Anda di halaman 1dari 29

Pendekatan

dan
Strategi
Advokasi
Pratomo (2015)
Sana Loue (2006)
Wayne Parsons (2005)
Pengertian
o Pendekatan terhadap advokasi
 adalah proses bgmn avokasi dimulai
o 2 pendekatan advokasi:
 Grass root advocay
 Top down approach
Strategi:
o Rencana yg cermat mengenai kegiatan utk mencapai sasaran
khusus
o Strategi adalah suatu perencanaan penggunaan sumber daya
dan kekuatan untuk mencapai suatu tujuan
o Ilmu dan seni menggunakan semua daya bangsa utk
melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai
o Ilmu dan seni memimpin bala tentara utk menghadapi musuh
dlm perang atau kondisi yg menguntungkan
Pencapaian tujuan advokasi:
o Pendekatan
o Strategi
Pendekatan
Advokasi
Pendekatan advokasi:
Pendekatan top-dowan Pendekatan bottom-up
Fokus awal Keputusan pemerintah pusat Aktor dan jariangan implementasi
lokal
Identifikasi Dari puncak ke bawah dan dimulai Dari bawah/daasar ke atas,
aktor² dari pemerintah termasuk pemerintah dan non
utama pemerintah
Pandangan Perluasan hasil yg dicapai dari Proses interaktif melibatkan
proses tujuan formal pembuat kebijakan dan para
kebijakan implementor dari berbagai bagian
Kriteria Desain sistem utk mencapai apa Bbrp kurang jelas, proses
evaluatif yg menjadi maksud dari kebijakan mempunyai sejumlah
pembuatan kebijakan pengaruh lokal
Kebijakan/program pembangunan ekonomi Pemerintah Kota Oakland  Kebijakan
tsb gagal (Wayne Parsons (2005):

 Implementasi adalah merupakan suatu kecakapan atau kemampuan utk


mewujudkan hubungan sebab-akibat shg kebijakan yg telah dibuat dpt
memberi hasil
 Implementasi menjadi semakin tdk efektif (gagal diwujudkan) bila hubungan
yg ada di antara berbagai agensi yg terlibat dlm implementasi kebijakan tsb
terjadi ‘defisit’
 Kebijakan yg ‘gagal dilaksanakan’ itu perlu dikaji/dianalisis utk dicarikan cara
pemecahannya, yaitu: tujuan kebijakan harus didefinisikan dgn jelas dan
dipahami oleh semua pihak; sumber² yg diperlukan harus tersedia dgn cukup;
rantai komando harus dpt menyatukan dan mengawasi semua sumber²; sistem
komunikasi harus dpt berjalan secara efektif; pengawasan yg ketat harus
dilakukan thd individu dan organisasi yg terlibat dlm proses implementasi
kebijakan
Þ Perlu diterapkan pendekatan atas-bawah
‘Model Atas-Bawah’ (Wayne Parsons, 2005):

■ organisasi pelaksana harus dibuat menyerupai organisasi


militer hanya satu garis komando dan kewenangan yg jelas;
■ semua norma harus dipaksakan berlakunya dan harus
sesuai tujuan yg ditetapkan sebelumnya;
■ semua pegawai harus mau melaksanakan tugas sebagaimana
yg telah diperintahkan;
■ harus ada komunikasi yg sempurna baik antara organisasi/
unit² yg ada di dalam maupun di luar organisasi
■ Tiadanya tekanan waktu
10 syarat agar implementasi kebijakan berhasil
1. Kondisi lingkungan di luar organisasi/agensi pelaksana
kebijakan tidak boleh menghambat atau merintangi
pelaksanaan kebijakan ;
2. Harus tersedia waktu dan sumber² yg cukup bagi
pelaksanaan kebijakan;
3. Semua sumber² yg diperlukan harus benar² tidak ada
hambatan dalam penyediaannya terutama pada setiap
tahapan pelaksanaannya
4. Kebijakan yg hendak diimplementasikan harus didasarkan
pada teori sebab-akibat yg valid ,
5. Hubungan sebab-akibat tersebut bersifat langsung;
10 syarat agar implementasi kebijakan berhasil
6. Hanya ada satu agensi pelaksana tunggal yg tdk tergantung pada
agensi lain bagi pelaksanaan yg berhasil, dan bila intervensi agensi
lain diperlukan maka hubungan ketergantungannya adalah minimal dan
kurang penting
7. Adanya pengeitian dan persetujuan yg sempurna atas tujuan yg
hendak dicapai, dan hal ini terus diperlahankan pada seluruh proses
implementasi;
8. Dalam proses pelaksanaan kebijakan, setiap pihak yg terlibat harus
memahami tugas yg telah ditetapkan secara rinci dan pentahapan yg
sempurna;
9. Adanya komunikasi dan koordinasi yg sempurna di antara perbagai
unsur dan agensi yg terlibat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut;
10. Mereka yg memegang kekuasaan pelaksanaan kebijakan dapat
menuntut dan memperoleh kepatuhan sempurna kepada semua
pelaksana atas pelaksanaan efektif kebijakan tersebut (Gunn, 1978)
Wayne Parsons (2005)
Karakteristik ‘Model Bawah-Atas’:

■ mengembangkan suatu metodologi kebijakan (baik untuk perumusan


maupun implementasi) yang lebih mengedepankan hubungan antar-
subyek yang seringkali disebut sebagai policy networks atau
implementation structures .
■ tdk berangkat dari suatu program pemerintah, tetapi dari sejumlah
aktor yang memandang/memperhatikan dengan sungguh² problema
kebijakan dan strategi utk mengatasinya, menilai secara relatif
pentingnya berbagai program pemerintah yang bersaing dengan
program dari pihak swasta dan kekuatan² pasar dlm memecahkan
masalah tsb
Wayne Parsons (2005)
Karakteristik ‘Model Bawah-Atas’:

■ karena tdk berangkat dari satu fokus permasalahan yg harus


dipecahkan atau dicarikan jalan keluarnya, maka para penganut
pendekatan ini merasa memiliki kebebasan untuk menilai semua
dampak (yang tdk diinginkan) pelaksanaan kebijakan
pemerintah dan swasta
■ Mampu menghadapi sejumlah besar wilayah problema kebijakan
walaupun tidak semua merupakan kebijakan yg unggul/utama
■ Karena fokusnya pada pilihan strategi yg dilakukan oleh banyak
aktor maka pelbagai macam strategi pemecahan masalah tsb
dpt dipertukarkan (diperdebatkan mutunya ) di antara aktor²
tersebut.
Strategi
Advokasi
4 Strategi utk advokasi (Sana Loue, 2006)
o Advokasi melalui media
 Bekerja sama dgn media massa  membangun opini publik yg
mendukung proses advokasi
o Advokasi melalui pengadilan
 Advokasi perubahan kebijakan melalui jalur pengadilan: teknik
class action atau legal standing
o Advokasi melalui legislasi, perundangan dan peraturan
 Advokasi melalui penerbitan undang² atau perda
o Advokasi menggunakan jaringan atau koalisi
 Advokasi menggunakan koalisi yg berjuang agar aspirasi dan suara
masyarakat didengar policy maker
3 Strategi
Advokasi
(1) Tiga Jenis Strategi Proaktif
1.1. Lobi
 Kegiatan yg dilakukan seseorang utk mempengaruhi orang lain dlm
kaitannya dgn pemungutan suara menjelang pemilihan ketua suatu
organisasi, spt parlemen dan parpol
• Melobi: melakukan pendekatan secara tdk resmi
• Pelobian: bentuk partisipasi politik yg mencakup usaha individu
atau kelompok utk menghubungi para pejabat pemerintah atau
pimpinan politik dg tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah
yg dpt menguntungkan sejumlah orang
 Sebuah peran advokasi di mana pelaku advokasi terlibat langsung di
dalam sbg seorang peserta yg langsung terlibat mempengaruhi
lahirnya kebijakan
(1) Tiga Jenis Strategi Proaktif
1.2. Dengar Pendapat (Public Hearing)
 Proses di mana pelaku advokasi melakukan dialog, konsultasi dgn
pembuat kebijakan atau sebaliknya pihak legislatif atau
eksekutif secara proaktif mengundang klpk masyarakat atau
LSM utk memperoleh masukan terhadap gagasan terkait UU,
peraturan, kebijakan, dsb
a. Hearing kpd pembuat kebijakan
b. Hearing kpd publik atau masyarakat
(1) Tiga Jenis Strategi Proaktif
1.3. Kampanye
 Sebuah usaha terorganisir untuk membentuk pendapat publik
 Suatu kegiatan yg dilakukan dlm rangka mensosialisasikan
wacana, ide, pandangan kita thd suatu kebijakan atau kasus
tertentu yg bertujuan utk memperoleh dukungan publik
a. Kampanye bisik
• Gerakan utk melawan (dgn aksi) serentak dgn jalan
menyiarkan kabar angin
b. Kampanye damai
• Kampanye yg dilakukan dgn cara santun, kampanye simpatik
(1) Tiga Jenis Strategi Proaktif
c. Kampanye dialogis
• Kampanye yg dilakukan dgn metode dialogis atau tanya jawab
d. Kampanye hitam
• Kampanye dgn cara menjelek² lawan politik
e. Kampanye promosi
• Kampanye yg dilaksanakan dlm rangka promosi utk
meningkatkan penjualan atau mempertahankan penjualan
dsb
f. Kampanye monologis
• Kampanye di mana yg bicara hanya satu pihak
(2) Enam Jenis Strategi Reaktif
2.1. Demonstrasi atau Unjuk Rasa
 Pernyataan protes yg dikemukakan secara massal
 Kegiatan yg dilakukan oleh seseorang atau lebih utk menyampaikan pikiran
terbuka dgn lisan, tulisan secara demonstratif di depan umum (UU RI No. 9
Tahun 1998)
 Bentuk² menyampaikan pendapat: (a) unjuk rasa/demonstrasi; (b) pawai; (c) rapat
umum; (d) mimbar bebas
• Demonstrasi ≠ advokasi
• Demonstrasi merupakan salah satu strategi advokasi sbg reaksi atas suatu
kebijakan yg tdk menguntungkan publik
Þ Perlu persiapan utk menghindari ekses buruk kekerasan atau anarkis: tujuan,
berapa orang yg terlibat, kemampuan mengendalikan massa, penanggung
jawab, pembelaan di depan hukum, ijin demonstrasi
(2) Enam Jenis Strategi Reaktif
2.2. Boikot
 Berasal dari nama petani Irlandia Charles Boycott
 Boikot berarti tolak kerja sama; memboikot: bersekongkol menolak
utk bekerja sama
 “Memboikot” sesuatu adalah dgn berhenti membeli atau dalam kasus
pertemuan “menolak” menghadiri pertemuan
 Boikot merupakan penolakan oleh sekolompok agen utk melakukan
transaksi pemasaran dgn atau lebih pelaku target dan utk memaksa
target mengubah kebijakan mereka (Garret, 1987)
 Dlm konteks advokasi, boikot merupakan penolakan melaksanakan
kebijakan pemerintah  strategi yg tdk menggunakan kekerasan
(2) Enam Jenis Strategi Reaktif
2.2. Boikot
 Keuntungan boikot:
a. Menjadi tekanan yg cukup kuat kpd sasaran advokasi
b. Efektif utk persuasi moral
c. Dpt mengubah kebijakan
d. Para pemimpin bisnis menganggap boikot lebih efektif daripada
kampanye menulis surat, melobi, atau bahkan gugatan class
action dlm meyakinkan mereka utk mengubah praktik mereka
e. Mendorong tanggung jawab warga negara
f. Boikot biasanya dianggap layak diberitahukan oleh media lokal
(2) Enam Jenis Strategi Reaktif
2.2. Boikot
 Kerugian boikot:
a. Merugikan kepentingan umum
b. Aksi yg dilakukan tdk mendapatkan simpati
c. Munculnya protes dari pihak luar
(2) Enam Jenis Strategi Reaktif
2.3. Revolusi
 Dipopulerkan oleh sejarah revolusi Perancis
 Revolusi adalah sebuah perubahan cepat, fundamental dan domestik
dalam nilai² yg dominan dari suatu masyarakat dlm lembaga
politiknya, struktur sosial, kepemimpinan serta aktivitas pemerintah
dan politik (Huntington, dlm Pratomo, 2015)
 Revolusi dpt dilakukan dgn damai atau kekerasan
 Revolusi merupakan pilihan strategi advokasi yg terakhir dan biasanya
terjadi ketika sistem politik yg berlaku tdk dpt atau tdk mampu
mengakomodasikan tuntutan perubahan yg diminta oleh masyarakat
(2) Enam Jenis Strategi Reaktif
2.4. Class Action
 Class action diperkenalkan dlm sistem hukum modern sbg
langkah yg tumbuh dari kebutuhan masyarakat yg sadar akan
hak²nya sbg warga negara (Hilman, dalam Pratomo, 2015)
 Di Indonesia, prosedur class action dikenal dgn istilah gugatan
kelas atau Gugatan Pewakilan Kelompok (GPK), yaitu tata cara
pengajuan gugatan di mana satu orang atau lebih yg mewakili
klpk mengajukan utk dirinya sendiri dan sekaligus mewakili
sekelompok orang yg jumlahnya banyak (Yuntho, dlam Pratomo,
2015)
(2) Enam Jenis Strategi Reaktif
2.5. Legal Standing (Hak Gugat Organisasi)
 Legal Standing muncul setelah melalui Peraturan Mahkamah
Agung (PERMA) No. 1 Tahun 2002 yg mengatur mengenai acara
gugatan perwakilan kelompok
 Standing    dapat diartikan secara    luas    yaitu akses    orang
perorangan, kelompok/organisasi di pengadilan sbg pihak
penggugat.  Adapun   pengertian Standing 
kelompok masyarakatyang bertindak   untuk
mewakili  kepentingan umum (publik) dan kepentingan lingkungan.
(2) Enam Jenis Strategi Reaktif
2.5. Legal Standing (Hak Gugat Organisasi)
 Keuntungan legal standing: memberikan dan menimbulkan
kesadaran pemerintah thd hak² masyarakat yg dilalaikan (yg
blm dan/tdk terpenuhi) dan menyadarkan pihak² yg dirugikan
akan hak²nya yg dilanggar
 Kerugian legal standing: blm ada peraturan pelaksanaan yg
mengatur legal standing atau aturan lengkap utk dijadikan
pedoman/acuan legal standing (Winarni, dlm Pratomo, 2015).
(2) Enam Jenis Strategi Reaktif
2.6. Judicial Review (Peninjauan Kembali, Hak Uji Materiil)
 Pengujian yudisial. Pengujian yudisial ( judicial review) adalah suatu proses
ketika tindakan eksekutif dan legislatif ditinjau oleh badan yudikatif.
Badan tersebut akan meninjau apakah suatu tindakan atau undang-undang
sejalan dengan konstitusi suatu negara
 Ada 2 macam judicial review yaitu judicial review Mahkamah Konstitusi
(MK) dan judicial review Mahkamah Agung (MA)
 Permohonan judicial review ke MK dpt dilakukan oleh pihak yg
menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh
berlakuknya undang²
 Permohonan judicial review ke MA hanya dpt dilakukan oleh pihak yg
menganggap haknya dirugikan oleh peraturan perundangan di bawah
undang²

Anda mungkin juga menyukai