Anda di halaman 1dari 29

Senam Ergonomis

pada lansia

Rinda Dian Fadhila


Program Internship Puskesmas Tegalrejo
2014
Latar belakang
.
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memeperbaiki diri / mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya

Senam ergonomis adalah senam fundamental yang


gerakannya sesuai dengan susunan dan fungsi
fisiologi tubuh.
Jumlah Kunjungan 10 Besar Penyakit
Tahun 2012
NO. NAMA JUMLAH
1 Ispa, Infeksi saluran pernapasan atas 6793
2 Hipertensi Primer 6764
3 Type 2: Non insulin dependen DM 2880
4 Myalgia 2777
5 Dyspepsia 1783
6 Pengawasan kehamilan normal 1768
7 Pharingitis 1675
8 Nasopharingitis Akut (common cold) 1413
9 Diare dan Gastroenteritis non spesifik 1087
10 Osteoarthritis / OA 1041
Permasalahan
Di Kecamatan Tegalrejo jumlah warga pra
usila (44 59 tahun) sejumlah 7.525
orang, usila (60 tahun) sejumlah 3.939
orang dengan total warga pra usila dan
usia lanjut sejumlah 11.464 orang.
Dengan perubahan pada lansia perlu
diimbangi dengan kegiatan yang dapat
menguatkan fisik dan mental para lansia.
Tujuan
Memberikan kegiatan positif bagi para
lansia untuk mengisi masa tua serta
memperbaiki kualitas hidup dengan
mengurangi masalah-masalah yang biasa
dialami pada masa lanjut usia.
Manfaat
Memberikan tambahan ilmu pengetahuam
dan kegiatan yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki kualitas hidup dan
mengurangi masalah-masalah yang biasa
terjadi pada masa lanjut usia.
Tinjauan Pustaka
Teori seluler
Sintesis protein
Teori Sintesis imun
Teori pelepasan
biologis Teori aktivitas
Teori berkelanjutan

Teori
psikologis
Perubahan pada lansia

Perubahan Perubahan Perubahan


fisik mental psikososial

Perubahan Perubahan
spiritual minat
Masalah pada lansia
immobilisasi

inkonti
nensia Lansia ketidaks
tabilan

Gangguan
mental
SENAM ERGONOMIS
Senam ergonomis adalah senam
fundamental yang gerakannya sesuai
dengan susunan dan fungsi fisiologi tubuh
Tubuh terpelihara dengan sendirinya dan
mampu mengendalikan beberapa
penyakit. Gerakan senam ergonomis
sangat unik dan menyesuaikan kondisi
tubuh masing-masing orang.
Gerakan ke-1 Lapang Dada:

Berdiri Tegak, dua lengan diputar ke


belakang semaksimal mungkin, rasakan
keluar dan masuk napas dengan rileks. Saat
dua lengan di atas kepala jari kaki jinjit.
Manfaat

- Putaran lengan pada bahu menyebabkan stimulus


regangan/tarikan pada cabang besar saraf di bahu
(pleksus brakialis), mengoptimalkan fungsinya dalam
menyarafi organ paru, jantung, liver, ginjal, lambung, dan
usus; sehingga metabolisme optimal.

- Dua kaki dijinjit menyebabkan stimulus sensor-sensor


saraf yang merupakan refleksi fungsi organ dalam.
Gerakan ke-2
Tunduk Syukur

Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam


secara rileks lalu tahan napas sambil membungkukkan
badan ke depan (napas dada) semampunya. Tangan
berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung
terasa tertarik/teregang. Wajah menengadah sampai
terasa tegang/panas. Saat melepaskan napas,
lakukan secara rileks dan perlahan.
Manfaat
- Menarik napas dalam dengan menahannya di dada merupakan tehnik
menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal, sebagai bahan bakar
metabolisme tubuh.
- Membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan berpegangan pada
pergelangan kaki, akan menyebabkan posisi tulang belakang (tempat
juluran saraf tulang belakang berada) relatif dalam posisi segmental
anatomis-fungsional (segmen dada-punggung) yang lurus;menyebabkan
relaksasi dan membantu mengoptimalkan fungsi serabut saraf segmen
tersebut. Di samping itu, dapat menguatkan struktur anatomis-fungsional
otot, ligamen, dan tulang belakang.
- Dalam posisi Tunduk Syukur (membungkuk) ini, segmen ekor-pungung
membentuk sudut sedemikian rupa yang menyebabkan tarikan pada
serabut saraf yang menuju ke tungkai, meyebabkan stimulus yang
meningkatkan (eksitasi) fungsi dan membantu menghindari risiko jepitan
saraf.
- Menengadahkan wajah menyebabkan tulang belakang (termasuk saraf
tulang belakang di dalamnya) membentuk sudut yang lebih tajam dari posisi
normal, menyebabkan peningkatan kerja (eksitasi) serabut saraf segmen
ini, berperan dalam meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan
oksigenasi otak secara optimal.
Gerakan ke-3
Duduk Perkasa

Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil


membungkukkan badan ke depan dan dua tangan
bertumpu pada paha, wajah menengadah sampai terasa
tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai
menungging.
Manfaat:

- Duduk Perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-menekan alas/ lantai


merupakan stimulator bagi fungsi vital sistem organ tubuh: ibu jari
terkait dengan fungsi energi tubuh; jari telunjuk terkait dengan fungsi
pikiran, jari tengah terkait dengan fungsi pernapasan, jari manis
terkait dengan fungsi metabolisme dan detoksifikasi material dalam
tubuh, serta jari kelingking terkait dengan fungsi liver (hati) dan
sistem kekebalan tubuh.
- Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan badan
ke depan dengan dua tangan bertumpu pada paha, memberikan
efek peningkatan tekanan dalam rongga dada yang diteruskan ke
saluran saraf tulang belakang, dilanjutkan ke atas (otak),
meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi otak; yang pada akhirnya
mengoptimalkan fungsi otak sebagai 'pusat komando' kerja sistem
anatomisfungsional tubuh.
- Punggung tangan yang bertumpu pada paha akan menekan dinding
perut sejajar dengan organ ginjal yang ada di dalamnya, membantu
mengoptimal-kan fungsi ginjal.
Gerakan ke-4
Sujud Syukur

Posisi Duduk Perkasa dengan dua tangan menggenggam


pergelangan kaki, menarik napas dalam (napas dada), badan
membungkuk ke depan sampai punggung terasa tertarik/
teregang, wajah menengadah sampai terasa tegang/panas.
Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Saat
melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan.
Manfaat:

- Dengan menampung udara pernapasan seoptimal mungkin


kemudian menahannya, akan meningkatkan tekanan di dalam
saluran saraf tulang belakang tempat saraf tulang belakang berada,
dan akan berdampak pada meningkatnya suplai darah dan
oksigenasi otak.
- Dengan menengadahkan kepala, terjadi fleksi pada ruas tulang
leher termasuk serabut saraf simpatis yang berada di sana.
- Dua tangan menggenggam pergelangan kaki adalah untuk
membantu kita dalam memosisikan ruas tulang leher dalam
keadaan fleksi dan melebarkan ruang antar ruas tulang tersebut, di
mana terdapat jaringan ikat lunak sebagai absorber (shock breaker).
Posisi ini memberikan efek relaksasi pada serabut saraf simpatis
tersebut, yang di antaranya memberikan persarafan pada pembuluh
darah ke otak hingga terjadi pula relaksasi dinding pembuluh darah
ini.
Gerakan ke-5
Berbaring Pasrah

Posisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring Pasrah.


Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas
kepala, napas rileks dan dirasakan (napas dada), perut
mengecil.
Manfaat:

- Relaksasi saraf tulang belakang, karena struktur tulang


belakang 'relatif' mendekati posisi melurus di mana lekukan-
lekukan anatomis segmental tulang belakang (diikuti saraf
tulang belakang) menyebabkan regangan/ tarikan pada serabut
saraf tulang belakang berkurang, sehingga memberikan
kesempatan rileks dan bisa mengatur kembali fungsi optimal
organ dalam yang dipersarafi.
- Efek relaksasi saraf tulang belakang ini juga diteruskan ke
pusat (otak) sebagai sinyal tentang kondisi anatomisfungsional
saat itu, kemudian pusat memberikan respon dalam bentuk
'pengaturan kembali' kerja sistem dalam tubuh, dan terjadilah
proses Self Healing (penyembuhan diri sendiri).
- Efek optimalisasi fungsi sistem tubuh juga berlangsung akibat
stimulasi tombol-tombol kesehatan saat tungkai dalam posisi
Duduk Pembakaran, lengan Lapang Dada, dan napas rileks
(lingkaran).
Metode Penelitian
Pelatihan senam Ergonomis yang kami
lakukan diawali dengan melakukan pretest
tentang senam ergonomis. Kemudian
dilanjutkan dengan pengenalan mengenai
senam ergonomis. Setelah itu dilakukan
praktek untuk melakukan senam
ergonomis yang diikuti oleh semua
peserta.
Prevalensi masalah kesehatan
sebelum intervensi
Sebelum mengikuti pelatihan senam
ergonomis, para peserta yaitu anggota
BKKP Tegalrejo belum begitu paham
mengenai senam ergonomis. Hal ini
terbukti dengan hasil pre test yang masih
kurang baik.
Prevalensi Masalah Kesehatan
Setelah Intervensi
Setelah mengikuti pelatihan, hampir
semua peserta dapat menjawab soal post
test dengan tepat dan dapat
mempraktekkan gerakan senam
ergonomis ini di rumah dan menjadi
agenda pada setiap pertemuan BKKP.
pretest
postest
KESIMPULAN & SARAN
Berdasarkan dari hasil pretest dan postes
yang dilakukan saat pelatihan senam
ergonomis para peserta terdapat
peningkatan hasil yang dapat berarti
pelatihan tersebut berhasil berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Para
peserta diharapkan untuk melakukan
senam tersebut secara rutin dirumah dan
dapat digalakkan secara rutin saat
perkumpulan BKKP berlangsung.

Perlu dilakukan pelatihan senam


ergonomis secara berkala agar
masyarakat semakin hafal melakukan
gerakan-gerakan senam sehingga dapat
dipraktekan secara mandiri di rumah tanpa
harus bersama-sama (berkelompok).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai