Anda di halaman 1dari 7

POLICY BRIEF BIDANG KESEHATAN

TUGAS INDIVIDU

DISUSUN OLEH:

SUNYA SUHERMAN
1813101050

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI TAHUN 2019
POLICY BRIEF

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga
Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) di Kecamatan Tengah Ilir
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi

Ditujukan ke pengambilan kebijakan di


a. Kementrian Kesehatan
b. Pemerintah Provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi)
c. Pemerintah Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten)
d. Direksi Bantuan Lingkungan Hidup
e. Direksi Puskesmas

1. Ringkasan PHBS
PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena
kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri
sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas
masyarakat. Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk
menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok
ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi
informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna
menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang
bersih dan sehat.  PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan
sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu
meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.
Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau pimpinan
masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat dengan tujuan
kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada
tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih
sehat. Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui
proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang
paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan
dan memenuhi standar kesehatan.

2. Pengantar
Provinsi Jambi merupakan Provinsi ke-6 terendah dengan proporsi rumah tangga
(ruta) ber-PHBS di Indonesia yaitu sebesar 20 %. Angka tersebut jauh dari target yang
diharapkan dari cakupan ruta ber PHBS pada daerah perkotaan yang rata-rata nasional
mencapai 42,3 % dan ruta ber PHBS daerah pedesaan yang jauh lebih rendah sebesar
22,9 %. Apabila merujuk hal ini bisa disebutkan bahwa rumah tangga ber-PHBS di
Provinsi Jambi masih sangat rendah. Sebagaimana telah disebutkan bahwa rumah
tangga ber-PHBS di Provinsi Jambi masih sangat rendah, bisa dikatakan beberapa
wilayah di Provinsi Jambi belum terpapar sosialisasi PHBS. Terlebih pada rumah tangga
Suku Anak Dalam (SAD).

3. Pengamatan
Permasalahan kesehatan suku anak dalam perilaku hidup bersih dan sehat
antara lain kondisi jamban, cuci tangan pakai sabun serta kondisi lingungan
pemukiman. Beberapa penyakit yang di hadapi adalah kekurangan gizi, muntaber,
malaria dan penyakit gatal-gatal yang sering diderita sebagian masyarakat SAD. Namun,
tenaga kesehatan belum mempunyai pola pemberdayaan yang sesuai untuk diterapkan
oleh puskesmas pada suku anak dalam tersebut sebagai upaya kemandirian masyarakat
suku anak dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
4. Apa yang Terjadi pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Masyarakat Suku Anak dalam? Apa Dampaknya?
Pemukiman Suku Anak Dalam di Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo cukup
jauh dari pemukiman warga. Pemukiman Suku Anak Dalam dapat dicapai 30-50 menit
dari pusat pemerintahan Desa. Pemukiman Suku Anak Dalam masih terbilang belum
memadai yaitu pondokan/ rumah panggung/ papan. Beberapa pondokan/ sodung,
biasanya tidak jauh dari kandang ternak seperti ayam, babi dan lainnya. Hal ini tentu
mempengaruhi kondisi kesehatan warga Suku Anak Dalam. Sumber air terkadang
menjadi permasalahan bagi warga Suku Anak Dalam. Sumber air bagi Suku Anak Dalam
didapat dari aliran sungai yang dekat pemukiman Suku Anak Dalam.
Sumber air bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari namun juga dibutuhkan
untuk berladang, dan beternak. Kekurangan sumber air akan menjadi masalah ketika
kemarau tiba, tak jarang hal ini juga mempengaruhi kondisi psikologis Suku Anak Dalam
yang memikirkan apakah ladang yang mereka tanami akan menghasilkan atau dapat
panen. Suku Anak Dalam di Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo ini masih dibilang
belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang kesehatan. Terdapat beberapa
penyakit yang diderita warga disini seperti batuk, pilek, diare, penyakit kulit bahkan
penyakit malaria yang sebenarnya kebanyakan penyakit ini bisa diatasi melaui perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
Petugas kesehatan yang dimiliki Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo juga
masih terbilang terbatas hanya beberapa orang bidan yang bekerja di Puskesmas Desa,
sehingga pelayanan kesehatan bagi suku anak dalam masih dibilang belum
mendapatkan perhatian. Masih adanya keyakinan untuk berobat ke dukun desa salah
satu indikator pengetahuan kesehatan suku anak dalam belum memadai. Sisi lain,
Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo terdapat juga pemukiman warga suku anak
dalam dengan jumlah 23 unit rumah (23 Kepala Keluarga dengan jumlah total penduduk
91 Jiwa) yang telah diresmikan Februari 2017. Pemukiman ini baru dibangun oleh
Kementerian Sosial RI dengan tujuan membantu suku anak dalam untuk mendapatkan
kehidupan yang layak ditengah sulitnya menjalankan tradisi melangun (berpindah
pindah tempat).
Permasalahan kesehatan bagi suku anak dalam yang telah hidup menetap
dengan bermukim di mengupe lebih sederhana dibandingkan dengan lainnya. Meskipun
ketersediaan sumber air, fasilitas kesehatan lebih mudah dicapai di pemukiman ini, tapi
masalah lain seperti pengetahuan mengenai kesehatan masih terbilang terbatas.
Misalnya dengan masih adanya warga suku anak dalam yang melakukan persalinan
dengan dukun, serta sanitasi kesehatan lingkungan yang belum baik, belum patuhnya
ibu dalam mengikuti kegiatan penimbangan balita dan masih banyak anggota keluarga
yang merokok, serta masih belum adanya kebiasaan anak-anak dalam mencuci tangan
sebelum makan, menggunakan alas kaki dalam aktivitas sehari-hari, serta rendahnya
keinginan untuk mandi dan membersihkan kaki, serta membiarkan kuku panjang dan
kotor, penampilan tidak rapi merupakan permasalahan yang sangat terkait dengan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Permasalahan lain dalam masyarakat suku anak dalam Kecamatan Tengah Ilir
Kabupaten Tebo ini masih kurangnya pengetahuan mengenai manfaat Kartu Indonesia
Sehat (KIS) dan BPJS. Diantara yang memiliki KIS dan menjadi peserta BPJS lebih sedikit
yang memanfaatkan BPJS tersebut. Sedangkan data peserta JKN mandiri belum
diketahui. Berdasarkan gambaran permasalahan kesehatan terlihat bahwa perilaku
hidup bersih dan sehat di masyarakat suku anak dalam Kecamatan Tengah Ilir
Kabupaten Tebo masih sangat rendah, sehingga perlu dibangun bila perlu ditingkatkan.
Pelaksanaan PHBS melalui personal hygine serta PHBS dalam tatanan rumah tangga
sudah seharusnya bisa dilaksanakan dalam aktivitas sehari-hari. Hal ini terasa mudah
dalam teori, namun dalam pelaksanaan dibutuhkan kesadaran dan peran aktif
masyarakat, serta dukungan berbagai pihak terkait. Kegiatan ini dilakukan dengan
pendekatan edukasi baik dalam membangun PHBS rumah tangga suku anak dalam.
Sosialisasi mengenai materi PHBS untuk rumah tangga suku anak dalam akan dilakukan
dengan pelatihan guna membangun pengetahuan dan keterampilan melakukan PHBS,
serta melakukan pendampingan guna mewujudkan keluarga sehat mandiri.
5. Rekomendasi yang dapat dilakukan oleh Lembaga adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan telaah diatas, saya menganjurkan rekomendasi yang dapat
dilakukan oleh Lembaga setempat untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
pada masyarakat suku anak dalam di kecamatan tengah ilir kabupaten tebo sebagai
berikut :
a. Melakukan pembinaan edukasi dalam membangun PHBS rumah tangga suku anak
dalam
b. Memberikan pelatihan guna membangun pengetahuan dan keterampilan
melakukan PHBS dan mendampi guna mewujudkan keluarga sehat mandiri.
c. Meningkatkan peran tenaga kesehatan, seperti bidan, dokter, perawat, gizi, dll

6. Pendekatan dan Metode


Teknik Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan wawancara mendalam pada masyarakat suku anak dalam. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian dalam penelitian ini adalah masyarakat Suku
Anak Dalam, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo.
7. Skema
Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Observasi/Pengamatan Pengumpulan Data

Analisis

Rekomendasi Kebijakan

Referensi:
 JURNAL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ISSN: 2549-8347 (Online),
ISSN: 2579-9126 (Print) Volume 2 No. 2 September 2018
 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ) Vol. 2, No. 2, September 2018
 Jurnal Studi Kualitati PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASYARAKAT
USING, Prita Eka Pratiwi Universitas Jeber 2015

Anda mungkin juga menyukai