Anda di halaman 1dari 20

GEOGRAFI INFORMASI SISTEM (GIS)

TUGAS RESUME

OLEH:
SUNYA SUHERMAN
NIM: 1813101050

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT STIKES FORT DE KOCK
BUKITTINGGI TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dimana


telah memberikan taufik dan hidayah serta waktu dan kesempatan kepada penulis,
sehingga penulis telah dapat menyelesaikan Tugas Resume dengan judul
“Geografi Informasi Sistem (GIS)”. Tugas Resume ini diajukan sebagai salah
satu tugas bagi mahasiswa. Dalam penyusunan Tugas Resume ini penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga Tugas Resume
ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Nurhayati, S.ST, M.Biomed selaku Ketua STIKes Fort De Kock
Bukittinggi.
2. Bapak Prof. Dr. Dr. H. Nursal Asbiran selaku Ketua Prodi Magister
Kesehatan Masyarakat STIKes Fort De Kock Bukittinggi.
3. Bapak dan Ibu dosen serta Staf dosen Prodi Magister Kesehatan Masyarakat
STIKes Fort De Kock Bukittinggi.
4. Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan support, motivasi dan doa
yang tiada henti-hentinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Tugas Resume ini.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga Tugas Resume ini dapat
terselesaikan.
Semoga segala bantuan, bimbingan dan pengorbanan yang telah
diberikan dapat menjadi amal saleh dan mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa Tugas Resume ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu peneulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan Tugas Resume ini. Semoga
Tugas Resume ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya, terutama
bagi penulis selanjutnya

Bukittinggi, September 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGHANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Geografi Informasi Sistem (GIS).......................................3
B. Kegunaan Aplikasi Geografi Informasi Sistem (GIS).........................6
C. Data-data Kesehatan menggunakan data Geografi Informasi Sistem
(GIS)...................................................................................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................15
B. Saran...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin maju,

perkembangan teknologi pun seiring dengan perkembangan zaman

tesebut. Perekembangan teknologi tersebut juga berpengaruh pada

kemajuan teknologi dalam dunia IT (Information Technology) yang juga

berkembang dengan pesat . Salah satunya adalah dengan munculnya

Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis). Teknologi SIG (Sistem

Informasi Geografis) telah berkembang pesat. Saat ini telah dikenal

istilah-istilah. (Prahasta, E. 2010)

Desktop GIS, Web GIS, dan Database Spatial yang merupakan

wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis, untuk

mengakomodir kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya

dapat dijawab dengan tekhnologi SIG ini. Konsep dasar SIG sistem yang

dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau

koordinat-koordinat geografi. SIG memiliki kemampuan untuk melakukan

pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan

menampilkan dan menganalisa data. Applikasi SIG saat ini tumbuh tidak

hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman

applikasinya. Pengembangan applikasi SIG kedepannya mengarah kepada

applikasi berbasis Web yang dikenal dengan SIG. (Ramadona, 2011)

v
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Geografi Informasi Sistem (GIS)?

2. Apa saja Kegunaan Aplikasi Geografi Informasi Sistem (GIS)?

3. Apa saja Data-data Kesehatan menggunakan data Geografi Informasi

Sistem (GIS)?

vi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geografi Informasi Sistem (GIS)


Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS)

merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis. Secara umum

pengertian GIS adalah; “Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras,

perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja

bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki,

memperbaharui, mengelola, memanipulasi, meng-integrasikan, menganalisa

dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.”

(Puntodewo, 2010)

Pada dasarnya GIS dapat dikerjakan secara manual, namun dengan

adanya perkembangan teknologi informasi yang terkait dengan teknologi

sistem komputer, pada saat ini GIS akan selalu diasosiasikan dengan sistem

yang berbasis komputer. GIS yang berbasis komputer akan sangat membantu

ketika data geografis yang tersedia merupakan data dalam jumlah dan ukuran

besar, dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan. GIS mempunyai

kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di

bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya.

(Andika, 2010)

Data yang akan diolah pada GIS merupakan data spasial. Ini adalah

sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki

sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi GIS

vii
dapat menjawab beberapa pertanyaan, seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan

pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan GIS dari sistem informasi

lainnya. Geographic Information System merupakan integrasi antara

perangkat keras, perangkat lunak, dan data untuk menangkap, mengatur,

menganalisa, dan menampilkan semua bentuk geografi yang memberikan

informasi.(Indarto, 2012)

Dengan GIS kita bias melihat, memahami, bertanya, menterjemahkan

dan menampilkan data dengan banyak cara seperti relationaship, simbol-simbol,

dan trend dalam bentuk peta, laporan atau grafik. GIS membantu menyelesaikan

permasalahan dengan mengacu pada data yang ada sehingga menjadi mudah

dipahami dan dibagi satu sama lain. Teknologi GIS juga bisa di gabungkan

dengan framework system infromasi enterprice. Pengertian SIG (Sistem

Informasi Geografis) Salah satu model informasi yang berhubungan dengan

data spasial (keruangan) mengenai daerah-daerah di permukaan Bumi adalah

Sistem Informasi Geografi (SIG). Pengertian SIG adalah suatu sistem yang

menekankan pada informasi mengenai daerah-daerah berserta keterangan

(atribut) yang terdapat pada daerah-daerah di permukaan Bumi. Sistem

Infomasi Geografis merupakan bagian dari ilmu Geografi Teknik (Technical

Geography) berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan

memanipulasi data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhan atau

kepentingan tertentu. (Jogiyanto, 2010)

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan komputer, SIG dewasa


ini telah mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat sehingga
merupakan suatu keharusan dalam perencanaan, analisis, dan pengambilan
keputusan atau kebijakan. Kemajuan dan perkembangan SIG ini didorong
oleh kemajuan dan perkembangan komputer, serta teknologi penginderaan

viii
jauh melalui pesawat udara dan satelit yang telah dimiliki oleh hampir
sebagian besar negara maju di dunia. SIG atau Geography Information
System (GIS) memiliki pengertian yang selalu berubah sesuai dengan
perkembagannya. (Ladjamudin, 2010)
Berikut ini pengertian SIG menurut beberapa ahli (Ladjamudin,
2010):
1. SIG adalah suatu sistem yang dapat melakukan pengumpulan,
penyimpanan, pemanggilan kembali, pengubahan (transformasi), dan
penayangan (visualisasi) dari data-data spasial (keruangan) untuk
kebutuhan-kebutuhan tertentu.
2. SIG adalah suatu sistem berbasi komputer yang digunakan untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis.
3. SIG adalah sistem komputer untuk memanipulasi data geografi. Sistem
ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan lunak yang berfungsi
untuk akuisisi (perolehan), verifikasi, kompilasi, updating, manajemen,
manipulasi, presentasi, dan analisis.
4. SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan,
memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis
5. SIG adalah sistem teknologi informasi berbasis komputer yang
digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi, dan
menyajikan data spasial, yaitu data yang memiliki acuan lokasi, atau
posisi (geo-referensi) dan disimpan dalam basis data serta digunakan
untuk berbagai aplikasi.
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan ahli tersebut, dapat kita
simpulkan bahwa pengertian SIG adalah suatu sistem informasi yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,
menganalisis, dan menghasilkan data berferensi geografis atau data
geospasial.

ix
B. Kegunaan Aplikasi Geografi Informasi Sistem (GIS)
Salah seorang ahli dalam kesehatan masyarakat yang dianggap

sebagai  pelopor berkembangnya penggunaan Sistem Informasi Geografis

(SIG) adalah  John Snow yang telah melakukan pemetaan terhadap kasus

Kolera di Soho,  London pada tahun 1854 hingga akhirnya dapat menemukan

sumber penularan  penyakit Kolera pada saat itu. Dalam perkembangannya,

dengan semakin berkembangnya masyarakat,  maka pelayanan kesehatan

masyarakatpun dihadapkan pada masalah yang  berkaitan dengan

heterogenitas populasi yang menyebabkan semakin  kompleksnya penyakit

berikut faktor-faktor penyebabnya. (Kendal, 2010)

Sistem Informasi  Geografis (SIG) dapat digunakan untuk

menganalisa heterogenitas tersebut,  terutama yang berhubungan dengan

perbedaan geografis, faktor-faktor  demografis, budaya dan sebagainya

(Harimurti, 2007). Hasil dari analisis dengan  memanfaatkan Sistem

Informasi Geografis (SIG) menurut McLafferty (2003) dalam Harimurti

(2007) akan sangat menunjang proses pelayanan kesehatan  kepada

masyarakat, karena dapat digunakan untuk menentukan jenis

pelayanan kesehatan yang seperti apa yang dubutuhkan oleh masyarakat,

dapat  mengidentifikasi aksesabilitas tempat-tempat pelayanan kesehatan

masyarakat  dan bahkan mengetahui kecenderungan penyakit yang terjadi

dalam masyarakat  tersebut. (Fathansyah, 2010)

Sedangkan Kaiser et al (2003) dalam Harimurti (2007) menguraikan

cakupan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kesehatan

masyarakat diantaranya adalah untuk menilai resiko dan ancaman kesehatan

dalam masyarakat, mengetahui distribusi penyakit dan investigasi wabah,

x
dapat digunakan untuk perencanaan dan implementasi program pelayanan

kesehatan,  serta sekaligus juga dapat dimanfaatkan untuk evaluasi dan

pengawasan program. Sistem Informasi Geografis (SIG) pada saat ini telah

banyak digunakan oleh  tenaga atau ahli kesehatan masyarakat ataupun

epidemiolog karena menurut  Jasmin and Johnson (1999) dalam Kristina

(2008) beberapa aplikasinya secara  umum dalam bidang kesehatan dapat

digunakan untuk menemukan penyebaran  dan jenis-jenis penyakit secara

geografis, meneliti perkembangan trend sementara  suatu penyakit,

mengidentifikasi kesenjangan, celah di daerah terpencil,  mengurangi

kerugian masyarakat melalui pemetaan dan stratifikasi faktor-faktor  resiko,

menggambarkan kebutuhan-kebutuhan dalam pelayanan kesehatan

berdasarkan data dari masyarakat dan menilai alokasi sumber daya,

meramalkan  kejadian wabah, memantau perkembangan penyakit dari waktu

ke waktu, dan  dapat menempatkan fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan

yang dapat  dijangkau oleh masyarakat. (Prahasta, 2010)

Sistem Informasi Geografis (SIG) sangat memberikan manfaat dalam

bidang kesehatan diantaranya adalah untuk mempelajari hubungan antara

lokasi,  lingkungan dan kejadian penyakit oleh karena kemampuannya dalam

mengelola  dan menganalisis serta menampilkan data spasial. SIG juga dapat

menghasilkan  analisa data epidemiologi dengan baik, menggambarkan trend

kejadian suatu  penyakit, menggambarkan ketergantungan dan saling

keterkaitan antara berbagai  faktor penyebab timbulnya penyakit pada suatu

wilayah. Disamping itu, dengan  SIG dapat dilakukan pemetaan terhadap

sumber daya kesehatan masyarakat,  penyakit-penyakit tertentu dan

xi
permasalahan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan lingkungan,

infrastruktur, demografi dan sosial. (Nurhayati,  2010)

Salah satu perkembangan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam

kesehatan masyarakat yang menarik adalah Epidemiologi Spasial (Spatial

Epidemiology). Menurut Elliot dan Wartenberg (2004) dalam bukunya

“Spatial  Epidemiology : Current Approaches and Future Challenges”,

bahwa Spasial Epidemiologi adalah ilmu untuk mendeskripsikan dan

menganalisis keragaman  geografis pada penyakit dengan memperhatikan

dimensi geografis, lingkungan,  prilaku, sosial ekonomi, genetika dan faktor

risiko penularan. Epidemiologi  spasial ini menghasilkan pemetaan penyakit

(Diseases Mapping), studi korelasi  geografis (Geographical Correlation

Studies), pengelompokan penyakit (Diseases  Kluster), dan survailans

(Surveillance). (Ramadona, 2011)

Menurut WHO, SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan

masyarakat dapat digunakan antara lain untuk :

1. Menentukan Distribusi Geografis Penyakit

2. Analisis trend Spasial dan Temporal

3. Pemetaan Populasis Berisiko

4. Stratifikasi Faktor risiko

5. Penilaian Distribusi Sumberdaya.

6. Perencanaan dan Penentuan Intervensi.

7. Monitoring Penyakit.

Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG dalam bidang

Kesehatan Masyarakat:

xii
1. Fungsi pertama yaitu memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi

masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Dalam mendukung fungsi

ini,  SIG dapat digunakan untuk memetakan kelompok masyarakat serta

areanya berdasarkan status kesehatan tertentu, misalnya status

kehamilan. Dengan SIG, peta mengenai status kesehatan dapat digunakan

untuk merencanakan program pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh

kelompok tersebut, misalnya pelayanan ANC, persalinan, dll.

2. Fungsi yang kedua yaitu mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta

resiko kesehatan di masyarakat. Sebagai contoh, seorang epidemiologis

sedang mengolah data tentang kasus asma yang diperoleh dari Rumah

Sakit, Puskesmas, dan Pusat – Pusat Kesehatan lainnya di masyarakat,

ternyata dia menemukan terjadi kenaikan kasus yang cukup signifikan di

suatu Rumah Sakit, maka kemudian dia mencari tahu data dari pasien

– pesien penderita asma di Rumah sakit. Ternyata ditemukan bahwa 8

dari  10 orang penderita asma yang dirawat di Rumah Sakit tersebut

bekerhja di  perusahaan yang sama. Demikian seterusnya hingga

kemudian SIG dapat  digunakan untuk memberikan data yang lengkap

mengenai pola pajanan  kimia tertentu di perusahaan – perusahaan dalam

suatu wilayah, yang  merupaka informasi yang penting utnuk para

karyawan. Informasi ini juga  dapat diteruskan kepada ahli – ahli terkait,

dalam hal ini ahli K3 untuk  melakukan penanganan lebih lanjut terhadap

masalah yang ditemukan.

3. Fungsi yang ketiga yaitu menginformasikan, mendidik dan

memberdayakan masyarakat mengenai isu – isu kesehatan. SIG dalam

xiii
hal  ini dapat menyediakan informasi mengenai kelompok masyarakat

yang  diidentifikasi masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai

informasi kesehatan tertentu, sehingga kemudian dapat dicari media

komunikasi yang paling efektif bagi kelompok tersebut, serta dapat

dibuat  perencanaan mengenai waktu yang paling tepat untuk melakukan

promosi  kesehatan kepada kelompok masyarakat tersebut.

4. Fungsi yang keempat yaitu membangun dan menggerakkan hubungan

kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan

masalah kesehatan. Dalam hal ini SIG dapat digunakan untuk melihat

suatu  pemecahan masalah kesehatan berdasarkan area tertentu dan

kemudian  memetakan kelompok masyarakat yang potensial dapat

mendukung  program tersebut berdasarkan area – area yang terdekat

dengannya.  Misalnya masalah imunisasi yang ada pada wilayah kerja

tingkat RW atau  Posyandu, maka dapat dipetakan kelompok potensial

pendukungnya yaitu  Ibu – Ibu PKK yang dapat diberdayakan sebagai

kader pada Posyandu – Posyandu yang terdekat dengan tempat

tinggalnya.

5. Fungsi yang kelima yaitu membangun kebijakan dan rencana yang

mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan

masalah kesehatan. Contohnya dalam hal analisa wilayah cakupan

Puskesmas. Dalam hal ini SIG digunakan untuk memetakan utillisasi dari

tiap – tiap Puskesms oleh masyarakat sehingga dapat dibuat perencanaan

yang jelas mengenai sumber daya kesehatan yang perlu disediakan untuk

Puskesmas tersebut disesuaikan dengan tingkat utilitasnya.

xiv
6. Fungsi yang keenam yaitu membangun perangkat hukum dan

peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan

masyarakat. Dalam  hal ini SIG dapat digunakan untuk membagi secara

jelas kewenangan dan  tanggung jawab suatu pusat pelayanan kesehatan

pada tiap – tiap wilayah  kerja dalam menjamin dan menangani segala

bentuk masalah yang terjadi  di wilayah tersebut. Dengan demikian maka

manajemen komplain dapat  terkoordinir dengan baik.

7. Fungsi yang ketujuh yaitu menghubungkan individu yang membutuhkan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin ketersediaan

pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia. Misalnya seorang

warga  negara asing diidentifikasi menderita suatu penyakit tertentu yang

membutuhkan penanganan yang serius. Maka untuk mengatasinya,

dengan  melihat peta dan data akses pelayanan kesehatan yang tersedia

dapat  dicari tenaga kesehatan terdekat yang dapat membantu orang

tersebut,  dan menguasai bahasa yang digunakannya. Dengan data SIG

juga dapat diketahui bagaimana akses transportasi termudah yang dapat

dilalui oleh warga negara asing tersebut menuju fasilitas kesehatan

terdekat.

8. Fungsi kedelapan yaitu menjamin ketersediaan tenaga kesehatan dan

ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya. Dalam hal

ini SIG dapat menyediakan peta persebaran tenaga kesehatan dan ahli

kesehatan masyarakat di tiap – tiap daerah, sehingga dengan demikian

dapat dilihat jika ada penumpukan atau bahkan kekurangan personel di

suatu daerah. Lebih lanjut, data tersebut dapat digunakan dalam hal

xv
perencanaan pengadaan tenaga – tenaga kesehatan untuk jangka waktu ke

depan untuk masing – masing wilayah.

9. Fungsi kesembilan yaitu mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses

dan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Data SIG dapat

menyediakan data yang lengkap mengenai potensi tiap – tiap daerah serta

karakter demografis masyarakatnya untuk dihubungkan dengan fasilitas –

fasilitas kesehatan yang tersedia dan tingkat utilitasnya. Dengan

demikian dapat dievaluasi kembali kesesuaian dan kecukupan dari

penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ada. 

10. Fungsi kesepuluh yaitu penelitian untuk menciptakan penemuan baru

dan inovasi dalam memecahkan masalah – masalah kesehatan di

masyarakat. Salah satu kegunaan SIG dalam hal ini adalah untuk

menyediakan data yang akurat mengenai perubahan – perubahan yang

terjadi di suatu daerah seperti pertambahan jumlah perumahan, jalan,

pabrik atau sarana - sarana lainnya yang berpengaruh pada lingkungan

dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Data ini

kemudian dapat digunakan untuk merancang dan merencanakan inovasi

– inovasi tertentu yang dapat menjamin kesehatan suatu masyarakat.

(Ika , 2010)

C. Data Geografi Informasi Sistem (GIS)

1. Data spasial

Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi

obyek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang

xvi
berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di

bumi. Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia.

Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan

representasi dari obyek di muka bumi.Adapun data spasial ini memiliki

tiga bentuk data yaitu:

a. Titik (dot)

Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada

suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat

ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam

layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas

Kesehatan, dll.

b. Garis (polyline)

Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih

titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh :

Jalan Raya, Sungai, dll.

c. Area (polygon)

Area merupakan representasi obyek dalam dua dimensi. Contoh :

Danau, Wilayah Kecamatan, dll.

2. Data Atribut

Data atribut merupakan data yang mempresentasikan aspek-aspek

deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam

bentuk kata-kata, angka, atau tabel. Data atribut berfungsi untuk

xvii
menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan

kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan

seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas

status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan

kandungan mineral dalam tanah. Data atribut bisa berupa data kuantitatif

(angka) seperti data jumlah penduduk dan dapat berupa data kualitatif

(mutu) seperti data tingkat kesuburan tanah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpuan

GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran

tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS

memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara

keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan

xviii
menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.

Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu penggunaan sensor radiasi

elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat

diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna (Curran,

1985).

Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu suatu pengukuran atau

perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain

di atas jauh dari objek yang diindera (Colwell, 1984). Foto udara, citra satelit,

dan citra radar adalah beberapa bentuk penginderaan jauh. Penginderaan jauh

(remote sensing), yaitu ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai

permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh

(Campbell, 1987) SIG dapat dikatakan sebagai system, subsitem, serta

supersistem.

Pengkasifikasian ini tergantung melihat SIG tersebut dikondisikan.

SIG sebagai subsistem karena tedapat sub-sub system SIG yang tediri atas

beberapa element yang bersatu atau terintegritas yang memiliki tujuan yang

sama beberapa subsistem SIG dapat dijabarkan. SIG sebagai system karena

memiliki beberapa subsistem antara lain subsistem penyimpanan, sub system

manipulasi, subsistem input.

B. Saran

Pelajari dengan serius SIG karena banyak manfaat dari aplikasi ini,

sehingga kita bisa menguasai Sistem Informasi Geografis.

xix
DAFTAR PUSTAKA

Andika. 2010. Gambaran Spasial Kasus Demam Tifoid Dengan Metode GIS
(Geographic Information System) di Kecamatan Panakkukang Kota
Makassar Tahun 2009. Makasar: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin

Fathansyah. 2010. Basis Data. Bandung: Informatika

Ika, Irmawati. 2010. Buku ajar geografis informasi Sistem untuk kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika
Indarto. 2012. Sistem Informasi Geografis. Bandung: Graha Ilmu

xx
Jogiyanto. 2010. Analisis & Desain Sistem Informasi :  Pendekatan terstruktur
teori dan praktik aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset

Kendal. 2010. Analisis dan Perancangan Sistem. Klaten: PT Indeks

Ladjamudin, Al Bahra. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Nurhayati, Amalia.  20010. Buku Panduan Sistem Informasi Geografis.


Yogyakarta: Nuha Medika Prahasta, E. 2010. Sistem Informasi Geografis :
Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Nandung:
Informatika

Puntodewo, Atie, Dkk. 2010. Sitem Informasi Geografi Untuk Pengelolaan SDA.
Bogor: CIFOR

Ramadona, A.L. & Kusnanto, H. 2011. Open Source GIS : Aplikasi Quantum GIS
Untuk Sistem Informasi Lingkungan. Yogyakarta: BPFE

xxi

Anda mungkin juga menyukai