KELOMPOK 6
NOVIYANTI (P10120144)
NURAINI (P10120186)
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen mata kuliah Ketahanan dan
Keamanan Pangan yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah
dengan judul “DIAGNOSIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN WILAYAH
DAN RUMAH TANGGA II”. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Aspek Indikator
Ketersediaan pangan 1. Rasio konsumsi normatif per kapita
terhadap ketersediaan padi, jagung,
ubi kayu, ubi jalar
Akses pangan dan penghidupan 2. Presentasi penduduk hidup dibawah
garis kemiskinan
3. Persentasi desa yang tidak memiliki
akses penghubung yang memadai
4. persentasi rumah tangga tanpa akses
listrik
Pemanfaatan pangan 5. Angka harapan hidup pada saat lahir
6. Berat badan balita dibawah standar
7. perempuan buta huruf
8. presentasi rumah tangga tanpa akses
ke air bersih
9. persentasi rumah tangga yang tinggal
lebih dari 5 km dari fasilitas kesehatan
Kerentanan terhadap kerawanan pangan 10. Bencana alam
transien 11. Penyimpanan curah hujan
12. Presentasi daerah puso
13. Deforestasi hutan
Peta peta dibuat dengan menggunakan pola warna yang seragam, yaitu gradasi
warna merah dan hijau. Gradasi warna merah dan hijau menggambarkan kondisi
yang lebih baik. Warna yang semakin tua menunjukkan tingkat yang lebih tinggi
Keterangan :
Kategori pengeluaran total rendah = PPP < 60% dari pengeluaran total
Keterangan:
Tabel 3. Rata-rata Konsumsi Energi dan AKE yang dianjurkan dan Tingkat
Konsumsi Energi Rumah Tangga Wanita Tani di KecamatanSimpang
Tiga Kabupaten Aceh Besar
5. Langkah-langkah SKPG
1. Mengumpulkan dan menyajikan data pangan dan gizi dari sector
terkait.
2. Menyiapkan analisis hasil kajian data untuk pemetaan, peramalan dan
pemantauan pangan dan gizi.
3. Menyampaikan hasil analisis (informasi pangan dan gizi) pada setiap
kesempatan pertemuan koordinasi.
Kesimpulan
Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan mendefinisikan tentang
pengertian ketahanan pangan yaitu terpenuhinya pangan bagi negara sampai
dengan perorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik
jumlah maupun mutunya aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Sistem Kewaspadaan
pangan dan gizi (SKPG) adalah suatu sistem pendeteksian dan pengelolaan
informasi tentang situasi pangan dan gizi yang berjalan terus menerus. Informasi
yang dihasilkan menjadi dasar perencanaan, penentuan kebijakan, koordinasi
program, dan kegiatan penanggulangan rawan pangan dan gizi. Dietary diversity
score merupakan salah satu cara sederhana untuk mengukur keanekaragaman
konsumsi pangan pada tingkat individu. Dietary Diversity Score(DDS) dibedakan
menjadi skor keragaman makanan rumah tangga(HDDS) dan skor keragaman diet
individu(IDDS), termasuk skor keragaman anak (CDDS) dan skor diet wanita
(WDDS).
Saran
Penulis ucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi
didalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini bisa terselesaikan tepat
pada waktunya. Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah masih banyak terdapat kesalahan serta jauh dari kata
sempurna. Adapun intinya nanti penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan
kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Wahyu. 2019. Makalah Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi Tahunan.
Probolingga, Jawa Timur
Badan Ketahanan Pangan. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi. Jakarta
Habit TY, Krawinkel M(2016). Skor Keragaman Diet: Ukuran Kecukupan Gizi
atau Indikator Diet Sehat?. J Nutr Health Sci 3(3):303. Doi: 10.
15744/2393-9060.3.303
Septiani A(2017). Sensitivitas dan Spesifisitas Dietary Diversity Score(DDS)
dalam Mengestimasi Tingkat Kecukupan Zat Gizi pada Balita Usia 24-59
Bulan di Indonesia. (universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Diakses dari
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35093/2/ANDI
NI%20SEPTIANI-FKIK.pdf