Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PROMOSI KESEHATAN

“Evaluasi Promosi Kesehatan”

Dosen Pengampu : M.Ridwan, SKM. MPH

Disusun Oleh :

Nama : Suci Tri Annisa


NIM : N1A117112
Kelas : 3 C

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
Promosi Kesehatan yaitu membuat karya tulis tentang “Evaluasi Promosi
Kesehatan”.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun


yang membacanya.Sekiranya makalah yang disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki kesalahan dalam penulisan karya tulis ini. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih

Jambi, 07 November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI. ............................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang............................................................................... 1

I.2 Tujuan Penulisan........................................................................... 2

I.3 Manfaat Penulisan......................................................................... 2

I.4 Pertanyaan Kajian.......................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3

BAB III. PEMBAHASAN

III.1 Pengertian Evaluasi Kesehatan................................................... 4

III.2 Jenis – Jenis Evaluasi.................................................................. 5

III.3 Tujuan Evaluasi............................................................................ 6

III.4 Proses Evaluasi........................................................................... 8

III.5 Evaluasi Promosi Kesehatan....................................................... 11

BAB IV. PENUTUP

IV.1 Kesimpulan.................................................................................. 13

IV.2 Saran .......................................................................................... 13

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Piagam Ottawa, Promosi Kesehatan adalah suatu proses


yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali (control) atas
kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan mereka (Health
Promotion is the process of enabling people to increase control, and to
improve, their health). Untuk Mencapai status kesehatan paripurna baik,
fisik, mental dan kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok
harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi
kebutuhan dan mengubah atau mengantisipasi lingkungan. Kesehatan,
sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup.
Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada
sumber-sumber sosial dan personal, sebagaimana halnya kapasitas fisik.
Oleh karena itu, promosi kesehatan bukan saja tanggung jawab sektor
kesehatan tapi juga meliputi sektor-sektor lain yang mempengaruhi gaya
hidup sehat dan kesejahteraan sosial, serta diperlukan adanya monitoring
dan evaluasi setiap kegiatan yang berlangsung supaya dapat memberikan
informasi atau peringatan secara dini terhadap masalah atau kendala
yang dihadapi. Untuk itu, pada Perkuliahan kali ini akan membahas
tentang Monitoring dan Evaluasi di dalam Promosi Kesehatan.

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat


atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan
perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di
dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata
lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan
pengetahuan,sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan

1
atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi kesehatan


2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari evaluasi
3. Untuk mengetahui apa tujuan dari evaluasi
4. Untuk mengetahui bagaimana proses evaluasi
5. Untuk mengetahui apa itu evaluasi promosi kesehatan

1.3 Manfaat Penulisan

1. Pembaca dapat mengetahui pengetian dari evaluasi kesehatan


2. Pembaca dapat mengetahui jenis-jenis dari evaluasi
3. Pembaca dapat mengetahui tujuan dari evaluasi
4. Pembaca dapat mengetahui bagaimana proses evaluasi
5. Pembaca dapat mengetahui apa itu evaluasi promosi kesehatan

1.4 Pertanyaan Kajian

1. Apa pengertian dari evaluasi kesehatan


2. Apa saja jenis-jenis evaluasi
3. Apa tujuan dari evaluasi
4. Bagaimana proses evaluasi
5. Apa itu evaluasi promosi kesehatan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara harafiah evaluasi berasal dari kata to evaluate, yang diberi


awalan (prefix)e- dan akhiran (suffix)–tion. Evaluasi berarti menilai atau
memberi nilai. Memang dalam evaluasi terlibat kegiatan memberi
penilaian (judgement). Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari
proses manajemen, termasuk manajemen promosi kesehatan. Mengapa
orang melakukan evaluasi, tidak lain karena orang ingin mengetahui apa
yang telah dilakukan telah berjalan sesuai rencana, apakah semua
masukan yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dan apakah
kegiatan yang dilakukan memberikan hasil dan dampak yang seperti yang
diharapkan. Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan
menghadapi tantangan/memecahkan masalah dengan sumber daya yang
atau dapat dimiliki. Manajemen adalah ilmu dan seni. Sebagai ilmu ia
bersifat objektif, dapat diaplikasikan secara universal, mengungkapkan
fakta dengan dasar kejujuran dan kebenaran. Sebagai seni, kendatipun
manajemen itu memiliki atau menggunakan cara dan proses baku yang
sama, namun dalam penerapannya mengalami adaptasi menurut siapa
yang memakai, dimana, kapan, dan untuk apa dipakai. Sebagai suatu
proses manajemen digambarkan sebagai suatu siklus, yang meliputi
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Sebuah perencanaan diikuti
implementasi dan akan dievaluasi, dan seterusnya mulai dengan
perencanaan barulagi.

3
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Evaluasi Kesehatan

Menurut American Public Health Association (Azwar, 1996)


evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses ini
mencakup langkah-langkah memformulasikan tujuan, mengidentifikasi
kriteria secara tepat yang akan dipakai mengukur sukses, menentukan
besarnya sukses dan rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya.

Evaluasi adalah suatu proses yang menghasilkan informasi tentang


sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan standar tertentu untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara keduanya dan bagaimana manfaat yang telah
dikerjakan dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan
hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Evaluasi
merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak
tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program
(Wijono, 1999).

Evaluasi juga merupakan serangkaian prosedur untuk menilai


suatu program dan memperoleh informasi tentang keberhasi lan
pencapaian tuj uan, kegiatan, hasil dan dampak serta biayanya. Fokus
utama dari evaluasi adalah mencapai perkiraan yang sistematis dari
dampak program. Dengan demikian evaluasi merupakan suatu usaha
untuk mengukur suatu pencapaian tujuan atau keadaan tertentu dengan
membandingkan dengan standar nilai yang sudah ditentukan sebelumnya.
Juga merupakan suatu usaha untuk mencari kesenjangan antara yang
ditetapkan dengan kenyataan hasil pelaksanaan. Menurut Wijono (1997),
evaluasi adalah prosedur secara menyeluruh yang dilakukan dengan
menilai masukan, proses dan indikator keluaran untuk menentukan

4
keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan.

Sementara menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata evaluasi


berarti penilaian hasil. Evaluasi juga merupakan upaya untuk
mendokumentasikan dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi
dan juga mengapa hal itu terjadi atau dengan kata lain evaluasi adalah
upaya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara program yang
dilaksanakan dengan hasil yang dicapai. Lebih jauh dikatakan bahwa
evaluasi yang sederhana adalah mengumpulkan informasi tentang
keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu program.

Menurut WHO (1990) pengertian evaluasi adalah suatu cara


sistematis untuk mempelajari berdasarkan pengalaman dan
mempergunakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki kegiatan-
¬kegiatan yang sedang berjalan serta men ingkatkan perencanaan yang
lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan masa datang.

Pengertian lain menyebutkan, bahwa evaluasi merupakan suatu


proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya
dan berdasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk
mencapai tujuan secara efektif. Jadi evaluasi tidak sekedar menentukan
keberhasilan atau kegagalan, tetapi juga mengetahui mengapa
keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa yang bisa dilakukan
terhadap hasil-hasil tersebut.

3.2 Jenis - Jenis Evaluasi

Evaluasi terdiri atas dua macam, yaitu Evaluasi formative dan Evaluasi
summative :

1. Evaluasi formative, adalah evaluasi yang dilakukan pada tahap


pelaksanaan program dengan tujuan untuk mengubah atau
memperbaki program. Evaluasi ini dilakukan untuk memperbaiki

5
program yang sedang berjalan dan didasarkan atas kegiatan
sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun, atau waktu yang relatif
pendek . Manfaat evaluasi formative terutama untuk memberikan
umpan balik kepada manajer program tentang hasil yang dicapai
beserta hambatan-hambatan yang dihadapi. Evaluasi formative
sering disebut sebagai evaluasi proses atau monitoring.
2. Evaluasi summative, adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat
hasil keseluruhan dari suatu program yang telah selesai
dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir kegiatan atau
beberapa kurun waktu setelah program, guna menilai keberhasilan
program.

Terkait dengan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai


dari informasi tentang penggunaan pengaruh (evaluasi hasil), tentang
penampilan kegiatan¬kegiatan (evaluasi proses) atau tentang fasilitas-
fasilitas dan penataan-penataan (evaluasi struktur). Evaluasi harus
dipandang sebagai suatu cara untuk perbaikan pembuatan keputusan
untuk tindakan-tindakan di masa yang akan datang.

3.3 Tujuan Evaluasi

Menurut Supriyanto (1988) tujuan evaluasi adalah :

1. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu


program. Sehubungan dengan ini perlu adanya kegiatan-kegiatan
yang dilakukan antara lain memeriksa kembali kesesuaian dari
program dalam hal perubahan-perubahan kecil yang terus-
menerus, mengukur kemajuan terhadap target yang
direncanakan, menentukan sebab dan faktor di dalam maupun di
luar yang mempengaruhi pelaksanaan suatu program.
2. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan perencanaan dan
pelaksanaan program yang akan datang. Hasil evaluasi akan
memberikan pengalaman mengenai hambatan dari pelaksanaan

6
program yang lalu dan selanjutnya dapat dipergunakan untuk
memperbaiki kebijaksanaan dan pelaksanaan program yang akan
datang.
3. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber
daya manajemen saat ini serta di masa mendatang.

Sedangkan tujuan dari evaluasi program kesehatan adalah untuk


memperbaiki program-program kesehatan dan pelayanannya untuk
mengantarkan dan mengarahkan alokasi tenaga dan dana untuk program
dan pelayanan yang sedang berjalan dan yang akan datang. Evaluasi
harus digunakan secara konstruktif dan bukan untuk membenarkan
tindakan yang telah lalu atau sekedar mencari kekurangan-kekurangan
saja. Terdapat berbagai kesulitan dalam melaksanakan evaluasi
kesehatan, antara lain bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan
melebihi dari yang diterapkan.

Pendekatan sistematis dalam evaluasi dapat dilakukan untuk menilai


suatu program kesehatan. Penilaian secara menyeluruh terhadap program
kesehatan dapat dilakukan dengan menilai input, proses dan output.
Pendekatan sistem pada manajemen memandang organisasi sebagai
suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian (sumber daya, masukan,
proses, keluaran, umpan balik, dampak dan lingkungan). Dalam
prakteknya, terdapat berbagai kendala dalam pelaksanan evaluasi, Dalam
melakukan evaluasi suatu perencanaan program dan implementasinya,
terdapat beberapa kendala, antara lain:

(a) Kendala psikologis, yaitu evaluasi dapat menjadi ancaman dan orang
melihat bahwa evaluasi itu merupakan sarana untuk mengkritik orang
lain

(b) Kendala ekonomis, yaitu untuk melaksanakan evaluasi yang baik itu
mahal dalam segi waktu dan uang, serta tidak selalu sepadan antara
ketersedian data dan biaya

7
(c) Kendala teknis, yaitu kendala yang berupa keterbatasan kemampuan
sumberdaya manusia dalam pengolahan data dan informasi yang
tidak dapat disediakan tepat pada waktu dibutuhkan. Kejadian ini
biasanya timbul ketika informasi dan data itu belum dibutuhkan, maka
biasanya hanya akan ditumpuk begitu saja tanpa diolah

(d) Kendala politis, yaitu hasil-hasil evaluasi mungkin bukan dirasakan


sebagai ancaman oleh para administrator saja, melainkan secara
politis juga memalukan jika diungkapkan.

3.4 Proses Evaluasi

Disamping manajemen merupakan suatu siklus, perencanaan,


implementasi dan evaluasi sendiri pun merupakan suatu siklus pula.
Siklus perencanaan, dimulai dengan analisis situasi, penentuan masalah,
pemilihan solusi dan komunikasi rencana, untuk selanjutnya mulai dengan
perencanaan baru dan yang lama diimplementasikan.

Menentukan Merancang
apa yang akan desain
dievaluasi (metode)

Melakukan
Membuat Menentukan
pengamatan,
kesimpulan apa yang akan
pengukuran, dan
dan pelaporan dievaluasi
analisis
anadadaananalisis
Dari gambar daur evaluasi di atas tampak bahwa evaluasi secara
umummeliputi langkah-langkah berikut.

(1) Menentukan apa yang akan dievaluasi. Ini karenan apa saja dapat
dievaluasi. Apakah itu rencananya,sumber daya, proses pelaksanaan,

8
keluaran, atau bahkan dampak suatu kegiatan, serta pengaruh
terhadap lingkungan yang luas.

(2) Mengembangkan kerangka dan batasan. Ditahap ini dilakukan asumsi-


asumsi mengenai hasil evaluasi serta pembatasan ruang lingkup
evaluasi serta batasan-batasan yang dipakai agar objektif dan fokus.

(3) Merancang desain (metode). Karena biasanya evaluasi terfokus pada


satuatau beberapa aspek, yang sebenarnya mengikuti rancangan
desain risetwalaupun tidak harus kaku seperti riset umumnya dalam
penerapannya.Rancangan riset ini sangat bervariasi mulai dari yang
amat sederhanasampai dengan yang sangat rumit bergantung pada
tujuan dan kepentinganevaluasi itu sendiri.

(4) Menyusun instrumen dan rencana pelaksanaan. Selanjutnya ialah


mengembangkan instrumen pengamatan atau pengukuran serta
rencana analisis dan membuat rencana pelaksanaan evaluasi.

(5) Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis. Selanjutnya ialah


melakukan pengumpulan data hasil pengamatan, melakukan
pengukuran serta mengolah informasi dan mengkajinya sesuai tujuan
evaluasi.

(6) Membuat kesimpulan dan pelaporan. Informasi yang dihasilkan dari


proses evaluasi ini disajikan dalam bentuk laporan dengan kebutuhan
atau permintaan. Lain pihak sesuai dengan bentuk penyajian atau
pelaporan yang berbeda.

Keenam langkah evaluasi diatas dapat dipadatkan menjadi 2 langkah


terpenting yaitu, (1) menetapkan apa (fokus) yang akan dievaluasi, dan (2)
merancang metode (cara) melaksanakannya.

(1) Menetapkan apa yang dievaluasi

Disebut juga menetukan fokus evaluasi. Langkah ini merupakan


langkah terpenting dalam melakukan evaluasi.

9
1. Ada beberapa cara menentukan fokus evaluasi, tetapi yang paling
penting dan paling sederhana adalah dengan membahas dan
membuat kesepakatan dengan pihak yang meminta evaluasi. Bila
orang yang terlibat berjumlah kecil sehingga dapat dengan mudah
berbagai pendapat. Bila jumlah yang terlibat besar sekali, dapat
digunakan cara Delphi. Cara ini merupakan cara membuat
keputusan berdasarkan konsensus suara terbanyak. Pilihan-pilihan
terakhir diajukan dan setiap orang diminta menulis pilihannya dan
memasukkan ke dalam amplop tertutup. Kemudian secara objektif
dan transparan amplop dibuka dan dilakukan penghitungan. Pilihan
terbanyak merupakan pilihan yang disepakati.

2. Cara yang dianggap paling teliti ialah dengan mengkaji secara


sistem, yaitu dengan menguraikan proses suatu kegiatan atau
intervensi menurut unsur-unsur sistem, yaitu: (a) masukan (input),
(b) proses (process), (c) keluaran (output), (d) efek (outcome), (e)
dampak (impact), (f) umpan balik (feedback), serta (g) lingkungan
(environment).

(2) Memilih atau merancang desain evaluasi

Banyak rancangan desain (riset) yang dapat dipakai dalam


melakukan evaluasi. Tergantung tujuan dan sumber daya yang dimiliki,
desain evaluasi dapat sederhana, dapat pula sangat canggih
(sophisticated). Michael Ibrahim membuat urutan desain menurut
kekuatan kesimpulan dari hasil evaluasinya. Beliau membagi cara
evaluasi menurut yang (a) non-riset, (b) riset non-eksperimental dan (3)
riset eksperimental. Temasuk yang non-riset adalah, lelucon (anecdote),
cerita-cerita hikayat (story), dan pendapat-pendapat ahli maupun orang
awan. Sedangkan termasuk riset non-eksperimental adalah survey
sederhana sampai canggih, studi kasus-kelola (case control study) dan
studi kohor (cohort study). Riset yang bersifat eksperimental, mulai dari
desain eksperimen lapangan (masyarakat) sampai dengan laboratorium.

10
3.5 Evaluasi Promosi Kesehatan

Pada prinsipnya, evaluasi promosi kesehatan sama dengan


evaluasi kesehatan lainnya. Karakteristiknya ialah dalam indikator yang di
samping memakai indicator epidemiologik sebagai indikator dampak
seperti upaya kesehatan lainnya, dalam mengukur efek, lebih
menggunakan indikator perilaku.

Indikator perilaku tidak ada yang bersifat baku, semua bergantunng


pada apa, kapan, dimana, dan dalam konteks apa digunakan. Oleh
karena itu, indikator perilaku sering digambarkan sebagai suatu sebuah
buku, di mana lembarannya merupakan sebagai tingkatan atau derajat
perilakunya

Indikator, berasal kata to indicate yang mempunyai arti menunjuk/


menunjukkan. Yang ditunjukkan dapat berupa keadaan, perubahan, atau
kegiatan yang menyebabkan perubahan, atau mengakibatkan terjadinya
suatu keadaan. Indikator ini merupakan bahasa/media komunikasi
universal untuk menciptakan persamaan persepsi tentang suatu hal. Oleh
karena itu, indikator menggunakan standar-standar yang sesuai dengan
bidangnya, logis, dan diterima, dan dibakukan secara universal.

Indikator Kesehatan

Indikator kesehatan (secara sistem) mencakup input, proses,


keluaran, efek dan dampak, pada tahap perencanaan implementasi
maupun evaluasi suatu upayakesehatan. Indikator kesehatan dapat
menjadi:

a. Penunjuk masalah kesehatan, misalnya:

 Status kesakitan dan kematian


 Status gizi
 Status kesehatan lingkungan
 Status perilaku dan budaya kesehatan

11
b. Penunjuk keadaan sumber daya kesehatan

 Tenaga kesehatan
 Fasilitas kesehatan
 Pendanaan kesehatan

c. Penunjuk kesehatan lingkungan

 Ketersediaan air sehat


 Ketersediaan perumahan yang layak, dan sebagainya

d. Keadaan Kebijakan Kesehatan

 Undang-undang dan peraturan


 Politik kesehatan, dan sebagainya

Untuk mengetahui indikator-indikator yang mencerminkan masalah


kesehatan ini, dilakukan apa yang yang disebut diagnosis (assessment)
perilaku. Untuk mencapai diagnosis perilaku, dilakukan lebih dulu
diagnosis epidemiologis, yang sebenarnya adalah upaya mengidentifikasi
masalah kesehatan yang ada. Setelah masalah kesehatan teridentifikasi
dilakukan diagnosis (asesmen) perilaku untuk melihat (peran) faktor
perilaku sebagai penyebab atau sebagai faktor resiko.Keberhasilan
mengidentifikasi faktor ini merupakan langkah untuk menentukan program
promosi kesehatan. Namun demikian upaya promosi kesehatan dapat
saja berdiri sendiri, misalnya dalam upaya menciptakan (menginovasi)
suatu perilaku sehat baru atau gaya hidup sehat yang belum dikenal.
Setelah berhasil mengidentifikasi masalah perilaku yang akan ditangani,
maka masih diperlukan lagi suatu asesmen (diagnosis) ulang yaitu
diagnosis administratif, yang berkaitanakan kelaiklaksanaan (feasibilitas)
upaya perilaku yang akan dilakukan, sebagai konfirmasi dan sebagai
jaminan akan pelaksanaan dan keberlangsungan upaya. Dalam kegiatan
ini dilakukan telaah kebijakan dan peraturan (perundang-undangan dan
lain-lain) yang mendukung.

12
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Evaluasi promosi kesehatan adalah suatu yang harus dilakukan di


setiap upaya promosi kesehatan, karena disamping bagian integral upaya
itu sendiri, juga perlu untuk kesinambungan upaya tersebut. Berbeda
dengan berbagai indikator yangbersifat non-perilaku yang dapat dibuat
standarnya, maka untuk promosikesehatan, indikator dan parameternya
dapat berubah tergantung pada kegiatan yang dievaluasi (apa, dimana,
oleh siapa, bilamana) dan tahapan evaluasinya. Juga tergantung pada
pengaruh lingkungan (budaya). Oleh karena itu, penentuan apa yang akan
dievaluasi serta kemampuan mengembangkan indikator serta desain
evaluasinya sangat penting. Hal terakhir yang juga perlu diperhatikan ialah
untuk siapa evaluasi itu dilaksanakan, dalam rangka membuat sajian
pelaporannya.

4.2 Saran

Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan


promosi kesehatan dan penulis berharap makalah ini mendapatkan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR RUJUKAN
Campbell DT & Stanley JC (1966). Experimental And Quasi Experimental
Design For Research (Chicago, Ill: Rand Me Nally).

Green LW & Kreuter MW (1991). Health Promotion Planning, An


Educationaland Environmental Approach, (London, Eng: Mayfield).

Green LW & Lewis FM (1986). Measurement and Evaluation In Health


Education And Health Promotion (Palo Alto, CA: Mayfield).

Green LW, Deeds SG & Partridge KB (1980). Healh Education Planning :


A Diagnostic Approach (Palo Alto, CA: Mayfield)

Isaac S & Michael WB (1981). Handbook In Research And Evaluations,


(SanDiego: Edits Publishers).

Weiss CH (1972). Evaluating Action Programs: Readings in Social Actions


And Education (Boston: Allyn & Bacon).

http://kesehatanbers.blogspot.com/2016/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

14

Anda mungkin juga menyukai