Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN INOVASI

KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN JIWA


JUMANJI
(Juru Mantau Jiwa)

UPTD PUSKESMAS TEJO AGUNG


DINAS KESEHATAN KOTA METRO
TAHUN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah Kesehatan Jiwa memiliki ruang lingkup yang luas dan
menimbulkan beban yang besar bagi masyarakat, Terdapat beragam
gangguan jiwa yang sesungguhnya dialami masyarakat, bukan hanya
gangguan psikotik, namun gangguan cemas, depresi dan gangguan jiwa
yang tampil dalam bentuk keluhan fisik. Masalah kesehatan terutama
gangguan jiwa saat ini angka insidennya masih tinggi. Berdasarkan hasil
Survey Kesehatan Jiwa Rumah Tangga (SKJRT) pada masyarakat di 11 kota
di Indonesia tahun 1995, prevalensi masa kesehatan jiwa adalah 185 per
1000 populasi orang dewasa atau paling sedikit satu dari empat orang
pernah mengalami gangguan jiwa dan memutuhkan pelayanan kesehatan
jiwa.Berdasarkan data SUSENAS dan BPS,Direktorat Bina Pelayanan
Kesehatan Jiwa,Direktur Jendral Bina Pelayanan medik, Departemen RI
dengan mengkaji gangguan jiwa di 16 kota di Indonesia dari 1996 sampai
2000, menemukan tipe gangguan jiwa dan proporsinya yaitu, andiksi 44,0%,
defisit kapasitas mental 34,0%, disfungsi mental 16,2% dan disintegrasi
mental 5,8%.Dalam peneletian tersebut juga di peroleh gambaran gangguan
jiwa pada anak-anak , yaitu 104/1000 dan dewasa 140/1000. Keadaan ini
semakin meningkat sejalan dengan perubahan ekonomi , sosial dan budaya.
Prevalensi ganguan jiwa pada orang dewasa terdiri dari psikosis 3/1000,
demensia 4/1000, retardasi mental 5/1000, dan gangguan jiwa lainnya
5/1000.

UPTD Puskesmas Tejo Agung merupakan salah satu Fasilitas


Kesehatan Tingkat Pertama Dinas Kesehatan Kota Metro. Jumlah penduduk
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tejo Agung pada tahun 2019 tercatat :
10.068 jiwa yang tersebar di 2 Kelurahan,yaitu Kelurahan Tejo Agung dan
Kelurahan Tejo Sari. Dari 2 kelurahan ini memiliki pasien jiwa yang cukup
tinggi.Berikut tabel jumlah pasien jiwa UPTD Puskesmas Tejo Agung :

1
Tabel 1.1 Kunjungan Pasien Jiwa Puskesmas Tejo Agung tahun 2019

Jenis Kelamin Total

Laki-Laki Perempuan

40 17 57

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tejo Agung Jumlah pasien Jiwa yang
dipasung tidak ada

Dari data di atas di dapatkan bahwa pada tahun 2019 sampai


sekarang Dinas Kesehatan Kota Metro bebas pasung untuk itu UPTD
Puskesmas Tejo Agung Membentuk JUMANJI (Juru Memantau Jiwa) untuk
melakukan pemantauan terhadap pasien jiwa dalam upaya pengobatan dan
deteksi dini terhadap kasus kesehatan jiwa. Karna mungkin masih banyak
kasus jiwa yang belum tercakup dan masyarakat ada yang masih enggan
membawa keluarga yg mempunyai kasus jiwa ke puskesmas. Dengan
adanya masalah seperti itu diharapkan kasus kesehatan jiwa pada
masyarakat yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tejo Agung tidak
mengalami peningkatan dan tertangani dengan baik dan puskesmas lebih
mendekatkan layanan supaya kasus jiwa terdeteksi secara dini.
UPTD Puskesmas Puskesmas Tejo Agung membentuk JUMANJI
(Juru Memantau Jiwa), untuk tahap pertama pelaksanaannya di bantu oleh
kader keswa untuk memantau pasien jiwa dalam meminum obat, kader
keswa yang melaporkan ke UPTD puskesmas jika ada masalah dengan
pasien jiwa serta bekerja sama dengan tokoh masyarkat dan lintas sector
untuk penanganan pasien jiwa.

1.2 Tujuan Kegiatan


I. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan jiwa dan kualitas hidup masyarakat
serta tercapainya derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi seluruh
masyarakat.
II. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan jiwa.
b. Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan jiwa.

2
c. Menurunkan jumlah penderita gangguan jiwa di wilayah UPTD
Puskesmas Tejo Agung
d. Terdeteksi dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara
dini
e. Mengoptimalkan penderita gangguan jiwa yang mulai membaik
untuk bisa mandiri dan produktivitas.

1.3 Manfaat Kegiatan


1. Bagi Puskesmas, dapat membantu puskesmas untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, yang
akhirnya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
2. Bagi Kota Metro, dapat membantu menyelesaikan masalah yang
terjadi di masyarakat, khususnya kesehatan jiwa.
3. Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan dan kepedulian
masyarakat terhadap kesehatan jiwa dan gangguan jiwa dapat
terdeteksi secara dini.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 JUMANJI (JURU MANTAU JIWA)


JUMANJI adalah suatu tempat pelayanan yang di gunakan untuk
memberikan pelayanan kesehatan jiwa terhadap orang dengan gangguan
jiwa, baik pemeriksaan fisik, konseling ,pengobatan ,deteksi dini pasien jiwa
juga pembinaan pasien jiwa yang sudah mulai membaik untuk bisa hidup
lebih mandiri dengan kegiatan yang bisa di lakukan.

2.2 Tujuan JUMANJI (JURU MANTAU JIWA)


1. Tujuan umum :
terwujudnya Kelurahan dengan masyarakat yang sehat, peduli,
dan tanggap terhadap masalah kesehatan jiwa.
2. Tujuan khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan jiwa.
b. Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan jiwa.
c. Menurunkan jumlah penderita gangguan jiwa di wilayah UPTD
Puskesmas Tejo Agung.
d. Terdeteksi dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa
secara dini.
e. Mengoptimalkan penderita gangguan jiwa yang mulai membaik
untuk mandiri dan Produktifitas.

2.3 Kriteria JUMANJI (JURU MANTAU JIWA)


a. Adanya tempat pelayanan kesehatan jiwa, dalam hal ini di
tempatkan di Puskesmas dan Poskekel.
b. Adanya pelayanan kesehatan dasar.
c. Adanya petugas puskesmas yang memberikan pelayanan
kesehatan jiwa (dokter/perawat/bidan).
d. Adanya kader kesehatan jiwa yang membantu memberikan
pembinaan kepada pasien jiwa yang hampir sembuh, agar ada
kegiatan yang positif untuk membantu pasien agar lebih mandiri.

4
2.4 Indikator Keberhasilan JUMANJI (JURU MANTAU JIWA)
i. Indikator masukan (input)
Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar
masukan yang telah ada dalam pembentukan JUMANJI (JURU
MANTAU JIWA).
ii. Indikator proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya
yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pelayan kesehatan jiwa,
berfungsi/tidaknya JUMANJI (JURU MANTAU JIWA),
berfungsi/tidaknya sistem pelayanan JUMANJI (JURU MANTAU
JIWA).
iii. Indikator keluaran (output)
Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar
hasil kegiatan yang dicapai dan dilaporkan
iv. Indikator dampak
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar
dampak dari hasil kegiatan yang dilakukan

2.5 Karakteristik keluarga yang berisiko mengalami masalah


psikososial, gangguan jiwa dan sehat jiwa
- Resiko terjadinya masalah psikososial

Tabel 2.1 Resiko masalah psikososial

NO FAKTOR RESIKO
1. Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai
2. Kehilangan pekerjaan,
3. Kehilangan harta benda,
4. Kehilangan anggota tubuh
5. Penyakit fisik kronis : Hipertensi , TBC, DM, Jantung, Ginjal,
6. Rheumatik
Hamil dan postpartum

B Gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh
rusaknya fungsi jiwa (ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi,
aktivitas, motivasi, belajar) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam

5
melakukan fungsi sosial (interaksi/bergaul). Penyebab gangguan jiwa adalah
ketidakmampuan seseorang beradaptasi dengan masalah. Gangguan jiwa
dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Perilaku yang menunjukkan
seseorang mengalami gangguan jiwa adalah sangat beragam seperti tabel
berikut :
Tabel 2.2 Perilaku yang menunjukan tanda gangguan jiwa

NO CIRI PERILAKU
1. Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
2. Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari (kebersihan, makan,
minum, aktivitas) berkurang
3. Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)
4. Marah – marah tanpa sebab
5. Bicara atau tertawa sendiri
6. Mengamuk
7. Menyendiri
8. Tidak mau bergaul
9. Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
10. Mengatakan atau mencoba bunuh diri

C. Sehat Jiwa

Keluarga yang sehat jiwa adalah keluarga yang anggota keluarganya


tidak ada gangguan jiwa atau resiko masalah psikososial.
2.6 Pemeriksaan Fisik
a. Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji
bagian tubuh pasien baik secara lokal atau  (head to toe) guna
memperoleh informasi/data dari keadaan pasien secara komprehensif
untuk menegakan suatu diagnosa keperawatan maupun kedokteran.
Tujuan :
- Untuk mencari masalah keperawatan
- Untuk menegakan / merumuskan diagnosa keperawatan/kedokteran
- Untuk membantu proses rencana keperawatan dan pengoatan

Prosedur tindakan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki :

6
Dengan catatan sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat harus
melakukan kontrak dengan pasien, yang di dalamnya ada penjelasan
maksud dan tujuan, waktu yang di perlukan dan terminasi/mengakhiri.
Tahap-tahap pemeriksaan fisik haruslah dilakukan secara urut dan
menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut :
1.      Kulit, rambut dan kuku
2.      Kepala meliputi : mata, hidung, telinga dan mulut
3.      Leher : posisi dan gerakan trachea
4.      Dada : jantung dan paru
5.      Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
6.      Genetalia
7.      Kekuatan otot /muskuloskeletal
8.      Neurologi

2.7 Konseling
Pengertian :
Konseling kesehatan jiwa adalah merupakan proses yang melibatkan
seseorang konselor yang berusaha membantu orang lain (konseling)
dalam mencapai pemahaman dirinya (self-understanding), membuat
keputusan dan pemecahan masalah.
Tujuan :

1. Mengubah perilaku yang salah penyesuaian.

2. Kesehatan mental yang positif.

3. belajar membuat keputusan.

4. Mencegah munculnya masalah.


Langkah – langkah :
1. Assesment, langkah awal yang bertujuan untuk mengeksplorasi
dinamika perkembangan klien. Konselor mendorong klien untuk
mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu
itu.
2. Goal setting, yaitu langkah untuk. merumuskan tujuan konseling
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assesment
konselor dan klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin
dicapai dalam konseling.

7
3. Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan
teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang
diinginkan yang menjadi tujuan konseling.
4. Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah
kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan
mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling.
5. Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses konseling.

2.8 Pengobatan
Pengertian

Memberikan perawatan secara continue terus berubah untuk


mempertahankan dan memulihkan kesehatan

Tujuan :

Mengurangi gejala dan memperbaiki penyebab kondisi yang di alami.

Langkah – langkah :

a. Psikofarmakologi
Penanganan penderita gangguan jiwa dengan cara ini adalah dengan
memberikan terapi obat-obatan yang akan di tujukan pada gangguan
fungsi neurotransmitter sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat
dihilangkan. Terapi obat diberikan dalam jangka waktu relatif lama,
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
b. Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmakologi dan telah mencapai tahap dimana kemampuan
menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah
membaik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain
psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan
semangat juangnya. Psikoterapi Re-duktif dimaksudkan untuk
memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki
kesalahan pendidikan di waktu lalu. Psikoterapi rekontruktif
dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula

8
sebelum sakit. Psikologi kognitif dimaksudkan untuk memulihkan
kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga
penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan
perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan
diri. Psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita
dan keluarganya (Maramis 1990).
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak
menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi
psikososial ini hendaknya masih tetap menkonsumsi obat
psikofarmaka. (Hawari 2007)
4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, memanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci. Menurut Ramachandra dalam
Yosep (2007), telah mengatakan serangkaian penelitian terhadap
pasien pasca epilepsi sebagian besar mengungkapkan pengalaman
spiritualnya sehingga semua yang dirasa menjadi sirna dan
menemukan kebenaran tertinggi yang tidak di alami pikiran biasa
merasa berdekatan dengan cahaya Ilahi.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting di lakukan sebagai persiapan
penempatan kembali keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini
diberikan kegiatan sesuai kemampuan pasien. Berupa kegiatan
senam, bercocok tanam, membuat kerajinan contohnya sapu lidi.

9
2.9 Pendokumentasian
a. Pengertian
Pendokumentasian adalah menuliskan seluruh tindakan yang
dilakukan.
b. Tujuan
Melalui pendokumentasian diharapkan perkembangan kondisi
kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan yang telah
dilakukan UPTD Puskesmas Tejo Agung tercatat dengan baik.
c. Bentuk dokumentasi
Bentuk dokumentasi dapat berupa : Rekam Medis dan atau Foto.

2.10 Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Jiwa JUMANJI (JURU
MANTAU JIWA). Dilaksanakan setiap satu bulan sekali melibatkan
lintas program dan jaringan yang ada di UPTD puskesmas Tejo
Agung . Tenaga kesehatan yang melayani adalah dokter, perawat dan
bidan.

10
BAB 3
KERANGKA KEGIATAN

Pendaftaran 1. Anamnesa dan Pasien Rawat


Loket pemeriksaan mental Resiko Jalan

health oleh tenaga medis


(dokter & perawat Jiwa ) Pasien Gangguan

2. Konseling Kesehatan Jiwa


dan kondisi kesehatan Rencana Rujukan ke
jiwa pasien unit terkait/RS

Inform consent
keluarga & pasien

setuju menolak

Memenuhi kelengkapan Perawat Jiwa Kontrol ke


RS dokumentasi rekam medis puskesmas puskesmas
dan asuhan keperawatan merujuk ke RS
jiwa pasien

Pasien Pulang

Kontrol Monitoring dan evaluasi


ke poli perkembangan kondisi
jiwa kesehatan jiwa pasien

11
BAB 4
HASIL KEGIATAN
HASIL PENDATAAN KESEHATAN JIWA

Jumlah penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Tejo Agung pada tahun
2019 tercata 5.057 jiwa.
NO. KELURAHAN TOTAL
1. Tejo Agung 6540
2. Tejo Sari 3528

Data estimasi masalah Kesehatan Jiwa tahun 2019

NO Variabel Cara menghitung JML

1. Jumlah penduduk 10.068

2. ODMK
6 % x Jml Penduduk 6 % x 10.068 = 604

3.
ODGJ 0,22 % x Jml Penduduk 0,22% x 10.068 = 22

4. 14,3 % x Estimasi
Pasung 14,3 % x 22 = 2
ODGJ

12
Data Pasien Jiwa UPTD Puskesmas Tejo Agung

Form Pelaporan Penanganan Kasus Gangguan Jiwa


TAHUN 2019

Nama Puskesmas : Tejo Agung

No Nama Pasien Tanggal lahir Alamat Diagnosa Keterangan


1 2 3 4 5 6
1 Zuber Anwar Tejoagung Skz berobat Rutin
2 M duha 47 Th Tejoagung Skz berobat Rutin
3 Setiyawati 23 Th Tejoagung Epilepsi tidak berobat Rutin
4 Paini 40 Th Tejoagung Epilepsi tidak berobat Rutin
Elen ahmad
5 Suhada 31 Th Tejoagung Skz berobat Rutin
6 Rizky Reno 22 Th Tejoagung Epilepsi berobat Rutin
7 Nova Iswanda 25 Th Tejoagung Skz berobat rutin
8 Bambang 38 Th Tejosari Skz Tidak berobat Rutin
9 Thesa Noviasari 17 Th Tejoagung Skz berobat rutin
10 Aulia 16 Tn Tejoagung Depresi berobat Rutin
11 Lestari 38 Th Tejosari Skz berobat Rutin
12 Tommy 35 Th Tejosari Skz berobat Rutin
13 Yuli Purwadi 27 Th Tejosari Skz berobat Rutin
14 Dwi Saputra 27 Thn Tejosari Skz berobat Rutin
15 Murtini 41 Thn Tejoagung Skz berobat Rutin
16 Rina 28 thn Tejoagung Skz berobat Rutin
17 Adelis 18 thn Tejoagung Skz berobat Rutin
18 Subur 50 Th Tejosari Skz berobat Rutin
19 wandi 30 Th Tejosari Skz berobat Rutin
20 Erwanto 27 Th Tejoagung Skz berobat rutin
21 Jamil Muslimah 41 th Tejosari Skz berobat Rutin
22 Muhtar Efendi 36 Th Tejoagung Skz berobat rutin
23 Sukarsih 50 Th Tejoagung Skz berobat rutin

13
Foto Dokumentasi Kegiatan JUMANJI 2019

Pendampingan Kasus Kesehatan Jiwa


Ny. Jamil Mualimah

Tn. Yudianto

14
Pendampingan Kasus Kesehatan Jiwa
Tn. Bambang

Nn. Rina Yati

15
Dokumentasi th 2021
Ny. Surati

Pendampingan Kasus Kesehatan Jiwa


Ny.Sariatun

16
Dokumentasi th 2022
TN. Zubir Anwar

17

Anda mungkin juga menyukai