Anda di halaman 1dari 9

MI 3

(EDUKASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT)


KELOMPOK 2
ODGJ

Anggota :
1. Apt. Andi Halimah Usman, S.Si
2. Apt. Fransiska Baliasi Mena, S.Farm
3. Apt. Lailatul Ulfah, S.Farm
4. Apt. Pipit Nurusy Syamsiah, S.Si., MM
5. Apt. Supratman, S.Si
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
EDUKASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN KELUARGA DENGAN ODGJ

A. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang RI No 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, kesehatan
jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan ,dan dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
konstribusi,untuk komunitasnya.
Orang dengan gangguan jiwa yang disingkat ODGJ menurut Undang-Undang RI
No. 18 Tahun 2014 adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan
perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan perubahan perilaku
yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan
fungsi orang sebagai manusia.
Dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas hidup bagi pasien
ODGJ di Puskesmas, maka apoteker memiliki peran penting. Salah satu kegiatan yang
dapat meningkatkan peran apoteker dan keluarga pasien dalam membantu peningkatan
kualitas hidup pasien adalah penyuluhan kepada masyarakat serta keluarga dengan ODGJ
dan kunjungan rumah (home care) pasien jiwa.

B. LATAR BELAKANG
Kontributor terbesar beban penyakit (DALYs) dan penyebab kematian di
Indonesia saat ini adalah penyakit kardiovaskular (36,4%) yang disusul oleh penyakit
neoplasma, masalah maternal neonatal, infeksi pernafasan dan TB. Namun jika dilihat
dari penyebab kecacatan (YLDs), lebih besar disebabkan gangguan mental (13,4%)
dibandingkan penyakit lain tersebut.
Kasus gangguan jiwa di Indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) tahun 2018 meningkat. Peningkatan ini terlihat dari kenaikan prevalensi
rumah tangga yang memiliki ODGJ di Indonesia. Ada peningkatan menjadi 7 permil
rumah tangga. Artinya per 1000 rumah tangga terdapat 7 rumah tangga dengan ODGJ,
sehingga jumlahnya diperkirakan sekitar 450 ribu ODGJ berat.
Menurut hasil Riskesdas tahun 2018 prevalensi rumah tangga dengan ART
gangguan jiwa skizofrenia/psikosis berdasarkan provinsi dengan tiga terbanyak yaitu Bali
dengan 11,1%, DI Yogyakarta 10,4%, dan Nusa Tenggara Barat 9,6%. Proporsi rumah
tangga di Indonesia yang pernah memasung ART gangguan jiwa berdasarkan riskesdas
2018 sebanyak 14 % dan terbanyak pada penduduk yang tinggal di pedesaan (17,7 %),
perkotaan 10,7%.
Selain itu, menurut riskesdas 2018, ketidakpatuhan minum obat pada penderita
gangguan jiwa skizoprenia/psikosis pada ART, tertinggi karena merasa sudah sehat
36,1%, tidak rutin berobat 33,7% dan tidak mampu beli obat rutin 23,6%. Kepatuhan
minum obat pada pasien skizoprenia dapat dipengaruhi oleh efikasi minum obat,
dukungan terhadap pasien, efek samping obat dan sikap pasien.
Berdasarkan data tersebut, diperlukan upaya untuk edukasi kepada masyarakat
dan rumah tangga dengan ODGJ untuk mendorong pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan jiwa. Salah satu kegiatan yang dapat
meningkatkan peran apoteker dan keluarga pasien dalam membantu peningkatan kualitas
hidup pasien adalah dengan penyuluhan dan kunjungan rumah pasien jiwa (Home care).
Penyuluhan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan keluarga dengan
ODGJ mengenai penyakit kejiwaan dan cara memperlakukan ODGJ. Kunjungan rumah
dapat memberi bantuan bagi pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan demi peningkatan kualitas hidup pasien. Informasi yang dapat diberikan
kepada keluarga ini terutama mengenai kepatuhan dalam meminum obat jiwa agar tidak
terjadi kekambuhan dan membimbing keluarga dengan ODGJ sebagai pengawas
meminum obat pasien ODGJ. Selain itu, pentingnya peran apoteker khususnya dalam
pemantauan peminuman obat agar tercapai target terapi yang diinginkan demi
meningkatkan kualitas hidup pasien.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang ODGJ,
meningkatkan pengetahuan masyarakat serta keluarga dengan ODGJ mengenai
cara memperlakukan pasien ODGJ, dan menjadi sistem pendukung pasien pada
saat dalam pengobatan demi meningkatkan kepatuhan meminum obat pada
pasien.
2. Tujuan Khusus
a) Masyarakat mengetahui informasi tentang ODGJ
b) Masyarakat mengetahui informasi tentang cara memperlakukan pasien
ODGJ
c) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlakuan pada pasien
gangguan jiwa
d) Meningkatkan peran keluarga dalam mengoptimalkan fungsi sebagai
sistem pendukung untuk pasien di rumah dalam pengobatan pasien
e) Meningkatkan kepatuhan minum obat pasien ODGJ dengan bantuan
pengawas minum obat oleh keluarga ODGJ.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan pokok dengan melakukan penyuluhan ke masyarakat umum maupun
rumah tangga dengan ODGJ, serta melakukan kunjungan rumah pasien ODGJ di Wilayah
kerja Puskesmas dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi dengan pihak desa (Pustu,Poskesdes)
2. Menyiapkan materi penyuluhan
3. Menentukan jadwal penyuluhan, tempat penyuluhan dan petugas penyuluhan
4. Melakukan penyuluhan ke masyarakat dan keluarga dengan ODGJ
5. Melakukan kunjungan rumah (Home care)
6. Memantau keadaan pasien
7. Memberikan konseling pemberian obat kepada pasien atau keluarga tentang pentingnya
minum obat untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien.
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode presentasi dan diskusi
2. Mencetak dan Membagikan Leaflet
3. Kegiatan kunjungan rumah dilakukan sebulan sekali bersama tenaga kesehatan
lain.

F. Sasaran Program
Masyarakat umum, Pasien ODGJ dan Keluarga Pasien ODGJ di wilayah kerja
Puskesmas.

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12
.
0
1. Penyuluhan tentang ODGJ pada v v v
Posyandu Lansia
2 Membuat leaflet v v v v v v v v v v v v
3 Penyuluhan tentang Cara v v
Memperlakukan Pasien ODGJ
4 Homecare pasien ODGJ v v v v v v v v v v v v
5 Konseling pasien/keluarga ODGJ v v v v v v v v v v v v

H. Sumber Dana
Penyuluhan ODGJ, Pembuatan Leaflet, Home Care pasien ODGJ dan konseling
pasien/keluarga ODGJ semuanya dengan sumber dana BOK.

I. Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


Pelaporan dilaksanakan setelah kegiatan

J. Monitoring, Pencatatan dan Evaluasi


Monitoring dan pencatatan dilakukan setelelah melaksanakan kegiatan, serta evaluasi
dilakukan setelah kegiatan.

K. Penanggung Jawab Kegiatan


Apoteker Penanggung Jawab Puskesmas

L. Penutup
Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksnakan kegiatan

Mengetahui
Kepala Puskesmas

………………………..
NIP. …………………..

 Indikator Mutu
Meningkatkan pemahaman para peserta tentang ODGJ dan cara memperlakukannya serta
pentingnya peran keluarga sebagai sistem pendukung pasien ODGJ dalam hal perawatan
maupun pengobatan pasien.

 Capaian Target
1. Penyuluhan
 Sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerjakan pretest dan setelah
kegiatan mengerjakan post test (Untuk penyuluhan)
 Nilai post test > 80
 Target peserta yang mendapatkan nilai diatas 80 sebesar 100%

2. Home Care
 Pasien patuh dan rutin minum obat

Dokumentasi Diskusi Kelompok

Anda mungkin juga menyukai