Anda di halaman 1dari 25

KETAHANAN NASIONAL

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

NIM

: A1011131321

MATKUL

: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa dan negara
Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang
nyaris membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negera. Manusia Berbudaya sebagai
saah satu makhluk Tuhan, manusia di katakan sebagai makhuk yang sempurna karena
memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal dan berbagai keterampilan. Karena itu, manusia
yang berbudaya akan selalu mengadakan hubungan:
a. dengan Tuhan,disebut Agama
b. dengan cita-cita, disebut Ideologi,
c. dengan kekuatan/kekuasaan, disebut Politik,
d. dengan pemenuhan kebutuhan disebut Ekonomi,
e. dengan manusia disebut Social,
f. dengan

rasa

keindahan

disebut

Seni/Budaya

Tujuan Nasional, Fasafah Bangsa,dan Ideologi Negara Tujuan Nasional menjadi


pokok pikiran dalam Ketahanan Nasional karena suatu organisasi,apapun bentuknya,
akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal dan eksternal dalam proses
mencapai tujuan yang telah di tetapkannya. Falsafah dan ideologi juga menjadi pokok
pikiran.Hal ini tampak dari makna falsafah dalam Pembukaan UUD 1945, yang
berbunyi sebagai berikut:

dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.


Ketahanan Nasional

Page 1

Page

segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus

a. Alinea Pertama menyebutkan: Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu hak

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Maknanya kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan penjajahan


bertentangan dengan hak asasi manusia.
b. Alinea Kedua menyebutkan : Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesian
yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Maknanya adanya masa depan
yang harus di raih (cita-cita).
c. Alinea Ketiga menyebutkan : Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan
yang sebab maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaan.
Maknanya bila Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa
dan bernegara harus mendapat ridho Alloh yang merupakan dorongan
spiritual.
d. Alinea Keempat menyebutkan : Kemerdekaan dari pada itu untuk
membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaain abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan kepada:
Ketuhanan Yang Maha Kuasa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia. Alinea ini mempertegas cita-cita yang harus di
capai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

BAB II

Pancasila sebagai dasar negara Republlik Indonesia terhadap dalam alinea 4

pembukaan UUD 1945, ketetapan MPR RI No. 2 XVIII/MPR/1998. Pancasaila sebagai

Page

KAJIAN TEORITAS

Ketahanan Nasional

Page 2

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

ideologi nasional terhadap dalam ketetapan MPR RI no.2 XVIII/MPR/1998. Pancasila


sebagai pandangan hidup dan sumber hukum terhadap ketetapan MPR RI no.2
XX/MPRS/1966 yo ketetapan MPR RI No.2 IX/MPR/1978.
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik
yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang
mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari
masyarakat indonesia.
2. Ancaman dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan
imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.

Ciri-ciri Ketahanan Nasional Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara
berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan
kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam,
baik secara langsung maupun tidak di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek
kehidupan nasional tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah
(trigatra) yang meliputi geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial
(pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945.
Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam

nasional

Ketahanan Nasional

dan

merupakan

landasan

ketahanan

nasional.
Page 3

Page

wawasan

menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia menggunakan pendekatan kesejahteraan dan


keamanan. Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu, dan
sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat kesejahteraan tertentu. Tanpa
kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung karena
pada dasarnya keduanya merupakan nilai intrinsik yang ada dalam kehidupan nasional.
Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional merupakan tolak
ukur ketahanan nasional. Peran masing-masing gatra dalam astagrata seimbang dan saling
mengisi. Maksudnya antargatra mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling
bergantung secara utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat dalam kehidupan
nasional.

Sifat-sifat ketahanan nasional Indonesia :


Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan
sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah
serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini
merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam
perkembangan global.
Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat
ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi
lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di
dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus
senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian
kondisi kehidupan nasional yang lebih baik
Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal
dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga
dapat menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin

Page

besar pula kewibawaannya.

Ketahanan Nasional

Page 4

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan


sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata,
tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
Pemanfaatan kekayaan alam harus menggunakan asas maksimal, lestari, dan daya
saing . Asas maksimal dalam arti memberi manfaat yang optimal untuk membangun dan
menjaga ketimpangan antardaerah. Asas lestari dalam arti kebijakan pengelolaan dan
pesatnya pemakaian sumber kekayaan alam harus memperhatikan kepentingan generasi yang
akan datang. Asas berdaya saing dengan maksud agar dapat digunakan sebagai alat untuk
memperkecil ketergantungan pada negara besar. Untuk itu, diperlukan IPTEK, kesadaran
membangun, pembinaan, dan kebijakan yang rasional.

Pemanfaatan kekayaan alam berdasarkan asas maksimal, lesatri, berdaya saing mewajibkan
setiap bangsa untuk bertindak sebagai berikut :
Menyusun kebijakan dan peraturan tentang pengamanan penggunaan
kekayaan alam seefisien mungkin agar memberikan manfaat optimal dan
lestari bagi nusa dan bangsa.
Menyusun pola pengelolaan kekayaan alam dengan pendekatan kesejahteraan
dan keamanan.
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Membina kesadaran nasional dalam pemanfaatan kekayaan alam.
Mengadakan program pembangunan berkelanjutan.
Mengadakan pembentukan modal yang memadai.
Menciptakan daya beli dan konsumsi yang cukup, baik dalam negeri maupun
luar negeri.
Pengejawantahan

kewajiban-kewajiban

tersebut

akan

meningkatkan

kesejahteraan dan keamanan nasional yang berarti juga meningkatkan


ketahanan nasional.
Masalah kependudukan yang mempengaruhi ketahanan nasional :Jumlah
penduduk; pertambahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh mortalitas,
fertilitas, dan migrasi. Segi negati dari pertambahan penduduk adalah bila

Ketahanan Nasional

Page 5

Page

tidak diikuti dengan usaha peningkatan kualitas penduduk sehingga akan

pertambahan ini tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

menimbulkan permasalahan sosial seperti pengangguran yang langsung


maupun

tidak

langsung

akan

melemahkan

ketahanan

nasional

Komposisi penduduk; yaitu merupakan susunan penduduk berdasarkan


pendekatan tertentu, seperti umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dsb.
Komposisi penduduk dipengaruhi oleh mortalitas, fertilitas, dan migrasi.
Fertilitas berpengaruh besar pada komposisi penduduk berdasarkan umur.
Sebaliknya, pengaruh mortalitas relatif kecil. Masalah yang dihadapi adalah
dengan

bertambahnya

penduduk

golongan

muda,

tibullah

persoalan

penyediaan fasilitas pendidikan, lapangan pekerjaan, dan sebagainya


Persebaran penduduk; persebaran yang ideal harus memenuhi persyaratan
kesejahteraan dan keamanan, yaitu persebaran yang proporsional. Pada
kenyatannya, manusia ingin bertempat tinggal di daerah yang aman dan
terjamin kehidupan ekonominya. Karena hal inilah mengapa sampai terjadi
daerah tertentu yang terlampau padat, sedangkan di daerah lainnya jarang
penduduknya,

bahkan

sama

sekali

tak

berpenduduk

Kualitas penduduk; kualitas penduduk dipengaruhi oleh faktor fisik dan


nonfisik. Faktor fisik meliputi kesehatan, gizi, dan kebugaran. Faktor nonfisik
meliputi kualitas mental dan kualitas intelektual. Kebijakan pemerintah untuk
mengatasi masalah kependudukan ini antara lain melalui pengembangan
pusat-pusat

pertumbuhan,

gerakan

keluarga

berencana,

penyuluhan

transmigrasi, peningkatan kualitas, keterampilan, keceedasan, dan sikap


menatl serta peningkatan kondisi sosial.

Langkah-langkah pembinaan untuk mempertahankan Ketahanan Ideologi, diantaranya :

Peningkatan dan pengembangan pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif.

Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus di relevansikan dan di aktualisasikan


nilai instrumentalnya.

Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang bersumber dari
Pancasila.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara republik Indonesia harus

Page

dihayati dan diamalkan secara nyata.

Ketahanan Nasional

Page 6

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan keseimbangan fisik


material dengan pembangunan mental spirituil untuk menghindari tumbuhnya
materialisme dan sekularisme.

Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain di sekolah.

Cara mewujudkan Ketahanan Nasional di bidang politik dilihat dari aspek politik dalam
negeri :

Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat


absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya olehMPR sebagai
penjelmaan seluruh rakyat.

Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan


pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak berseberangan yang dapat
menjurus kepada konflik fisik.

Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam


masyarakat dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan
nusantara.

Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan


anatarkelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk
mencapau tujuan nasional dan kepentingan nasional.

Antara aspek alami dan aspek sosial dalam astagrata memiliki hubungan timbal balik yang
erat yang disebut korelasi dan interdepensi :

Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan


negara dalam mempergunakan aspek alamiah (trigatra) sebagai dasar penyelesaian
kehidupan nasional dalam segala bidang yang ada dalam pancagatra. Ketahanan
nasional mengandung pengertian holistic yang di dalamnya terdapat hubungan
antargatra dalam keseluruhan kehidupan nasional (astagrata). Kelemahan salah satu
bidang mengakibatkan kelemahan bidang lain dan mempengaruhi kondisi keseluruhan

kehidupan bangsa di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosialbudaya dan pertahanan


Ketahanan Nasional

Page 7

Page

melainkan satu resultan keterkaitan yang integratif dari kondisi-kondisi dinamis

Ketahanan nasional bukan merupakan sejumlah ketahanan segenap gatranhya,

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

keamanan

Ketahanan Nasional

Page

BAB III
Page 8

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

A. PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL


Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh aspek
kehidupannasional yang terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan serta mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak
langsung membahayakan integrasi, identitas, kelangsungan hidupbangsa dan negara , serta
perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.

B. PENGERTIAN KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA


Ketahanan Nasional (Tannas) Indunesia konsepsi pengebangan kekuatan nasional
melalui pengatuarn dan penyelenggaraan kesejah-teraan dan keamanan yang seimbang, serasi
dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu
berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantaran. Dengan kata lain, Konsepsi
Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode)
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan
dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
secara adil dan merata. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa untuk melindungi
nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar negeri.

C. HAKIKAT TANNAS DAN KONSEPSI TANNAS INDONESIA


Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembang-kan kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Hakikat konsepsi
Ketahanan Nasional Indonesia adalah peraturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan

Page

keamanan secara seim-bang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

D. ASAS KETAHANAN NASIONAL


Ketahanan Nasional

Page 9

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Asas Ketahanan Indonesia adalah taat laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD
1945, dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari :

Asas Kesejahteraan dan Keamanan


Kesejahteraan dan kemakmuran dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan

merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial. Dengan demikian, kesejahteraan
dan keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan
keamanan, sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan
keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri.
Kesejahtrean maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apa pun.
Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai
merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional.

Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu


Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk

perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan Nasional mencakup
ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu
(komprehensif intergral).

Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar


Sistem kehidupan naasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa

yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan
linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak baik
yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun
keluar.

a. Mawas ke Dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan
nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang proporsional untuk meningkatkan
kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.
b. Mawas ke Luar
Mawas Ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi

10

dampak lingkungan stategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan

Page

ketergantungan dengan dunia internasional.

Ketahanan Nasional

Page 10

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan kebersamaan, kesamaan, gotong

royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan
agar tidak berkembangkan menjadi konflik yang bersifat saling menghancurkan.

E. SIFAT KETAHANAN NASIONAL


Sifat Ketahanan Nasional Indonesia antara lain:

1. Mandiri
Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan
tumpuan pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian (idenpendency) ini
merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam
perkembangan global (interdependent).
2. Dinamis
Ketahanan Nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat atau menurun, tergantung pada
situasi dan kondisi bangsa, Negara serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan
hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa
berubah pula. Karena itu, upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa
diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi
kehidupan nasional yang lebih baik.
3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional

Indonesia secara lanjut

dan

berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan keseimbangan akan meningkatkan


kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia makin
tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara
Indonesia.
4. Konsultasi dan Kerjasama

Page

atagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuata fisik semata, tetapi lebih

11

Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan

Ketahanan Nasional

Page 11

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan


kekuatan, moral dan kepribadian bangsa.

F. KEDUDUKAN DAN FUNGSI KETAHANAN NASIONAL


Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kedudukan:
ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh
bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara
berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan,
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang
didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam
paradigma pembangunan nasional.

Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu
dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja
dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter regional (wilayah), inter sektoral
maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang
terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan
timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita
nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada
hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional
disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan
rancangan program.

G. Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap
kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung

tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar,

12

kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala

Page

b.

Ketahanan Nasional

Page 12

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negar serta
perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
Ketangguhan
Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat
menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
Keuletan
Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan
kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat
dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah
dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran
internasionalnya.
Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial
maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.
Ancaman
Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak
kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
Hambatan dan gangguan
Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan
bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

1. Konsepsi Ketahanan Nasional


Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek
kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan wawasan
nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk
dan

ketangguhan

bangsa

yang

mengandung

kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.


Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
Ketahanan Nasional

Page 13

13

keuletan

Page

meningkatkan

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan


merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa
melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

a. Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang egara dari luar maupun
dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan
perekonomian bangsa dan egara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
b.

Aspek Sosial Budaya


Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang
berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara
langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.

c.

Aspek Pertahanan dan Keamanan


Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan
kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan
hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak
langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Kesatuan Republik Indonesia.

d. Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi
serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar
maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan
kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945.

Ketahanan ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam
Ketahanan Nasional

Page 14

Page

Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia.

14

e. Aspek Ideologi

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang
dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

2. Mewujudkan Keberhasilan Ketahanan Nasional


a.

Aspek Ekonomi
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan pembinaan sebagai berikut:
Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui ekonomi
kerakyatan.
Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight liberalism, etatisme, dan monopoli
ekonomi.
Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan.
Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasilnya dengan memperhatikan keseimbangan
dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antar sektor.

b.

Aspek Sosial Budaya


Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu:
Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan
yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang
tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

c.

Aspek Pertahanan dan Keamanan


Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu:

Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai
keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan
nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan
yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional.
Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi,

Aspek Ilmu Pengetahuan


Ketahanan Nasional

Page

d.

15

sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Page 15

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Untuk mecapai percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan ilmu


pengetahuan dan teknologi ( Iptek )
Dilakukan lewat penguatan empat pilar knowledge based economy ( KBE ), yaitu :
- Sistem pendidikan
- Sisten inovasi
- Infrastruktur masyarakat informasi
- Kerangka kelembagaan, peraturan perundangan, dan ekonomi
Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan
Mewujudkan tumbuhnya masyarakat yang berbudaya iptek
e.

Aspek Ideologi
Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerulkan memerlukan langkah pembinaan
berikut:
Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia
Pendidikan moral Pancasila
Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila

f.

Aspek Politik
Upaya mewujudkan ketahan pada aspek politik:

1. Politik Dalam Negeri


Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum
Mekanisme politik yang memungkinakan adanya perbedaan pendapat
Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat
2. Politik Luar Negeri
Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama interansional di berbagai
bidang
Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan
persahabatan dan kerjasama antarnegara
Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

Page

16

Perjuangan bangsa Indonesia yang menyakut kepentingan nasional.

Ketahanan Nasional

Page 16

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

H. UNSUR-UNSUR TANNAS
Unsur/Elemen/Gatra Ketahanan Nasional:
Geografi
Penduduk
Kekayaan alam
Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial budaya

Page

17

Hankam
Aspek AlamiahAspek Sosial

Ketahanan Nasional

Page 17

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelago country) di dunia yang amat luas
dengan 13.662 pulau, memiliki masalah teritorial yang sifatnya spesifik, sehingga
memerlukan penanganan yang juga sifatnya spesifik. Berbabagai faktor yang terindikasi
berpengaruh terhadap kekhasan masalah teritorial Indonesia tersebut, diantaranya adalah
faktor geografi, demografi, sosial, ekonomi dan politik masyarakat Indonesia. Secara
geografi, Indonesia terletak diantara posisi silang strategik dua benoa Asia dan Australia yang
dihuni oleh bangsa-bangsa dengan karakteristiknya masing-masing; demikian juga Indonesia
berada di antara dua samudra (Samudra Pasifik dan Samudra Hindia) yang menjadi jalur
lintas penghubung berbagai negara di dunia. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap masalah
dan penanganan teritorial laut dan udara Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia jumlahnya
sudah lebih dari 212 juta jiwa dengan indeks pembangunan manusia (Human Decvelopment
Index)-nya yang masih berposisi pada urutan ke-110 dari 175 negara pada tahun 2002, posisi
112 di tahun 2003, dan posisi 111 dari 177 negara di tahun 2004. Tahun 2005, posisi
Indonesia naik ke urutan 110, namun posisi ini masih cukup jauh dibandingkan negaranegara tetangga, seperti Malaysia (urutan 59 tahun 2004 dan 61 tahun 2005), Thailand
(urutan 76 tahun 2004 dan 73 tahun 2005), Filipina (urutan 58 tahun 2004 dan 84 tahun
2005), dan Vietnam (urutan 111 tahun 2004 dan 108 tahun 2005). Pada tahun 2006 Indonesia
mengalami kemajuan dengan angka IPM mencapai 0,711 dan berada urutan ke-108,
mengalahkan Vietnam yang mempunyai nilai 0,709 (urutan 109). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia meskipun terus membaik, namun angka kemiskinan masih cukup tinggi, yakni
34% pada tahun 1998, 17% tahun 2005 dan sekitar 18% tahun 2006. Dalam APBN 2009, laju
inflasi ditargetkan 6,2% dan pertumbuhan ekonomi sekitar 6%. Pada posisi ini, jumlah
penduduk Indonesia yang miskin mencapai 27,755 32,382 juta orang atau tingkat
kemiskinan setara dengan 12 14%. Masih besarnya angka kemiskinan ini akan mewarnai
masalah teritorial Indonesia1. Permasalahan teritorial Indonesia juga dicirikan oleh keadaan
iklim, kekayaan sumberdaya alamnya, dan sosial politik masyarakat Indonesia. Kekhasan
tersebut menyebabkan Indonesia merupakan daerah penyangga (bufferzone) dari beberapa
gatra, diantaranya:
1. Politik.-- Indonesia berada diantara dua sistem politik yang berbeda, yakni sistem
demokrasi Australia dan sistem demokrasi Asia Selatan;
2. Ekonomi.-- Indonesia berada di antara sistem ekonomi liberal Australia dan sistem
ekonomi sentral Asia;
3. Ideologi.-- Indonesia berada diantara ideologi kapitalisme di Selatan dan ideologi komunis
di sebelah utara;
4. Sistem Pertahanan.-- Indonesia berada diantara sistem pertahanan maritim di selatan dan
sistem pertahanan kontinental di sebelah utara.

Ketahanan Nasional

Page 18

Page

Ditinjau dari perspektif kritik isu aktual tersebut, topik kajian yang diberikan kepada
penulis memang menarik dan gayut untuk dikaji secara mendalam guna mencari titik temu
yang menguntungkan bagi terselenggaranya Ketahanan Nasional

18

Untuk itulah maka masalah teritorial dan penanganannya di Indonesia membutuhkan


sesuatu pendekatan yang spesifik melalui suatu prosedur geostrategi yang baik, agar
diperoleh: (a). pembinaan wilayah yang dapat menciptakan ketahanan nasional yang
maksimal dan efektif di berbagai bidang (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer,
kehidupan beragama dan keberlanjutan pembangunan nasional), (b). faktor kesejahteraan dan
keamanan bangsa, dan (c). Pembinaan teritorial yang menitikberatkan pada penyusunan
potensi pertahanan dan keamanan (Hankam).

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Pembinaan Teritorial bagi TNI adalah upaya, pekerjaan dan tindakan, baik secara
berdiri sendiri maupun bersama dengan aparat terkait dan komponen bangsa lainnya untuk
membantu pemerintah dalam menyiapkan kekuatan pertahanan matra darat, laut dan udara;
yang meliputi wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya, serta terwujudnya
kemanunggalan TNI dan Rakyat, yang dilaksanakan sesuai kewenangan dan peraturan
perundang-undangan dalam rangka tercapainya tugas pokok TNI. Apabila dikaitkan dengan
Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pada pasal 7 ayat (2) butir b angka 8,
disebutkan bahwa tugas TNI adalah memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan
pendukungnya secara dini sesuai dengan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta.
Dasar Hukum
Dasar hukum yang berkait dengan pembinaan teritorial dalam mendukung ketahanan nasional
tersebut, adalah:
a. UUD 1945 Pasal 30 Ayat (2) tentang Pertahanan dan Keamanan Negara: Usaha
Pertahanan dan Keamanan Negara dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta oleh TNI dan Polri, sebagai kekuatan Utama, dan rakyat
sebagai Kekuatan Pendukung.
b. UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 7 ayat (2): Sistem
Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai
Komponen Utama dengan didukung oleh cadangan dan Komponen Pendukung.
c. UU RI Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI Pasal 8d, tentang tugas TNI AD : Angkatan
Darat bertugas melaksanakan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di darat.

Ketahanan Nasional

Page 19

Page

Dalam melaksanakan sistem pertahanan negara melibatkan seluruh komponen


pertahanan negara terdiri atas komponen utama, komponen cadangan dan komponen
pendukung agar pelaksanaan penyelenggaraan pertahanan negara sesuai aturan hukum
internasional yang berkaitan dengan prinsip pemberdayaan wilayah pertahanan sesuai dengan
UU RI. (UU RI No. 34 Tahun 2004) tentang TNI pasal 1 menjelaskan Sistem pertahanan
negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga
negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, dipersiapkan secara dini oleh pemerintah
dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan

19

Maksud dan Tujuan :


a. Memberikan penjelasan dan pemahaman tentang Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di
darat dan Binter TNI AD pasca keluarnya UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
b. Mewujudkan pemahaman yang sama tentang Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di darat
dan penyelenggaraan Binter TNI AD pasca UU RI Nomor 34 Tahun 2004 bagi para
prajurit TNI AD, sehingga pelaksanaan Binter TNI AD sebagai pelaksanaan tugas
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di darat dapat diimplementasikan sesuai Perundangundangan, dan tidak menimbulkan keragu-raguan bagi prajurit TNI AD dalam
pelaksanaan tugas di lapangan.
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di Darat dilaksanakan secara terus menerus dan
berkesinambungan sesuai ketatalaksanaan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Tugas Angkatan Darat ada 4 (empat) sesuai Pasal 8 UU RI No. 34 tahun 2004 :
a. Melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang pertahanan
b. Melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan
negara lain.
c. Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra darat.
d. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI dan


melindungi keselamatan segenap bangsa dan Negara,
UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam pasal 10 ayat (3):
Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah sebagimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiscal nasional serta
agama. Upaya untuk melaksanakan pembinaan teritorial yang berhubungan dengan
perundang-undangan, adalah melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan diseluruh
wilayah NKRI, sehingga mampu disiapkan sebelum, selama dan sesudah dengan melibatkan
instansi terkait dalam rangka kepentingan pertahanan negara.
Tinjauan Sishanta
Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta) diadopsi dari pengalaman perang
kemerdekaan, dimana pada saat itu secara konsepsional seluruh rakyat dikerahkan untuk
melakukan perlawanan bersenjata. Namun pada situasi sekarang, pemahaman tersebut tidak
relevan lagi karena tuntutan situasi kondisi di era dewasa sudah berbeda, sehingga secara
fundamental konsepsi sishanta adalah membangun kesemestaan dalam rangka pertahanan
sedemikian rupa sehingga sinergi dalam suatu sistem sederhana tetapi komperehensif, efektif
dan efisien.
Mencermati perkembangan kawasan dan analisa kajian lingkungan strategis baik
global, regional dan nasional, maka ancaman yang paling mungkin terhadap integritas
nasional adalah Gerakan Separatis, Pemberontakan bersenjata, aksi teror, bencana alam, isu
pelanggaran HAM, demokratisasi yang berujungpada intervensi asing, pencurian sumber
daya alam, sektarianisme dan fanatisme golongan. Bagi TNI pemberdayaan wilayah
pertahanan dilaksanakan dengan cara pembinaan teritorial. Adapun dalam Implementasi, kita
masih mendapatkan hambatan/kendala :
a. Konsepsi Sishanta masih bergerak pada tataran filosofis, belum implementatif.
b. Keterbatasan anggota untuk melengkapi alut sista dan keterbatasan dana, khususnya
minimnya gaji prajurit dan anggaran untuk latihan, pendidikan dan lain-lainnya.
c. Tingkat kedewasaan sebagian politisi sipil yang belum matang antara lain masih cenderung
menarik-narik TNI/unsur TNI untuk ikut politik praktis.
d. Masih lemahnya kesadaran bela negara di kalangan masyarakat terutama kaum muda,
padahal kesadaran tersebut merupakan fundamen Sishanta.
e. Bagi masyarakat luas wacana/pembahasan masalah Hankamnas dipandang seolah barang
asing, sehingga masalah ini belum disentuh/diperhatikan, bahkan juga oleh komunitas
intelektual/akamedisi.
f. Secara kuantitatif masih kurang pakar sipil yang mendalam maslah Hankam oleh karena itu
perlu dibuka program studi kajian pertahanan di perguruan tinggi nasional sehingga
menghasilkan pakar dengan muatan nasional yang tebal bukan mengusung teori-teori
akademis dari luar negeri/barat.

Ketahanan Nasional

Page 20

Page

Berttitk tolak dari uraian di atas dan mencermati kondisi aktual di lapangan, maka kita
dapat mengidentifikasi dan menginventarisir beberapa permasalahan di antaranya adalah :
a. Kurangnya pemahaman tentang Binter bagi komponen bangsa lainnya.
b. Belum tersosialisasinya peraturan perundang-undangan yang mengharuskan masingmasing departemen atau pemerintah daerah melakukan secara konkrit pembangunan di
bidang masing-masing yg terkait dengan kepentingan pertahanan.

20

Permasalahan

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

c. Khusus dalam upaya mengoptimalisasi peran TNI sebagai komponen utama pertahanan
negara (dalam hal Binter). Apakah jumlah dan kualitas personil (SDM) yg ada sudah
memadai. Apakah Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) sudah memadai sesuai dengan
perkembangan senjata teknologi modern.

Solusi/arah kebijakan
Beberapa arah kebijakan yang perlu diformulasikan sebagai solusi, dianataranya:
1. Menumbuh-kembangkan kesadaran dan pemahaman setiap warga negara tentang bela
negara, kecintaan terhadap Tanah Air (Sishaneg dan Binter).
2. Mendorong kemauan Politik Elit (pengelola dan penyelenggara negara).
Peraturan Perundang-undangan sebagai payung hukum (keterlibatan setiap departemen
dan pemerintah dalam bidang pertahanan).
Dana/Anggaran Bidang Pertahanan.
3. Memperkokoh dan memelihara integritas dan kemanunggalan internal antar komponen
TNI, serta TNI dan Rakyat.
4. Membangun TNI yang tangguh/profesional, efektif, dan modern.
Peran Binter TNI AD sebagai salah satu kegiatan utama dalam pemberdayaan wilayah
pertahanan di darat dan mewujudkan kemanunggalan TNI Rakyat dalam rangka
mendukung tugas pokok TNI AD dalam sistem pertahanan negara. Hakikat Binter TNI AD
adalah kegiatan penyiapan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai
dengan Sistem Pertahanan Semesta serta upaya untuk membangun, memelihara,
meningkatkan dan memantapkan Kemanunggalan TNI-Rakyat melalui kegiatan bantuan
untuk mengatasi kesulitan masyarakat.

Sasaran Binter TNI AD


a. Ruang juang yg tangguh berupa wilayah pertahanan aspek darat yg siap sebagai mandala
perang atau mandala operasi
b. Alat juang yg tangguh berupa tersedianya Komponen Cadangan dan Komponen
Pendukung yang sudah terorganisir secara nyata
c. Kondisi juang yg tangguh berupa kondisi dinamis masyarakat dlm kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
d. Kemanunggalan TNI-Rakyat yang tangguh berupa ikatan yg kokoh dan kuat serta bersatu
padunya TNI-Rakyat.

Ketahanan Nasional

Page 21

Page

a. Membantu pemerintah menyiapkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan aspek


darat, meliputi : wilayah pertahanan beserta kekuatan pendukungnya, untuk
melaksanakan operasi militer untuk perang
b. Membantu pemerintah menyelenggarakan pelatihan dasar kemiliteran
c. Membantu pemerintah memberdayakan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
d. Membantu tugas pemerintah untuk pemberian bantuan kemanusiaan, menanggulangi
akibat bencana alam, pengungsian, merehabilitasi infrastruktur dan mengatasi masalah
akibat pemogokan serta konflik komunal.

21

Fungsi Binter TNI AD

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

e. Membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan Kemanunggalan TNI


Rakyat.
Sasaran Pembinaan kemampuan Binter TNI
a. Tingkat Satuan
(1). Terwujudnya kemampuan Binter Satkonwil secara terukur dalam menerapkan sistem
perencanaan dan pengendalian Binter (Sisrendal Binter) dan penerapan Lima
Kemampuan Teritorial tingkat Satuan untuk Kowil, meliputi :
a. Kemampuan temu cepat dan lapor cepat
b. Kemampuan manajemen Teritorial.
c. Kemampuan penguasaan wilayah.
d. Kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.
e. Kemampuan komunikasi sosial.
(2). Terwujudnya kemampuan Satuan non Kowil dalam melaksanakan Binter Terbatas.
(3). Terwujudnya keterpaduan kegiatan Binter yang dilaksanakan oleh Satkowil dan non
Kowil dalam melaksanakan Binter Terbatas.
b. Tingkat Perorangan
(1). Terwujudnya profesionalisme prajurit Teritorial sesuai bidang tugas dan jabatannya
(2). Terwujudnya kemampuan Lima Kemampuan Teritorial tingkat perorangan bagi
prajurit Satkowil, meliputi :
a. Kemampuan mendapatkan informasi dan melaporkan dengan cepat
b. Kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat disekitar.
c. Kemampuan mendata geografi, demografi dan kondisi sosial terkait per-tahanan
negara.
d. Kemampuan meningkatkan kesadaran bela negara masyarakat sekitar.
e. Kemampuan penguasaan medan sekitar.
(3). Terwujudnya sikap Teritorial setiap prajurit dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Obyek Binter TNI AD


a. Aspek Geografi disiapkan sebagai wilayah pertahanan yg mampu memberikan ruang
gerak bagi pasukan sendiri dlm rangka memenangkan peperangan.
b. Aspek Demografi disiapkan sbg kekuatan pendukung yg memiliki kemampuan dan
ketrampilan untuk diorganisir dlm Komponen cadangan dan Komponen Pendukung.
c. Kondisi Sosial, merupakan aspek kehidupan manusia yang terdiri dari unsur Ipoleksosbud
Hankam disiapkan sebagai kekuatan pendukung.

Maksud Pemberdayaan Wilayah Pertahanan sesuai penjelasan UU TNI


Nomor 34 / 2004

Page

22

a. Membantu pemerintah menyiapkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan untuk


melaksanakan OMP (Operasi Militer untuk Perang)
b. Membantu pemerintah menyelenggarakan pelatihan dasar kemiliteran
c. Membantu pemerintah memberdayakan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Ketahanan Nasional

Page 22

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Kekuatan pertahanan mengandung 2 (dua) unsur yaitu :


a. Unsur wilayah pertahanan aspek geografis
b. Unsur kekuatan pendukung terdiri dari rakyat meliputi 2 aspek : aspek demografi dan
aspek kehidupan berupa kondisi sosial.
1. Aspek demografi: alat juang komponen cadangan dan komponen pendukung.
2. Aspek kehidupan: kondisi juang yg tangguh ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan.
Makna yg tersirat dari Sistem Pertahanan yang bersifat Semesta tersebut, mengandung nilainilai yg bersifat :
Kerakyatan: adanya keikutsertaan seluruh warga negara sesuai dengan kemampuan dan
keahlian dalam Sistem Pertahanan Negara.
Kesemestaan: seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilsasi diri guna
menanggulangi segala bentuk ancaman dari luar maupun dari dalam negeri.
Kewilayahan: seluruh wilayah negara merupakan tumpuan perlawanan agar dapat
didayagunakan untuk mendukung setiap bentuk perlawanan secara berlanjut.

Sifat dan Lingkup Fungsi Binter TNI AD


a. Sifat.
1. sebagai kegiatan yang terkoordinasikan, lintas sektoral, terkait dan terpadu.
2. Sebagai kegiatan untuk kepentingan pertahanan negara dan membantu mengatasi
kesulitan masyarakat.
b. Lingkup.
1. Sistem Pertahanan semesta. Fungsi Binter diarahkan untuk membantu pemerintah
dalam menyiapkan dan mewujudkan Sistem Pertahanan Semesta.
2. Pembangunan Nasional. Fungsi Binter diarahkan untuk membantu pemerintah dalam
mensukseskan Pembangunan Nasional.
3. Sisbin TNI AD. Fungsi Binter diarahkan untuk memberikan batas-batas ruang lingkup
yang harus dilaksanakan TNI AD dalam melaksanakan Binter.

Tujuan Binter TNI AD


a. Dalam perspektif kepentingan Hankamneg, bertujuan untuk menyiapkan wilayah
pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini dlm rangka memenangkan
peperangan.
b. Kepentingan masyarakat, bertujuan untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat.
c. Kepentingan TNI AD, bertujuan untuk tercapainya Tugas Pokok TNI AD.

Ketahanan Nasional

Page 23

Page

a. Komunikasi Sosial.-- Untuk penyampaian pikiran dan pandangannya terkait dengan


Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di darat meliputi wilayah pertahanan dan kekuatan
pendukungnya serta membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan
Kemanunggalan TNI-Rakyat.
b. Bhakti TNI.-- Untuk menangani masalah-masalah sosial atas permintaan Instansi terkait
dan atau inisiatif sendiri dan terkoordinasikan.

23

Metode Binter TNI AD

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

c. Binwanwil.-- Mewujudakan kekuatan pertahanan aspek darat, baik yg menyangkut


wilayah pertahanan maupun kekuatan pendukung yg memliki ketahanan dlm semua aspek
kehidupan dan memiliki kemampuan dan ketrampilan serta upaya bela negara
Implementasinya bukan hanya tanggung jawab TNI Polri melainkan kewajiban
setiap warga negara dalam menghadapi ancaman nasional, hal ini bukan berarti semua rakyat
wajib memegang senjata untuk melawan musuh seperti pada zaman revolusi dulu, tetapi
segenap komponen bangsa dikerahkan untuk kepentingan pertahanan sesuai dengn fungsi dan
profesi masing-masing. Bangsa Indonesia tidak akan melaksanakan aneksasi atau
penyerangan terhadap negara lain, dan dalam sishanta ini bangsa Indonesia akan berperang di
wilayah sendiri. Untuk berperang perlu disiapkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh
yg dilaksanakan dengan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan oleh seluruh
komponen bangsa sesuai fungsi dan tugas masing-masing.

Ada tiga masalah utama pembangunan :


1. Pengangguran
2. Ketimpangan distribusi pendapatan
3. Kemiskinan dalam arti luas
Cita-cita dan tujuan dipengaruhi oleh tiga unsur :
1. Letak geografis wilayah
2. Sumber daya alam
3. Sumber daya manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Tradisi (nilai dan kaedah) tradisionalisme = sikap pandangan menuju dan
mempertahankan.
2. Pendidikan untuk menilai apakah budaya tidak sesuai lagi, bersifat mengubah, perlu sistem
pendidikan yang kondusif untuk mencapai tujuan.
3. Kepemimpinan.-- Perlu kepemimpinan yg kuat dan berwibawa.
4. Tujuan sebagai unsur pengarah, pemersatu motivasi, identitas, falsafah
5. Kepribadian.-- Merupakan hasil pengembangan sejarah dan cita-cita. Kepribadian penting
untuk menjadi daya tangkal.

Ketahanan Nasional

Page

24

Tujuan yang dicapai :


a. Meningkatkan empati-kepedulian
b. Terapan ipteks teamwork-interdisipliner
c. Nilai kepribadian :
1. Nasionalisme dan jiwa Pancasila
2. Keuletan, etos kerja,
3. Tanggung jawab
4. Kemandirian,
5. Kepemimpinan
6. Kewirausahaan
d. Meningkatkan daya saing
e. Menanamkan jiwa pengabdian
1. Learning community and learning society
Page 24

KETAHANAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNG PURA EKA KURNIA CHRISLIANTO

Membangun karakter bukan pada sumberdaya alam, tetapi pada kualitas ssumberdaya
manusia:
1. Managemen organisasi
2. Money
3. Metode
4. Machine
5. Material
6. Marketing
7. Aparatur
8. Tabiat
9. Akhlak, dan lain-lain
Pasal 10 UU Nomor 3 tahun 2002 :
1. TNI sebagai alat pertahanan negara RI
2. TNI : AD AL AU
3. TNI bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara :
Mempertahankan kedaulatan Negara & keutuhan Wilayah
Melindungi kehormatan & keselamatan bangsa
Melaksanakan operasi militer selain perang
Ikut serta aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional

Konsepsi Tannas
1. Merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa.
2. Mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional.
3. Mampu mengatasi a t h g.

Hakekat Tannas
Keuletan & ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nas. Utk dpt menjamin kelangsungan hidup bgs & neg. Dlm mencapai tunas.
Dan akhir kata, Keberadaan TNI yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, pada
hakekatnya melaksanakan perannya dalam upaya pertahanan negara, sekaligus merupakan
gelar komando kewilayahan (KOWIL) untuk menunjang Pembangunan Nasional dan
TANNAS. Kemudian TNI dibangun dan dikembangkan secara profesional sesuai dengan
kepentingan politik negara yang mengacu pada nilai dan prinsip demokrasi, supremasi sipil,
HAM, ketentuan hukum nasional, dan internasional yang telah dikelola secara transparan dan
akuntabel.
Tugas TNI adalah untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan wilayah
NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 45, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah

Page

25

darah Indonesia dari ancaman, gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara.

Ketahanan Nasional

Page 25

Anda mungkin juga menyukai