BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemitraan merupakan upaya melibatkan berbagai komponen baik kelompok, masyarakat
lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama
berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih
memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat
dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat
yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu
pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan
kesehatan masyarakat termasuk komunitas perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar
program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.
Hingga saat ini, dan beberapa tahun yang akan datang di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi prioritas utama di kalangan masyarakat. Dan ini
menjadi salah satu patokan keberhasilan program kesehatan di negara-negara yang sedang
berkembang.
Kelompok masyarakat di negara ini, rata- rata mencangkup bayi, balita, anak,
remaja, dewasa, ibu hamil dll. Secara biologis dan sosiologis merupakan kesatuan yang
sangat erat untuk menanggung reiko kesehatan yang relatif lebih berat dan berjalan dengan
seadanya. Kelompok ibu berada dalam peran reproduksi (kehamilan dan persalinan )
disamping mereka juga sebagai tulang punggung kehidupan keluarga. Sementaraitu, anak
sampai dengan usia 5 tahun adalah kelompok yang sangat bergantung dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang justru sedang dalam fase kritis dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental dan sosialnya.
Angka kematian yang terus melonjak pada setiap tahunnya, termasuk angka kematian
bayi yang terus meningkat, contoh kasusnya seperti : dikarenakan penyebab utama
tingginya angka-angka tersebut memang masih kompleks. Pertolongan persalinan yang saat
ini masih dilakukan oleh “dukun bersalin tradisional” memang masih dianggap sebagai
pemegang peran utama tingginya angka-angka tersebut, meskipun pendekatan kepada
dukun-dukun tersebut sebenarnya sudah merupakan salah satu kegiatan utama dalam
program KIA. Keterlambatan merujuk ke fasilitas yang lebih mampu (Rumah Sakit,
Dokter atau Bidan) yang diduga masih menjadi penyebab tingginya “kecelakaan” persalinan
bila dukun-dukun tadi tiba-tiba menghadapi proses persalinan yang tidak normal, meskipun
kewaspadaan untuk menghadapi hal-hal seperti ini sebenarnya sudah termasuk dalam bahan
pelatihan yang seringkali diberikan kepada dukun-dukun tadi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut yang juga membutuhkan
partisipasi masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok agar derajat kesehatan
masyarakat dapat ditingkatkan. Peran serta masyarakat dalam hal ini dapat
berbentuk program kemitraan yang saling menguntungkan.
PEMBAHASAN
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari
berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003),
kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Ada berbagai pengertian
kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi:
a. kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak
atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”partner”.
b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling
menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.
c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama
berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.
d. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk
bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung
bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing
secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan. (Ditjen P2L & PM, 2004)
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama
berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian untuk membangun
kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling percaya dan
saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepakatan misi,
visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak padalandasa yang sama, kesediaan untuk
berkorban.
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama
dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo
(2003), ”kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-
kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata mitra adalah teman, kawan
kerja,pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai
mitra. Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama
dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.
4. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.
Saling menguntungkan disini bukan hanya materi tetapi juga non materi, yaitu dilihat dari
kebersamaan atau sinergisme dalam mencapai tujuan.
Tindakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada realitas dan berorientasi pada tindakan.
Hal ini membutuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan berbasis pada kemampuan efektif
dan kapasitas operasional yang konkrit.
3.Keterbukaan (transparansi)
Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan tiapanggota mitra harus diketahhui olehanggota
yang lain Transparansi dicapai melalui dialog (pada tingkat yang setara) dengan menekankan
konsultasi dan pembagian informasi terlebih dahulu. Komunikasi dantransparansi, termasuk
transparansi finansial, membantu meningkatkan kepercayaan antar organisasi.
4. Kesetaraan
Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan berdiri
sama tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain.
Kesetaraan membutuhkan rasa saling menghormati antar anggota kemitraan tanpa melihat
besaran dan kekuatan. Para peserta harus saling menghormati mandat kewajiban dan
kemandirian dari anggota yang lain serta memahami keterbatasan dan komitmen yang
dimiliki satu sama lain. Sikap saling menghormati tidak menghalangi masing-masing organisasi
untuk terlibat dalam pertukaran pendapat yang konstruktif.
5. Tanggung Jawab
Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu sama lain
dalam menempuh tugas-tugasnya secara bertanggung jawab dengan integritas dan cara
yang relevan dan tepat. Organisasi kemanusiaan harus meyakinkan bahwa mereka hanya
akan berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan ketika mereka memang memiliki alat,
kompetensi, keahlian dan kapasitas untuk mewujudkan komitmen tersebut. Pencegahan yang
tegas dan jelas terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh para pekerja kemanusiaan harus
menjadi usaha yang berkelanjutan.
6. Saling Melengkapi
Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila dibangun atas
kelebihan- kelebihan komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang satu dengan yang lain.
Kapasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk ditingkatkan dan menjadi dasar
pengembangang. Ketika memungkinkan, organisasi-organisasi kemanusiaan harus berjuang
untuk menjadikan aset lokal sebagai bagian integral dari tindakan tanggap darurat dimana
hambatan budaya dan bahasa harus diatasi.
Health managers
Health professionals
Academic institutions
Communities institutions
a) Persiapan;
b) Inisiasi Kemitraan;
c) Pelaksanaan kerjasama;
d) Pelaporan;
a. Potential Partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain tetapi belum bekerja
bersama secara lebih dekat.
b. Nascent Partnership
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan tidak maksimal
c. Complementary Partnership
Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan pertambahan pengaruh melalui
perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang tetap dan relatif terbatas seperti program
delivery dan resource mobilization.
d. Synergistic Partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah pengembangan
sistemik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti advokasi dan penelitian.
Bentuk-bentuk/tipe kemitraan menurut Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI
yaitu terdiri dari aliansi, koalisi, jejaring, konsorsium, kooperasi dan sponsorship. Bentuk-bentuk
kemitraan tersebut dapat tertuang dalam:
a. SK bersama
b. MOU (Memorantum of understanding)
c. Pokja
d. Forum Komunikasi
e. Kontrak Kerja/perjanjian kerja
4. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.
Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakatibersama, dan akan
sangat memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi masalah
kesehatan bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi sampai petugas lapangan.
3. Membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas sektor lintas bidang dan
lintas organisasi yang mencakup:
a) Unsur pemerintah
2. Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan masalah lain, seperti
masalah pendidikan, ekonomi, sosial, agama, politik, keamanan, ketenagakerjaan, pemerintahan,
dll.
3. Karenanya masalah kesehatan tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan
semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut, khususnya
kalangan swasta.
4. Dengan peduli pada masalah kesehatan tersebut, berbagai pihak khususnya pihak
swasta diharapkan juga memperoleh manfaat, karena kesehatan meningkatan kualitas SDM
dan meningkatkan produktivitas.
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
2.9 Perilaku Kemitraan
1. penjajagan/persiapan,
2. penyamaan persepsi,
3. pengaturan peran,
4. komunikasi intensif,
Beberapa alternatif peran yang dapat dilakukan, sesuai keadaan, masalah dan
potensi setempat adalah :
2. Indikator proses :Kontribusi mitra dalam jaringan kemitraan, jumlah pertemuan yang
diselenggarakan, jumlah dan jenis kegiatan bersama yang dilakukan,
keberlangsungan kemitraan yang dijalankan.
2. Balai Keperawatan
Rehabilitation. (pemulihan)
1. Advokasi (Advocacy)
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Input
Meliputi Jenis dan jumlah instansi/sektor yang akan diajak bermitra,mengkaji potensi masing-
masing sektor, yang meliputi :
a. Sumberdaya manusia
b. Keuangan
c. Tugas pokok dan fungsi masing-masing
d. Lainnya
Prediksi peran masing-masing.
Proses
Diadakan pertemuan dengan tahapan :
a. Penjajakan
b. Sosialisasi / advokasi
c. Dibangun kesepakatan
Pertemuan pendalaman dan penyusunan rencana kegiatan
(Bentuk Mekanisme Kerja;Diagram Pilar Kemitraan)
Output
Tersusunnya rencana kerja yang berisi :
a. Program
b. Kegiatan
c. Penanggung jawab
d. Peran masing-masing
e. Lokasi
f. Waktu
g. Biaya
Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan Evaluasi
Outcome
Indikator Kesehatan Membaik :
a) ANGKA KESAKITAN (IR, PR)
b) ANGKA KEMATIAN
c) ANGKA KELAHIRAN
d) UMUR HARAPAN HIDUP
e) PERILAKU KESEHATAN
f) STATUS GIZI
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemitraan dapat disimpulkan berhasil jika banyaknya mitra yang terlibat, sumberdaya (3M)
tersedia (input), pertemuan-pertemuan, lokakarya, kesepakatan bersama, seminat (proses),
terbentuknya jaringan kerja, tersusunnya program dan pelaksanaan kegiatan bersama (output),
membaiknya indikator derajat kesehatan (outcome). Fokus praktik keperawatan komunitas
adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat. Pengorganisasikan komponen
masyarakat yang dilakukan oleh perawat spesialis komunitas dalam upaya peningkatan,
perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan pendekatan
pengembangan masyarakat (community development). Intervensi keperawatan komunitas yang
paling penting adalah membangun kolaborasi dan kemitraan bersama anggota masyarakat dan
komponen masyarakat lainnya, karena dengan terbentuknya kemitraan yang saling
menguntungkan dapat mempercepat terciptanya masyarakat yang sehat.
Model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat”
merupakan paradigma perawat spesialis komunitas yang relevan dengan situasi dan kondisi
profesi perawat di Indonesia. Model ini memiliki ideologi kewirausahaan yang memiliki dua
prinsip penting, yaitu kewirausahaan dan advokasi pada masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan. Dalam
tulisan ini telah disajikan analisis mengenai kemanfaatan model
kemitraan keperawatan komunitas terhadap: keperawatan spesialis komunitas, sistem pendidikan
keperawatan komunitas, regulasi, sistem pelayanan kesehatan, dan masyarakat serta implikasi
model terhadap pengembangan kebijakan keperawatan komunitas dan promosi kesehatan di
Indonesia.
3.2 Saran-Saran
1. Dapat dikembangkannya model praktik keperawatan komunitas yang terintegrasi antara
praktik keperawatan dengan basis riset ilmiah.
2. Mengenalkan model praktik keperawatan komunitas.
3. Meningkatkan proses berpikir kritis dan pengorganisasian pengembangan kesehatan
masyarakat
4. Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan sektor terkait
5. Meningkatkan legalitas praktik keperawatan spesialis komunitas
6. Mendorong praktik keperawatan komunitas yang profesional
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2009. Model Kemitraan Keperawatan Komunitas DalamPengembangan Kesehatan
Masyarakat. Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi (online).( http://www.dinkesngawi.net/ di akses
2 Oktober 2009).
Anonym. 2007. Prinsip-prinsip Kemitraan. Sebuah Pernyataan Komitmen .
Global Humanitarian Platform (online). (www.globalhumanitarianplatform.org di akses 2
Oktober 2009)
http://documents.tips/documents/kemitraan-dalam-promosi-kesehatan.html