1
Tabel 1.1 Kunjungan Pasien Jiwa Puskesmas Tejo Agung tahun 2019
Laki-Laki Perempuan
40 17 57
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tejo Agung Jumlah pasien Jiwa yang
dipasung tidak ada
2
c. Menurunkan jumlah penderita gangguan jiwa di wilayah UPTD
Puskesmas Tejo Agung
d. Terdeteksi dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara
dini
e. Mengoptimalkan penderita gangguan jiwa yang mulai membaik
untuk bisa mandiri dan produktivitas.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.4 Indikator Keberhasilan JUMANJI (JURU MANTAU JIWA)
i. Indikator masukan (input)
Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar
masukan yang telah ada dalam pembentukan JUMANJI (JURU
MANTAU JIWA).
ii. Indikator proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya
yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pelayan kesehatan jiwa,
berfungsi/tidaknya JUMANJI (JURU MANTAU JIWA),
berfungsi/tidaknya sistem pelayanan JUMANJI (JURU MANTAU
JIWA).
iii. Indikator keluaran (output)
Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar
hasil kegiatan yang dicapai dan dilaporkan
iv. Indikator dampak
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar
dampak dari hasil kegiatan yang dilakukan
NO FAKTOR RESIKO
1. Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai
2. Kehilangan pekerjaan,
3. Kehilangan harta benda,
4. Kehilangan anggota tubuh
5. Penyakit fisik kronis : Hipertensi , TBC, DM, Jantung, Ginjal,
6. Rheumatik
Hamil dan postpartum
B Gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh
rusaknya fungsi jiwa (ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi,
aktivitas, motivasi, belajar) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam
5
melakukan fungsi sosial (interaksi/bergaul). Penyebab gangguan jiwa adalah
ketidakmampuan seseorang beradaptasi dengan masalah. Gangguan jiwa
dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Perilaku yang menunjukkan
seseorang mengalami gangguan jiwa adalah sangat beragam seperti tabel
berikut :
Tabel 2.2 Perilaku yang menunjukan tanda gangguan jiwa
NO CIRI PERILAKU
1. Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
2. Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari (kebersihan, makan,
minum, aktivitas) berkurang
3. Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)
4. Marah – marah tanpa sebab
5. Bicara atau tertawa sendiri
6. Mengamuk
7. Menyendiri
8. Tidak mau bergaul
9. Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
10. Mengatakan atau mencoba bunuh diri
C. Sehat Jiwa
6
Dengan catatan sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat harus
melakukan kontrak dengan pasien, yang di dalamnya ada penjelasan
maksud dan tujuan, waktu yang di perlukan dan terminasi/mengakhiri.
Tahap-tahap pemeriksaan fisik haruslah dilakukan secara urut dan
menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut :
1. Kulit, rambut dan kuku
2. Kepala meliputi : mata, hidung, telinga dan mulut
3. Leher : posisi dan gerakan trachea
4. Dada : jantung dan paru
5. Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
6. Genetalia
7. Kekuatan otot /muskuloskeletal
8. Neurologi
2.7 Konseling
Pengertian :
Konseling kesehatan jiwa adalah merupakan proses yang melibatkan
seseorang konselor yang berusaha membantu orang lain (konseling)
dalam mencapai pemahaman dirinya (self-understanding), membuat
keputusan dan pemecahan masalah.
Tujuan :
7
3. Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan
teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang
diinginkan yang menjadi tujuan konseling.
4. Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah
kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan
mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling.
5. Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses konseling.
2.8 Pengobatan
Pengertian
Tujuan :
Langkah – langkah :
a. Psikofarmakologi
Penanganan penderita gangguan jiwa dengan cara ini adalah dengan
memberikan terapi obat-obatan yang akan di tujukan pada gangguan
fungsi neurotransmitter sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat
dihilangkan. Terapi obat diberikan dalam jangka waktu relatif lama,
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
b. Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmakologi dan telah mencapai tahap dimana kemampuan
menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah
membaik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain
psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan
semangat juangnya. Psikoterapi Re-duktif dimaksudkan untuk
memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki
kesalahan pendidikan di waktu lalu. Psikoterapi rekontruktif
dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula
8
sebelum sakit. Psikologi kognitif dimaksudkan untuk memulihkan
kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga
penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan
perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan
diri. Psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita
dan keluarganya (Maramis 1990).
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak
menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi
psikososial ini hendaknya masih tetap menkonsumsi obat
psikofarmaka. (Hawari 2007)
4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, memanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci. Menurut Ramachandra dalam
Yosep (2007), telah mengatakan serangkaian penelitian terhadap
pasien pasca epilepsi sebagian besar mengungkapkan pengalaman
spiritualnya sehingga semua yang dirasa menjadi sirna dan
menemukan kebenaran tertinggi yang tidak di alami pikiran biasa
merasa berdekatan dengan cahaya Ilahi.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting di lakukan sebagai persiapan
penempatan kembali keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini
diberikan kegiatan sesuai kemampuan pasien. Berupa kegiatan
senam, bercocok tanam, membuat kerajinan contohnya sapu lidi.
9
2.9 Pendokumentasian
a. Pengertian
Pendokumentasian adalah menuliskan seluruh tindakan yang
dilakukan.
b. Tujuan
Melalui pendokumentasian diharapkan perkembangan kondisi
kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan yang telah
dilakukan UPTD Puskesmas Tejo Agung tercatat dengan baik.
c. Bentuk dokumentasi
Bentuk dokumentasi dapat berupa : Rekam Medis dan atau Foto.
10
BAB 3
KERANGKA KEGIATAN
Inform consent
keluarga & pasien
setuju menolak
Pasien Pulang
11
BAB 4
HASIL KEGIATAN
HASIL PENDATAAN KESEHATAN JIWA
Jumlah penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Tejo Agung pada tahun
2019 tercata 5.057 jiwa.
NO. KELURAHAN TOTAL
1. Tejo Agung 6540
2. Tejo Sari 3528
2. ODMK
6 % x Jml Penduduk 6 % x 10.068 = 604
3.
ODGJ 0,22 % x Jml Penduduk 0,22% x 10.068 = 22
4. 14,3 % x Estimasi
Pasung 14,3 % x 22 = 2
ODGJ
12
Data Pasien Jiwa UPTD Puskesmas Tejo Agung
13
Foto Dokumentasi Kegiatan JUMANJI 2019
Tn. Yudianto
14
Pendampingan Kasus Kesehatan Jiwa
Tn. Bambang
15
Dokumentasi th 2021
Ny. Surati
16
Dokumentasi th 2022
TN. Zubir Anwar
17