I. PENDAHULUAN
Kesadaran jiwa adalah kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup
harmonis & produktif sebagai yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan
memperhatikan semua dari segi kehidupan manusia dengan menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman serta perhatian kepada
masyarakat kelompok usia 4-18 tahun terhadap kondisi psikologis individu di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Noling.
B. Tujuan Khusus
1. Dengan dilakukan deteksi dini, diharapkan masyarakat memahami dan memberi
perhatian penting terhadap kondisi psikologis yang dapat mengarah pada
gangguan mental emosional dan perilaku
2. Deteksi dini memudahkan petugas dalam mengetahui gambaran potensi
gangguan kesehatan jiwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Noling.
3. Untuk meningkatkan upaya preventif terpadu yang dapat dilakukan untuk
mengatasi resiko gangguan kesehatan jiwa berat.
4. Untuk mengetahui rentang usia potensial terjadinya masalah kesehatan jiwa
pada wilayah kerja UPTD Puskesmas Noling
5. Untuk mempercepat proses monitoring dan menetapkan diagnose keperawatan
terhadap pasien.
VI. SASARAN
Masyarakat dengan rentang usia 4 – 16 Tahun yang terdapat di SD, SMP dan SMA
XIII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipedomani dalam kegiatan deteksi dini
gangguan mental emosional dan perilaku.
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Noling Penanggung Jawab
Program Jiwa dan Indra
A. PENDAHULUAN
Dalam ragka menciptakan masyarakat yang sehat jiwa ( sehat jasmani dan rohani),
olehnya dilakukan pembinaan kesehatan jiwa di masyarakat. Kesehatan jiwa adalah
suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif,
sebagai satuan yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua
segi kehidupan manusia, dengan menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya.
B. LATAR BELAKANG
Pendampingan kesehatan jiwa adalah memberikan konseling kepada keluarga
pasien dan penderita gangguan jiwa agar mengetahui tentang penyakit jiwa melalui
kunjungan rumah pada sasaran yang sudah terdata.
Dari hasil surfei ini akan ditinjau ulang lagi apakah sudah ditemukan pasien pasien
yang sudah sembuh atau masih dalam proses pengobatan.
Rencana di 2017 akan dilakukan pendampingan berikut untuk 4 kelurahan tersisa
yang belum dilakukan pendampingan. Demi tercapainya masyarakat wilayah
Puskersmas BAPER yang sehat dan hidup normal dan produktif.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar keluarga penderita gangguan kesehayan jiwa di wilayah Puskesmas
BAPER mengetahui tentang penyakit gangguan jiwa.
2. Tujuan Khusus
a. Dengan dilakukan pembinaan maka dimudahkan petugas untuk melakukan
konseling pasien jiwa.
b. Untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan jiwa memantau kesehatan
jiwa yang ada di kelurahannya.
c. Untuk mempercepat proses monitoring dan menetapkan diagnose keperawaran
terhadap pasien jiwa
d. Untuk mengetahui apakah ada penambahan pasien gangguan jiwa dari yang
sudah terdata.
F. SASARAN
Keluarga / pasien gangguan jiwa yang telah didiagnosis.
M. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipedomani dalam kegiatan
pendampingan gangguan kesehatan jiwa masyarakat
Mengetahui,
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
KEPALA
Hj. Herawati, S.Km
PUSKESMAS
NIP : 19671128 198802 2 001
BARA PERMAI
1. Pengertian Deteksi dini kesehatan jiwa adalah proses pengumpulan data melalui kunjungan
rumah di masyarakat untuk mengetahui berapa jumlah pasien yang terkena
gangguan jiwa di masyarakat tingkat Puskermas BAPER.
2. Tujuan 1. Untuk mengetahui berapa banyak penderita gangguan kesehatan jiwa di
wilayah PKM BAPER yang positif sudah mengalami gangguan jiwa.
2. Dengan dilakukan deteksi dini maka memudahkan petugas kesehatan untuk
mengunjungi pasien jiwa
3. Untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan jiwa memantau pasien
jiwa yang ada di desanya.
4. Untuk mempercepat proses monitoring dan menetapkan diagnose
keperawatan terhadap pasien jiwa.
5. Untuk mengetahui apakah ada penambahan pasien gangguan jiwa dari yang
sudah terdata.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bara Permai No.
108/SK/KAPUS/PKM/L/VI/2016 Tentang Kesehatan Jiwa.
4. Referensi Pedoman pelayanan kesehatan jiwa dasar puskesmas, 2004
5. Alat dan Bahan 1. ATK
2. Register Pasien
6.Prosedur 1. Membuat surat kepada Lurah tentang pelaksanaan Kegiatan Deteksi Dini
Gangguan Kesehatan Jiwa pada masyarakat.
2. Lurah menyampaikan informasi kepada RT atas kegiatan Deteksi Dini yang
akan dilakukan.
3. Menyiapkan format deteksi dini
4. Melakukan kunjungan rumah dengan mendata jumlah pasien gangguan jiwa
yang ditemukan di masyarakat.
5. Mencatat nama pasien yang ditemukan mengalami gangguan kesehatan
jiwa.
6. Membuat kesepakatan dengan keluarga / pasien yang mengalami gangguan
jiwa untuk datang dikunjungi kemudian diberikan atas penyakit yang
dialaminya.
7. Membuat pelaporan hasil deteksi dini psien jiwa (dokumentasi)
7. Diagram Alir
PENDAMPINGAN KESEHATAN
JIWA
No. Dokumen : B/KESWA/SOP/VI/2016/183
No. Revisi : 00
SOP
Tgl Terbit : 01 Mei 2016
Halaman : 1/3
KEPALA
Hj. Herawati, S.Km
PUSKESMAS
NIP : 19671128 198802 2 001
BARA PERMAI
1. Pengertian Deteksi kesehatan jiwa adalah memberikan konseling pada keluarga / pasien
gangguan kesehatan jiwa memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang.
2. Tujuan 1. Agar keluarga penderita gangguan kesehayan jiwa di wilayah Puskesmas
BAPER mengetahui tentang penyakit gangguan jiwa.
2. Dengan dilakukan pembinaan maka dimudahkan petugas untuk melakukan
konseling pasien jiwa
3. Untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan jiwa memantau
kesehatan jiwa yang ada di kelurahannya.
4. Untuk mempercepat proses monitoring dan menetapkan diagnose
keperawaran terhadap pasien jiwa
5. Untuk mengetahui apakah ada penambahan pasien gangguan jiwa dari yang
sudah terdata
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bara Permai No.
108/SK/KAPUS/PKM/L/X/2016. Tentang Kesehatan Jiwa.
4. Referensi Pedoman pelayanan kesehatan jiwa dasar puskesmas, 2004
5. Alat dan Bahan 1. ATK
2. Register Pasien
6.Prosedur 1. Membuat surat kepada Lurah tentang pelaksanaan kegiatan pendampingan
gangguan kesehatan jiwa pada masyarakat.
2. Lurah menyampaikan informasi kepada ketua RT atas kegiatan
pendampingan yang akan dilakukan
3. Menyiapkan format pembinaan / pencatatan
4. Melakukan kunjungan rumah dengan mendampingi pasien gangguan jiwa
yang ditemukan di masyarakat.
5. Mencatan nama pasien yang didampingi yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa.
6. Membuat kesepakatan dengan warga / pasien yang mengalami gangguan
jiwa untuk datang dikunjungi ulang.
7. Membuat pelaporan hasi pendampingan pasien jiwa.
7. Diagram Alir
Mengetahui,
Kepala Puseksmas Bara Permai Pelaksanan Program
Mengetahui,
Kepala Puseksmas Bara Permai Pelaksanan Program
Mengetahui,
Kepala Puseksmas Bara Permai Pelaksanan Program
Mengetahui,
Kepala Puseksmas Bara Permai Pelaksanan Program
Mengetahui,
Kepala Puseksmas Bara Permai Pelaksanan Program
Mengetahui,
Kepala Puseksmas Bara Permai Pelaksanan Program
Bulan : Tahun :
Palopo,............................
.
Mengetahui,
Kepala Puseksmas Bara Permai Pelaksanan Program
Mengetahui,
Kepala Puseksmas Bara Permai
Mengetahui,
Kepala Puseksmas Bara Permai