Anda di halaman 1dari 14

APLIKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PELAYANAN

KESEHATAN DTPK-T (DAERAH TERTINGGAL,


PERBATASAN, KEPULAUAN DAN TERPENCIL)

Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Mata Kuliah

Pemberdayaan Masyarakat untuk Yankes

Semester 6/2017

Dosen :

Putri Permatasari, SKM, M.KM

Oleh : Kelompok 10 Kesehatan Masyarakat AKK 2015

1. Puspathi 1510713007
2. Indy Ainun Rahma 1510713014
3. Tyas Ayu Desiana 1510713038

S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat ridha dan
karunia-Nya kami bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya kami menemukan berbagai
hambatan, mulai dari pencarian teori, pengumpulan data, dan juga penggunaan kata-
kata, serta hambatan-hambatan lain. Kami menyadari makalah ini terbentuk atas
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
banyak terutama kepada:
1. Orang tua kami, yang tak hentinya memberi motivasi dan dukungan serta
selalu mendoakan kami.
2. Ibu Ayu Anggraeni Dyah Purbasari, SKM, MPH(M) selaku Kaprodi S1
Kesehatan Masyarakat.
3. Ibu Putri Permatasari, SKM, MKM selaku dosen Pemberdayaan Masyarakat
untuk Yankes.
4. Teman-teman Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat.
5. Semua pihak yang terlibat yang tak bisa kami sebutkan satu persatu.
Makalah yang telah kami susun ini, tentunya masih banyak kekurangan,
maka dari itu kami meminta maaf jika ada kesalahan didalamnya. Dan kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, sehingga kami dapat memperbaikinya,
sekaligus bekal kami dalam menyusun dan membuat laporan yang lebih baik lagi

Depok, 3 Mei 2018

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN....................................................................................................................3

2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat..........................................................................3

2.2 Pengertian DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil)..........3

2.3 Letak DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil)..................4

2.4 Kondisi Pelayanan Kesehatan di DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan


dan Terpencil)......................................................................................................................6

2.5 Upaya Pembangunan Kesehatan di DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan,


Kepulauan dan Terpencil)....................................................................................................7

2.6 Contoh Pemberdayaan Masyarakat di DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan,


Kepulauan dan Terpencil)....................................................................................................8

BAB III

KESIMPULAN....................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang tinggi. Namun,
sebagian masyarakat masih mengalami keterbatasan dalam memperoleh
pelayanan kesehatan sehingga tidak mengherankan jika kondisi kesehatan
masyarakat kurang begitu baik, tidak sesuai dengan yang di harapkan oleh
pemerintah.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur


kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa. Hal ini berarti,
semua orang berhak atas kesehatan tanpa terkecuali. Namun kenyataannya, saat
ini masih terjadi disparitas pelayanan kesehatan terutama di Daerah Tertinggal,
Perbatasan, Kepulauan, dan Terpencil (DTPK-T). DTPK-T adalah daerah-
daerah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan kriteria
ketertinggalan daerah seperti perekonomian masyarakat, sumber daya manusia,
sarana dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, aksesibilitas, dan
karakteristik daerah. Terjadinya disparitas pelayanan kesehatan di DTPK-T
dikarenakan kondisi yang sulit terjangkau, terbatasnya sarana dan prasarana
kesehatan, serta ketersediaan dan kualitas SDM kesehatan yang rendah.

Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Bila diterapkan untuk DTPK,
maka masyarakat DTPK mampu menolong diri sendiri dalam menghadapi
masalah-masalah kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara

1
mencegahnya, dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi
dengan cara menanganinya secara efektif serta efisien. Dengan ini diharapkan,
masyarakat DTPK-T mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam
rangka memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem
solving), baik masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang
potensial (mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas tertentu). Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai aplikasi pemberdayaan masyarakat di
pelayanan kesehatan Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan, dan Terpencil
(DTPK-T)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat?
2. Apa yang dimaksud dengan DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan,
Kepulauan dan Terpencil)?
3. Dimana saja Letak DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan dan
Terpencil)?
4. Bagaimana kondisi pelayanan kesehatan di DTPK-T (Daerah Tertinggal,
Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil)?
5. Bagaimana upaya pembangunan kesehatan di DTPK-T (Daerah Tertinggal,
Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil)?
6. Apa saja contoh pemberdayaan masyarakat di DTPK-T (Daerah Tertinggal,
Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil)?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui tentang pengertian pemberdayaan masyarakat.
2. Mengetahui tentang pengertian DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan,
Kepulauan dan Terpencil).
3. Mengetahui tentang letak DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan,
Kepulauan dan Terpencil).
4. Mengetahui tentang kondisi pelayanan kesehatan di DTPK-T (Daerah
Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil).
5. Mengetahui tentang upaya pembangunan kesehatan di DTPK-T (Daerah
Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil).
6. Mengetahui tentang contoh pemberdayaan masyarakat di DTPK-T (Daerah
Tertinggal, perbatasan, kepulauan dan terpencil).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu,
keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan klien serta proses membantu klien, agar klien tersebut
berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu
menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).

Pemberdayaan masyarakat adalah serangkaian proses dalam upaya


meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan. Menurut Wiku Adisamito dalam dimensi kesehatan,
“pemberdayaan masyarakat merupakan proses yang dilakukan oleh masyarakat
(dengan atau tanpa campur tangan pihak luar) untuk memperbaiki kondisi
lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat”.

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat, Wiku Adisamito juga


menekankan perlu diperhatikan empat (4) unsur pokok utama, yaitu aksesibilitas
informasi, keterlibatan dan partisipasi, akuntabilitas dan kapasitas organisasi
lokal, agar tercapai tujuan pemberdayaan masyarakat.

2.2 Pengertian DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan dan


Terpencil)
Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang masyarakat dan
wilayahnya relatif kurang berkembang dibanding dengan daerah lain dalam
skala nasional. Indikator daerah tertinggal meliputi pengembangan ekonomi
lokal, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas kelembagaan,
pengurangan keterisolasian dan penanganan karakteristik khusus daerah.

3
Kawasan perbatasan adalah wilayah negara yang terletak pada sisi dalam
sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara-negara lain, yang dapat
berupa laut, pulau ataupun kecamatan. Kawasan perbatasan yang berupa pulau
disebut pulau kecil terluar, yaitu pulau dengan luas area kurang atau sama
dengan 2.000 km persegi yang memiliki titik dasar koordinat geografis yang
menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai hukum nasional dan
internasional. Masyarakat di kawasan tersebut umumnya miskin dan lebih
berorientasi ke negara tetangga yang lebih mudah dijangkau dan kondisinya
lebih baik.

Sedangkan daerah terpencil dan sangat terpencil adalah daerah-daerah


yang oleh bupati/walikota setempat ditetapkan sebagai daerah yang perlu
mendapat penanganan khusus akibat letak geografisnya yang sulit dijangkau,
sehingga relatif juga kurang tersentuh oleh pembangunan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa daerah-daerah yang disebut sebagai DTPK ini adalah
daerah yang kondisinya, termasuk kondisi kesehatan masyarakatnya, masih jauh
di bawah rerata nasional.

2.3 Letak DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil)


Data dari 456 kab/kota dikelompokkan berdasarkan daftar daerah
tertinggal dari Kementerian Negara Percepatan Daerah Tertinggal menjadi
daerah tertinggal sebanyak 199 kabupaten, data daerah perbatasan sebanyak 20
kabupaten/kota, data daerah kepulauan sebanyak 19 kabupaten/ kota, dan data
daerah terpencil sebanyak 35 kabupaten, sedangkan sisanya adalah kabupaten
yang tidak termasuk dalam kabupaten daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan
dan terpencil.

4
Tabel 1. Sampel Kabupaten Daerah Tertinggal, Perbatasan,
Kepulauan dan Terpencil (DTPK-T)

5
2.4 Kondisi Pelayanan Kesehatan di DTPK-T (Daerah Tertinggal, Perbatasan,
Kepulauan dan Terpencil)
Isu prioritas yang harus segera ditangani di DTPK-T di antaranya adalah
masalah akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, pemenuhan SDM
Kesehatan yang diikuti dengan distribusi SDM tersebut secara merata, serta
sistem rujukan di instalasi kesehatan. Permasalahan utama sistem rujukan
terletak pada pelayanan kesehatan tambahan seperti puskesmas pembantu
(pustu) dan puskesmas dengan rumah sakit terdekat seperti yang ditemui di salah
satu Kabupaten, yaitu Kabupaten Raja Ampat, sebagai salah satu daerah
tertinggal dan minim fasilitas kesehatan.

Kondisi sarana pelayanan kesehatan masih terbatas pada puskesmas (ada


di setiap distrik), pustu, poliklinik desa/kampung (polindes), pos malaria desa
(posmaldes) dan puskesmas keliling (baru dimiliki 4 unit) yang berfungsi untuk
memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang kesulitan untuk
pergi ke puskesmas di ibukota distrik.Sedangkan untuk rumah sakit, baru
dimiliki sebuah Rumah Sakit bergerak (Tipe D) di Waisai.

Keberadaan dokter umum juga masih jauh dari yang diharapkan (pada
tahun 2009 rasio dokter per 100.000 penduduk adalah 0,03 yang idealnya 40)
dan sebagian besar yang bekerja di puskesmas adalah dokter PTT, sedangkan
dokter gigi dan dokter spesialis belum ada. Jumlah bidan yang ada di
Puskesmas, RS, dan Sarana Kesehatan sangat terbatas dengan tingkat pendidikan
D3 Kebidanan dan lulusan D1 Kebidanan. Sedangkan Jumlah tenaga perawat
kesehatan baik di Puskesmas, RS, dan Sarana Kesehatan Lain sebanyak 85 orang
yang terdiri dari D3 keperawatan sejumlah 63 dan SPK sejumlah 22 orang.
Padahal, idealnya di setiap Puskesmas tersedia dokter dan di setiap kampung
tersedia bidan.

Keterbatasan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut


menyebabkan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah perbatasan masih
tergolong rendah, selain dikarenakan kondisi lingkungan permukiman dan cara
hidup masyarakat yang kurang sehat. Contoh, penyakit yang umum diderita
penduduk Raja Ampat adalah malaria klinis, infeksi saluran pernapasan akut,

6
dan penyakit kulit. Selain itu, juga masih ditemukan kasus kematian ibu waktu
melahirkan, dan kematian neonatal.Pada tahun 2009 jumlah kematian ibu waktu
melahirkan sebanyak 4 per 100.000 kelahiran hidup. Kasus kematian bayi waktu
dan pasca dilahirkan tercatat 33,8 per 1000 kelahiran hidup. Kematian bayi di
bawah 1 bulan ini masih didominasi oleh berat bayi yang lahir rendah (< 2500
gram), keadaan bayi yang sesak nafas (aspeksia), dan infeksi akibat pemotongan
tali pusar bayi dengan menggunakan peralatan yang tidak bersih.

2.5 Upaya Pembangunan Kesehatan di DTPK-T (Daerah Tertinggal,


Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil)
Arah kebijakan Pembangunan Kesehatan tahun 2010-2014 adalah peningkatan akses
dan kualitas pelayanan kesehatan bagi kelompok miskin dan daerah tertinggal.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan intinya meliputi:

a) Perencanaan yang difokuskan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang


mampu berperan sebagai “gate keeper”. Rujukan kesehatan dan show
window pelayanan kesehatan dengan pembangunan unit pelayanan kesehatan
yang responsif dan kompetitif terhadap pelayanan kesehatan di wilayah
perbatasan;

b) Membangun kerja sama dengan negara tetangga dalam rujukan gawat


darurat;

c) Adanya koordinasi peayanan kesehatan antara Pemda/Dinas Kesehatan


dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan;

d) Tersedia radio medik.

Selain itu juga ada kebijakan khusus di DTPK-T, yaitu :

a. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat;

b. meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang


berkualitas; meningkatkan pembiayaan pelayanan kesehatan;

c. meningkatkan pemberdayaan SDM Kesehatan; meningkatkan ketersediaan


obat dan alkes;

7
d. meningkatkan sistem survailance, monev dan Sistem Informasi Kesehatan
(SIK); dan

e. meningkatkan manajemen kesehatan.

Beberapa program khusus yang telah dikembangkan di lingkungan Kementerian


Kesehatan dalam mendukung pelayanan kesehatan di DTPK-T meliputi:

a) Pendayagunan Tenaga Kesehatan di DTPK-T berupa peningkatan


ketersediaan, pemerataan dan kualitas sumberdaya manusia (SDM),
b) Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di DTPK-T misal :
Rumah Sakit Bergerak, pelayanan dokter terbang, pelayananperairan,
c) Dukungan Pembiayaan Kesehatan seperti BPJS, BOK, dana alokasi khusus
(DAK), TP dan Bantuan Sosial
d) Dukungan Peningkatan Akses Pelayanan berupa pengadaan perbekalan, obat
dan alat kesehatan
e) Pemberdayaan masyarakat di DTPK-T melalui kegiatan Posyandu, Desa
Siaga, Tanaman Obat Keluarga serta kegiatan PHBS.
f) Kerjasama antar Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Lainnya

2.6 Contoh Pemberdayaan Masyarakat di DTPK-T (Daerah Tertinggal,


Perbatasan, Kepulauan dan Terpencil)
1. Penyuluhan program PHBS Door to door ke Rumah Warga dan Sekolah oleh
Puskesmas Kali Tami, Teluk Bintuni, Papua

8
2. Pembentukan Desa Siaga Kusta di Situbundo

3. KegiatanPosyandu di KelurahanKadomas, Pandeglang, Banten

9
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang masyarakat dan wilayahnya
relatif kurang berkembang dibanding dengan daerah lain dalam skala nasional.
Kawasan perbatasan adalah wilayah negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang
batas wilayah Indonesia dengan negara-negara lain, yang dapat berupa laut, pulau
ataupun kecamatan. Sedangkan daerah terpencil dan sangat terpencil adalah daerah-
daerah yang oleh bupati/walikota setempat ditetapkan sebagai daerah yang perlu
mendapat penanganan khusus akibat letak geografisnya yang sulit dijangkau,
sehingga relatif juga kurang tersentuh oleh pembangunan.

Data dari 456 kab/kota dikelompokkan berdasarkan daftar daerah tertinggal


dari Kementerian Negara Percepatan Daerah Tertinggal menjadi daerah tertinggal
sebanyak 199 kabupaten, data daerah perbatasan sebanyak 20 kabupaten/kota, data
daerah kepulauan sebanyak 19 kabupaten/ kota, dan data daerah terpencil sebanyak
35 kabupaten, sedangkan sisanya adalah kabupaten yang tidak termasuk dalam
kabupaten daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan terpencil. Isu prioritas yang
harus segera ditangani di DTPK-T di antaranya adalah masalah akses terhadap
pelayanan kesehatan yang bermutu, pemenuhan SDM Kesehatan yang diikuti dengan
distribusi SDM tersebut secara merata, serta sistem rujukan di instalasi kesehatan.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan intinya meliputi:
Perencanaan yang difokuskan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang mampu
berperan sebagai “gate keeper”. Rujukan kesehatan dan show window pelayanan
kesehatan dengan pembangunan unit pelayanan kesehatan yang responsif dan
kompetitif terhadap pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan; Membangun kerja
sama dengan negara tetangga dalam rujukan gawat darurat; Adanya koordinasi
peayanan kesehatan antara Pemda/Dinas Kesehatan dengan Kantor Kesehatan
Pelabuhan; dan Tersedia radio medik.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/20914-ID-peoples-health-service-

preference-at-the-state-borders-a-policy-analysis.pdf diakses pada 28 April 2018

pukul 16.25 WIB

https://www.scribd.com/doc/188323306/panduan-promkes-DTPK-pdf diakses pada

28 April 2018 pukul 15.00 WIB

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/3650 di akses pada

29 April 2018 pukul 20.10 WIB

http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-V-12-II-P3DI-Juni-

2013-27.pdf di akses pada 29 april 2018 pukul 2015 WIB

https://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/de61f2970a85f3e92daf9cfd7a43cbe9.pdf

diakses pada 29 April 2018 pukul 19.48 WIB

11

Anda mungkin juga menyukai