Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KIJANG
Jl. Barek Motor No.2 Kel. Kijang Kota Kec. Bintan Timur
Email : puskesmaskijang_bintan@yahoo.com Telp. (0771)4610350

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM KESEHATAN JIWA


UPTD PUSKESMAS KIJANG

I.PENDAHULUAN
Dewasa ini masalah kesehatan jiwa semakin mendapat perhatian masyarakat dunia. Satu
atau lebih gangguan jiwa dan perilaku dialami oleh 25% dari seluruh penduduk pada suatu masa
dari hidupnya. World Health Organization (WHO) menemukan bahwa 24% pasien yang berobat
ke pelayanan kesehatan primer memiliki diagnosis gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang sering
ditemukan di pelayanan kesehatan primer antara lain adalah depresi dan cemas, baik sebagai
diagnosis tersendiri maupun komorbid dengan diagnosis fisiknya (World Health Report 2001).
Masalah kesehatan jiwa di Indonesia cukup besar. Saat ini gangguan jiwa menduduki nomor 2
terbesar penyebab beban disabilitas akibat penyakit berdasarkan YLD (years lived with
disability). Depresi sendiri merupakan peringkat ke 8 penyebab beban utama akibat penyakit
berdasarkan DALY’s (disability-adjusted life year), sedangkan usia terbanyak yang dipengaruhi
adalah usia produktif antara 15-45 tahun (The Global Burden of Disease Study, 2010).
Masalah jiwa lainnya adalah pemasungan yang dilakukan pada orang dengan gangguan jiwa
berat (ODGJ). Banyak alasan terjadinya pemasungan, antara lain kurangnya pengetahuan jiwa
masyarakat tentang gangguan jiwa dan penanganannya, stigma masyarakat, sulitnya akses
untuk mendapatkan pelayanan kesehatanan jiwa baik di tingkat fasyankes primer maupun di
tingkat rujukan sekunder dan tersier.
Di samping itu masalah kesehatan jiwa tersebut dapat menimbulkan dampak sosial antara lain
meningkatnya angka kekerasan baik di rumah tangga maupun di masyarakat umum, bunuh diri,
penyalahgunaan napza (narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya), masalah dalam
perkawinan dan pekerjaan, masalah di pendidikan, dan mengurangi produktivitas secara
signifikan. Hal ini perlu diantisipasi, mengingat WHO mengestimasikan depresi akan menjadi
peringkat ke-2 penyebab beban akibat penyakit di dunia (global) setelah jantung pada tahun
2020, dan menjadi peringkat pertama pada tahun 2030.
Penyelenggaraan layanan kesehatan jiwa di layanan primer berdasarkan Peta Strategis atau
sesuai standar adalah Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan terlatih kesehatan jiwa,
melaksanakan upaya promotif kesehatan jiwa dan preventif terkait kesehatan jiwa, serta
melaksanakan deteksi dini, penegakan diagnosis, penatalaksanaan awal dan pengelolaan
rujukan balik kasus gangguan jiwa. Layanan tersebut dilakukan dengan memperhatikan
komorbiditas fisik dan jiwa.
II. LATAR BELAKANG
Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik, mental dan social dan tidak
sekedar terbebas dari keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi
perorangan maupun penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat factor yang saling berinteraksi yaitu lingkungan, perilaku,
keturunan dan pelayanan kesehatan. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental
sejahtera yangbmemungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang
utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi
kehidupanmanusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kempuan dirinya, mampu
menghadapi tekanan hidup yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi
kehidupannya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan
baik apa yang ada pada dirinya merasa nyaman bersama orang lain. Jadi
kesehatan jiwa (mental) merupakan bagian yang tidak dapat diisahkan dari
kesehatan secara keseluruhan.
Perubahan pesat dari masyarakat agraris ke industry besertadampaknya,
keadaan ini sangat rawan terjadinya masalah kesehatan jiwa. Gangguan kesehatan
jiwa menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan keluarganya, baik
mental maupun materi. Pengertian, pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap
penderita jiwa masih dianggap hina dan memalukan, pemahaman yang kurang
tentang kesehatan jiwa di berbagai kalangan, di dukung mayoritas oleh factor
kemiskinan keluarga.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
1. Meningkatkan derajat kesehatan jiwa di Indonesia segbagai bagian dari
derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kijang
2. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan jiwa
3. Meningkatnya upaya untuk mencegah gangguan jiwa, cepat terdeteksi dan
tertanggulangi masalah kesehatan jiwa secara komprehensif

B. Tujuan Khusus
1. Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa
2. Terlaksananya tatalaksana program kesehatan jiwa sesuai standar
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah gangguan jiwa di
masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan,
penanggulangan maupun pengobatan di semua jenjang pelayanan
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan
hidup sehat jiwa melalui promosi kesehatan jiwa yang terintegrasi
5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian gangguan kesehatan jiwa
masyarakat disuatu wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan sasaran
dan pengelolaan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Konseling dan Deteksi Dini Deteksi dini melalui pemeriksaan di Poli,
Masalah Kesehatan Jiwa dan melalui laporan langsung dari masyarakat
Napza dan skrining kesehtan jiwa di sekolah.
2 Penemuan Kasus Orang Menerima laporan dari kader dan masyarakat
dengan Gangguan Jiwa tentang adanya kasus baru gangguan jiwa
yang terjadi dan melakukan tindak lanjut
3 Followup Gangguan Jiwa Pemeriksaan Keadaan Umum Pasien Jiwa
dengan melakukan kunjungan rumah pasien
jiwa
4 Pendampingan Rujukan Kasus Mendampingi dan mengantar pasien jiwa
Gangguan jIwa yang di rujuk di poli rawat jalan dan rawat
inap Rumah Sakit.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Melaksanakan deteksi dini penjaringan penderita di dalam Gedung dan luar
gedung dengan melakukannya di poliklinik dan luar gedung dengan melibatkan
tokoh masyarakat,masyarakat dan guru di sekolah.
2. Kerjasama kader kesehatan jiwa dan lintas sektor kelurahan dan kecamatan
dalam menemukan kasus baru orang dengan gangguan jiwa
3. Melaksanakan kunjungan rumah dengan follow up keadaan umu pasien jiwa
4. Melakukan upaya pencegahan dan pengobatan kekambuhan penyakit dengan
melakukan pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa

VI. SASARAN
1. Pasien penderita gangguan jiwa
2. Orang dengan Gangguan jiwa
3. Masyarakat Umum
4. Anak dan Remaja
VII.JADWAL KEGIATAN
N BULAN
KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Konseling dan
Deteksi Dini
1 Masalah X X
Kesehatan Jiwa
dan Napza
Penemuan Kasus
2 Orang dengan X X X X X X X X X X X X
Gangguan Jiwa
Followup
3 X X X
Gangguan Jiwa
Pendampingan
4 Rujukan Kasus X X X X X X X X X X X X
Gangguan jIwa

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan,
dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut

IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah ditetapkan
dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap tanggal 5 bulan
berikutnya, evaluasi kegiatan dilakukan setiap 3 bulan sekali sesuai jadwal
monitoring dan evaluasi Puskesmas Kijang.

Anda mungkin juga menyukai