Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ISU GENDER

DISUSUN OLEH:

1.DETIA ARMONICA

2.RIRI ROSYADAH

3.PAVITA INDRIANA

4. FADHILA SEPTIANI PUTRI

5. NIAT ELVITA ZALUKHU

6. ANNISA MAHARANI

7.DEA AFNINDI

8. MARHENDRA HARYANI

9.JULIA TAMARA AZMARANI

10. NOVITA

11. NURTASYA SUTIANI

12. RIKA DAMAYANTI

13. YOYIN

14. EPA

program studi s-1 kebidanan stikes hang tuah pekanbaru

tahun 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ISU GENDER” tepat pada waktu
yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan.
Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah
dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta
keluarga berencana

Terimakasih kepada dosen ibuk Octa Dwienda R,SKM,M.Kes mata kuliah asuhan
kebidanan dan dosen pembimbing. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Pekanbaru, November2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................I

KATA PENGANTAR....................................................................................II

DAFTAR ISI...................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…...........................................................................................................4


1.2 RumusanMasalah….......................................................................................................4
1.3 Tujuan pembelajaran…………………………………………………………………..4
1.4 Defenisi………………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian seks dan dender…..………………………………………………………..6


B. Perbedaan gender…………………………...…………………………………………8
C. Diskriminasi atau ketimpangan gender………………………………………………9
D. Bentuk bentuk diskriminasi terhadap perempuan..…………………………………..10

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..13

1.2 Saran…………………………………………………………………………………13

1.3 Daftar pustaka………………………………………………………………………..14


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Gender merupakan suatu konsepsi yang selama ini disebut sebagai penyebab ketimpanga
hubungan antara laki-laki dan perempuan, dimana pihak perempuan berada pada status sosial
yang lebih rendah daripada pihak laki-laki.Di Indonesia sendiri, kasus keadilan di seputar
kesetaraan gender masih menjadi isu yang hangat bahkan tidak jarang menjadi polemik di
masyarakat. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal, contohnya, pada saat
Indonesia menanggapi isu-isu bias gender secara tidak tuntas. Dapat dilihat dari banyaknya
wanita yang menuntut adanya pemberlakuan keadilan di antara mereka yang tidak setara
apabila dibandingkan lawan jenisnya, yakni kaum pria.Di Indonesia, pendekatan gender telah
dilakukan dalam rangka peningkatan status sosial perempuan melalui peningkatan peran
perempuan dalam pembangunan. Peran perempuan memang menjadi satu topik diskusi yang
sangat menarik untuk dibahas karena selama ini peran perempuan di dalam pembangunan
masih dapat dikategorikan terbelakang bahkan sering dipandang sebelah mata. Partisipasi
politik yang dilakukan oleh kaum Hawa misalnya, di Indonesia sendiri masih terbilang
minim. Bidang ini masih dianggap sebagai bidang yang hanya cocok dilakukan oleh kaum
Adam

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, di atas dapat dirumusan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana muatan materi pendidikan kesetaraan gender dalam buku siswa PPKn kelas X
digunakan di kelas X SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan kesetaraan gender dalam proses pembelajaran PPKn di
kelas X SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Masalah

1.Mendeskripsi pengertian seks dan gender.


2.Mendeskripsi perbedaan seks dan gender .
3.Mendeskripsi bentuk dari diskriminasi /ketimpangan gender.
D. Defenisi isu gender
 seks

menurut kantor Menneg PP, BKKBN, UNFPA (2001) seks adalah perbedaan jenis kelamin
yang ditentukan secara biologis yang secara fisik melekat pada masing-masing jenis kelamin,
laki-laki dan perempuan. Sementara gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung
jawaban para laki-laki dan perempuan yang dibentuk, dibuat dan dikonstruksi oleh
masyarakat dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman akibat konstruksi sosial
(Widyastuti, et al.2009). Pengertian seks/jenis kelamin berhubungan dengan perbedaan
biologis antara perempuan dan laki-laki. Seks merupakan anugrah yang melekat pada kita
sejak lahir yang tidak mungkin kita ubah. Karena seks maka kita sebut sebagai laki-laki atau
perempuan.

 Gender

Gender berkaitan dengan peran dan tanggung jawaban para perempuan dan laki-laki.Hal
ini ditentukan oleh nilai-nilai social budaya yang berkembang. Laki- laki dan perempuan di
semua lapisan masyarakat memainkan peran yang berbeda, mempunyai kebutuhan yang
berbeda dan menghadapi kendala yang berbeda pula. Masyarakatlah yang membentuk nilai
dan aturan tentang bagaimana anak laki-laki dan perempuan, aki-laki dan perempuan dewasa
harus berperilaku, berpakaian, bekerjaapa dan boleh bepergian kemana dan contoh lainnya.
Nilai dan aturan bagi laki-laki dan perempuan di setiap masyarakat berbeda sesuai dengan
nilai sosial- budaya setempat dan sering kali berubah seiring dengan perkembangan budaya
(Ramadhani, 2009).

Gender juga sangat tergantung pada tempatatau wilayah, misalnya kalau di sebuah desa
perempuan memakai celana panjang atau celana pendek dianggap tidak pantas, maka
ditempat lain bahkan sudah jarang menemukan perempuan memakai rok. Karena bentukan
pula maka gender bisadipertukarkan.
BAB II

PEMBAHASAN

A.pengertian seks dan gender

1.seks

menurut kantor Menneg PP, BKKBN, UNFPA (2001) seks adalah perbedaan jenis kelamin
yang ditentukan secara biologis yang secara fisik melekat pada masing-masing jenis kelamin,
laki-laki dan perempuan. Sementara gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung
jawaban para laki-laki dan perempuan yang dibentuk, dibuat dan dikonstruksi oleh
masyarakat dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman akibat konstruksi sosial
(Widyastuti, et al.2009). Pengertian seks/jenis kelamin berhubungan dengan perbedaan
biologis antara perempuan dan laki-laki. Seks merupakan anugrah yang melekat pada kita
sejak lahir yang tidak mungkin kita ubah. Karena seks maka kita sebut sebagai laki-laki atau
perempuan.

2.Gender

Gender berkaitan dengan peran dan tanggung jawaban para perempuan dan laki-laki.Hal ini
ditentukan oleh nilai-nilai social budaya yang berkembang. Laki- laki dan perempuan di
semua lapisan masyarakat memainkan peran yang berbeda, mempunyai kebutuhan yang
berbeda dan menghadapi kendala yang berbeda pula. Masyarakatlah yang membentuk nilai
dan aturan tentang bagaimana anak laki-laki dan perempuan, aki-laki dan perempuan dewasa
harus berperilaku, berpakaian, bekerjaapa dan boleh bepergian kemana dan contoh lainnya.
Nilai dan aturan bagi laki-laki dan perempuan di setiap masyarakat berbeda sesuai dengan
nilai sosial- budaya setempat dan sering kali berubah seiring dengan perkembangan budaya
(Ramadhani, 2009).

Gender juga sangat tergantung pada tempatatau wilayah, misalnya kalau di sebuah desa
perempuan memakai celana panjang atau celana pendek dianggap tidak pantas, maka
ditempat lain bahkan sudah jarang menemukan perempuan memakai rok. Karena bentukan
pula maka gender bisadipertukarkan.
B.perbedaan gender

1.Perbedaan Seks Gender

Gender berbeda dengan seks.Bila gender dibentuk oleh masyarakat, maka seks merupakan
pemberian tuhan sebagai kodrat yang tidak bias diubah. Bisa diubah bentuk fisiknya melalui
Tindakan media, namun tidak bias mengubah fungsi dan peran seks itu sendri. Karena itu,
kita biasanya menyebut gender dengan sebutan kelamin sedangkan seks sebagai kelamin
(EIIY,et al.2010). Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dirumuskan perbedaan antara
dan seks dalam table sebagai berikut.

Tabel 2.1PerbedaanGerder dan Seks

GENDER SEKS
Perbedaan peran fungsi ,hak sikap, Takdir tuhan. Perbedaan biologi,hormonal
perlakuan dibentuk oleh masyarakat ,anatomi dan fisiologis,mempersembahkan
(Widyastuti,dkk.2009). tuhan,diciptakan oleh tuhan
(Widyastuti,dkk.2009).
Sifat yang melekat pada kaum laki-laki Perbedaan biologi antara laki-laki dan
maupun perempuan yang dibentuk secara perempuan laki-laki mempunyai penis dan
social maupun budaya.Misalkan bahwa menghasilkan seperma . Perempuan memiliki
perempuan dikenal lemah lembut, Rahim (EIIY, es AI 2010).
cantik,emosian atau keibuan.Sementara
laki-laki dingap kuat, rasional,jantan dan
perkasa (EIIY, es AI, 2010).
Dapat bergantian antara laki-laki dan Tidak dapat berganti anantara laki-laki dan
perempuan (Widyastuti,et al. 2009). perempuan (Widyastuti, dkk 2009).
Dapat berubahan atau berkembangan sesuai Tutup (Widyastuti,et AI.2009).
kemajuan IPTEK (Widyastuti ,dkk 2009)

Berkaitan dengan pengertian diatas ,beberapa istilah yang berkaitan dengan gender:

1.Emansipasi: kedudukan, peran, tanggung, jawablaki-laki dan perempuan dalam segala


aspek kehidupan .

2. Feminisme: ciri,karakter,sikap,perilaku,yang memiliki perempuan.

3.Bias gender: suatu keadanan yang menujukkan adanya keberpihakan kepada laki-laki
dibandingkan dengan perempuan lebih dalam posisi yang dirungikan (Ramadhani,2009).

4.Maskulin:ciri,karakter,sikap,perilaku yang banyak dimiliki laki-laki


( Widyastuti,dkk.2009).

5.Relasi gender hubungan laki-lakidan perempuan dalam Kerjasama yang seiring garis atau
bertentangan (Widyastuti,et AI.2009).
6.Kesetaraan jenis kelamin perbedaan tanpa diskriminasi (sebagai akibat dari perbedaan jenis
kelamin) dalam memperoleh kesempatan ,pembagian sumber-sumber dan hasil pembagunan
serta akses pada pelayanan.

7.Keadilan gender (kesetaraan gen,keadilan distribusi manfaat dan tanggung jawaban para
laki-laki dan perempuan ,yang didasari atas pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai perbedaan dan kebutuhan dan kekuasaan.

Masalah atau isu gender: permasalahan yang terjadi sebagai konsekuensi dengan adanya
gender sehingga mengakibatkan diskriminasi pada perempuan dalam akses dan control
sumberdaya ,kesempata ,status,hak,peran, dan menghargai.

C. diskriminasi atau ketimpangan gender

1. Pengertian Deskriminasi Gender

Menurut Theodorson & Theodorson, diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang
terhadap perorangan atau kelompok berdasarkan sesuatu. Biasanya bersifat kategorikal atau
atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama atau keanggotaan kelas-
kelas sosial. Istilah tersebuat biasanya untuk melukiskan suatu tindakan dari pihak mayoritas
yang dominan dengan minoritas yang lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku
mereka itu bersifat tidak bermoral dan tidak demokratis.

Sedangkan deskriminasi menurut sears dkk adalah prilaku menerima atau menolak seseorang
berdasarkan keanggotaan kelompok. Maksudnya dipengaruhi oleh keanggotaan kelompok
ialah kedudukan kelompok tersebut didalam masyarakat.

Perempuan seringkali menjadi korban dari diskriminasi tersebut. Ketidak adilan dan
diskriminasi perempuan disebabkan oleh faktor budaya dan faktor hukum. Dalam masyarakat
terdapat budaya yang cenderung male chauvinistic, dimana kaum laki-laki menganggap diri
dan dianggap sebagai makhluk kuat dan superior.

Fokus perbedaan hak perempuan dan laki-laki dikarenakan sexs/biologis sebenarnya adalah
karena system patriarki (sistem kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan keluarga) yang
telah direseptir dalam adat dan kebiasaan.

Dari untaian sebelumnya dapat dengan jelas dibedakan antara perbedaan jenis kelamin
dengan perbedaan gender. Dalam kondisi saat ini masih menunjukkan bahwa perbedaan jenis
(gender diffrences) dimana kaum perempuan itu tidak rasional, emosi dan lemah lembut
sedangkan laki-laki memiliki sifat rasional, kuat dan perkasa.

Gender difference (perbedaan gender) sebenarnya bukan suatu masalah sepanjang tidak
menimbulkan gender inequalities(ketidak adilan gender). Namun yang menjadi masalah
adalah ternyata gender difference ini telah menimbulkan berbagai ketidak adilan,baik bagi
kaum laki-laki dan utamanya terhadap kaum perempuan. Secara biologis (kodrat) kaum
perempuan dengan organ reproduksi dapat hamil,melahirkan dan menyusui, kemudian
muncul gender rol(peran gender) sebagai perawat, pengasuh dan pendidik anak.

D.bentuk bentuk deskriminasi terhadap perempuan

a.Marginalisasi

Menurut Mansur Faqih, proses marginalisasi sama saja dengan proses pemiskinan. Hal ini
dikarenakan tidak diberinya kesempatan kepada pihak yang termarginalkan kepada dirinya.
Demikian juga yang dialami oleh perempuan saat proses marginalisasi ini terjadi pada jenis
kelamin. Perempuan merupakan pihak yang dirugikan daripada laki-laki dalam ketidakadilan
gender ini. Sebagai contoh dalam pekerjaan, perempuan yang bekerja dianggap hanya untuk
memberikan nafkahtambahan bagi keluarga, maka perbedaan gaji pun diterapkan antara
perempuan dan laki-laki. Marginalisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses
penyingkiran perempuan dalam pekerjaan. Sebagaimana ditulis oleh Khusnul Khotimah,
yang mengutip dari Saptari menurut Alison Scott yang merupakan seorang sosiologi Inggris
melihat berbagai bentuk marginalisasi dalam empat bentuk, yaitu:

1) Proses pengucilan, perempuan dikucilkan dari kerja upahan atau jenis kerja tertentu,

2) Proses pergeseran perempuan ke pinggiran (margins) dari pasar tenaga kerja, berpa
kecenderungan bekerja pada jenis pekerjaan yang memiliki hidup yang tidak stabil, upahnya
rendah, dan dinilai kurang terampil.

3) Proses feminitas atau segresi, pemusatan perempuan pada jenis pekerjaan tertentu, tau
semata-mata dilakukan oleh perempuan saja atau laki-laki saja.

4) Proses ketimpangan ekonomi yang mulai meningkat yang merujuk di antaranya perbedaan
upah. Proses peminggiran atau penyisihan yang mengakibatkan perempuan dalam
keterpurukan. Bermacam pekerjaan membutuhkan keterampilan laki-laki yang banyak
memakai tenaga sehingga perempuan tersisihkan. Atau sebaliknya beberapa pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian, ketekunan sehingga peluang kerja bagi laki-laki tidak ada. Contoh :

a) Design teknologi terbaru diciptakan untuk laki-laki, dengan postur tubuh sesuaiuntuk laki-
laki.

b) Mesin-mesin yang digerakkan membutuhkan tenaga laki-laki.

c) Babysitter adalah perempuan.

d) Perusahaan garmen banyak membutuhkan perempuan.

e) Direktur banyak oleh laki-laki (Widyastuti, et al. 2009).

b. Subordinat.

perempuan dalam sosial dan budaya Pandangan gender ternyata tidak saja berakibat
terjadinya marginalisasi, akan tetapi juga mengakibatkan terjadinya subordinasi terhadap
perempuan. Akar dari subordinasi atas perempuan adalah budaya patriarchal. Budaya
patriarchal adalah budaya yang menomor satukan laki-laki, atau berpusat pada laki-laki dan
mengesampingkan perempuan. Laki-laki dipandang sebagai makhluk yang primer dan
perempuan sebagai yang sekunder. Di dalam budaya patriarchal cara memandang realitas
adalah dari sudut pandang lakilaki dalam memandang keberadaan perempuan. Singkatnya,
masyarakat yang berhaluan patriarchal melihat perempuan sebagai makhluk yang inferior, di
mana semua penilaian tersebut berkaitan dengan tubuhnya.Subordinasi timbul sebagai akibat
pandangan gender terhadap kaumperempuan. Sikap yang menempatkan perempuan pada
posisi yang tidak penting muncul dari anggapan bahwa perempuan itu emosional atau
irasional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin merupakan bentuk dari sub
ordinasi yang dimaksud. Penempatan perempuan sebagai orang nomor dua. Proses sub
ordinasi yang disebabkan karena gender terjadi dalam segala macam bentuk dan mekanisme
yang berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat.

c. Stereotip terhadap perempuan

Dalam sebuah masyarakat selalu terdapat indikasi adanya pelabelan sifat (stereotyping) yang
diletakan kepada laki-laki dan perempuan yang dikontruksi secara sosial maupun budaya,
yang turut mempengaruhi pembentukan representasi terhadap perempuan dan laki-laki.
Melalui stereotip masyarakat mendistribusikan tugas laki-laki dan perempuan di dalam
masyarakat. Stereotip mulai dari yang terkecil yaitu keluarga, nilai dalam ajaran agama, dan
pada masa kini stereotip terus terpelihara dan meluaskan pengaruhnya melalui media dan
propaganda. Pelabelan atau penandaan negatif terhadap kelompok atau jenis
kelamintertentu,secara umum dinamakan stereotip. Akibat dari stereotip ini biasanya timbul
diskriminasi dan berbagai ketidakadilan. Salah satu bentuk stereotip ini adalah yang
bersumber dari pandangan gender. Banyak sekali bentuk stereotip yang terjadi di masyarakat
yang dilekatkan kepada umumnya kaum perempuan sehingga berakibat menyulitkan,
membatasi, memiskinkan dan merugikan kaum perempuan. Misalnya adanya kenyakinan di
masyarakat bahwa laki-laki adalah pencari nafkah, maka setiap pekerjaan yang dilakukan
perempuandinilai hanya sebagai tambahan saja, sehingga pekerjaan perempuan boleh saja
dibayar lebih rendah dibanding laki-laki. Contoh lain di bidang kesehatan, bahwa urusan air,
sanitasi dan kebersihan di rumah tangga adalah pekerjaan domestik, identik pekerjaan
perempuan (Ramadhani, 2009).

d. Violence/Kekerasan

Violence(kekerasan) merupakanassoult(invasi) atau serangan terhadap fisik maupun


integritas mental psikologis seseorang yang dilakukan terhadap jenis kelamin tertentu,
umumnya perempuan sebagai akibat dari perbedaan gender. Bentuk dari kekerasan ini seperti
pemerkosaan dan pemukulan hingga pada bentuk yang lebih halus lagi, seper sexual
harassment (pelecehan) dan penciptaan ketergantungan.Violence terhadap perempuan banyak
sekali terjadi karena stereotipe gender (Ramadhani, 2009).

a) Suami memperketat istri dalam urusan ekonomi kelurga.

b) Suami melarang istri bersosialisasi di masyarakat.


c) Istri mencela pendapatan suami di depan umum.

d) Istri merendahkan martabat suami dihadapan masyarakat.

e) Suami membakar, memukul istri (Widyastuti, et al. 2009).

e. Beban Ganda Perempuan

Perempuan bekerja merupakan hal yang sudah biasa di era sekarang ini. Alasan mereka
sangat beragam, antara lain: kondisi ekonomi, tuntutan jaman dan eksistensi diri sebagai
manusia yang memiliki kemampuan yang sama dengan laik-laki. Namun, kultur yang masih
belum berpihak mengakibatkan perempuan bekerja mengalami beban ganda, yaitu berperan
di wialayah publik sekaligus domestik. Dalam perspektif feminis, perempuan yang bekerja di
luar ranah domestik mengalami ketidakadilan gender dalam bentuk beban ganda yang rata-
rata korbannya adalah perempuan. Beban ganda(double burden) artinya beban pekerjaan
yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya.
Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran yang statis dan permanen. Walaupun
sudah ada peningkatan jumlah perempuan yang bekerja di wilayah publik, namun tidak
diiringi dengan berkuranya beban mereka di wilayah domestik. Bagi perempuan di rumah
mempunyai beban kerja lebih besar dari pada laki-laki, 90% pekerjaan domestik/rumah
tangga dilakukan oleh perempuan belum lagi jika dijumlahkan dengan bekerja di luar rumah.
BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Abby Gina Boangmanalu, Identitas Perempuan: Siapakah Yang Memberi? Analisa Kritis
Atas Identitas Gender,(FIB UI,Skripsi, 2012), hlm, 19.AG, Muhaimin. 2001. Islam Dalam
Bingkai Budaya Lokal: Potret Dari Cerebon, Terj Suganda. Ciputat: PT Logos wacana Ilmu.
Alwi, Hasan dkk. 2002. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia.jakarta: Balai Pustaka.Budianti, Atik Catur. 2012.Aktualisasi Diri Perempuan
Dalam Sistem Budaya Jawa,Surakarta: Jurnal Sosiologi, Vol.29. No.1.Candraningrum, Dewi
& Ina R.H, Arianti. 2015.Ekofeminisme III: Tambang PerubahanIklim dan Memori
Rahim.Yogyakarta: Jalasutra.Chamadi, Muhamad Riza. 2016.Materi Pendidikan Islam dalam
Peribadatan Islam Aboge.Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Ery Iswari, Perempuan
Makassar: Relasi Gender Dalam Folklor, (Yogyakarta: Ombak, 2010), hlm, 21.Fahriah
Tahar,Pengaruh Diskriminasi Gender dan Pengalaman Terhadap Profesionalitas
Auditor,Skripsi, 2012, hlm. 18.Fakih, Mansour. 2008.Analisis Gender dan Transformasi
Sosial.Yogyakarta, INSISTPress. hlm.13.Fulthoni,Buku Saku Untuk Kebebasan Beragama
Memahami Diskriminasi,(Jakarta: The Indonesian Legal Resource Center, 2009), hlm, 3
Inayah Rohmaniyah,Kontruksi Patriarki Dalam Tafsir Agama: Sebuah Jalan Panjang
(Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia, 2014), hlm. 2 Indrasari Tjandraningsih, Perempuan
dan Keputusan Untuk Melawan,Jurnal Analisis Sosial, hlm, 38.Indrasari Tjandraningsih,
Perempuan dan Keputusan Untuk Melawan,Jurnal Analisis Sosial, hlm, 38.Irwan, Zoer’aini
Djamal. 2009. Besarnya Eksploitasi Perempuan dan Lingkungan di Indonesia.Jakarta:PT
Elex Media Komputindo.Ketty Stefani,Kritik Ekofeminisme Terhadap Pelabelan Citra
Perempuan Sebagai KonsumenPerusak Alam,(FIB UI, Skripsi, 2009), hlm, 36.khusnul
Khotimah, Diskriminasi Gender Terhadap Perempuan Dalam Sektor Pekerjaan,Jurnal Studi
Gender & Anak, Vol. 4 No. 1 Jan-Jun 2009, hlm, 4.Kurniasih, Ani. dan Aunullah, Indi. 2009.
Teori-Teori Feminisme Kontemporer.Yogyakarta: Jalasutra. Nurapipah, Laeli. 2017. Peran
Perempuan dalam Komunitas Aboge. IAIN Tulungagung.Nurul Hidayati, Beban Ganda
Perempuan Bekerja (Antara Domestik dan Publik), (Muwazah, Volume 7, No. 2, 2015), hlm,
108.Rosmarie Putnam Tong,Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensip kepada Arus
Utama Pemikiran Feminis,(Yogyakarta: Jalasutra, Cet Ke-5 2010), hlm, 366.Sasongko, Sri
Sundari. 2009. Konsep dan Teori Gender. Jakarta: Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan
Kualitas Perempuan BKkbN.

Anda mungkin juga menyukai