapun faktor penduduk yang mempengaruhi
ketahanan Nasional adalah sebagai berikut:

 Faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk


Jumlah penduduk berubah karena kematian, kelahiran, pendatang
baru, dan orang yang meninggalkan wilayahnya. Segi positif dari
pertambahan penduduk ialah pertambahan angkatan kerja (man
power) dan pertambahan tenaga kerja (labour force). Dan dari segi
negatifnya ialah apabila pertumbuhan penduduk tidak seimbang
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan tidak diikuti dengan usaha
peningkatan kualitas penduduk.
 Faktor yang mempengaruhi komposisi penduduk
Komposisi adalah susunan penduduk menurut umur, kelamin, agama,
suku bangsa, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Susunan penduduk
itu dipengaruhi oleh mortalitas, fertilitas, dan migrasi. Fertilitas
sangat berpengaruh besar terhadap umur dan jenis penduduk
golongan muda yang dapat menimbulkan persoalan penyediaan
fasilitas pendidikan, perluasan lapangan kerja, dan sebagainya.
 Faktor yang mempengaruhi distribusi penduduk
Distribusi penduduk yang ideal adalah distribusi yang dapat
memenuhi persyaratan kesejahteraan dan keamanan yaitu penyebaran
merata. Oleh karena itu diperlukan kebijakan pemerintah yang
mengatur penyebaran penduduk, misalnya dengan cara transmigrasi,
pusat-pusat pengembangan (growth centers), pusat-pusat industri, dan
sebagainya.
Adapun tiga faktor lain yang kependudukannya sangat berpengaruh
yakni: Kelahiran (Natalitas), Kematian (Mortalitas), Perpindahan
(Migrasi)

2. Pancagatra

Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek Ketahanan


Nasional dalam kehidupan sosial (intangible). Komponen pancagatra meliputi:

a. Ketahanan Nasional di Bidang Ideologi


Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip
yang dijadikan dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar atau
cita-cita. Ideologi merupakan konsep yang mendalam mengenai kehidupan
yang dicita-citakan serta yang ingin diiperjuangkan dalam kehidupan nyata.
Ideologi dapat dijabarkan kedalam sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian
nilai yang tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan ajaran dan
doktrin. Dalam strategi pembinaan ideologi ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yaitu :
 Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI,
Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
 Aktualisasi dalam arti dikembangkan kearah keterbukaan dan
kedinamisan.
 Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
 Ideologi pancasila mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa
dandijadikan alat untuk menyejahterakan dan mempersatukan
masyarakat.
 Kalangan elit eksklusif, legislatif, yudikatif harus mewujudkan cita-cita
bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan
kepentingan bangsa.
 Mensosialisasikan pancasila sebagai ideologi humanis, religius,
demokratis, nasionalis, dan berkeadilan
 Tumbuhkan sikap positif terhadap warga negara dengan meningkatkan
motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa

b. Ketahanan Nasional dibidang Politik


Adalah ketahanan Nasional yang berintikan kehidupan politik yang
damai, tertib, adil, jujur, dan demokratis, serta tercipta stabilitas politik yang
dapat mengatasi segala ATHG. Dalam hal ini politik diartikan sebagai asas,
haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor
masyarakat yang memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi
sebagai output. Sistem politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat
menentukan kehidupan politik di negara yang bersangkutan. Upaya bangsa
Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah upaya
mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan masukan
berdasarkan pancasila dan merupakan pencerminan dari demokrasi pancasila.

c. Ketahanan Nasional dibidang Ekonomi


Ketahanan yang berintikan tersedianya pangan, sandang, lapangan kerja,
perumahanan, menurunnya angka kemiskinan sehingga dapat mengatasi
segala ATHG, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara
Indonesia. Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya
meningkatkan kapasitas produksi untuk kelancaran barang dan jasa secara
merata ke seluruh wilayah negara. Upaya untuk menciptakan ketahanan
ekonomi yaitu dengan cara berikut:
 Sistem ekonomi diarahkan untuk kemakmuran rakyat.
 Ekonomi kerakyatan harus menghindari free fight liberalism, etatisme,
dantidak dibenarkan adanya monopoli.
 Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan selaras antar sektor.
 Pembangunan ekonomi dilaksanakan bersama atas dasar kekeluargaan.
 Pemerataan pembangunan dan hasilnya harus dilaksanankan secara
selaras dan seimbang antar wilayah dan antars ektor.
 Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan
kemandirian ekonomi. Ketahanan dibidang ekonomi dapat ditingkatkan
melalui pembangunan nasional yang berhasil, namun tidak dapat
dilupakan faktor-faktor non-teknis dapat mempengaruhi karena saling
terkait dan berhubungan.

d. Ketahanan Nasional dibidang Sosial dan Budaya


Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa
yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalm
menghadapi dan mengatasi ATHG, baik dari dalam maupun luar, baik
yanglangsung maupun yang tidak langsung, yang membahayakan
kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan pancasila dan UUD
1945.Sedangkan esensi ketahanan budaya adalah pengaturan
dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya dengan tersedianya pendidikan
murah dan berkualitas, hormat menghormati, sopan santun, beretika dan
bangga menjadi anak Indonesia. Dengan demikian, ketahanan budaya
merupakan pengembangan sosial budaya dimana setiap warga masyarakat
dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensinya
berdasarkan nilai-nilai pancasila.

e. Ketahanan Nasional dibidang Pertahanan dan Keamanan


Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi aman, damai,
tidak sengketa dengan bangsa dan negara lain, percaya dengan
kemampuan diri sendiri. Melalui hal itu, diharapkan mampu menghadapi dan
mengatasi ATHG yang membahayakan identitas, integritas, dan
kelangsungan hidup bangsa berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Ketahanan dibidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam
upaya bela negara, dimana seluruh Petahanan dan Keamanan disusun,
dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin
terselenggaranya Sistem Ketahanan Nasional. Prinsip-prinsip Sistem
Ketahanan Nasional antara lain:
 Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.
 Pertahanan keamanan dilandasi dengan landasan ideal pancasila,
landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional wawasan
nusantara.
 Pertahanan keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan
segenap potensi dan kekuatan nasional.
 Pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan Sishankamnas
(Sishankamrata).

6.Hubungan komponen strategi antar gatra

Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan pancagatra, scrta


antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan
(korelasi) dan ketergantunga (inter dependency). Oleh karena itu, hubungan komponen
strategi dalam trigatra dan pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehens integral)
di dalam komponen strategi astagatra. Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia
diistilahakan dengan gatra dalam ketahanan nasional Indonesia. Sedangkan unsur-unsur
kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas komponen
Trigatra dan komponen Pancagatra.

1. Komponen strategi Trigatra

Yaitu aspek alamiah yang terdiri atas penduduk, sumber daya alam, dan wilayah.
a. Gatra Geografi dan Sumber Kekayaan Alam
Hubungan Gatra dengan SDA dapat menjadi sumber/tempat bagi tumbuh dan
berkembangnya potensi sumber kekayaan alam yang dapat memberi nilai
tambah bagi kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia.
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen
ketahanan nasional, meliputi:
 Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber
daya alam hewani, nabati, dan tambang.
 Kemauan mengeksplorasi sumber daya alam.
 Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan
dan lingkungan hidup.
 Kontrol atas sumber daya alam

b. Gatra Geografi dan Penduduk


Hubungannya adalah gatra geografi dapat menjadi sumber/tempat bagi
penduduk untuk memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup,
pendapatan perkapita, dan lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan
seluruh rakyat negara Indonesia. Sebaliknya, potensi penduduk (demografi)
dapat memberi nilai tambah (nilai ekonomis) bagi pengembangan dan
pelestarian kondisi geografis Indonesia. Penduduk suatu negara menentukan
kekuatan atau ketahanan nasional negara yang bersangkutan. Faktor yang
bersangkutan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut:

 Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, ketrampilan, etos


 kerja, dan kepribadian.
 Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,
persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk di tiap wilayah.

c. Gatra Kekayaan Alam dan Penduduk


Hubungannya adalah gatra kekayaan alam dapat menjadi sumber bagi
penduduk untuk memperoleh nilai tambah dan mengingatkan taraf hidup,
pendapatan perkapita, dan lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan
keseluruhan rakyat Indonesia. Sebaliknya, potensi penduduk (demografi)
dapat memberi nilai tambah (nilai ekonomis) bagi pengembangan dan
pelestarian kondisi kekayaan alam agar tidak habis atau rusak bagi
kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

2. Hubungan antar komponen dalam pancagatra

a. Gatra Ideologi

Sebagai filsafah hidup bangsa dan landasan idiil negara, bernilai penentu
dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan
Nasionalnya. Membina ideologi pada hakikatnya adalah merupakan upaya
meningkatkan ketahanan Nasional. Hubungan antara gatra ideologi
memengaruhi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan (POLEKSOSBUDHANKAM) Karna itu mutlak perlu untuk
diamankan terhadap tiap ancaman, hambatan, dan gangguan yang akan
mengubah atau meniadakan ideologi nasional itu. Ideologi mendukung
ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi bagi suatu bangsa memiliki dua
fungsi pokok, yaitu:

 Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang


bersangkutan, artinya nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu
menjadi cita-cita yang hendak dituju.
 Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, atinya
masyarakat yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan ideologi
sebagai milik bersama dan menjadikannya bersatu

b. Gatra politik

Tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh bermacam-macam hal yang


satu dengan yang lainnya saling berkaitan, karna saling berkaitan maka
perubahan disalah satu aspek akan mempunyai pengaruh terhadap aspek lain.
Situasi politik yang kacau memungkinkan terjadi pertikaian dan
pemberontakan merupakan suatu kerawanan yang membahayakan ketahanan
Nasional.
Politik penyelenggaraan kenegaraan sangat mempengruhi kekuatan
nasional suatu negara. Sebaliknya keadaan politik stabil dan dinamis
memungkinkan pembangunann disegala bidang dan memberikan rasa aman
serta memperkokoh ketahanan nasional. Penyelenggaraan bernegara dapat
ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
 Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau non
demokrasi
 Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensial atau
parlementer
 Bentuk pemerintahan yang dipilih adalah republik atau kerajaan
 Susunan negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau
negara serikat

c. Gatra Ekonomi

Ketahanan ekonomi berhubungan dengan ketahanan dalam bidang


ideologi, politik, sodial budaya, dan pertahanan keamanan yang berfungsi
sebagai penunjang. Sebaliknya keadaan ekonomi stabil dan maju menunjang
stabilitas dan peningkatan ketahanan dibidang lain. Bidang ekonomi berperan
langsung dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara.

d. Gatra Sosial dan Budaya

Keadaan sosial yang serasi, stabil dinamik, berbudaya, dan


berkepribadian hanya dapat berkembang didalam suasana aman dan damai.
Kemegahan sosial suatu bangsa biasanya mencerminkan tingkat
kesejahteraan nasionalnya, baik fisik, materi, maupun mental kejiwaan.
Keadaan sosial yang timpang dengan segala kontradiksi, dan kepribadian
yang tidak terpuji. Unsur budaya dimasyarakat juga menentukan kekuatan
nasional suatu negara. Hal-hal yang dialami sebuah bangsa yang homogen
tentu saja akan berbeda dengan yang dihadapi bangsa yang heterogen (plural)
dari segi sosial budaya masyarakatnya.
e. Gatra Ketahanan dan Keamanan

Ketahanan dan keamanan memerlukan juga penunjang gatra lain. Keadaan


stabil maju, maju, dan berkembang dibidang deologi, politik, ekonomi, dan
sosial budaya memperkokoh pertahanan keamanan nasional. Sebaliknya
dapat dikatakan bahwa tanpa pertahanan keamanan nasional yang memadai
akan
melemahkan ketahanan nasional suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/riswancomunity94/geostrategi-indonesia-26766795

http://kutukuliah.blogspot.com/2012/06/makalah-geostrategi.html

http://ferarita.wordpress.com/2012/05/30/geostrategi-indonesia/

http://www.slideshare.net/riswancomunity94/geostrategi-indonesia-26766795

http://ferarita.wordpress.com/2012/05/30/geostrategi-indonesia/

http://kutukuliah.blogspot.com/2012/06/makalah-geostrategi.html

http://www.slideshare.net/riswancomunity94/geostrategi-indonesia-26766795

http://sahlanazwar.blogspot.com/2013/04/pengertian-astagatra-dalam-ketahanan.html

http://www.slideshare.net/riswancomunity94/geostrategi-indonesia-26766795

http://udhermansyah.blogspot.com/2013/06/makalah-ketahanan-nasional-sebagai.html

https://www.scribd.com/doc/152918847/Geostrategi-Indonesia-doc

Pembukaan UUD 1945 alinea III

Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No.43/DIKTI/KEP/2006

Rumusan “Civic International” (1995), disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting


untuk pertumbuhan civic culture, untuk keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan
pemerintahan demokrasi (Mansoer, 2005).

Anda mungkin juga menyukai