Anda di halaman 1dari 50

Desa siaga – dssj -

CMHN
Desa Siaga (DS)
Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)
CMHN

WAWAN RISMAWAN, SKEP., NS., MSC.


Desa Siaga
 Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan
(bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) di desanya (Depkes RI, 2006
dalam Efendi, 2009).
 Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan
secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa
tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan
Desa.
Desa Siaga
Desa Siaga yang telah dicanangkan pemerintah,
merupakan gambaran masyarakat yang SADAR, MAU
DAN MAMPU mencegah dan mengatasi berbagai
ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti kurang
gizi, kejadian bencana, termasuk didalamnya gangguan
jiwa, dengan memanfaatkan potensi setempat secara
gotong royong, menuju Desa Siaga.
Desa Siaga Sehat Jiwa
Desa siaga sehat jiwa merupakan sebuah program,
yang mengajak masyarakat untuk ikut berperan serta
dalam mendeteksi penyakit  serta siaga terhadap
munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat
(Apsari, 2010).
Desa Siaga Sehat Jiwa

Rochana Dwi Astuti mengungkapkan, desa siaga sehat jiwa


merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
masyarakat, seperti kurang gizi, bencana, serta masalah
gangguan kejiwaan, dengan memanfaatkan potensi setempat
secara gotong royong.
Desa Siaga Sehat Jiwa
Beberapa tahapan yang akan dilaksanakan di
desa siaga sehat jiwa diantaranya, meliputi
persiapan, sosialisasi, pelatihan kader,
pendampingan, monitoring, dan pelaporan.
dengan dibentuknya desa siaga sehat jiwa,
diharapkan dapat mengurangi dampak dan
kerugian akibat dari adanya penderita
gangguan jiwa yang tidak dirawat (Apsari,
2010).
Desa Siaga Sehat jiwa merupakan salah satu program CMHN
(Community Mental Health Nursing) yang bertujuan untuk
(Meru, 2011) :

a. Pendidikan kesehatan jiwa untuk masyarakat sehat.


b. Pendidikan kesehatan jiwa untuk resiko masalah
psikososial.
c. Resiko jiwa untuk mengalami gangguan jiwa.
d. Terapi aktivitas bagi pasien gangguan jiwa mandiri.
e. Rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri.
f. Askep bagi keluarga pasien gangguan jiwa
Community Mental Health
Nursing (CMHN)
 Comunity Mental Health Nursing adalah upaya untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa dengan tujuan pasien yang tidak tertangani
di masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik (Meru,
2011)
 CMHN adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik,
dan paripurna, berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentang
terhadap stress dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan
kekambuhan yang berfungsi untuk membantu masyarakat dalam
menyelesaikan masalah-masalah jiwa akibat dampak bencana
KELURAHAN SIAGA

KELURAHAN YANG PENDUDUKNYA MEMILIKI


KESIAPAN SUMBER DAYA DAN KEMAMPUAN SERTA
KEMAUAN UNTUK MENCEGAH DAN MENGATASI
MASALAH-MASALAH KESEHATAN, BENCANA DAN
KEGAWATDARURATAN KESEHATAN SECARA
MANDIRI
KELURAHAN SIAGA SEHAT JIWA
Kelurahan Siaga Sehat Jiwa merupakan satu bentuk
pengembangan dari Kelurahan Siaga yang bertujuan agar
masyarakat ikut berperan serta dalam mendeteksi pasien
gangguan jiwa yang belum terdeteksi, membantu pemulihan
pasien yang telah dirawat di rumah sakit, serta siaga terhadap
munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat
LATAR BELAKANG

Prevalensi Gangguan Mental Emosional*)


Umur 15+ tahun menurut Kabupaten/kota, 2013

30

25

20

15

10

5 11.1

0
r i r g t a s n n a g u g a g i t r i g n i k i a r t
o go um nju un aru lay ami nga ebo ngk dan ay ban kart an kas ara ogo um un ebo kas epo mah lay anja ara
B kab Cia and G ma Ci ni r e e m u
S rwa ara
w Be B B ab n d i r e D i a B B
ik u Ci ajal um dra ng ota Suk Ba a C ta B ta ta C sikm ta awa
Su B s K S In Pu K u
K ta o ta t o o o J
Ta M nd Ko K K Ko Ta K
Ba K o K t a
Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2013 Ko
LATAR BELAKANG

Prevalensi Gangguan Jiwa Berat*), 2013


4.5

3.5

2.5

1.5
1.17
1

0.5

0
r i r g t a s n n a g u g a g i t r i g n i k i a r t
o go um nju un aru lay ami nga ebo ngk dan ay ban kart an kas ara ogo um un ebo kas epo mah lay anja ara
b i a d G a i i r e m w e B b d r e i a B
B ka C Riset n Kesehatan m Dasar n Ci jale Kesehatan
C uKementerian Su rwa ara
ra 2013 B n g a B k a an Ci a B a D C k m a B a
Su Ba sik
m
a Su Ind t u B t t a i t Jaw
Ta K
M Pu K
n du Ko ta S ta ota Ko Ko Kot Tas Ko
o K
Ba Ko K ta
Ko
LATAR BELAKANG

1 DARI 4
PASIEN PKM
LATAR BELAKANG
ODGJ Populasi tak
terjangkau

Kesenjangan
Pengobatan
Alternatif

1,2% Dinsos

4,2%
RSU/J

<5% Puskesmas
Levels of Care and
LATAR BELAKANG
low Intervention high

1 Mental
hospital
Frequency Costs
of need Psychiatric service
2
at general hospital/clinics

3 Community mental health services


(outpatient/outreach)

4 Mental health care


through primary health care services

5 Informal and formal community care/support


outside the health sector

6
Self and family care

high low
Quantity of services needed
(Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
Tinggi
Kebutuhan Sumber daya
Rasio ?
Fasilitas ?

Rendah
Rendah
KELURAHAN
SIAGA SEHAT
JIWA
Kelurahan Siaga Sehat Jiwa

Kader

TOG
A/TO
KSS Keluarg
MA J a

Pemerintah
TUJUAN UMUM KELURAHAN SIAGA SEHAT
JIWA

 Terbentuknya Kelurahan siaga sehat jiwa yang anggota


masyarakatnya mampu merawat anggota masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa secara mandiri melalui
penerapan konsep dan prinsip manajemen keperawatan
kesehatan jiwa

 Adanya layanan jiwa di Puskesmas sebagai salah satu


media yang memfasilitasi perawatan warga dengan
gangguan jiwa
TUJUAN KHUSUS KELURAHAN SIAGA SEHAT
JIWA
 Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan
kesehatan jiwa di wilayah Kelurahan.
 Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah masalah
pelayanan kesehatan jiwa di wilayah Kelurahan.
 Menyusun tujuan dan rencana pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang telah ditetapkan.
 Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang bersifat teknis operasional bagi
komunitas wilayah kelurahan.
MANFAAT KELURAHAN SIAGA SEHAT JIWA

 Masyarakat, adalah menambah wawasan dan kepedulian masyarakat


terhadap kesehatan jiwa. Masyarakat menjadi siaga terhadap munculnya
masalah kesehatan jiwa di masyarakat.

 Kelurahan, adalah membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di


masyarakat, khususnya kesehatan jiwa.

 Puskesmas, adalah membantu menyelesaikan masalah khususnya terkait


dengan kesehatan jiwa secara operasional dari aspek manajemen
pelayanan, sehingga membantu puskesmas untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
KEGIATAN
KELURAHAN
SIAGA
SEHAT JIWA
Deteksi Keluarga

Salah satu peran dan fungsi kader kesehatan jiwa adalah mendeteksi
seluruh keluarga yang ada di desa siaga sehat jiwa.

Pengertian
 Deteksi adalah kemampuan kader kesehatan jiwa untuk mengetahui
kondisi kesehatan jiwa keluarga yang tinggal di desa siaga sehat
jiwa.
 Hasil deteksi adalah sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan
gangguan jiwa.
Tujuan
 Melalui deteksi diperoleh gambaran tentang
kesehatan jiwa satu wilayah yang ditunjukkan
melalui :
Jumlah keluarga yang sehat jiwa
Jumlah keluarga yang berisiko mengalami
masalah psikososial
Jumlah keluarga yang mempunyai pasien
gangguan jiwa
Persiapan

Kader mempelajari tanda–tanda orang/keluarga yang


berisiko mengalami masalah psikososial atau
orang/keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Kader mengidentifikasi orang/keluarga yang diduga


mengalami risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa

Melakukan kontrak/janji untuk bertemu dengan pasien


dan keluarga
Pelaksanaan
 Setiap dusun memiliki 2 orang kader kesehatan jiwa
 Setiap kader mengelola setengah dari jumlah keluarga di
dusun (kader membagi habis jumlah keluarga di dusun untuk
di kelola bersama)
 Kader menilai kesehatan jiwa tiap keluarga yang tinggal di
wilayahnya dengan cara wawancara dan pengamatan
 Untuk menilai perilaku yang menunjukkan adanya risiko
masalah psikososial atau gangguan jiwa maka kader kesehatan
perlu mengetahui tanda – tanda/perilaku yang menunjukkan
individu tersebut risiko masalah psikososial atau gangguan
 Berdasarkan penilaian yang dilakukan kader
mengelompokkan keluarga yang tinggal di
wilayahnya menjadi 3 kelompok :

 Kelompok keluarga sehat adalah keluarga yang tinggal di wilayah


kerja kader dan tidak menunjukkan perilaku menyimpang; baik
risiko masalah psikososial
 Kelompok keluarga yang berisiko masalah psikososial adalah
keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader
 Kelompok keluarga yang anggota keluarganya mengalami
gangguan jiwa adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader
dan mempunyai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Pelaporan

 Kader mencatat nama seluruh keluarga yang tinggal di


wilayahnya
 Kader mencatat data – data keluarga yang mempunyai risiko
masalah psikososial
 Kader mencatat data – data keluarga yang mengalami gangguan
jiwa
 Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing – masing
kelompok dicatat
 Hasil pencatatan disampaikan pada perawat Puskesmas yang
bertanggungjawab
RISIKO MASALAH PSIKOSOSIAL

N FAKTOR RISIKO
O
1 Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai
2 Kehilangan pekerjaan,
3 Kehilangan harta benda,
4 Kehilangan anggota tubuh
5  Penyakit fisik kronis : Hipertensi , TBC, DM, Jantung,
  Ginjal, Rhematik
 Hamil dan postpartum
GANGGUAN JIWA

Gangguan jiwa menurut Departemen Kesehatan


Republik Indonesia adalah suatu perubahan
pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan
dalam melaksanakan peran sosial.
PERILAKU YANG MENUNJUKKAN TANDA
GANGGUAN JIWA
NO CIRI PERILAKU
1 Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
2 Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari (kebersihan, makan, minum,
  aktivitas) berkurang
3 Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)
4 Marah – marah tanpa sebab
5 Bicara atau tertawa sendiri
6 Mengamuk
7 Menyendiri
8 Tidak mau bergaul
9 Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
10 Mengatakan atau mencoba bunuh diri
SEHAT JIWA

 Keluarga yang sehat jiwa adalah keluarga yang anggota


keluarganya tidak ada gangguan jiwa atau risiko masalah
psikososial.

 Semua hasil deteksi dimasukkan dalam buku deteksi


keluarga, kemudian dimasukkan di buku penyuluhan,
dimana kelompok sehat jiwa dibagi dalam kelompok,
demikian pula risiko dan gangguan jiwa.
MENGGERAKKAN KELOMPOK KELUARGA SEHAT
UNTUK PENYULUHAN KESEHATAN

Pengertian
Penggerakkan kelompok keluarga sehat adalah kegiatan memobilisasi
keluarga yang sehat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan
jiwa oleh Puskesmas yang dilakukan secara rutin

Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong
keluarga sehat agar menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan
dilaksanakan
Persiapan
 Kader mengidentifikasi keluarga sehat jiwa yang akan
mengikuti penyuluhan; sesuai dengan topik penyuluhan
(misalnya keluarga dengan anak bayi)
 Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi
sasaran penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan
 Kader mengingatkan peserta penyuluhan satu hari sebelumnya
untuk hadir penyuluhan
 Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir satu jam
sebelum penyuluhan
 Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
 Kader mempersiapkan tempat penyuluhan
Pelaksanaan

Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan


Mengumpulkan peserta penyuluhan
Mendampingi petugas Puskesmas yang memberikan penyuluhan
Memotivasi peserta untuk bertanya

Pelaporan

Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta


Menggerakkan Kelompok Keluarga
Yang Berisiko Mengalami Masalah Psikososial
Untuk Mengikuti Penyuluhan Kesehatan

Pengertian
Menggerakkan kelompok keluarga yang berisiko mengalami
masalah psikososial adalah kegiatan memobilisasi keluarga
yang mengalami risiko maslah psikososial untuk mengikuti
penyuluhan kesehatan oleh Puskesmas yang dilakukan rutin

Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan
mendorong keluarga yang risiko masalah psikososial untuk
menghadiri penyuluhan kesehatan
Persiapan

 Kader mengidentifikasi keluarga berisiko masalah psikososial untuk


mengikuti penyuluhan
 Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran
penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan
 Kader mengingatkan peserta penyuluhan 1 hari sebelumnya untuk hadir
penyuluhan
 Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir 1 jam sebelum
penyuluhan
 Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
 Kader mempersiapkan tempat penyuluhan
Pelaksanaan

 Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan


 Mengumpulkan peserta penyuluhan
 Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan
 Memotivasi peserta untuk bertanya

Pelaporan
Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta
Menggerakkan Kelompok Keluarga
Dengan Penderita Gangguan Jiwa Untuk
Mengikuti Penyuluhan Kesehatan,

Pengertian
Menggerakkan kelompok keluarga yang mempunyai gangguan
jiwa adalah kegiatan memobilisasi keluarga untuk mengikuti
kegiatan penyuluhan oleh Puskesmas yang dilakukan rutin

Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan
mendorong keluarga yang mempunyai gangguan jiwa untuk
menghadiri penyuluhan
Persiapan

 Kader mengidentifikasi keluarga yang mempunyai gangguan


jiwa yang akan mengikuti penyuluhan
 Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi
sasaran penyuluhan1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan
 Kader satu hari sebelumnya mengingatkan keluarga yang
menjadi sasaran penyuluhan untuk hadir
 Kader mengingatkan keluarga untuk hadir 1 jam sebelum
penyuluhan
 Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan,
 Kader mempersiapkan tempat penyuluhan,
Pelaksanaan

 Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan


 Mengumpulkan peserta penyuluhan
 Mendampingi Petugas Puskesmas yang memberikan penyuluhan
 Memotivasi peserta untuk bertanya

Pelaporan
Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta
Menggerakkan Kelompok Pasien Gangguan Jiwa
Untuk Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Dan
Rehabilitasi

Pengertian
Menggerakkan kelompok pasien gangguan jiwa adalah
kegiatan memobilisasi pasien untuk mengikuti kegiatan TAK
dan Rehabilitasi oleh Petugas Puskesmas yang dilakukan rutin

Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan
mendorong pasien gangguan jiwa untuk mengikuti TAK dan
Rehabilitasi.
Persiapan

 Kader bersama Petugas Puskesmas mengidentifikasi pasien gangguan yang akan


mengikuti TAK dan rehabilitasi
 Kader bersama Petugas Puskesmas menyampaikan rencana TAK dan Rehabilitasi
 Kader bersama keluarga memfasilitasi kebutuhan (alat dan bahan) rehabilitasi
 Kader mengundang pasien dan keluarga yang akan mengikuti TAK untuk hadir
 Kader mengundang pasien yang akan mengikuti TAK untuk hadir
 Kader mengingatkan pasien dan keluarga untuk hadir pada kegiatanTAK dan
rehabilitasi yang akan dilaksanakan
 Kader mempersiapkan daftar hadir peserta kegiatan (TAK dan rehabilitasi)
 Kader mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan TAK dan rehabilitasi
Pelaksanaan

 Mengumpulkan peserta TAK dan rehabilitasi


 Mendampingi perawat CMHN yang melakukan kegiatan (TAK
dan rehabilitasi)
 Kader memotivasi peserta untuk aktif mengikuti kegiatan (TAK
dan rehabilitasi)

Pelaporan
 Membuat laporan kegiatan TAK dan rehabilitasi serta kehadiran
peserta
Kunjungan Rumah

Pengertian
Kunjungan rumah adalah kunjungan kader kesehatan jiwa ke
keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa
dan telah dirawat oleh Petugas Puskesmas, kader melakukan
penilaian terhadap kemampuan pasien gangguan jiwa dan
keluarga dalam perawatan pasien.
Tujuan
Melalui kunjungan rumah diperoleh informasi terkini tentang
kemampuan pasien mengatasi masalahnya dan keterlibatan
keluarga dalam perawatan pasien dirumah.
Sasaran
Penderita gangguan jiwa dan kleluarga
Persiapan

 Menyiapkan buku supervisi kader


 Melakukan perjanjian/kontrak dengan keluarga

Pelaksanaan
 Memberikan salam
 Melakukan perjanjian/kontrak
 Mengobservasi perilaku pasien dan melakukan wawancara dengan pasien dan
keluarga tentang kemampuan pasien
 Menyampaikan pujian terhadap kemampuan pasien dan keluarga,
 Membuat perjanjian untuk kunjungan pada minggu berikutnya dengan tujuan tertentu

Pelaporan
 Tuliskan hasil observasi kader pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus
pasiennya
Rujukan Kasus

Pengertian
Rujukan adalah mengirimkan pasien kepada perawat CMHN
yang bertanggungjawab. Rujukan dilakukan jika saat
supervisi/kunjungan rumah/deteksi keluarga kader menemukan :
 Pasien mengalami kemunduran perilaku; berdasarkan penilaian
terhadap perilaku pasien saat kunjungan rumah
 Pasien baru yang ditemukan

Tujuan
Melalui rujukan, pasien gangguan jiwa mendapatkan perawatan
yang lebih baik lagi
Persiapan

 Kader menyiapkan laporan kunjungan rumah/supervisi yang menunjukkan


kemunduran perilaku pasien atau adanya masalah kesehatan baru
 Kader mengisi format rujukan kasus
Pelaksanaan
 Kader menyampaikan laporan hasil kunjungan rumah pada
Petugas Puskesmas
 Kader memberikan surat rujukan pada Petugas Puskesmas
Pelaporan
 Tuliskan hasil observasi Kader pada buku pegangan kader sesuai dengan
kasus pasiennya
Pendokumentasian

Pengertian
Pendokumentasian adalah menuliskan seluruh tindakan yang dilakukan kader
(deteksi, penggerakkan, kunjungan rumah dan rujukan kasus)
Tujuan
Melalui pendokumentasian yang dilakukan kader, diharapkan perkembangan
kondisi kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan yang telah
dilakukan di desa siaga sehat jiwa tercatat dengan baik
Bentuk dokumentasi
 Buku pegangan kader : deteksi keluarga
 Buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa
 Buku pegangan kader : supervisi pasien gangguan jiwa
 Surat rujukan

Anda mungkin juga menyukai