Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nur Aini Nuriyah

NIM : P10120066

Kelas : F

“Pengaruh Migrasi terhadap masalah kesehatan, Fertilitas dan Mortalitas”

Dalam arti luas, migrasi merupakan perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi
permanen (Tjiptoherijanto, 2009). Dalam pengertian yang demikian tersebut tidak ada
pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, serta tidak dibedakan antara migrasi
dalam negeri dengan migrasi luar negeri (Lee, 2011). Proses migrasi internal dan internasional
terjadi sebagai akibat dari berbagai perbedaan antara daerah asal dan daerah tujuan. Perbedaan
ini disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial dan lingkungan. Beberapa studi migrasi
menyimpulkan bahwa migrasi terjadi disebabkan oleh alasan ekonomi, yaitu untuk memperoleh
pekerjaan dan pendapatan yang lebih tinggi sehinga akanmeningkatkan kualitas hidup.

Kondisi tersebut sesuai dengan model migrasi Todaro (2008) yang menyatakan bahwa
arus migrasi berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara
daerah asal dan daerah tujuan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan yang diharapkan
(expected income) bukan pendapatan aktual.

 Pengaruh Migrasi Terhadap Msalah Kesehatan

Migrasi penduduk memiliki implikasi yang penting bagi perkembangan manusia.


Peningkatan angka migran akan memunculkan tantangan sosial dan ekonomi bagi pemerintah
dan pembuat kebijakan baik di negara maju maupun di negara berkembang. Inti dalam penilaian
konsekuensi migrasi adalah memahami dampaknya terhadap kesejahteraan sosial
sehubungan dengan kesehatan Aspek kesehatan merupakan investasi yang paling penting bagi
para migran agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru mereka dan menjadi bagian
dari masyarakat setempat yang produktif (Lu Y., 2010 ; Deb dan Gurevich, 2017).
Meskipun bukan suatu fenomena yang baru, saat ini arus migrasi menjadi lebih
kompleks dan terdiri dari kelompok individu yang heterogen, dimana setiap individu memiliki
tingkat kerentanan, kebutuhan dan faktor penentu kesehatan yang berbeda-beda. Berada
dalam kesehatan yang baik bagi para migran adalah syarat untuk menjadi kontributor produktif
bagi perkembangan sosial dan ekonomi di masyaraka Migrasi saat ini menjadi isu yang
sangat penting sebagai penentu sosial yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit tidak
menular (PTM) mapun penyakit me nular secara kompleks.

 Migrasi mempengaruhi perkembangan penyakit campak

Migrasi merupakan salah satu parameter penting dalam penyebaran penyakit, tak
terkecuali campak. Menurut Sari dan Augeraud-Véron(2015), bahwa dengan
mempertimbangkan faktor migrasi yang terjadi dalam populasi dapat mengurangi
jumlah infeksi penyakit. Hal ini disebabkan oleh pola migrasi yang terjadi dalam suatu
populasi dapat menjadi salah satu faktor penyebaran penyakit (Wang dan Wang,
2012; Beay dkk, 2017).

Mengingat masyarakat yang bermigrasi bukan hanya dari satu daerah saja maka
resiko penularan penyakit menular pun sanggat tinggi, penyakit campak ni biasanya
terjadi karena kontak langsung dengan penderita. Pada umumnya, gejala penyakit ini
akan muncul 10-12 hari setelah tertular viru. Gejala awal dari penyakit ini adalah demam,
bercak kemerahan, batuk, pilek, dan konjunctivitis (mata merah), selanjutnya timbul
ruam (bintik kemerahan) pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan
tangan serta kaki. Penyakit ini sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan komplikasi
seperti kerusakan otak, cacat seumur hidup, kelumpuhan bahkan kematian.

 Migrasi mempengaruhi perkembanagn penyakit tidak menular (PTM)

Migrasi telah terbukti sebagai faktor penting dalam mengembangkan PTM dan
faktor risikonya. Proses migrasi dan kondisi di ekitar lingkungan migrasi serta
perubahan tempat tinggal seseorang, dapat membuat faktor risiko PTM lebih rentan
berkembang .
Empat PTM yang paling umum adalah penyakit jantung koroner (PJK), termasuk
serangan jantung dan stroke, kanker, penyakit pernapasan kronis, termasuk penyakit paru
obstruktif kronis, asma dan diabetes. Penyakit-penyakit tersebut yang menjadi
penyebab dari 82% kematian karena PTM. Insiden tinggi penyakit tidak menular
(PTM) dan faktor risikonya sangat terkait dengan perubahan yang terjadi pada gaya
hidup tidak sehat, penuaan dan masifnya urbanisasi yang terjadi.

 Migrasi mempengaruhi kesehatan psikologi anak

Migrasi internasional, selain berdampak positif terhadap keluarga migran, secara


ekonomi, juga berdampak negatif khususnya terhadap kesehatan psikologis anak.
Sukamdi menuturkan dari penelitian CHAMPSEA terdapat perbedaan antara anak-anak
di rumah tangga migran dengan nonmigran. Anak-anak pada rumah tangga migrant
teridentifikasi lebih banyak memiliki gejala problem sosial, lebih sering menimbulkan
masalah, dan hiperaktif.

Anak-anak pada keluarga migran lebih banyak bermasalah dengan teman sebaya
dibandingkan dengan anak-anak pada keluarga nonmigran anak-anak pada rumah tangga
nonmigran menyatakan lebih bahagia jika dibandingkan dengan anak-anak pada keluarga
migran. Anak-anak pada rumah tangga migran cenderung lebih pasif dalam hal mengatasi
masalah-masalah yang muncul, baik dalam keluarga (saudara kandung) maupun
pekerjaan sekolah.

 Pengaruh migrasi terhadap Fertilitas dan Mortalitas

Kelahiran memiliki pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan penduduk.


Meningkatnya jumlah kelahiran akan mengakibatkan laju partumbuhan penduduk menjadi
semakin tinggi. Sedangkan kematian berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan penduduk.
Semakin meningkat jumlah kematian maka laju partumbuhan penduduk akan semakin rendah.

Menurut pendapat Faqih (2010), pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan


antara faktor-faktor demografi yang mempengaruhi bertambah dan berkurangnya jumlah
penduduk. Secara berkala penduduk bertambah karena adanya kelahiran, dan secara bersamaan
penduduk akan berkurang akibat adanya kematian penduduk. Masuknya penduduk ke suatu
daerah tujuan dan perpindahan penduduk keluar dari daerah asal juga menyebabkan bertambah
atau berkurangnya penduduk di suatu daerah.

Migrasi juga menjadi salah satu faktor yang berpegaruh terhadap laju pertumbuhan
penduduk. Ada dua macam migrasi yaitu migrasi masuk dan migrasi keluar. Migrasi masuk
mengakibatkan peningkatan laju pertumbuhan penduduk sedangkan migrasi keluar
mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan penduduk. Tingginya pertumbuhan penduduk
memang menjadi salah satu prioritas masalah yang harus segera ditangani terutama di Indonesia.
Namun disisi lain, jika angka pertumbahan penduduk terlalu rendah juga akan berdampak buruk
terhadap perkembangan daerah. Sehingga masalah tersebut juga perlu untuk diperhatikan.
Rendahnya pertumbuhan penduduk sangat mungkin terjadi pada suatu daerah apabila jumlah
kelahirannya sangat rendah sedangkan jumlah kematiannya sangat tinggi serta banyaknya
penduduk yang keluar dari daerah tersebut yang disebabkan oleh keadaan tertentu.

Tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk suatu negara dapat dilihat dari angka laju
pertumbuhan penduduk. Yang dimaksud laju pertumbuhan penduduk adalah persentase
perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah dalam setiap tahunya. Berdasarkan Badan Pusat
Statistik Nasional (2016), di Indonesia pada tahun 2016 ini angka laju pertumbuhan penduduk
mencapai 1,26%. Pemerintah akan terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
agar tidak terjadi ledakan penduduk yang akan mempengaruhi kualitas dan kesejahteraan
penduduk. Namun tidak dijelaskan hingga mencapai angka berapa laju pertumbuhan penduduk
di Indonesia akan terus ditekan. Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukan
kecepatan pertumbuhan penduduk dalam bentuk angka setiap dalam kurun waktu tertentu. Yang
dimaksud dengan pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan antara faktor-faktor
demografi yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk baik berkurang atau bertambah,
yang terjadi disuatu daerah. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh faktor fertilitas
( kelahiran), kelahiran (mortalitas) dan perpindahan peduduk baik masuk atau keluar suatu
wilayah (migrasi). Jumlah penduduk bertambah karena adanya kelahiran dan migrasi masuk,
sedangkan jumlah penduduk berkurang karena adanya kematian dan migrasi keluar (Faqih,
2010).
Fertilitas atau kelahiran hidup (live birth) adalah terlepasnya bayi dari rahim perempuan
dengan adanya tanda-tanda kehidupan seperti bernafas, denyut jantung dan berteriak atau
menangis. Jika saat lahir tidak muncul tanda-tanda tersebut maka disebut lahir mati (still birth).
Tinggi rendahnya tingkat fertilitas penduduk dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor demografi
dan non demografi. Faktor demografi seperti struktur umur, struktur perkawinan, dan usia kawin
pertama. Sedangkan faktor non demografi seperti ekonomi penduduk, tingkat pendidikan,
urbanisasi dan industrialisasi (Mantra, 2013). Menurut Budi Utomo,1985 (dalam Mantra, 2013)
kematian adalah hilangnya seluruh tanda-tanda kehidupan secara permanen yang terjadi
sewaktu-waktu setelah terjadinya kelahiran hidup. Dengan begitu dapat diartikan bahwa adanya
proses kematian selalu didahului oleh proses kelahiran hidup. Sehingga tidak ada kematian jika
sebelum proses kehidupan.

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lainya yang bersifat menetap
atau sementara. Menurut Viji (2013), ada dua faktor tertinggi yang menyebabkan seseorang
bermigrasi, yaitu faktor pengakuan dan faktor permasalahan ketenagakerjaan. Faktor pengakuan
yaitu terkait kegilaan untuk pergi ke kota, gengsi yang tinggi, dan sebagai simbol kebesaran
sehingga mendorong keinginan seseorang untuk mencari daerah yang lebih maju. Sedangkan
permasalahan ketenagakerjaan yaitu terkait permintaan yang terlalu tinggi terhadap tenaga kerja,
gaji rendah dan rendahnya peluang dalam lapangan pekerjaan sehingga hal tersebut
menyebabkan seseorang berkeinginan untuk meninggalkan daerah tersebut. Penelitian Arsyad &
Septi (2016) juga menunjukkan selain kelahiran dan migrasi, kematian juga mempengaruhi laju
pertumbuhan penduduk. Jumlah kematian yang tinggi mengakibatkan menurunya pertumbuhan
penduduk.

Suartha (2016), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa selain faktor fertilitas dan
mortalitas, migrasi juga memberikan kontribusi terhadap laju pertumbuhan penduduk. Migrasi
masuk dapat menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar dapat mengurangi jumlah
penduduk. Nasrullah (2013), juga menyatakan bahwa migrasi secara signifikan mempengaruhi
fertilitas seorang wanita untuk memiliki jumlah anak yang lebih banyak. Sedangkan fertilitas
juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap. pertumbuhan penduduk. Sehingga secara tidak
langsung migrasi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk. Menurut Karyana (2015),
migrasi dapat menambah dan mengurangi jumlah penduduk. Apabila migrasi masuk lebih besar
daripada migrasi keluar maka jumlah penduduk akan bertambah, artinya migrasi memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan penduduk. Sebaliknya jika migrasi masuk lebih sedikit
dibandingkan migrasi keluar maka jumlah penduduk akan berkurang, sehingga migrasi
memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan penduduk.

Faktor fertilitas dan mortalitas berkontribusi terhadap pertumbuhan penduduk. Namun


menurut Nawiyanto (2009), daripada kedua faktor tersebut arus migrasilah yang memiliki peran
utama dalam proses pertumbuhan penduduk. Fertilitas dan mortalitas hanya mempengaruhi
sedikit saja terhadap pertumbuhan penduduk.

Anda mungkin juga menyukai