Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN INTERNAL

PROGRAM JIWA
UPT PUSKESMAS RANUGEDANG

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PROBOLINGGO

UPT PUSKESMAS RANUGEDANG


JL. RAYA PESAWAHAN, KEC.TIRIS 67287

Email : pkm.ranugedang@gmail.com
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-undang nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa menyebutkan bahwa upaya

kesehatan jiwa diselenggarakan melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan bersama-sama dengan

lintas program dan lintas sektor terkait. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya, berbagai upaya tengah diwujudkan agar dapat merealisasikan makna

yang terkandung dalam Undang-undang tentang Kesehatan Jiwa tersebut. Salah satu upaya

prevensi primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakatyang belum mengalami

masalah maupun gangguan jiwa. Dalam upaya melakukan program prevensi ini maka diperlukan

pedoman terkini layanan kesehatan jiwa di pelayanan kesehatan tingkat primer. Upaya promotif

dan preventif kesehatan jiwa saat ini lebih diutamakan melalui pendekatan siklus kehidupan
dimulai dari saat pra nikah dan konsepsi hingga pendekatan di masa tumbuh kembang anak
remaja sehingga menjadi sangat penting upaya mengenali faktor resiko masalah kejiwaan,
pencegahan secara eksplisit, memperbaiki konsekuensi akibat kesulitan dan kerentanan kesehatan
jiwa sejak dini yang diharapkan dapat mencegah morbiditas dan mortalitas akibat gangguan jiwa
Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang
tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima
orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut gangguan jiwa
(UU No.18 tahun 2014).
Menurut WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena

bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Jumlah penderita

gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah 236 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan

6% dari populasi dan 0,17% menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami
pasung. Tercatat sebanyak 6% penduduk berusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa. Dari 34

provinsi di Indonesia, Sumatera Barat merupakan peringkat ke 9 dengan jumlah gangguan jiwa

sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia pada urutan ke-2 sebanyak 1,9 permil.

Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru yang
disebabkan ketidakmampuan dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita (Riskesdas
2013).
1.2 Tujuan Pedoman

Tujuan Umum :

Tatakelola dan tatalaksana masalah kesehatan jiwa pada pelayanan kesehatan tingkat

primer

Tujuan Khusus :

Buku pedoman ini sebagai panduan bagi tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan tingkat
primer sehingga diharapkan mereka mampu:
1. Mendeteksi secara dini masalahkesehatan jiwa pelayanan kesehatan primer.
2. Menangani kasus gangguan jiwa di layanan kesehatan primer termasuk di lingkungan
masyarakat
3. Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila diperlukan.

4. Terselenggaranya pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut di UPT Puskesmas Ranugedang yang

aman dan bermanfaat, bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan .

5. Sebagai acuan dalam pelaksanaan Program Kesehatan jiwa di UPT


Puskesmas Ranugedang.

6. Sebagai acuan untuk melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi


penyelenggaraan pelayanan Program Kesehatan jiwa di UPT Puskesmas Ranugedang.

1.3 Sasaran Pedoman

Pedoman pelayanan di Poli Gigi dan Mulut ini disusun untuk digunakan oleh :

1. Tenaga pelaksana Program Kesehatan jiwa di UPT Puskesmas Ranugedang.


1.4 Ruang Lingkup Pelayanan

Lingkup pelaksanaan program kesehatan jiwa di Puskesmas meliputi :


- Pasien yang berkunjung ke Puskesmas
- Identifikasi masalah dilingkungan sekitar Puskesmas
- Tatalaksana penerapan kesehatan jiwa
- Pemantauan penerapan kesehatan jiwa.

1.5 Batasan Operasional

1. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang

secara fisik,mental,spiritual dan social sehingga individu tersebut menyadari

kemampuan sendiri dapat mengatsi tekanan,dapat bekerja secara produktif

dan mampu mempu memberi kontribusi untuk komunitasnya

2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya.

3. Orang dengan masalah kejiwaan yang selanjutnya disingkat ODMK adalah

orang yang mempunyai masalah fisik,mental,social,pertumbuhan dan

perkembangan dan kualitas hidup sehingga memiliki resiko mengalami

ganguan jiwa

4. Orang dengan gangguan jiwa yang selanjutnya disingkat ODGJ adalah orang

yang mengalami gangguan dalam pikiran,perilaku dan perasaan.

5. Mutu adalah kemampuan untuk memenuhi persyaratan berdasarkan

karakteristik yang dimiliki suatu produk.

1.6 Landasan Hukum

1. UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika

3. UU No 24 tahun 2011 tentang badan penyelengara jaminan sosial


4. UU No 18 tahun 2014 tentang Kesehatan jiwa

5. UU No 35 tahun 2015 tambahan UU no 23 tahun 2022 perlindungan anak

6. UU No 8 tahun 2016 tentang disabilitas

BAB II

STANDART KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua karyawan UPT Puskesmas Ranugedang umumnya wajib berpartisipasi

dalam kegiatan Program Kesehatan Jiwa Masyarakat dengan berpartisipasi

promosi Kesehatan atau pemberdayaan masyarakat serta deteksi dini suspek

gangguan jiwa serta jejaringnya.pelaksana pelayanan ksehatan jiwa masyarakat

sebagai coordinator pelaksanan program dan bertanggung jawab terhadap kepala

seksi pelayanan medik .

Pelaksana pelayanan Kesehatan jiwa masyarakat harus memiliki kualifikasi :

1. Dokter umum untuk semua jenis kegiatan

2. Sarjanan Kesehatan masyarakat

3. Prawatan spesialis jiwa

4. Perawatan umum yang telah mengikuti orientasi dan bimbingan teknis tentang
Kesehatan jiwa mulai promosi Kesehatan ,deteksi dini,rujukan

kasus,pemantauan pengobatan ,pemberdayaan masyarakat.

1.1 Distribusi Ketenagaan


jumlah tenaga yang memenuhi kaualifikasi SDM sebagai pelaksana program
Kesehatan jiwa di UPT Puskesmas Ranugedang sebagai berikut:

1. Dokter umum : 1 orang

2. Sarjana Kesehatan masyarakat : 2 orang

3. Perawat umum yang telah mengikuti orientasi program jiwa : 1 orang


Pelaksana Program Kesehatan jiwa masyarakat menjadi coordinator dan

integrasi dengan lintas program lainnya .

2.2 Uraian Tugas


Membuat perencanaan melaksanakan program Kesehatan jiwa,mengawasi

mengendalikan dan mengevaluasi hasil kegiatan program Kesehatan jiwa.

A. Uraian tugas :

1. pendeteksi dini kasus keswa

2. melaksanakan kunjungan Rumah penderita Bersama dokter dalam rangka


penjaringan kasus jiwa

3. melaksanakan rujukan sesuai kasus

4. melakukan penyuluhan Kesehatan jiwa

5. membuat rencana tindak lanjut

B. Tanggung jawab

1. Bertanggung jawab atas perencanaan program kesehatn jiwa

2. Bertanggung jawab atas terlaksananya program keswa di wilayah kerja


puskesmas

3. Bertanggung jawab atas pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan program


keswa

2.3 Jadwal Kegiatan


Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan jiwa masyarakat di UPT

Puskesmas Ranugedang disepakati Bersama dengan sasaran dan sector terkait

melalui pertemuan mini lokakarya lintas sector tiap tiga bulan sekali,penyusunan
kesepakatan dilakukan dengan penyampaian rencana kegiatan pelayanan

Kesehatan jiwa masyarakat oleh UPT Puskesmas Ranugedang kemudian

didiskusikan dan disepakati Bersama dengan lintas program dan sector.

Jadwal yang telah disepakati di sosialisasikan ke sasaran/masyrakat melalui

media komunikasi yang di tetapkan (brosur,pertemuan dengan

masyarakat ,pengumuman di UPT Puskesmas Ranugedang).

BAB III

STANDART FASILITAS

Standart fasilitas yang ada di Poli Gigi dan Mulut meliputi :

3.1 Denah Ruang

1.2 Standart Fasilitas Ruangan


-

3.3 Standart Fasilitas Alkes

-
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

1. Kunjungan Rumah

2. Promosi Kesehatan jiwa

3. Kesehatan jiwa komunitas

4. Penanganan /evakuasi kegawatdaruratan jiwa

5. Pemberdayaan keluarga

6. Indeks kepuasan masyarakat


BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistic untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan
Kesehatan jiwa masyarakat di rencanakan oleh pelaksana dan di usulkan ke tim
rencana kerja UPT Puskesmas Ranugedang .logistis yang di diperlukan dalam
pelaksanaan pelayanan Kesehatan jiwa masyarakat antara lain bahan atau
materi penyuluhan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan jiwa
masyarakat perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan .upaya pencegahan resiko terhadap pasien harus di
lakukan tiap – tiap kegiatan yang akan dilaksnakan .

Identifikasi dan upaya pencegahan resiko terhadap pasien dalam


pelayanan Kesehatan jiwa masyarakat sebagai berikut

N KEGIATAN JENIS RESIKO UPAYA PENCEGAHAN


O
1 Konseling edukasi Kendala 1. Ketrampilan
pengobatan komunikasi komunikasi petugas
2. Pasien di damping
keluarga
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan jiwa
masyarakat perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan .upaya pencegahan resiko terhadap pasien harus di
lakukan tiap – tiap kegiatan yang akan dilaksnakan.
Identifikasi dan upaya pencegahan resiko terhadap pasien dalam
pelayanan Kesehatan jiwa masyarakat sebagai berikut

N KEGIATAN JENIS RESIKO UPAYA PENCEGAHAN


O
1 Konseling edukasi Kendala 3. Ketrampilan
pengobatan komunikasi komunikasi petugas
4. Pasien di damping
keluarga
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan pelayanan Kesehatan jiwa masyarakat dimonitor dan
di evaluasi dengan menggunakan indicator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuain petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang di gunakan
4. Angka ke patuhan petugas terhadap SOP minimal 80% untuk kegiatan
Kesehatan jiwa masyarakat .
Monitoring dilakukan oleh penanggung jawab keswamas dan kepala
UPT Puskesmas ranugedang melalui rapat ,sedangkan pembahasan
permasalahan indicator yang belum tercapai dan memperlukan lintas sector
terkait akan di bahas dalam pertemuan sector tiap tribulan .
BAB X
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas Kesehatan jiwa masyarakat
dalam pelaksanaan dan pembinaan pelayanan Kesehatan jiwa masyrakat
dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan pelayanan Kesehatan jiwa masyarakat tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait.

Anda mungkin juga menyukai