Bismillahirrohmanirohim
Assalamualaikum WR.WB
Segala puji bagi Allah SWT , Pedoman kegiatan Program Kesehatan jiwa Puskesmas
Sukowono Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember telah selesai disusun .
Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pengguna layanan Puskesmas Sukowono
dan pihak – pihak lain yang berkepentingan .
Wassalam
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
E. Batasan Operasional
B. Distribusi ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
A. Denah Ruang
B. Standart Fasilitas
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB X PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk itu puskesmas perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman
dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya
dan pasien jiwa pada khususnya di puskesmas Sukowono.
B. Tujuan
Sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan program kesehatan jiwa
sehingga tertanganinya kasus kesehatan jiwa pada pasien yang datang berobat ke
pelayanan kesehatan dasar.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah
1. Petugas Kesehatan Jiwa ( PJ Program Jiwa )
2. Petugas poli dan dokter yang berkaitan dengan kegiatan Kesehatan Jiwa
3. Pasien yang terdiagnosa masalah kesehatan jiwa serta keluarganya
4. Bidan dan perawat wilayah sebagai pelaksana di wilayah.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Distribusi Ketenagaan
Petugas Kesehatan Jiwa 1 orang dengan standar minimal sudah melaksanakan
pelatihan bagi petugas Kesehatan Jiwa di Puskesmas dari propinsi selama 5 hari di
RS Paru Jember.
Kategori :
1 orang Bidan
BAB III
STANDAR FASILITAS
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN JIWA
A. KETENTUAN UMUM.
1. Petugas melakukan anamnesis kepada pasien (autoanamnesis) atau
pada yang menemani pasien (alloanamnesis)
2. Pasien dengan keluhan yang mendukung pasien ODGJ atau ODMK oleh
petugas dicatat pada status Rekam Medis dan register.
3. Petugas memberikan konseling tentang ODGJ atau ODMK, kapan harus
berobat,dan efek samping obat, serta pentingnya kepatuhan dalam
pengobatan
4. Petugas mengkonsultasikan kepada dokter jika diperlukan,dan meminta
resep dari dokter sesuai keluhan pasien jika obat tidak tersedia di kamar
obat puskesmas.
5. Pasien mengambil obat di kamar obat
6. Petugas kamar obat menyediakan dan memberikan obat pada pasien /
keluarga
B. PETUGAS PENANGGUNG JAWAB
Bidan
C. TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN JIWA
1. Petugas menyiapkan alat tulis Register
2. Petugas mengambil rekam medis penderita ODGJ dan ODMK di loket
3. Petugas memakai APD masker N95
4. Petugas memanggil nama pasien dan mempersilahkan duduk
5. Mengisi Rekam Medis ; anamnesa keluhan pasien, TTV, dan identitas
pasien
6. Bagi pasien yang tidak mepunyai keluhan, cukup diberikan motivasi rutin
minum obat sesuai dengan aturan
7. Bagi pasien yang akan di rujuk, petugas menyiapkan rujukan setelah
keluarga setuju
8. Bagi pasien yang mempunyai keluhan sehingga membutuhkan obat
yang lain maka petugas mengkonsulkan pada dokter untuk diperiksa dan
diberi obat tambahan
9. Bagi pasien diwilayah yang sulit dalam transportasinya karena kondisi
fisik pasien yang tidak memungkinkan:pasien bisa dijemput dengan
ambulan atau dikunjungi saat pusling di wilayah tersebut bersama
dengan Penanggung jawab wilayah.
BAB V
LOGISTIK
A. Logistik Obat
Puskesmas menyediakan obat dalam bentuk tablet dan injeksi sesuai
dengan stook yang ada di GFK.
B. Logistik Non Obat
Cetakan seperti buku pedoman, formulir pencatatan dan pelaporan buku
resep serta ,alat tulis .
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Penanganan/tindak lanjut
Hasil identifikasi, temuan audit internal, pelaporan dan keluhan atau pengaduan
dibahas dan ditindaklanjuti oleh Tim Mutu dalam Rapat Tinjauan ManajemenHasil
rapat dilakukan umpan balik kepada penanggung jawab kesehatan jiwa.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Tujuan
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi dan
bahaya lain yang bisa menimpa dirinya.
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat
kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus
menerapkan prinsip “Universal Precaution”.
B. Tindakan yang beresiko terpapar:
- Cuci tangan yang kurang benar.
- Penggunaan masker yang kurang tepat.
- Tata ruang yang tidak tepat
- Suhu ruangan yang tidak tepat
- Ventilasi dan cahaya masuk di ruangan yang kurang
- Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
C. Prinsip Keselamatan Kerja
- Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
- Pemakaian alat pelindung yaitu pemakaian masker N 95
- Pengelolaan limbah ; sampah medis dan non medis
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
2. Golongan Antidepresan
Efektif untuk gangguan depresi dan berbagai jenis gangguan
cemas.Dapat digolongkan menjadi :1. Antidepresan trisiklik( TCA,
misalnya: amitripilin,imipramin klomipramin).2. Antidepresan
tetrasiklik(mianserin,maproptilin) 3. SSRI atau selektif serotonin
reuptakeInhibitor ( paroxetin,fluoxeitin,flufoxamin,sertralin). 4. Golongan
lainnya(mirtazapin,Trazodon,Stablon).
BAB X
PENUTUP
Pedoman ini sebagai panduan dalam pelaksanaan upaya kesehatan jiwa di UPT.
Puskesmas Sukowono, terutama bagi pelaksana program dan pendukung program
pelaksana di wilayah..
Mengetahui Mengetahui