URUSAN : KESEHATAN
Napza
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, kondisi kesehatan jiwa masih menjadi salah satu isu yang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, satu dari empat orang di dunia
terjangkit gangguan jiwa atau "neurologis‟. Saat ini, ada sekitar 450 juta orang mengalami
Indonesia yang berusia di atas 15 tahun mengalami gejala depresi dan gangguan kejiwaan.
cukup signifikan. Sebab, jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013 naik dari 1.7 persen
menjadi 7 persen. Artinya per 1.000 rumah tangga terdapat 7 rumah tangga yang ada
pasung
Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 18 tahun 2014, Bab I Pasal I ayat 1, Kesehatan Jiwa
adalah Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,
dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk
komunitasnya. Definisi ini tidak jauh berbeda dengan definisi WHO (2014) yang
menyatakan bahwa kesehatan jiwa adalah keadaan well-being, dimana setiap individu
menyadari potensinya, dapat mengatasi stres yang normal dalam kehidupan sehari-hari,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya.
Undang- undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, pasal 86 menyatakan
kekerasan terhadap ODMK dan ODGJ atau tindakan lainnya yang melanggar hak asasi
yang berlaku.
Permenkes No. 43 tahun 2016 tentang SPM bidang kesehatan, disebutkan bahwa
pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat masuk dalam Jenis
Gangguan jiwa dipicu oleh berbagai faktor antara lain faktor biologis (seperti faktor bawaan,
penyakit infeksi virus, malaria cerebral, penyakit degeneratif, kecelakaan di kepala), faktor
psikologis (kepribadian kurang matang, trauma psikologis masa lalu, konflik batin, dan
keinginan yang tidak tercapai sehingga menimbulkan frustrasi), faktor sosial (masalah
hubungan dalam keluarga, konflik dengan orang lain, masalah ekonomi, pekerjaan dan
perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas hidup, Masalah gangguan
masalah yang tinggi, disamping dukungan lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya
nilai-nilai sosial dan budaya yang tanggap terhadap berbagai perubahan. Kondisi demikian
pemulihan. Gangguan ini dalam ICD-10 disebut sebagai gangguan mental dan perilaku
Kesehatan jiwa tidak bisa kita abaikan, perlu sinergi semua pihak, terutama keluarga
agar kondisi gangguan jiwa tidak makin parah. Masalah kesehatan jiwa di masyarakat
sedemikian luas dan kompleks, saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan
manusia. Untuk meningkatkan kesehatan jiwa, perlu perhatian pemerintah dan kerja sama
kesehatan jiwa melaui berbagai upaya mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dengan peningkatkan mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa, penyedian
obat, peningkatkan sumber daya manusia bidang kesehatan jiwa, melakukan advokasi,
Bukan hanya jiwa yang sehat secara medik, waras dan berpikir jernih, namun jiwa
perjuangan, jiwa kemandirian, jiwa kewirausahaan, perlu terus dibangun dan dibangkitkan.
C. JENIS KEGIATAN
1. Metode Pelaksanaan
Ceramah
Diskusi
napza
No Kegiatan JA FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
N
1 UPAYA PENGENDALIAN
PENYAKIT
Sosialisasi masalah
kesehatan jiwa-napza
Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Rp. 34.060.300 ( Tiga puluh empat juta
Mengetahui:
Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau