Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN INTERNAL

PENYELENGGARAAN PROGRAM KESEHATAN JIWA

PUSKESMAS SUKOWONO - JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUKOWONO
JLN AHMAD YANI 143 SUKOWONO Telp. 0331 337344
JEMBER Kode Pos 68121
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirohim

Assalamualaikum WR.WB

Segala puji bagi Allah SWT , Pedoman kegiatan Program Kesehatan jiwa Puskesmas
Sukowono Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember telah selesai disusun .

Pedoman ini dibuat untuk melaksanakan kegiatan program Kesehatan Jiwa di


Puskesmas Sukowono sebagai unit penyelenggara pelayanan publik .Selain itu , penyusunan
pedoman ini bertujuan untuk memberikan petunjuk cara pelaksanaan program Kesehatan
Jiwa di Puskesmas Sukowono bagi seluruh staf Puskesmas Sukowono .

Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pengguna layanan Puskesmas Sukowono
dan pihak – pihak lain yang berkepentingan .

Wassalam

Penanggung jawab program

Geryantin Amd Keb


NIP. 19680814199003 2 006
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Sasaran

D. Ruang Lingkup Pedoman

E. Batasan Operasional

BAB II STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

B. Distribusi ketenagaan

C. Jadwal Kegiatan

BAB III STANDART FASILITAS

A. Denah Ruang

B. Standart Fasilitas

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan

B. Metode

C. Langkah Kegiatan

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PEMANTAPAN MUTU KESEHATAN JIWA

BAB X PENUTUP
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung,namun


akan menyebaabkan penderitaan berkepanjangan baik bagi
individu,keluarga,masyarakat dan Negara karena penderitaannya menjadi tidak
produktif dan bergantung kepada orang lain. Tuntutan masyarakat akan mutu,
transparansi, dan akuntabilitas program akan semakin meningkatkan kompleksitas
kegiatan program kesehatan jiwa. Kegiatan program dilapangan maupun bukti-
bukti ilmiah juga sangat berguna dalam menunjang efektifitas pelaksanaan
program.

Untuk itu puskesmas perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman
dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya
dan pasien jiwa pada khususnya di puskesmas Sukowono.

B. Tujuan
Sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan program kesehatan jiwa
sehingga tertanganinya kasus kesehatan jiwa pada pasien yang datang berobat ke
pelayanan kesehatan dasar.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah
1. Petugas Kesehatan Jiwa ( PJ Program Jiwa )
2. Petugas poli dan dokter yang berkaitan dengan kegiatan Kesehatan Jiwa
3. Pasien yang terdiagnosa masalah kesehatan jiwa serta keluarganya
4. Bidan dan perawat wilayah sebagai pelaksana di wilayah.

D. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pedoman ini meliputi :
1. Penemuan kasus
2. Ketersediaan obat dan sarana
3. Sumber daya manusia
4. Peran serta stakeholder
5. Monitoring dan evaluasi kesehatan jiwa
6. Pengaturan tata ruang dan letak
E. Batasan Operasional
1. Berhubungan dengan pasien
- Pasien datang dengan mendaftar di loket.
- Pasien dipersilahkan duduk dikursi yang telah dipersiapkan
disamping meja petugas.
- Anamnesis dilakukan pada semua pasien(anak/dewasa;baru/lama)
oleh petugas yang melakukan anamnesis pertama dan atau dokter.
- Tanyakan keluhan utama pasien, dan dicatat pada status dengan
menggunakan bahasa pasien.
- Deteksi dini dan penemuan kasus dilakukan di semua poli terkait
yang menemukan pasien dengan gejala masalah kesehatan jiwa.
Keluhan bisa dikelompokan menjadi 4 kelompok keluhan : :
a. Keluhan fisik (F1)
Keluhan yang bersifat fisik murni
(panas,batuk,pilek,mencret,luka,perdarahan)dan tidak jelas
berlatar belakang mental emosional.
b. Keluhan fisik (F2)
Keluhan fisik murni disertai keluhan mental emosional (luka
kecelakaan karena kecanduan alcohol,batuk kronis disertai
dengan keluhan cemasatau putus asa karena tak kunjung
sembuh)
c. Keluhan psikosomatik(PS)
Keluhan fisik yang diduga berkaitan dengan masalah kejiwaan
/mental emosional.(berdebar debar, tengkuk pegal, tekanan
darah tinggi,ulu hati perih,kembung, gangguan
pencernaan(gastrointestinal)sesak napas, mengik,gatal,
exsem,encok, pegal pegal, kejang, sakit kepala,gangguan
haid, keringat dingin disertai berdebar debar,migren, sering
lupa,kesemutan, kram,kelumpuhan anggota gerak, gangguan
kesadaran.
d. Keluhan mental emosional(ME)
Yaitu keluhan yang berkaitan dengan masalah kejiwaan(alam
perasaan,pikiran dan perilaku):mengamuk, bicara kacau,
mendengar bisikan,melihat bayangan iblis .(gejala
psikotik):cemas takut tanpa sebab yang jelas,gelisah
,panik,gagap (gejala neurotik dengan efek cemas):murung, tak
bergairah, putus asa,ide kematian.(gejala depresi):
penggunaan alcohol,rokok, napza.(gejala gangguan zat
psikoaktif) ayan, bengong, kejang kejang(gejala gangguan
epilepsi).gejala pada anak anak dan remaja seperti kesulitan
belajar,gangguan fungsi social(gejala gangguan retardasi
mental),Gangguan perkembangan,gejala psikotik pada anak,
gejala autism pada anak,gejala gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktifitas, enuresis. Keluhan PS dan keluhan
ME yang disertai dengan distress(penderitaan pada pasien
dan atau keluarga atau lingkungan),dan atau gangguan pada
pekerjaan atau akademik,fungsi social,fungsi sehari hari atau
(disabilitas) MERUPAKAN PETUNJUK BAHWA YANG
BERSANGKUTAN MEMANG MENDERITA GANGGUAN
JIWA.

- Poli kesehatan jiwa bagi pasien yang sudah terdiagnosa ataupun


yang baru dicurigai dan yang membutuhkan konsultasi direncanakan
akan dibuka seminggu satu kali, akan tetapi sampai saat ini belum
terealisasi,

2. Berhubungan dengan pengobatan


- Pasien dengan masalah kesehatan jiwa di terapi sesuai dengan
gejala dan diagnosanya. Puskesmas menyediakan obat sesuai
dengan stook yang ada dari GFK untuk langsung diberikan kepada
pasien.
- Bagi pasien yang membutuhkan konsultasi dokter untuk keluhan
yang terjadi, maka petugas mengkonsulkan ke dokter untuk diperiksa
lebih lanjut .
- Pasien yang mendapat resep obat bisa mengambil di kamar obat
setelah semua prosedur selesai dijalani.
- Pasien yang memerlukan rujukan,segera diproses setelah
mendapatkan KIE dari petugas dan keluarga setuju.
3. Berhubungan dengan petugas
- JIka pasien tidak bisa mandiri,harus didampingi oleh keluarga pada
waktu berobat atau kontak dengan petugas.
- Petugas wajib memberikan salam pembuka kepada pasien sebagai
tanda persahabatan agar pasien tidak merasa takut untuk sharing.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Petugas pengelola program Kesehatan Jiwa ada 1 orang. Dengan kualisifikasi


SDM sebagai berikut :

Jenis Kompetensi Kompetensi tambahan


No. Jumlah
ketenenagaan (Ijazah) (pelatihan)
1. Fungsional D III Kebidanan Pelatiahan petugas kes- 1
Perawat wa puskesmas th 2015

Distribusi Ketenagaan
Petugas Kesehatan Jiwa 1 orang dengan standar minimal sudah melaksanakan
pelatihan bagi petugas Kesehatan Jiwa di Puskesmas dari propinsi selama 5 hari di
RS Paru Jember.
Kategori :
1 orang Bidan

BAB III

STANDAR FASILITAS

I. Fasilitas & Sarana


Poli Jiwa rencana berlokasi di gedung puskesmas Sukowono,dan hanya terdiri dari 1
ruangan , dimana pelayanan poli jiwa ,poli TB dan Kusta menjadi satu. Dibangun dari
bahan partisi.
A. Alat-alat :
- Tensimeter
- Termometer
- Stetoskop
- Timbangan berat badan
B. Perlengkapan :
- Tempat sampah medis tertutup dengan injakan pembuka penutup
- Tempat sampah non medis tertutup dengan injakan pembuka penutup
C. Mebeler :
- Meja tulis
- Kursi kerja
- Lemari arsip
- Meja tromol
- Tempat tidur Pasien
D. Pencatatan dan pelaporan :
- Buku register
- Status pasien
- Bolpoint,tip ex, penggaris, staples dll
- Format laporan bulanan 1
- Format laporan bulanan 2
- Format laporan bulanan B1
- Buku kegiatan
- Leaflet
- Status Rekam Medis (di loket)
- Buku pedoman pelayanan kesehatan jiwa di faskes dasar

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN JIWA

A. KETENTUAN UMUM.
1. Petugas melakukan anamnesis kepada pasien (autoanamnesis) atau
pada yang menemani pasien (alloanamnesis)
2. Pasien dengan keluhan yang mendukung pasien ODGJ atau ODMK oleh
petugas dicatat pada status Rekam Medis dan register.
3. Petugas memberikan konseling tentang ODGJ atau ODMK, kapan harus
berobat,dan efek samping obat, serta pentingnya kepatuhan dalam
pengobatan
4. Petugas mengkonsultasikan kepada dokter jika diperlukan,dan meminta
resep dari dokter sesuai keluhan pasien jika obat tidak tersedia di kamar
obat puskesmas.
5. Pasien mengambil obat di kamar obat
6. Petugas kamar obat menyediakan dan memberikan obat pada pasien /
keluarga
B. PETUGAS PENANGGUNG JAWAB
Bidan
C. TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN JIWA
1. Petugas menyiapkan alat tulis Register
2. Petugas mengambil rekam medis penderita ODGJ dan ODMK di loket
3. Petugas memakai APD masker N95
4. Petugas memanggil nama pasien dan mempersilahkan duduk
5. Mengisi Rekam Medis ; anamnesa keluhan pasien, TTV, dan identitas
pasien
6. Bagi pasien yang tidak mepunyai keluhan, cukup diberikan motivasi rutin
minum obat sesuai dengan aturan
7. Bagi pasien yang akan di rujuk, petugas menyiapkan rujukan setelah
keluarga setuju
8. Bagi pasien yang mempunyai keluhan sehingga membutuhkan obat
yang lain maka petugas mengkonsulkan pada dokter untuk diperiksa dan
diberi obat tambahan
9. Bagi pasien diwilayah yang sulit dalam transportasinya karena kondisi
fisik pasien yang tidak memungkinkan:pasien bisa dijemput dengan
ambulan atau dikunjungi saat pusling di wilayah tersebut bersama
dengan Penanggung jawab wilayah.

BAB V
LOGISTIK

A. Logistik Obat
Puskesmas menyediakan obat dalam bentuk tablet dan injeksi sesuai
dengan stook yang ada di GFK.
B. Logistik Non Obat
Cetakan seperti buku pedoman, formulir pencatatan dan pelaporan buku
resep serta ,alat tulis .

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

 Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana puskesmas


membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
 Tujuan penerapan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan
pasien, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat, menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas,
terlaksananya program- program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
 Pelayanan kepada pasien memperhatikan keselamatan pasien dengan cara :
a. Identifikasi Potensi
- Kemungkinan kesalahan identifikasi pasien
- Kemungkinan kesalahan Diagnosa pasien
- Kemungkinan kesalahan pencatatan
- Kemungkinan kesalahan pelaporan
b. Pencegahan terjadinya kesalahan
- Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian dengan identitas
pasien
- Petugas dalam melakukan pelayanan harus sesuai dengan SOP
- Monitoring secara berkala oleh Tim Mutu Puskesmas Sukowono
c. Pelaporan
- Setiap adanya kesalahan pelayanan kesehatan jiwa dilaporkan kepada
tim mutu Puskesmas Sukowono
- Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan kesehatan
jiwa dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Sukowono
- Setiap bulan Pembina wilayah melaporkan kasus jiwa kepada PJ
program kesehatan jiwa puskesmas Sukowono

Penanganan/tindak lanjut

Hasil identifikasi, temuan audit internal, pelaporan dan keluhan atau pengaduan
dibahas dan ditindaklanjuti oleh Tim Mutu dalam Rapat Tinjauan ManajemenHasil
rapat dilakukan umpan balik kepada penanggung jawab kesehatan jiwa.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi dan
bahaya lain yang bisa menimpa dirinya.
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat
kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus
menerapkan prinsip “Universal Precaution”.
B. Tindakan yang beresiko terpapar:
- Cuci tangan yang kurang benar.
- Penggunaan masker yang kurang tepat.
- Tata ruang yang tidak tepat
- Suhu ruangan yang tidak tepat
- Ventilasi dan cahaya masuk di ruangan yang kurang
- Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
C. Prinsip Keselamatan Kerja
- Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
- Pemakaian alat pelindung yaitu pemakaian masker N 95
- Pengelolaan limbah ; sampah medis dan non medis

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan program Kesehatan Jiwa Puskesmas Sukowono


dalam memberikan pelayanan adalah Kesembuhan pasien . Yang dimaksud adalah
penderita dan keluarga mampu mandiri merawat dan memantau pengobatan penderita
dari awal sampai dengan penderita benar benar merasa sembuh dan bisa berproduktif
secara mandiri. Indikator mutu akan dipantau oleh Tim Mutu Puskesmas melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian indikator mutu dibahas dalam
pertemuan tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
BAB IX

PEMANTAPAN MUTU KESEHATAN JIWA

Pemantapan Mutu Kesehatan Jiwa adalah suatu keadaan tentang kualitas


penatalaksanaan Kesehatan Jiwa yang meliputi penemuan pasien ODGJ dan
ODMK ,pengobatan ,serta rujukannya

A. Penemuan pasien dengan masalah kesehatan jiwa


Dilakukan di UPK dengan gejala sebagai berikut ( dalam bagan alur
pemeriksaan) adalah
B. Diagnosis masalah kesehatan jiwa
C. Pengobatan
Pedoman pemberian obat psikotropika terdiri dari:
1. Golongan Antipsikotik,
Digunakan untuk mengatasi gejala psikotik (misalnya : gaduh
gelisah,agresif, sulit tidur,halusinasi, waham,proses pikir kacau)
- Pemilihan obat transquilisasi cepat :
o Chlorpromazine 25-50 mg diberikan IM yang dalam, setiap 6 jam-
8 jam sampai keadaan akut teratasi, kemudian segera ganti
dengan obat peroral.Untuk usia lanjut 25 mg setiap 8 jam.
o Haloperidol 5 mg IM,dapat diulang 5 mg lagi setelah 6 jam.
o Kombinasi haloperidol 5 mg,kemudian diazepam 10 mg IM
dengan interval waktu 1-2 menit.Dengan kombinasi ini jarang
dibutuhkan suntikan kedua.

2. Golongan Antidepresan
Efektif untuk gangguan depresi dan berbagai jenis gangguan
cemas.Dapat digolongkan menjadi :1. Antidepresan trisiklik( TCA,
misalnya: amitripilin,imipramin klomipramin).2. Antidepresan
tetrasiklik(mianserin,maproptilin) 3. SSRI atau selektif serotonin
reuptakeInhibitor ( paroxetin,fluoxeitin,flufoxamin,sertralin). 4. Golongan
lainnya(mirtazapin,Trazodon,Stablon).

3. Golongan Anti Ansietas( benzodiazepin)

Indikasi utama adalah untuk mengurangi ansietas( cemas) dan


insomnia.Benzodiazepin efektif untuk mengatasi insomnia jangaka
pendek, namun penggunaannya dibatasi hanya untuk beberapa minggu
saja.Penggunaan untuk pasien ansietas harus dinilai setiap 4-6 bulan
apakah masih membutuhkan obat.Tidak efektif untuk depresi.

BAB X

PENUTUP

Pedoman ini sebagai panduan dalam pelaksanaan upaya kesehatan jiwa di UPT.
Puskesmas Sukowono, terutama bagi pelaksana program dan pendukung program
pelaksana di wilayah..

Mengetahui Mengetahui

Kepala UPT Puskesmas Sukowono Pemegang Program Kesehatan Jiwa

dr. Andy Maulana A Geryantin Amd Keb

NIP:19820302 20101 1 013 NIP:19680814 199003 2 006

Anda mungkin juga menyukai