PUSKESMAS BINANGA
LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik
,mental ,spiritual,dan social sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi
tekanan ,dan dapat bekerja secara produktif,dan mampu memberikan konstribusi,untuk komunitasnya
( UU NO 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa.
Sehat jiwa adalah perasaan senang dan bahagia,mampumenyesuaikan diri dengan keadaan
hidup sehari -hari,dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri,melakukan kegiatan yang
bermanfaat,dan aktif menyumbangkantenaga,pikiran,dan kepedulian kepada keluarga dan masyarakat
sekitarnya.
Masalah kesehatan jiwa di keluarga dan masyarakatsemakin meningkat terlihat dari banyaknya
tindak kekerasan (KDRT),kenakalan remaja(anak jalanan,kecanduan game, tawuran,penyalahgunaan
narkoba,bahkan sampai tindakan percobaan bunuh diri.Kurangnya Pengetahuan kepada
masyarakat,akses yang sulit di jangkau,adanya stigma buruk dari masyarakat terhadap penderita
gangguan jiwa,dan keterbatasan petugas kesehatan jiwa merupakan beberapa penyebab gangguan jiwa
tidak terdeteksi dikeluarga dan masyarakat.
Menurut Hasil Riskesdas Tahun 2018 Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia
1,7 per mil.Gangguan jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta ,Aceh,SulawesiSelatan,,Bali dan jawa
tengah.Proporsi RT yang pernah memasung ART gangguan jiwa berat 14,3 % dan terbanyak pada
pendudukyang tinggal di pedesaan (18,2 % )serta pada kelompok penduduk dengan kuintil indeks
kepemilikan terbawah (19,5% ).Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia 6,0
%.Provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional tertingi adalah sulteng,sulsul,jabar,DI
Yogyakarta,dan NTB.
Puskesmas Binanga terletak di kecamatan mamuju kabupaten mamuju Sulawesi Barat, dengan
luas wilayah 142 Ha dan jumlah penduduk 58.913 jiwa .Pada tahun 2016 ada 2 pasien yang
dipasung.Penderita gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Binanga cukup tinggi. Pada tahun 2017
pelayanan kesehatan jiwa dengan ODGJ berat sebanyak 36 orang, dan tahun 2018 mengalami
peningkatan sebanyak 43 orang.Jumlah keseluruhan pelayanan kesehatan jiwa sepanjang tahun 2018
sebanyak 74 orang. Tingginya prevalensi pasien ODGJ berat ini berkaitan dengan berbagai factor antara
lain masyarakat masih beranggapan bahwa pasien dengan gangguan jiwa adalah orang yang sedang
diganggu oleh roh halus,penyakit kiriman ( penyakit yang di guna guna ),sehingga keluarga mengambil
keputusan dengan berobat dukun.faktor lain masyarakat masih merasa malu jika ada keluarga yang
mengalami gangguan jiwa dan menganggap penyakit tidak akan sembuh sehingga jika ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa tindakan yang dilakukan adalah meng isolasi pasien atau
memasung pasien sehingga tidak diketahui oleh masyarakat luas.pada tahun 2018 jumlah pasien yang
dipasung sebanyak 4 0rang dan lepas pasung 2 orang .Hal tersebut apabila tidak di antisipasi dari
sekarang maka jumlah pasien jiwa akan terus meningkat .dan pada akhirnya akan menambah beban
keluarga dan beban negara,menurunkn produktivitas dan derajat kesehatan.
Pelayanan kesehatan jiwa masuk dalam SPM indicator ke 8 ,dan pelayanan kesehatan jiwa di
wilayah kerja puskesmas Binanga masih terbatas disebabkan kurangnya petugas kesehatan jiwa yang
terlatih, kurangnya ketersediaan obat,tidak adanya dokter psikiatri di RS,dan tidak adanya Rumah Sakit
Jiwa di suatu provinsi sehingga jarak untuk konsultasi/ pengobatan sangat jauh dengan membutuhkan
banyak dana dengan keterbatasan social ekonomi yang rendah.Olehnya itu dengan penuh harapan
upaya kesehatan jiwa di Indonesia bisa lebih diperhatikan karena di rasa sangat penting untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan tentunya juga di Kabupaten Mamuju.
PERMASALAHAN
1. Adanya stigma di masyarakat sehingga kelurga merasa malu membawa pasien dengan
Orang dengan masalah Kejiwaan ( ODMK ) dan Orang Dengan Gangguan Kejiwaan
(ODGJ ) untuk mendapatkan pengobatan medis.
2. Pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas Binanga masih terbatas
3. Masih ada keluarga ODGJ merasa putus asa dan beranggapan penderita dengan
gangguan jiwa tidak akan sembuh meskipun di berikan minum obat.
4. Masih ada kepercayaan keluarga terhadap dukun.
5. Masih ada kasus pasung pada penderita dengan gangguan jiwa
6. Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa masih kurang
7 kurangnya kesadaran /kepedulian keluarga tentang cara perawatan pada penderita
gannguan jiwa
8. kurangnya
8. Kurangnya ketersediaan obat psikotropik di puskesmas
9. Pasien yang sering berkunjung dengan keluhan fisik yang banyak dan berganti
ganti,jarang dilakukan deteksi dini karena keterbatasan waktu dan tempat.
10 Kurangnya tenaga kesehatan jiwa yang terlatih dalam penanganan pasien gangguan jiwa
11. Tidak adanya dokter psikiatri di suatu Rumah Sakit Daerah
12. Tidak adanya Rumah Sakit Jiwa atau RS yang di tunjuk untuk perawatan dalam
menangani pasien gangguan kejiwaan.
13. Masih banyak pasien gangguan kejiwaan belum memiliki kartu Jaminan Kesehatan (JKN)
Dan KTP sehingga menjadi beban pada keluarga untuk mendapatkan pengobatan lebih
Lanjut.
TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ,khususnya kesehatan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Binanga.
b. Tujuan Khusus
1.Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan jiwa
Termasuk penanganan gangguan jiwa sehingga stigma buruk yang ada di masyarakat
dapat berubah .
2.Untuk meningkatkan cakupan dan akses pelayanan kesehatan jiwa secara optimal.
3.Meningkatkankerja sama lintas program dan lintas sector
4.Meningkatkan kemandirian dan produktifitas pasien
5.Tidak ada lagi kasus pasung di wilayah kerja puskesmas Binanga
RUANG LINGKUP
Pelayanan kesehatan jiwa di laksanakan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Binanga.
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM GEDUNG MASIH KURANG
MENDAPAT PELATIHAN
KURANGNYA KEPATUHAN DETEKSI DINI DISEKOLAH BELUM TERLAKSANA
MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT PETUGAS
CAKUPAN PELAYANAN
KESEHATAN JIWA
MASIH KURANG/
SARANA LINGKUNGAN
1 PELAYANAN KESEHATAN JIWA ( ODMK DAN ODGJ) SEMUA BISA TERDETEKSI,TERLAYANI ATAU
DIPANTAU DAN MENDAPAT PENGOBATAN LEBIH MENINGKAT DENGAN ADANYA DUKUNGAN
PERHATIAN DARI PEMERINTAH .
1. MENINGKATNYA KESADARAN KELUARGA DALAM MEMPERHATIKAN PASIEN UNTUK BEROBAT
2. DAN PERAWATAN PASIEN,DAN MENCEGAH MENINGKATNYA KASUS PEMASUNGAN.
PADA ANAK ,REMAJA DAN MASYARAKAT PADA UMUMNYA BISA MENGETAHUI LEBIH DINI
MASALAH MASALAH KEJIWAAN YANG DAPAT MENYEBABKAN GANGGUAN JIWABERAT MELALUI
PENYULUHAN KESEHATAN (KELUARGA,,SEKOLAH,KELOMPOK MASYARAKAT ) AGAR BISA
TERHINDAR DARI HAL –HAL YG TIDAK DI INGINKAN .DAN MEMPERMUDAH AGAR KELUARGA
DAN MASYARAKAT SEGERA MEMBAWA KE PUSKESMAS ,RS UNTUK MENDAPATKAN
PENGOBATAN
3. STIGMA DI MASYARAKAT DAPAT BERUBAH BAHWA GANNGUAN JIWA DAPAT DI SEMBUHKAN
ADANYA RS JIWA DAN DOKTER JIWA
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG
KURANGNYA KEPATUHAN DETEKSI DINI DISEKOLAH BELUM TERLAKSANA
MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS
SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG
KURANGNYA KEPATUHAN DETEKSI DINI DISEKOLAH BELUM TERLAKSANA
MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS
SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI DANA TRANSPORT PETUGAS
MENGURUS PENDERITA
KETERSEDIAAN OBAT
PSIKITROPIK MASIH
KURANG
KURANGNYA KERJA SAMA
LINTAS SEKTOR
PENDERITA ODGJ
SARANA
LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS
KETERSEDIAAN OBAT
PSIKITROPIK MASIH
KURANG
KURANGNYA KERJA SAMA
MASIH ADA PEMASUNGAN PADA LINTAS SEKTOR
PENDERITA ODGJ BERAT
SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
KURANGNYA PENGETAHUAN
MASY
SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG
KURANGNYA KEPATUHAN DETEKSI DINI DISEKOLAH BELUM TERLAKSANA
MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS
BELUM ADA ALAT KHUSUS MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
DALAM MENANGANI PASIEN ODGJ BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG TDK
DI KETAHUI IDENTITASNYA
PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN
DAN KELUARGA
TIDAK TERSEDIANYA KUESIONER PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG
BELUM ADA RUANG TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK PADA KELUARGA
PASIEN ODGJ
SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG
KURANGNYA KEPATUHAN
MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS
MENGURUS PENDERITA
BELUM ADA ALAT KHUSUS MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
DALAM MENANGANI PASIEN ODGJ BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG TDK
DI KETAHUI IDENTITASNYA
BELUM TERSEDIA RS JIWA / RS PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN
PERAWATAN DALAM MENANGANI DAN KELUARGA
PASIEN ODGJ
TIDAK TERSEDIANYA KUESIONER PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG
BELUM ADA RUANG TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK PADA KELUARGA
PASIEN ODGJ
SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE
BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG
MASIH ADA ODGJ BELUM MEMILIKI JKN,KTP MASIH ADA DI JUMPAI ODGJ
YANG
I. Pendahuluan
Menurut Hasil Riskesdas Tahun 2018 Prevalensi gangguan jiwa berat pada
penduduk Indonesia 1,7 per mil.Gangguan jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta
,Aceh,SulawesiSelatan,,Bali dan jawa tengah.Proporsi RT yang pernah memasung ART
gangguan jiwa berat 14,3 % dan terbanyak pada pendudukyang tinggal di pedesaan
(18,2 % )serta pada kelompok penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah
(19,5% ).Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia 6,0
%.Provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional tertingi adalah
sulteng,sulsel,jabar,DI Yogyakarta,dan NTB.
III. TUJUAN
IV. MANFAAT
V. SASARAN KEGIATAN
1 .Pasien jiwa dengan orang gangguan jiwa berat,orang dengan masalah kejiwaan dan
penyalahgunaan penggunaan Napza di wilayah kerja Puskesmas Binanga di
Kec.Mamuju yang terdapat di 4 Kelurahan.(Karema,Rimuku,Binanga, dan Mamunyu)
Prosedur /Langkah-langkah
a. Petugas melakukan kunjungan rumah pasien gangguan jiwa yang akan di kunjungi
yaitu :
Penderita baru yang tidak bisa dibawa di
Puskesmas
Penderita lama khususnya yang tidak
berkunjung atau berobat
b. Petugas memberitahukan ke perankat desa maksud dan tujuan kunjungan rumah di
masyarakat pada keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan /masalah kejiwaan
dan penyalahgunaan penggunaan Napza
c. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan kepada keluarga pasien dan pasien apa
yang akan di lakukan dan meminta persetujuan keluaga pasien/pasien
d. Petugas menyiapkan instrument/peralatan
e. Petugas melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik bila perlu pada pasien atau
keluarga
f. Untuk penderita baru, kegiatan yang dilakukan adalah petugas menentukan diagnose
awal dan terapi sedangkan penderita lama petugas mematau penderita yang pulang
dari RSJ dan meman
tau penderita yang agresif (kambuhan) menolak minum obat, dll serta bisa di renca
nakan rujukan bila perlu
kan pengobatan
2. Kurangnya informasi yang ada di masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa dan
penyebab tanda dan gejala terjadinya masalah kejiwaan dan gangguanj iwa berat
3. Masih kurangnya petugas kesehatan jiwa yang terlatih dalam menangani pasien
gangguan jiwa
4. Kurangnya ketersediaan obat psikotropik yang ada di wilayah kerja Puskesmas
5. Pasien atau keluarga pasien merasa putus asa karena mengganggap penyakit ini
6. tidak akan sembuh meskipun berobat.
7. Pasien tidak memiliki kartu berobat/JKN ,KTP, atau KK sehingga keluarga kurang
memperhatikan pasien untuk membawa berobat disebabkan karena factor social
ekonomi yang kurang.
8. Penolakan dari pihak pasien dan keluarga yang belum memiliki kesadaran
terhadap pentingnya kualitas hidup pasien jiwa.
BULAN
KET
NO JENIS KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kunjungan rumah
Pada Pasien gangu
an jiwa.ODMK Dan
PenYalahguNaan
Napza
2 Konseling pemberian
obat dan pencegah
an kekambuhan
pada
ODGJ
1. Pendahuluan
Pasien dengan gangguan jiwa bera sering memiliki gejala yang dapat menjadi
ancaman, baik terhadap keluarga,diri sendiri maupun orang lain.Keluarga dan
masyarakatdisekitar lingkungannya cenderung melakukan tindakan paksa untuk
mengurangiatau membatasi ancaman tadi.Bentuk pemaksaan itu dapat berupa
pemasungan, yaitu mengikat tangan dan atau kaki dengan rantai atau seutas tali untuk
menguncinya pada sebuah batang kayu, atau mengurungnya dalam sebuah ruangan
yang sangat sempit.pembatasan gerak ini atau pemasungan acapkali juga disertai
dengan penelantaran termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasartidak di
perhatikan .Kebutuhan makan minum, buang air besardan buang air kecil,kebersihan diri
dan berpakaian yang pantasenjadi sangat sulit untuk di dapatkan.Pada kondisi ini
penderita gangguan jiwa yang dipasung adalah individu terlantar dan miskin,yang
sebenarnya di tanggung oleh pemerintah.
2. Latar Belakang
Keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan di sebabkan oleh factor masalah
keluarga rumah tangga dengan social ekonomi yang sangat terbatas /rendah
,kehilangan orang orang yang terdekat, factor trauma/ kecelakaan,pekerjaan dan factor
keturunan. Gangguan kesehatan jiwa menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi
individu dan keluarganya , baik mental maupun materi. Pengertian atau pengetahuan
dan stigma masyarakat terhadap penderita jiwa di anggap memalukan ,pemahaman
yang masih kurang tentang kesehatn jiwa di berbagai kalangan, di dukung mayoritas
oleh factor kemiskinan kelurga.Dengan masalah tersebut diatas kami terketuk untuk
melaksanakan program kesehatan jiwa.
4. Kegiatan pokok
Kegiatan ini di lakukan dengan cara :
a. Penyuluhan kesehatan jiwa
b. Sweeping untuk kegiatan dalam rangka bebas pasung dan pencegahan bunuh diri
6. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4
kelurahan (mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program
NURHAIDAH RAMLAH,AMK
NIP : 19661231 1898803 2 239 NIP : 19820612 200604 2 019
4. Kegiatan pokok
Kegiatan ini di lakukan dengan cara :
c. Penyuluhan kesehatan jiwa
d. Sweeping untuk kegiatan dalam rangka bebas pasung dan pencegahan bunuh diri
6. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4
kelurahan (mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program
6. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4
kelurahan (mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program
KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN JIWA
I. PENDAHULUAN
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang meniingkatkan kesehatan fisik,
mental dan sosial individu berkembang secara optimal dan selaras dengan
perkembangan orang lain. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu
dapat berkembang secara fisik ,mental ,spiritual,dan social sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi tekanan ,dan dapat bekerja secara
produktif,dan mampu memberikan konstribusi,untuk komunitasnya ( UU NO 18 tahun
2014 tentang kesehatan jiwa.
iii. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan mental masyarkat dan mengurangi gangguan
jiwa di masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1. Mendukung pencapaian Indonesia bebas pasung
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan psikiatri di wilayah kerja Puskesmas
Binanga
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga melalui penyuluhan
tentang kesehatan jiwa
4. Mampu mengenali secara dini penyebab tanda dan gejala terjadinya
masalah kejiwaan
5. Memberi pertolongan pertama psikiatri, dengan memberikan pengobatan
atau merujuk pasienke RS Jiwa.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
a. Sweeping pencariankasus ODGJ dan ODMK(Orang Dengan Gangguan Kejiwaan)
b. Konseling pemberian obat dan pencegahan kekambuhan pada ODGJ
c. Kunjungan rumah pada pasien dengan masalah kejiwaan dan penyalahgunaan
penggunaan Napza
VI. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah keluarga yang memiliki pasien dengan masalah kejiwaan
dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4 kelurahan
(mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Binanga.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program
NURHAIDAH RAMLAH,AMK
NIP : 19661231 1898803 2 239 NIP : 19820612 200604 2 019
PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BINANGA KEC.MAMUJU
Alamat : Jl.Handak No.5 Mamuju Kode Pos 91511
e- mail : binangapkm@gmail.com
KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN JIWA
I. PENDAHULUAN
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang meniingkatkan kesehatan fisik,
mental dan sosial individu berkembang secara optimal dan selaras dengan
perkembangan orang lain. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu
dapat berkembang secara fisik ,mental ,spiritual,dan social sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi tekanan ,dan dapat bekerja secara
produktif,dan mampu memberikan konstribusi,untuk komunitasnya ( UU NO 18 tahun
2014 tentang kesehatan jiwa.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan mental masyarkat dan mengurangi gangguan jiwa
di masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1. Mendukung pencapaian Indonesia bebas pasung
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan psikiatri di wilayah kerja Puskesmas
Binanga
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga melalui penyuluhan
tentang kesehatan jiwa
4. Mampu mengenali secara dini penyebab tanda dan gejala terjadinya
masalah kejiwaan
5. Memberi pertolongan pertama psikiatri, dengan memberikan pengobatan
atau merujuk pasienke RS Jiwa.
VI. SASARAN
a. Sasaran kegiatan ini adalah keluarga yang memiliki pasien dengan masalah
kejiwaan dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4 kelurahan
(mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.
b. Sasaran pada anak dan remaja di sekolah (SD,SMP) di wilayah kerja Puskesmas
binanga
2 Konseling
pemberian obat
dan pencegahan V V V V V V V V V V V
kekambuhan
pada ODGJ
3 Kunjungan rumah
pada pasien
dengan masalah
kejiwaan dan V V V V V V V V V V V V
penyalahgunaan
penggunaan
Napza
4 Penyuluhan
. deteksi dini
masalah
kesehatan jiwa V V V V
pada anak dan
remaja di sekolah
Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program
KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN JIWA
I. PENDAHULUAN
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang meniingkatkan kesehatan fisik,
mental dan sosial individu berkembang secara optimal dan selaras dengan
perkembangan orang lain. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu
dapat berkembang secara fisik ,mental ,spiritual,dan social sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi tekanan ,dan dapat bekerja secara
produktif,dan mampu memberikan konstribusi,untuk komunitasnya ( UU NO 18 tahun
2014 tentang kesehatan jiwa.
b. Tujuan Khusus
1. Mendukung pencapaian Indonesia bebas pasung
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan psikiatri di wilayah kerja Puskesmas
Binanga
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga melalui penyuluhan
tentang kesehatan jiwa
VI. SASARAN
a. Sasaran kegiatan ini adalah keluarga yang memiliki pasien dengan masalah
kejiwaan dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4 kelurahan
(mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.
b. Sasaran pada anak dan remaja di sekolah (SD,SMP,SMA) di wilayah kerja
Puskesmas binanga
Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program
JASMAN, AMKL RAMLAH,AMK
NIP : 19680805 198903 1 019 NIP : 19820612 200604 2 019