Anda di halaman 1dari 10

KONSEP KEBIJAKAN

KEPENDUDUKAN
MURSYIDUL IBAD | FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
PENGERTIAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
▪ Secara umum, kebijakan kependudukan adalah kebijakan yang
ditujukan untuk mempengaruhi besar, komposisi, distribusi dan
tingkat perkembangan penduduk.
▪ Definisi lain kebijakan kependudukan adalah tindakan
pemerintah untuk mencapai tujuan untuk memberikan pengaruh
dan berhubungan terhadap karakteristik penduduk
TUJUAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
▪ Melindungi kepentingan dan mengembangkan kesejahteraan
penduduk itu sendiri terutama generasi yang akan datang.
▪ Memberikan kemungkinan bagi setiap orang untuk memperoleh
kebebasan lebih besar untuk menentukan yang terbaik bagi
kesejahteraan diri dan keluarganya.
▪ Kebijakan berwawasan kependudukan harus diarahkan untuk
peningkatan kualitas hidup penduduk.
PERTIMBANGAN KEBIJAKAN
KEPENDUDUKAN
▪ Kualitas penduduk
▪ Stabilitas sumber kehidupan penduduk
▪ Kelangsungan adanya lapangan kerja
▪ Standar kehidupan yang baik
KEBIJAKAN FERTILITAS

Kebijakan Pronatalis Kebijakan Antinatalis

Berkaitan dengan trend fertilitas dan


pertumbuhan melalui: Program Keluarga Berencana

Propaganda pronatalis
Pendekatan Non Keluarga
Program stimulus keluarga, sistem Berencana melalui: moderenisasi,
perpajakan atau insentif sanksi bagi yg memiliki anak
banyak, meningkatkan partisipasi
tenaga kerja wanita, pendidikan
Pembatasan alkon dan aborsi kependudukan
KEBIJAKAN MORTALITAS
Kebijakan untuk menurunkan mortalitas
• Tujuannya adalah meningkatkan umur manusia/angka harapan hidup
individu
• Mencegah terkena penyakit
• Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
• Upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan angka harapan hidup
Kebijakan untuk meningkatkan mortalitas
• Kebalikan dari kebijakan diatas
• Pemerintah berupaya untuk menurunkan angka harapan hidup individu
• Dengan cara mencelakakan masyarakat pada bidang kesehatan
(meskipun secara tidak sengaja)
KEBIJAKAN MIGRASI:
KEBIJAKAN MIGRASI INTERNASIONAL
Kebijakan Emigrasi
Pasal 23 UU No 12 Tentang Kewarganegaraan RI, seseorang kehilangan kewarganegaraannya jika:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri;
2. Tidak menolak atau tidak melepas kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat
kesempatan untuk itu;
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas permohonan sendiri, sudah berusia 18 tahun,
bertempat tinggal di luar negeri;
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing;
6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing;
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
8. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka
dinas negara.
KEBIJAKAN MIGRASI:
KEBIJAKAN MIGRASI INTERNASIONAL
Kebijakan Imigrasi
Pasal 9 Bab 3 UU No 12 Tentang Kewarganegaraan RI, permohonan kewarganegaraan jika memenuhi:
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling sinkat
5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang Undang dasar negara Republik
Indonesia tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 tahun atau
lebih;
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
9. Kebijaksanaan Migrasi Internal.
KEBIJAKAN MIGRASI DI INDONESIA
▪ Kebijakan yang bersifat eksplisit, menyangkut pengaturan ijin tempat
tinggal dan transmigrasi.
▪ Kebijakan yang bersifat implisit, pengaturan pembangunan regional
yang intergrated, pengembangan pusat-pusat pengembangan skala
kecil, serta distribusi wilayah industri kecil.
▪ Kebijakan yang bersifat restrictive, usaha untuk melarang atau
membatasi migran masuk ke kota tertentu yang sudah padat.
▪ Kebijakan yang restraining, usaha untuk menahan agar penduduk
pedesaan tidak pindah ke kota, melalui penciptaan lapangan kerja di
daerah asal.
▪ Kebijakan yang bersifat divisionary, usaha untuk membuat daerah
alternatif menjadi menarik (membuka kesempatan kerja) sehingga
mempengaruhi arus dan arah migran.
TERIMA KASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai