A. PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan
manusia. Sehat berarti memiliki keadaan yang sejahtera baik fisik, mental dan sosial
sehinggga dapat hidup secara produktif bukan hanya sekedar bebas dari penyakit atau
disabilitas tertentu, seperti yang dijelaskan oleh WHO. Seseorang yang dikatakan
sehat harus memiliki kondisi fisik, mental dan sosial yang bebas dari gangguan
(penyakit atau perasaan tertekan), sehingga seseorang dapat berhubungan sosial
dengan orang lain dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa
data terkait prevalensi gangguan mental, Tahun 2000 diperoleh data gangguan mental
sebesar 12%, tahun 2001 meningkat menjadi 13% dan diprediksi pada tahun 2020
menjadi 15% seperti yang dilaporkan oleh World Health Report (WHO) 2001.
Berdasarkan Riskesdas 2007 disebutkan, rata-rata nasional gangguan mental
emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15 tahun keatas
mencapai 11.6%, dengan angka tertinggi terjadi di Jawa Barat, sebesar 20%.
Sedangkan yang mengalami gangguan mental berat, seperti psikotik, skizofrenia dan
gangguan depresi berat, sebesar 0.46%.
B. LATAR BELAKANG
Di Puskesmas Kedungdoro kasus gangguan jiwa terbanyak yang dirujuk adalah
Skizofrenia. Pada tahun 2015 ada 48 kasus skizofrenia yang dirujuk, 2 kasus
mendapatkan pengobatan di Puskesmas, kemudian pada tahun 2016 mengalami
peningkatan dengan jumlah 49 kasus yang rujukan ke RS dan 3 orang yang
mendapatkan pengobatan Puskesmas Kedungdoro. Adanya peningkatan prevalensi
kasus gangguan jiwa di wilayah Puskesmas Kedungdoro menunjukkan bahwa perlu
adanya layanan kesehatan jiwa yang lebih komprehensif. Tidak hanya
pengobatan/kuratif melainkan pencegahan lebih dini sebagai upaya preventif dan
promotif juga jauh lebih penting. Adanya pemberdayaan keluarga, masyarakat, tenaga
kesehatan serta kerja sama lintas sektoral sangat berperan bagi pencegahan
√dikembangkan program-program peningkatan layanan kesehatan jiwa bagi masyarakat
yang bersifat promotif dan preventif, seperti halnya penyuluhan tentang Kesehatan Jiwa
Posyandu Jiwa dan Kunjungan rumah. Agar masyarakat memahami dan berupaya
melakukan penanganan pertama jika menemukan kasus dengan ciri-ciri gangguan jiwa.
Kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
1
Kedungdoro selalu mencerminkan budaya kerja ( Salam, Sapa, Santun) serta Tata Nilai
Puskesamas Kedungdoro : SIP (Senyum, Ikhlas, Profesional).
Visi : Menjadi Puskesmas yang memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Misi :
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, Menggerakan masyarakat, lintas
sektor, swasta, LSM untuk ikut serta mengatasi masalah kesehatan yang ada. Tujuan :
Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kedungdoro agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi–tingginya dalam rangka mewujudkan Surabaya Sehat.
C. TUJUAN
C.1. Tujuan Umum:
Mewujudkan derajat Kesehatan Jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga,
dan masyarakat dengan pendekatan promotif dan preventif melalui penyuluhan
tentang kesehatan jiwa dan kunjungan rumah untuk mempengaruhi pola pikir dan
pola perilaku masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
C.2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat terhadap Kesehatan
Jiwa.
b. Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang deteksi dini gangguan jiwa
di sekitarnya.
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan Kesehatan Jiwa, Agar
individu/masyarakat melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit dan membentuk persepsi di masyarakat mengenai kesehatan
jiwa.
a) Posyandu Jiwa:
2
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
Posyandu
1.
Jiwa
3
2. Psikolog : berkoordinasi untuk penyediaan materi yang akan di sampaikan
dan sebagai penyuluh / pelaksana
I. PEMBIAYAAN
Kegiatan posyandu jiwa menggunakan dana BOK.
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Kedungdoro Penangung Jawab
A. PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan
manusia. Sehat berarti memiliki keadaan yang sejahtera baik fisik, mental dan sosial
sehinggga dapat hidup secara produktif bukan hanya sekedar bebas dari penyakit atau
disabilitas tertentu, seperti yang dijelaskan oleh WHO. Seseorang yang dikatakan
sehat harus memiliki kondisi fisik, mental dan sosial yang bebas dari gangguan
(penyakit atau perasaan tertekan), sehingga seseorang dapat berhubungan sosial
dengan orang lain dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa
data terkait prevalensi gangguan mental, Tahun 2000 diperoleh data gangguan mental
sebesar 12%, tahun 2001 meningkat menjadi 13% dan diprediksi pada tahun 2020
menjadi 15% seperti yang dilaporkan oleh World Health Report (WHO) 2001.
Berdasarkan Riskesdas 2007 disebutkan, rata-rata nasional gangguan mental
emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15 tahun keatas
mencapai 11.6%, dengan angka tertinggi terjadi di Jawa Barat, sebesar 20%.
Sedangkan yang mengalami gangguan mental berat, seperti psikotik, skizofrenia dan
gangguan depresi berat, sebesar 0.46%.
B. LATAR BELAKANG
Di Puskesmas Kedungdoro kasus gangguan jiwa terbanyak yang dirujuk adalah
Skizofrenia. Pada tahun 2015 ada 48 kasus skizofrenia yang dirujuk, 2 kasus
mendapatkan pengobatan di Puskesmas, kemudian pada tahun 2016 mengalami
peningkatan dengan jumlah 49 kasus yang rujukan ke RS dan 3 orang yang
mendapatkan pengobatan Puskesmas Kedungdoro. Adanya peningkatan prevalensi
kasus gangguan jiwa di wilayah Puskesmas Kedungdoro menunjukkan bahwa perlu
adanya layanan kesehatan jiwa yang lebih komprehensif. Tidak hanya
pengobatan/kuratif melainkan pencegahan lebih dini sebagai upaya preventif dan
promotif juga jauh lebih penting. Adanya pemberdayaan keluarga, masyarakat, tenaga
kesehatan serta kerja sama lintas sektoral sangat berperan bagi pencegahan
meningkatnya jumlah gangguan jiwa di masyarakat. Oleh sebab itu perlu semakin
dikembangkan program-program peningkatan layanan kesehatan jiwa bagi masyarakat
yang bersifat promotif dan preventif, seperti halnya penyuluhan tentang Kesehatan Jiwa
Posyandu Jiwa dan Kunjungan rumah. Agar masyarakat memahami dan berupaya
melakukan penanganan pertama jika menemukan kasus dengan ciri-ciri gangguan jiwa.
Kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
5
Kedungdoro selalu mencerminkan budaya kerja ( Salam, Sapa, Santun) serta Tata Nilai
Puskesamas Kedungdoro : SIP (Senyum, Ikhlas, Profesional).
Visi : Menjadi Puskesmas yang memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Misi :
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, Menggerakan masyarakat, lintas
sektor, swasta, LSM untuk ikut serta mengatasi masalah kesehatan yang ada. Tujuan :
Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kedungdoro agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi–tingginya dalam rangka mewujudkan Surabaya Sehat.
C. TUJUAN
C.3. Tujuan Umum:
Mewujudkan derajat Kesehatan Jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga,
dan masyarakat dengan pendekatan promotif dan preventif melalui penyuluhan
tentang kesehatan jiwa dan kunjungan rumah untuk mempengaruhi pola pikir dan
pola perilaku masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
C.4. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat terhadap Kesehatan
Jiwa.
b. Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang deteksi dini gangguan jiwa
di sekitarnya.
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan Kesehatan Jiwa, Agar
individu/masyarakat melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit dan membentuk persepsi di masyarakat mengenai kesehatan
jiwa.
6
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi
1. Petugas membuat jadwal, dan lokasi penyuluhan;
2. Petugas melakukan koordinasi dengan sasaran, lintas program atau
lintas sektor terkait dengan memberikan surat pemberitahuan/undangan;
3. Petugas menyiapkan materi/alat/bahan posyandu;
4. Petugas datang ke tempat posyandu yang sudah ditentukan;
5. Petugas menyiapkan alat pendukung posyandu seperti timbangan badan,
tensi, pengukur tinggi badan, form RM pasien (bila diperlukan) dan bahan
materi penyuluhan yang sudah disiapkan;
6. Petugas melakukan kegiatan posyandu
7. Petugas memberi daftar hadir untuk ditandatangai peserta dan
mendokumentasikan posyandu;
F. SASARAN
1. Sasaran Kegiatan :
Kegiatan posyandu di kelompok Masyarakat ODGJ: Semua kader jiwa di
kecamatan Tegalsari
2. Sasaran Target :
Posyandu: ODGJ yang ada di wilayah Puskesmas kedungdoro mendapat
sosialisasi tentang kesehatan jiwa
Posyandu
1.
Jiwa
7
pada ODGJ dan ODMK
I. PEMBIAYAAN
Kegiatan posyandu jiwa menggunakan dana BOK.
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Kedungdoro Penangung Jawab