Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SKRINIING KESEHATAN JIWA

UPTD. PUSKESMAS BOLA

I. P E N D A H U L U A N

Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat non materi, tetapi fungsi
d a n manifestasinya sangat terkait pada materi. Jiwa bukan berupa benda, melainkan
sebuah sistem perilaku, hasil olah pemikiran, perasaan, pengaruh lingkungan sosial. Semua ini
merupakan manifestasi sebuah kejiwaan seseorang. Manifestasi jiwa terkait pada
materi yang dapat diamati adalah berupa perilaku
manusia.  K e s e h a t a n   j i w a   m e n u r u t   u n d a n - u n d a n g   K e s e h a t a n   J i w a   T a h u n   2 0 1 4
merupakan suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Gangguan jiwa dan perilaku menurut The World
Health Report 2001, sekitar 25% dialami oleh hampir seluruh penduduk pada suatu saat
dalam hidupnya danlebih dari 40% di antaranya didiagnosis secara tidak tepat sehingga
menghabiskan biaya untuk pemeriksaan laboratorium
dan pengobatan yang tidak tepat. Gangguan jiwa dan perilaku dialami oleh sekitar 10% populasi
orang dewasa. Dalam penelitian l a i n j u g a m e n e m u k a n b a h w a 2 4 % d a r i p a s i e n
yang mengunjungi dokter
p a d a  pelayanan kesehatan dasar ternyata mengalami gangguan jiwa. 65% dari pasien tersebut
datang dengan keluhan-keluhan fisik dan banyak diantaranya yang tidak  ditemukan
gangguan fisiknya. Dalam rangka untuk mendeteksi penyakit atau kelainan pada mayarakat
agar dengan cepat dapat dibedakan orang yang tampak sehat atau yang
kecenderungan memiliki penyakit atau kelainan tertentu.
S e l a n j u t n y a ,   p e t u g a s   k e s e h a t a n (Psikolog/Dokter) bisa melakukan diagnosa dan
pengobatan. Deteksi dini merupakan bagian dari pencegahan sekunder yang terdiri dari deteksi
dini dan diikuti pengobatan tepat. Konsep dari deteksi dini adalah mendeteksi kemungkinan
mengalami suatu penyakit pada orang-orang tanpa gejala. Dengan melakukan deteksi
dini maka klasifikasi memungkinkan terkena suatu penyakit pada seseorang menjadi lebih awal
diketahui. Pada tahap selanjutnya, orang dengan hasil deteksi dini positif dievaluasi
menggunakan prosedur diagnosis untuk memastikan apakah benar mengalami penyakit sehingga
terapi menjadi lebih cepat diberikan dan out come penyakit sebagian besar berakhir
dengan kesembuhan (prognosis lebih baik).

II. L A T A R B E L A K A N G
Masyarakat Indonesia tergolong mempunyai kesehatan mental yang rendah. Hal
tersebut terlihat dengan banyaknya kasus-kasus kesehatan mental diantaranya
yaitu masalah kekerasan seksual pada anak atau pedofil. Menurut Data Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (dalam Tempo.co, 2014) menunjukkan tren kasus
kekerasan seksual terhadap anak meningkat. Pada 2012 korbannya 256 orang
dan pada 2013 menjadi 378 orang. Korbannya 60 persen anak laki-laki dan 40 persen anak
perempuan. Masalah kesehatan mental yang lain yaitu banyaknya orang yang mengalami depresi
dan mengakibatkan orang tersebut bunuh diri. Berdasarkan data kepolisian Republik Indonesia
(dalam depkes.go.id, 2016) pada tahun 2012 terdapat 9 8 1 k a s u s k e m a t i a n k a r e n a b u n u h
d i r i d a n 9 2 1 k a s u s p a d a t a h u n 2 0 1 3 . A n g k a tersebut belum termasuk kasus
yang tidak dilaporkan. Selain itu berdasarkan data WHO bunuh diri merupakan
penyebab kematian nomor dua pada usia produktif. Masalah yang sangat kompleks
tersebut sampai sekarang ini belum sepenuhnya tertangani.
Upaya penanggulangan kesehatan mental sudah banyak dilakukan di
Indonesia dan salah satunya dimulai dari fasilitas kesehatan 1 yakni
puskesmas.Upaya yang dilakukan berupa asesmen awal atau disebut skrining. Petugas
Kesehatan
di puskesmas merupakan orang yang terdekat dengan Masyarakat
s e h i n g g a  pelaksanaan ini diharapkan lebih mudah untuk dilaksanakan. Tujuannya
adalah agar m a s y a r a k a t   l e b i h   a w a r e   t e r h a d a p   k o n d i s i   d i r i n y a   d e n g a n   m e l a k u k
a n   s k r i n i n g terhadap diri seperti yang sudah diajarkan oleh petugas kesehatan terdekat.
Menurut WHO pengertian skrining adalah upaya pengenalan penyakit atau kelainan
yang belum diketahui dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur lain yangdapat
secara cepat membedakan orang yang tampak sehat dengan orang yang tampak sehat tetapi
sesungguhnya menderita kelainan.

III. T U J U A N
1. U m u m
Terdeteksinya kasus kesehatan jiwa pada masyarakat di wilayah UPTD
Puskesmas Bola.
2. K h u s u s
a. U n t u k   m e n d e t e k s i   s e c a r a   d i n i   k a s u s   K e s e h a t a n
jiwa yang datang dari masyarakat sekitar wilayah Puskesmas
Bola.
b. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat guna mencegah terjadinya
gangguan kesehatan mental di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Bola.
c. U n t u k   m e n e m u k a n   k a s u s   g a n g g u a n   j i w a   a n t a r a   l a i n
g a n g g u a n   p e r i l a k u , depresi, kecemasan dan lainnya dari masyarakat.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1) S k r i n i n g K e s e h a t a n J i w a
2) M e n e n t u k a n   k e l o m p o k   s a s a r a n .
3) Mengklasifikasikan hasil skrining di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bola.
V. C A R A   M E L A K S A N A K A N   K E G I A T A N
a. P e n y e d i a a n   f o r m a t
Menyediakan format skrining jiwa.
b. K o o r d i n a s i d e n g a n p e t u g a s P o l i R u a n g a n
Melakukan koordinasi kepada petugas Poli ruangan agar melakukan
screening jiwa dan akan di laporkan dalam laporan bualanan.
c. M e l a k u k a n s k r i n i n g j i w a d i M a s y a r a k a t
Memberikan pertanyaan kepada pasien yang di jumpai saat melakukan pelayanan
di dalam dan di luar Gedung.
d. M e n y i m p u l k a n   h a s i l   s k r i n i n g
Menyimpulkan hasil dari wawancara dengan pasien untuk mencari
permasalahanyang ada pada pasien tersebut.
e. R u j u k a n
Melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi bila ada
masalahkejiwaan pada pasien untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

VI. S A S A R A N  
Sasaran Skrining jiwa adalah :
1) Didalam gedung yaitu pasien yang datang ke Pelayanan UPTD Puskesmas
Bola
2) Di luar gedung yaitu masyarakat di seluruh Kelurahan se-Kecamatan
Puskesmas Bola pada kegiatan penjaringan anak sekolah, Kegiatan PTM, posyandu dan
Posbindu.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan Skrining Kesehatan Jiwa adalah sebagai berikut:
N KEGIATAN Jan Feb Ma Apr Me Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
O r i
1 Skrining ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Kesehatan
Jiwa

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1) P r a   M i n l o k  
Adalah kegiatan rapat tim untuk menyelesaikan masalah apabila
a d a   s u a t u  permasalahan yang harus di selesaikan dengan bantuan lintas program
atau lintas sektor.
2) L a p o r a n   b u l a n a n
Hasil kegiatan yang di lakukan selama satu bulan berupa hasil skrining,laporan pasien
rawat jalan serta pasien kunjungan rumah.
3) L o k a k a r y a b u l a n a n
Mempersentasikan hasil laporan bulanan dan menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam kegiatan program kesehatan jiwa.
IX. PENCATATAN,PELAPORAN,DANEVALUASI
KEGIATAN
A. Pencatatan dan pelaporan program Kesehatan Jiwa
1. F o r m a t s k r i n i n g ( S e l f R e p o r t i n g Q u e s t i o n a i r e )
Adalah lembaran pencatatan hasil kesimpulan dari pertanyaan skrining (Self 
Reporting Questionaire), yang di lakukan oleh tenaga 
k e s e h a t a n   u n t u k   mendeteksi dini gangguan kesehatan jiwa.
2. B u k u r e i s t e r
Adalah buku untuk menyimpan data yang memfalitasi
k e m u d a h a n   d a n ketepatan dalam pengambilan kembali data tersebut.

X. P E N U T U P
Demikian kerangka acuan kegiatan ini dibuat dan disusun untuk dijadikan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan program kesehatan Jiwa UPT Puskesmas Bola.

Anda mungkin juga menyukai