Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PROGRAM GIZI DAN KEBIJAKAN

PANGAN “DBD/DEMAM BERDARAH/


DEMAM DENGUE”

TUGAS INDIVIDU

DISUSUN OLEH:

SUNYA SUHERMAN
1813101050

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT STIKES FORT DE KOCK
BUKITTINGGI TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas individu
Analisis program gizi dan kebijakan pangan Tentang Demam Berdarah (DBD).
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa semua ini tidak terlepas
dari bantuan bimbingan dan arahan dari dosen mata kuliah Analisis program gizi
dan kebijakan pangan, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. DR. Neila Sulung, S.Pd, Ns, M.Kes sebagai dosen mata kuliah Analisis
program gizi dan kebijakan pangan
2. Semua teman-teman dalam tim mata kuliah Analisis program gizi dan
kebijakan pangan dalam membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharap kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kemajuan ilmu  pengetahuan dan menjadi motivasi untuk
meningkatkan daya juang mahasiswa/i  pada masa kini dan yang akan datang.

Bukittinggi, Mei 2019

Penulis
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD
dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
Di Indonesia DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 45
tahun terakhir ini sejak tahun 1968 sampai saat ini dan telah menyebar di 33
provinsi dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota (88%).
Pada tahun 2016 ada 1552 kasus dengan jumlah 14 orang meninggal
dunia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, dari 15
kecamatan ada 15 puskesmas, 1 RSU, dan 1 Labkesda. Terdapat 3 puskesmas
yang memiliki kasus demam berdarah yaitu puskesmas semurup sebanyak 3
orang, 1 laki-laki dan 2 perempuan. Puskesmas depati VIII sebanyak 4 orang,
4 laki-laki dan 0 perempuan. Puskesmas semerap sebanyak 2 orang, 1 laki-
laki dan 1 perempuan. Puskesmas jujun sebanyak 7 orang, 2 laki-laki dan 5
perempuan.

Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Kerinci Tahun 2016
8

0
k o u s g i p n g II g g p n r o n g i
pe k tu lab era dan uka uru nta tun ti V ian gun era juju pu lol ma tun mia
m s i g d e m m a tu a h a m e m er ru ta
lo r n k g k se kem gai p se l k ta
pe ke unu iula lak ula de an kit
g s is u si un g ar u
s b
ng
sa

jumlah laki-laki perempuan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah


yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di puskesmas jujun kabupaten kerinci provinsi
jambi Tahun 2019

B. JUDUL PENELITIAN TERKAIT KASUS DI ATAS


1. Analisis spasial dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian
demam berdarah dengue (DBD) di puskesmas jujun kecamatan keliling
danau kabupaten kerinci Provinsi jambi
2. Analisis spasial demam berdarah dengue (DBD) terhadap kondisi
kesehatan lingkungan permukiman dan perilaku masyarakat di desa jujun
kecamatn keliling danau kabupaten kerinci provinsi jambi
3. Analisis Unsur Iklim Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di desa jujun kecamatn keliling danau kabupaten kerinci provinsi
jambi

Anda mungkin juga menyukai