Anda di halaman 1dari 34

PELAYANAN KESEHATAN JIWA

PUSKESMAS BINANGA

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU


TAHUN 2019
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik
,mental ,spiritual,dan social sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi
tekanan ,dan dapat bekerja secara produktif,dan mampu memberikan konstribusi,untuk komunitasnya
( UU NO 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa.

Sehat jiwa adalah perasaan senang dan bahagia,mampumenyesuaikan diri dengan keadaan
hidup sehari -hari,dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri,melakukan kegiatan yang
bermanfaat,dan aktif menyumbangkantenaga,pikiran,dan kepedulian kepada keluarga dan masyarakat
sekitarnya.

Masalah kesehatan jiwa di keluarga dan masyarakatsemakin meningkat terlihat dari banyaknya
tindak kekerasan (KDRT),kenakalan remaja(anak jalanan,kecanduan game, tawuran,penyalahgunaan
narkoba,bahkan sampai tindakan percobaan bunuh diri.Kurangnya Pengetahuan kepada
masyarakat,akses yang sulit di jangkau,adanya stigma buruk dari masyarakat terhadap penderita
gangguan jiwa,dan keterbatasan petugas kesehatan jiwa merupakan beberapa penyebab gangguan jiwa
tidak terdeteksi dikeluarga dan masyarakat.

Menurut Hasil Riskesdas Tahun 2018 Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia
1,7 per mil.Gangguan jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta ,Aceh,SulawesiSelatan,,Bali dan jawa
tengah.Proporsi RT yang pernah memasung ART gangguan jiwa berat 14,3 % dan terbanyak pada
pendudukyang tinggal di pedesaan (18,2 % )serta pada kelompok penduduk dengan kuintil indeks
kepemilikan terbawah (19,5% ).Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia 6,0
%.Provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional tertingi adalah sulteng,sulsul,jabar,DI
Yogyakarta,dan NTB.

Puskesmas Binanga terletak di kecamatan mamuju kabupaten mamuju Sulawesi Barat, dengan
luas wilayah 142 Ha dan jumlah penduduk 58.913 jiwa .Pada tahun 2016 ada 2 pasien yang
dipasung.Penderita gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Binanga cukup tinggi. Pada tahun 2017
pelayanan kesehatan jiwa dengan ODGJ berat sebanyak 36 orang, dan tahun 2018 mengalami
peningkatan sebanyak 43 orang.Jumlah keseluruhan pelayanan kesehatan jiwa sepanjang tahun 2018
sebanyak 74 orang. Tingginya prevalensi pasien ODGJ berat ini berkaitan dengan berbagai factor antara
lain masyarakat masih beranggapan bahwa pasien dengan gangguan jiwa adalah orang yang sedang
diganggu oleh roh halus,penyakit kiriman ( penyakit yang di guna guna ),sehingga keluarga mengambil
keputusan dengan berobat dukun.faktor lain masyarakat masih merasa malu jika ada keluarga yang
mengalami gangguan jiwa dan menganggap penyakit tidak akan sembuh sehingga jika ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa tindakan yang dilakukan adalah meng isolasi pasien atau
memasung pasien sehingga tidak diketahui oleh masyarakat luas.pada tahun 2018 jumlah pasien yang
dipasung sebanyak 4 0rang dan lepas pasung 2 orang .Hal tersebut apabila tidak di antisipasi dari
sekarang maka jumlah pasien jiwa akan terus meningkat .dan pada akhirnya akan menambah beban
keluarga dan beban negara,menurunkn produktivitas dan derajat kesehatan.

Pelayanan kesehatan jiwa masuk dalam SPM indicator ke 8 ,dan pelayanan kesehatan jiwa di
wilayah kerja puskesmas Binanga masih terbatas disebabkan kurangnya petugas kesehatan jiwa yang
terlatih, kurangnya ketersediaan obat,tidak adanya dokter psikiatri di RS,dan tidak adanya Rumah Sakit
Jiwa di suatu provinsi sehingga jarak untuk konsultasi/ pengobatan sangat jauh dengan membutuhkan
banyak dana dengan keterbatasan social ekonomi yang rendah.Olehnya itu dengan penuh harapan
upaya kesehatan jiwa di Indonesia bisa lebih diperhatikan karena di rasa sangat penting untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan tentunya juga di Kabupaten Mamuju.
PERMASALAHAN
1. Adanya stigma di masyarakat sehingga kelurga merasa malu membawa pasien dengan
Orang dengan masalah Kejiwaan ( ODMK ) dan Orang Dengan Gangguan Kejiwaan
(ODGJ ) untuk mendapatkan pengobatan medis.
2. Pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas Binanga masih terbatas
3. Masih ada keluarga ODGJ merasa putus asa dan beranggapan penderita dengan
gangguan jiwa tidak akan sembuh meskipun di berikan minum obat.
4. Masih ada kepercayaan keluarga terhadap dukun.
5. Masih ada kasus pasung pada penderita dengan gangguan jiwa
6. Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa masih kurang
7 kurangnya kesadaran /kepedulian keluarga tentang cara perawatan pada penderita
gannguan jiwa
8. kurangnya
8. Kurangnya ketersediaan obat psikotropik di puskesmas
9. Pasien yang sering berkunjung dengan keluhan fisik yang banyak dan berganti
ganti,jarang dilakukan deteksi dini karena keterbatasan waktu dan tempat.
10 Kurangnya tenaga kesehatan jiwa yang terlatih dalam penanganan pasien gangguan jiwa
11. Tidak adanya dokter psikiatri di suatu Rumah Sakit Daerah
12. Tidak adanya Rumah Sakit Jiwa atau RS yang di tunjuk untuk perawatan dalam
menangani pasien gangguan kejiwaan.
13. Masih banyak pasien gangguan kejiwaan belum memiliki kartu Jaminan Kesehatan (JKN)
Dan KTP sehingga menjadi beban pada keluarga untuk mendapatkan pengobatan lebih
Lanjut.

TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ,khususnya kesehatan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Binanga.

b. Tujuan Khusus
1.Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan jiwa
Termasuk penanganan gangguan jiwa sehingga stigma buruk yang ada di masyarakat
dapat berubah .
2.Untuk meningkatkan cakupan dan akses pelayanan kesehatan jiwa secara optimal.
3.Meningkatkankerja sama lintas program dan lintas sector
4.Meningkatkan kemandirian dan produktifitas pasien
5.Tidak ada lagi kasus pasung di wilayah kerja puskesmas Binanga
RUANG LINGKUP
Pelayanan kesehatan jiwa di laksanakan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Binanga.
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA CARA DANA


NAKES JIWA MASIH KURANG PENYULUHAN MASIH TERBATAS

BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM GEDUNG MASIH KURANG
MENDAPAT PELATIHAN
KURANGNYA KEPATUHAN DETEKSI DINI DISEKOLAH BELUM TERLAKSANA

MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT PETUGAS

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN KURANGNYA PENGETAHUAN


KELUARGATERHADAP PASIEN KELUARGA TENTANG PENTINGNYA
KESEHATAN JIWA DAN CARA PERA
BELUM ADA DOKTER KEJIWAAN WATAN PASIEN

CAKUPAN PELAYANAN

KESEHATAN JIWA

MASIH KURANG/

KETERSEDIAAN OBAT MEDIA PROMOSI MASIH KURANG BELUM OPTIMAL


PSIKITROPIK MASIH (LEMBAR BALIK,POSTER,BUKU SAKU)
KURANG BAGI NAKES JIWA
KURANGNYA KERJA SAMA
MASIH ADA PEMASUNGAN PADA LINTAS SEKTOR
PENDERITA ODGJ BERAT
BELUM ADA ALAT KHUSUS MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
DALAM MENANGANI PASIEN ODGJ BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG TDK
DI KETAHUI IDENTITASNYA
BELUM TERSEDIA RS JIWA / RS PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN
PERAWATAN DALAM MENANGANI DAN KELUARGA
PASIEN ODGJ
TIDAK TERSEDIANYA KUESIONER PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG
BELUM ADA RUANG TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK PADA KELUARGA
PASIEN ODGJ MASIH ADA ODGJ TDK MEMILIKI KARTU JKN,KTP

SARANA LINGKUNGAN

DAMPAK YANG BISA TERJADI PADA ODMK DAN ODGJ

1.Resiko terjadi perilaku kekerasan terhadap diri sendiri,keluarga dan masyarakat


2.Resiko percobaan bunuh diri
3.Perubahan persepsi sensori ( halusinasi ),dan proses pikir ( waham )
4.Defisit Perawatan diri
5.Aktivitas kegiatan sehari hari terganggu
6.Harga Diri Rendah
7.Menarik Diri/isolasi social
TABEL RENCANA TINDAK LANJUT UPAYA KESEHATAN JIWA

N ANALISIS TUJUAN SASARAN RENCANA TINDAK


O MASALAH LANJUT
1 Kurangnya 1.Meningkatkan Keluarga 1Penyuluhan dan
pengetahuan , pengetahuan pasien,keluarga dan pasien Konseling kesehatan
kesadaran tentang apa itu ODMK dan ODGJ, jiwa pada keluarga
keluarga ODGJ dan cara perawatan. pasien
terhadap 2.Meningkatkan kesadaran 2.Melakukan kunjungan
pasien dan keluarga tentang pentingnya rumah
kepatuhan kesehatan jiwa 3.memberikan konseling
dalam minum 3.adanya kepatuhan keluarga pemberian obat untuk
obat dalam memberikan obat mencegah terjadinya
kepada pasien kekambuhanpada ODGJ

2. Masih ada 1.Tidak ada lagi pemasungan Keluarga 1.Pendekatan keluarga


pemasungan 2.Keluarga memperhatikan pasien tentang konseling
Pada pasien perawatan diri pasien pemberian obat dan
ODGJ berat perawatan pasien
3 Masih ada 1.Penderita gangguan jiwa Pasien 1.Pencarian dan
dijumpai ODGJ dapat terlayani dan tidak gangguan memantau kasus ODMK
yang terlantar menggelandang jiwa dan dan ODGJ
tetapi tidak di Dan mendapat pengobatan pasien 2. kunjungan rumah
ketahui 2.Pasien yang mengalami yang di 3.penyuluhan tentang
identitasnya masalah kejiwaaan mengalami kesehatan jiwa
(gangguan masalah
kecemasan,ketakutan,depres kejiwaan
i ) bisa di tangani lebih cepat yang ada di
untuk mencegah terjadinya masyarakat
gangguan jiwa berat.

EVALUASI TERHADAP TINDAK LANJUT MASALAH DAN HAMBATAN

N PROGRAM BULAN URAIAN KEGIATAN HASIL EVALUASI KET


O
1 KESWA JAN – JUNI 2019 1.Pencarian Telah di laksanakan
ODGJ yang /memantau kasus pencarian memantau
terlayani (62 org ) ODMK dan ODGJ kasus ODGJ dan
65,95 % ODMK
2.Konseling Telah di laksanakan
pemberian obat dan konseling pemberian
pencegahan obat pada keluraga
kekambuhan pada dan masih ada yang
ODGJ tidak patuh dalam
memberikam obat
kepada pasien dengan
alas an pasien tidak
mau minum obat
3.Kunjungan rumah Telah di laksanakan
pada pasien kunjungan rumah
gangguan kejiwaan pada pasien namun
dan penggunaan masih ada yang belum
NAPZA mau teratur berobat.
4.Penyuluhan di Telah di laksanakan
masyarakat penyuluhan di
lingkungn masyarakat
dan sebagian
masyarakat sudah
mulai memahami apa
itu kesehatan jiwa dan
gejala dan penyebab
ganggua jiwa

HARAPAN MASA DEPAN UPAYA KESEHATAN JIWA

1 PELAYANAN KESEHATAN JIWA ( ODMK DAN ODGJ) SEMUA BISA TERDETEKSI,TERLAYANI ATAU
DIPANTAU DAN MENDAPAT PENGOBATAN LEBIH MENINGKAT DENGAN ADANYA DUKUNGAN
PERHATIAN DARI PEMERINTAH .
1. MENINGKATNYA KESADARAN KELUARGA DALAM MEMPERHATIKAN PASIEN UNTUK BEROBAT
2. DAN PERAWATAN PASIEN,DAN MENCEGAH MENINGKATNYA KASUS PEMASUNGAN.
PADA ANAK ,REMAJA DAN MASYARAKAT PADA UMUMNYA BISA MENGETAHUI LEBIH DINI
MASALAH MASALAH KEJIWAAN YANG DAPAT MENYEBABKAN GANGGUAN JIWABERAT MELALUI
PENYULUHAN KESEHATAN (KELUARGA,,SEKOLAH,KELOMPOK MASYARAKAT ) AGAR BISA
TERHINDAR DARI HAL –HAL YG TIDAK DI INGINKAN .DAN MEMPERMUDAH AGAR KELUARGA
DAN MASYARAKAT SEGERA MEMBAWA KE PUSKESMAS ,RS UNTUK MENDAPATKAN
PENGOBATAN
3. STIGMA DI MASYARAKAT DAPAT BERUBAH BAHWA GANNGUAN JIWA DAPAT DI SEMBUHKAN
ADANYA RS JIWA DAN DOKTER JIWA
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA METODE DANA


NAKES JIWA MASIH KURANG PENYULUHAN MASIH KURANG

BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG
KURANGNYA KEPATUHAN DETEKSI DINI DISEKOLAH BELUM TERLAKSANA

MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN KURANGNYA PENGETAHUAN


KELUARGATERHADAP PASIEN KELUARGA TENTANG PENTINGNYA
KESEHATAN JIWA DAN CARA PERA
BELUM ADA DOKTER KEJIWAAN WATAN PASIEN

MASIH ADA ODGJ BELUM MEMILIKI JKN,KTP CAKUPAN PELAYANAN


KESEHATAN

ADANYA RASA JENUH,BOSAN PD KELUARGA DLM JIWA BELUM OPTIMAL /MASIH

MENGURUS PENDERITA KURANG

KETERSEDIAAN OBAT MEDIA PROMOSI MASIH KURANG


PSIKITROPIK MASIH (LEMBAR BALIK,POSTER,BUKU SAKU)
KURANG BAGI NAKES JIWA
KURANGNYA KERJA SAMA
MASIH ADA PEMASUNGAN PADA LINTAS SEKTOR
PENDERITA ODGJ BERAT
BELUM ADA ALAT KHUSUS MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
DALAM MENANGANI PASIEN ODGJ BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG TDK
DI KETAHUI IDENTITASNYA
BELUM TERSEDIA RS JIWA / RS PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN
PERAWATAN DALAM MENANGANI DAN KELUARGA
PASIEN ODGJ
TIDAK TERSEDIANYA KUESIONER PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG
BELUM ADA RUANG TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK PADA KELUARGA
PASIEN ODGJ

SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA METODE DANA


NAKES JIWA MASIH KURANG PENYULUHAN MASIH KURANG

BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG
KURANGNYA KEPATUHAN DETEKSI DINI DISEKOLAH BELUM TERLAKSANA

MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN KURANGNYA PENGETAHUAN


KELUARGATERHADAP PASIEN KELUARGA TENTANG PENTINGNYA
KESEHATAN JIWA DAN CARA PERA
BELUM ADA DOKTER KEJIWAAN WATAN PASIEN

MASIH ADA ODGJ BELUM MEMILIKI JKN,KTP KURANGNYA


KESADARAN/KEPEDULIAN

ADANYA RASA JENUH,BOSAN PD KELUARGA DLM KELUARGA TERHADAP


PENDERITA

MENGURUS PENDERITA GANGGUAN JIWA

KETERSEDIAAN OBAT MEDIA PROMOSI MASIH KURANG


PSIKITROPIK MASIH (LEMBAR BALIK,POSTER,BUKU SAKU)
KURANG BAGI NAKES JIWA
KURANGNYA KERJA SAMA
MASIH ADA PEMASUNGAN PADA LINTAS SEKTOR
PENDERITA ODGJ BERAT
BELUM ADA ALAT KHUSUS MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
DALAM MENANGANI PASIEN ODGJ BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG TDK
DI KETAHUI IDENTITASNYA
BELUM TERSEDIA RS JIWA / RS PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN
PERAWATAN DALAM MENANGANI DAN KELUARGA
PASIEN ODGJ
TIDAK TERSEDIANYA KUESIONER PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG
BELUM ADA RUANG PELY. TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK DI MASY .PADA KELUARGA
PASIEN ODGJ

SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA METODE DANA


NAKES JIWA MASIH KURANG

BELUM SEMUA NAKES JIWA


MENDAPAT PELATIHAN
KURANGNYA KEPATUHAN

MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI DANA TRANSPORT PETUGAS

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN BELUM DIKENAL


KELUARGATERHADAP PASIEN

BELUM ADA DOKTER KEJIWAAN

KURANGNYA KETERSEDIAAN OBAT

ADANYA RASA JENUH,BOSAN PD KELUARGA DLM PSIKOTROPIK DI PUSKESMAS

MENGURUS PENDERITA

KETERSEDIAAN OBAT
PSIKITROPIK MASIH
KURANG
KURANGNYA KERJA SAMA
LINTAS SEKTOR

ADANYA STIGMA BURUK MASY. PADA KELUARGA

PENDERITA ODGJ
SARANA
LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA METODE DANA


NAKES JIWA MASIH KURANG

BELUM SEMUA NAKES JIWA


MENDAPAT PELATIHAN

MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN KURANGNYA PENGETAHUAN


KELUARGATERHADAP PASIEN KELUARGA TENTANG PENTINGNYA
KESEHATAN JIWA DAN CARA PERA
WATAN PASIEN

MASIH ADA ODGJ BELUM MEMILIKI JKN,KTP KURANGNYA KEPATUHAN


DALAM

ADANYA RASA JENUH,BOSAN PD KELUARGA DLM MINUM OBAT TERHADAP

MENGURUS PENDERITA PENDERITA ODGJ

KETERSEDIAAN OBAT
PSIKITROPIK MASIH
KURANG
KURANGNYA KERJA SAMA
MASIH ADA PEMASUNGAN PADA LINTAS SEKTOR
PENDERITA ODGJ BERAT

PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN


I

ADANYA STIGMA BURUK PADA KELUARGA


PASIEN ODGJ

SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA METODE DANA


NAKES JIWA MASIH KURANG PENYULUHAN MASIH KURANG

BELUM SEMUA NAKES JIWA


MENDAPAT PELATIHAN

PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT


PETUGAS

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN KURANGNYA PENGETAHUAN


KELUARGATERHADAP PASIEN KELUARGA TENTANG PENTINGNYA
KESEHATAN JIWA DAN CARA PERA
BELUM ADA DOKTER KEJIWAAN WATAN PASIEN

KURANGNYA PENGETAHUAN
MASY

ADANYA RASA JENUH,BOSAN PD KELUARGA DLM KELUARGA TTG PENTINGNYA


KSWA

MENGURUS PENDERITA TANDA DAN GEJALA


TER

JADINYA MASALAH KEJIWAAN

MEDIA PROMOSI MASIH KURANG SERTA PENGOBATAN &PERAWAT


(LEMBAR BALIK,POSTER,BUKU SAKU) AN PD PENDERITA
BAGI NAKES JIWA
KURANGNYA KERJA SAMA
MASIH ADA PEMASUNGAN PADA LINTAS SEKTOR
PENDERITA ODGJ BERAT
MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG T
TDK DI KETAHUI IDENTITASNYa
PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIE
DAN KELUARGA

PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG


BELUM ADA RUANG TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK MASY PADA KELUARGA
PASIEN ODGJ

SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA METODE DANA


PENYULUHAN MASIH KURANG

DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM

/DALAM GEDUNG KURANG


DETEKSI DINI DISEKOLAH BELUM TERLAKSANA

PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN KURANGNYA PENGETAHUAN


KELUARGATERHADAP PASIEN KELUARGA TENTANG PENTINGNYA
KESEHATAN JIWA DAN CARA PERA
WATAN PASIEN

MASIH ADA PENDERITA


GANGGUAN

ADANYA RASA JENUH,BOSAN PD KELUARGA DLM JIWA BELUM MEMILIKI KARTU

MENGURUS PENDERITA JKN,KTP

KURANGNYA KERJA SAMA


MASIH ADA PEMASUNGAN PADA LINTAS SEKTOR
PENDERITA ODGJ BERAT
MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG TDK
DI KETAHUI IDENTITASNYA
BELUM TERSEDIA RS JIWA / RS PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN
PERAWATAN DALAM MENANGANI DAN KELUARGA
PASIEN ODGJ
TIDAK TERSEDIANYA KUESIONER PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG
BELUM ADA RUAN PEL. TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK PADA KELUARGA
PASIEN ODGJ

SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA METODE DANA


NAKES JIWA MASIH KURANG PENYULUHAN MASIH KURANG

BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG
KURANGNYA KEPATUHAN DETEKSI DINI DISEKOLAH BELUM TERLAKSANA

MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN KURANGNYA PENGETAHUAN


KELUARGATERHADAP PASIEN KELUARGA TENTANG PENTINGNYA
KESEHATAN JIWA DAN CARA PERA
BELUM ADA DOKTER KEJIWAAN WATAN PASIEN

MASIH ADA ODGJ BELUM MEMILIKI JKN,KTP KURANGNYA DETEKSI DINI


KESWA

ADANYA RASA JENUH,BOSAN PD KELUARGA DLM DI MASYARAKAT DAN

MENGURUS PENDERITA BELUM ADA KADER PEDULI JIWA DISEKOLAH

KETERSEDIAAN OBAT MEDIA PROMOSI MASIH KURANG


PSIKITROPIK MASIH (LEMBAR BALIK,POSTER,BUKU SAKU)
KURANG BAGI NAKES JIWA
KURANGNYA KERJA SAMA
LINTAS SEKTOR

BELUM ADA ALAT KHUSUS MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
DALAM MENANGANI PASIEN ODGJ BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG TDK
DI KETAHUI IDENTITASNYA
PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN
DAN KELUARGA
TIDAK TERSEDIANYA KUESIONER PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG
BELUM ADA RUANG TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK PADA KELUARGA
PASIEN ODGJ

SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA METODE DANA


NAKES JIWA MASIH KURANG PENYULUHAN MASIH KURANG

BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG
KURANGNYA KEPATUHAN

MINUM OBAT TERHDP PENDERITA PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT
PETUGAS

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN KURANGNYA PENGETAHUAN


KELUARGATERHADAP PASIEN KELUARGA TENTANG PENTINGNYA
KESEHATAN JIWA DAN CARA PERA
BELUM ADA DOKTER KEJIWAAN WATAN PASIEN

MASIH ADA ODGJ BELUM MEMILIKI JKN,KTP MASIH ADA PEMASUNGAN

ADANYA RASA JENUH,BOSAN PD KELUARGA DLM PENDERITA ODGJ DI


MASYARAKAT

MENGURUS PENDERITA

KETERSEDIAAN OBAT MEDIA PROMOSI MASIH KURANG


PSIKITROPIK MASIH (LEMBAR BALIK,POSTER,BUKU SAKU)
KURANG BAGI NAKES JIWA
KURANGNYA KERJA SAMA
LINTAS SEKTOR

BELUM ADA ALAT KHUSUS MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
DALAM MENANGANI PASIEN ODGJ BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG TDK
DI KETAHUI IDENTITASNYA
BELUM TERSEDIA RS JIWA / RS PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN
PERAWATAN DALAM MENANGANI DAN KELUARGA
PASIEN ODGJ
TIDAK TERSEDIANYA KUESIONER PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG
BELUM ADA RUANG TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK PADA KELUARGA
PASIEN ODGJ

SARANA LINGKUNGAN
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DIAGRAM FISHBONE

MANUSIA METODE DANA


NAKES JIWA MASIH KURANG PENYULUHAN MASIH KURANG

BELUM SEMUA NAKES JIWA DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI LUAR /DALAM
MENDAPAT PELATIHAN /DALAM GEDUNG KURANG

PELAYANAN JIWA DIPOLI KURANG DIKENAL DANA TRANSPORT PETUGAS

KURANGNYA KESADARAN/ KEPEDULIAN KURANGNYA PENGETAHUAN


KELUARGATERHADAP PASIEN KELUARGA TENTANG PENTINGNYA
KESEHATAN JIWA DAN CARA PERA
BELUM ADA DOKTER KEJIWAAN WATAN PASIEN

MASIH ADA ODGJ BELUM MEMILIKI JKN,KTP MASIH ADA DI JUMPAI ODGJ
YANG

ADANYA RASA JENUH,BOSAN PD KELUARGA DLM TERLANTAR DAN TIDAK DI


KETAHUI

MENGURUS PENDERITA BELUM ADA KADER JIWA IDENTITASNYA

KETERSEDIAAN OBAT MEDIA PROMOSI MASIH KURANG


PSIKITROPIK MASIH (LEMBAR BALIK,POSTER,BUKU SAKU)
KURANG BAGI NAKES JIWA
KURANGNYA KERJA SAMA
MASIH ADA PEMASUNGAN PADA LINTAS SEKTOR
PENDERITA ODGJ BERAT
BELUM ADA ALAT KHUSUS MASIH ADA PASIEN ODMK DAN ODGJ
DALAM MENANGANI PASIEN ODGJ BELUM TERLAYANI DAN MENGGELANDANG TDK
DI KETAHUI IDENTITASNYA
BELUM TERSEDIA RS JIWA / RS PENDIDKAN ,SOSIAL EKONOMI RENDAH PASIEN
PERAWATAN DALAM MENANGANI DAN KELUARGA
PASIEN ODGJ
PERAN SERTAMASYARAKAT MASIH KURANG
BELUM ADA RUANG PEL. TERHADAP PENDERITA ODMK dan ODGJ
KESWA ADANYA STIGMA BURUK DI MASY. PADA
KELUARGA
PASIEN ODGJ
SARANA LINGKUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BINANGA KEC.MAMUJU
Alamat : Jl.Handak No.5 Mamuju Kode Pos 91511
e- mail : binangapkm@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


KUNJUNGAN RUMAH PASIEN GANGGUAN JIWA

I. Pendahuluan

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu dapat


berkembang secara fisik ,mental ,spiritual,dan social sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi tekanan ,dan dapat bekerja secara
produktif,dan mampu memberikan konstribusi,untuk komunitasnya ( UU NO 18 tahun
2014 tentang kesehatan jiwa.

Kesehatan dan kesejahteraan jiwa merupakan hal penting untuk diperhatikan


dan di upayakan oleh berbagai pihak ,terutama oleh para tenaga profesionaldibidang
kesehatan.Teralihnya kesehatan jiwa manusia sebagai makhluk biopsikososial, baik yang
telah didiagnosis menderita gangguan fisik maupun mental-psikososial, perlu
mendapatkan respon yang proporsional dan adekuat dari semua tenaga kesehatan .Hal
ini sejalan dengan konsep sehat WHO yang melihat kesehatan dari tiga sisi yaitu
kesehatan fisik-biologis, mental psikologis(jiwa) dan sosialyang harus dicapai secara
terintegrasi (WHO, 2015).Undang- Undang kesehatan RI tahun 2009, bahkan
menambahkan aspek spiritual sebagai komponen yang harus ada melengkapi konsep
sehat seutuhnya ( UU Kesehatan RI,2009).

Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas bagi pasien jiwa di


Puskesmas, maka pelayanan kesehatan jiwa (mental)yang menyeluruh menjadi salah
satu syarat yang harus terpenuhi untuk menjamiin tercapainya kebutuhan pasien jiwa .
Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan peran tenaka kesehatan dan keluarga
pasien dalam membantu peningkatan kualitas hidup pasien adalah kunjungan rumah
pasien jiwa. Kunjungan rumah dapat memberi bantuan bagi pasien dan keluarga untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi peningkatan kualitas hidup pasien.

II. Latar Belakang

Kunjungan rumah ppasien jiwa adalah mengunjungi rumah pasien gangguan


jiwa dan bertemu dengan keluarga untuk mendapatkan berbagai informasi penting yang
diperlukan dalam rangka membantu pasien dalam menyelesaikan masalah yang di
hadapi atau membatu dalam proses penyembuhan, memberikan konseling pemberian
obat dalam pencegahan kekambuhan, dan melakukan penyuluhan /pemberian edukasi
kesehatan fisik/mental/social terkait dengan kebutuhan pasien selama menjalani proses
perawatan kesehatan. Kunjungan rumah merupakan alternatif yang baik untuk
dilakukan sebagai salah satu upaya membantu proses perubahan respon maladaptive
pasien menjadi respon yang lebih adaptif. Hal ini menjadi alasan bahwa melalui
kunjungan rumah akan di dapatkan informasi data fisik maupun nn fisikpasien dan
keluarga yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan di fasilitas kesehatan secara lebih
lengkap dan sesuai dengan eadaan nyata pasien.

Menurut Hasil Riskesdas Tahun 2018 Prevalensi gangguan jiwa berat pada
penduduk Indonesia 1,7 per mil.Gangguan jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta
,Aceh,SulawesiSelatan,,Bali dan jawa tengah.Proporsi RT yang pernah memasung ART
gangguan jiwa berat 14,3 % dan terbanyak pada pendudukyang tinggal di pedesaan
(18,2 % )serta pada kelompok penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah
(19,5% ).Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia 6,0
%.Provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional tertingi adalah
sulteng,sulsel,jabar,DI Yogyakarta,dan NTB.

Puskesmas Binanga terletak di kecamatan mamuju kabupaten mamuju


Sulawesi Barat, dengan luas wilayah 142 Ha dan jumlah penduduk 58.913 jiwa .Pada
tahun 2016 ada 2 pasien yang dipasung.Penderita gangguan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Binanga cukup tinggi. Pada tahun 2017 pelayanan kesehatan jiwa dengan
ODGJ berat sebanyak 36 orang, dan tahun 2018 mengalami peningkatan sebanyak 43
orang.Jumlah keseluruhan pelayanan kesehatan jiwa sepanjang tahun 2018 sebanyak
74 orang. Tingginya prevalensi pasien ODGJ berat ini berkaitan dengan berbagai factor
antara lain masyarakat masih beranggapan bahwa pasien dengan gangguan jiwa adalah
orang yang sedang diganggu oleh roh halus,penyakit kiriman ( penyakit yang di guna
guna ),sehingga keluarga mengambil keputusan dengan berobat dukun.faktor lain
masyarakat masih merasa malu jika ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan
menganggap penyakit tidak akan sembuh sehingga jika ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa tindakan yang dilakukan adalah meng isolasi pasien atau
memasung pasien sehingga tidak diketahui oleh masyarakat luas.pada tahun 2018
jumlah pasien yang dipasung sebanyak 4 0rang dan lepas pasung 2 orang .Hal tersebut
apabila tidak di antisipasi dari sekarang maka jumlah pasien jiwa akan terus
meningkat .dan pada akhirnya akan menambah beban keluarga dan beban
negara,menurunkn produktivitas dan derajat kesehatan.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa di Puskesmas


Binanga merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar dan nyata di
masyarakat,sehingga perlu mendapatkan kunjungan rumah sehingga membantu
pemberian informasi dan motivasi agar pasien dapat di terima keberadaannya dan di
perlakukan sewajarnya baik di lingkungan keluargamaupun di lingkungan masyarakat.

III. TUJUAN

III.1 Tujuan Umum


Keluarga dan masyaraat (baik lingkungan sekitar ataupun lintas sektor terkait
memiliki pengetahuan dalammemperlakukan pasien dan dapat menjadi sistem
pendukung yang efektif untuk pasien.

III.2 Tujuan Khusus


1. Memberikan informasi pada pasien tentang perkembangan kondisinya.
2. Memberikan motivasi pada pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya
dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki
3. Memberikan informasi tentang perkembangan kondisi pasien kepada keluarga
4. Meningkatkan peran keluarga dalam mengoptimalkan fungsi sebagai sistem
pendukung untuk pasien di rumah (perawatan pasien )
5. Meningkatkan informasi dan kesadaran masyarakat tentang perlakuan pada
pasien gangguan jiwa
6. Meningkatkan peran masyarakat dan lintas sektor terkait dalammendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa melalui kunjungan rumah pad apasien
jiwa.

IV. MANFAAT

IV.1 Bagi Individu


Kunjungan rumah pasien jiwa diharapkan dapat menjadi media untuk membina
hubungan saling percaya, untuk mengetahui masalah kondisi dan keadaan
pasien, serta dapat membantukualitas hidup pasien dengan mendapatkan akses
pelayanan kesehatan jiwa yang tepat.
IV.2 Bagi Keluarga
Kunjungan rumah diharapkan dapat menjadi media informasi pada keluarga
tantang kondisi pasien dan motivasi untuk menjadi sistem pendukung pasien
demi terciptanya kualitas hidup yang lebih baik.

IV.3 Bagi masyarakat


Kunjungan rumah diharapkan dapat menjadi media pengembangan pengetahuan
serta memotivasi masyarakat untuk memperlakukan pasien secara manusiawi.
IV.4 Bagi Puskesmas Binanga
Kunjungan rumah pasien jiwa diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kinerja
Petugas di Puskesmas Binanga dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Binanga.
IV.5 Bagi Lintas Sektor
Kunjungan rumah menjadi model dalam melakukan edukasi kesehatan,motivasi
dan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan –pendekatan
keluarga yang berbasis komunitas dan meningkatkan kualitas hidup pasien
sesuai dengan prinsip pelayanan kesehatan jiwa komunitas. Hal ini diharapkan
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar bisa berproduktif.

V. SASARAN KEGIATAN

1 .Pasien jiwa dengan orang gangguan jiwa berat,orang dengan masalah kejiwaan dan
penyalahgunaan penggunaan Napza di wilayah kerja Puskesmas Binanga di
Kec.Mamuju yang terdapat di 4 Kelurahan.(Karema,Rimuku,Binanga, dan Mamunyu)

2. Keluarga dari pasien jiwa di wilayah kerja Puskesmas Binanga terdapat di 4


kelurahan.

VI. KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

1. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakitnya.


2. Memantau kondisi atau keadaan pasien
3. Memberikan pemahaman dan cara perawatan pasien dengan gangguan kejiwaan.
4. Memberikan konseling pemberian obat kepada pasien atau keluarga tentang
pentingnya minum obat untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien.
5. Memberikan saran kepada pasien atau keluarga pasien untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien sesuai kebutuhan pasien.

VII. CARA PELAKSANAAN

Prosedur /Langkah-langkah
a. Petugas melakukan kunjungan rumah pasien gangguan jiwa yang akan di kunjungi
yaitu :
 Penderita baru yang tidak bisa dibawa di
Puskesmas
 Penderita lama khususnya yang tidak
berkunjung atau berobat
b. Petugas memberitahukan ke perankat desa maksud dan tujuan kunjungan rumah di
masyarakat pada keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan /masalah kejiwaan
dan penyalahgunaan penggunaan Napza
c. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan kepada keluarga pasien dan pasien apa
yang akan di lakukan dan meminta persetujuan keluaga pasien/pasien
d. Petugas menyiapkan instrument/peralatan
e. Petugas melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik bila perlu pada pasien atau
keluarga
f. Untuk penderita baru, kegiatan yang dilakukan adalah petugas menentukan diagnose
awal dan terapi sedangkan penderita lama petugas mematau penderita yang pulang
dari RSJ dan meman
tau penderita yang agresif (kambuhan) menolak minum obat, dll serta bisa di renca
nakan rujukan bila perlu

g. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan pada pasien dan keluarga


h. Petugas membereskan peralatan dan mencuci tangan
I . Petugas melakukan pendokumentasian /pencatatan

VIII. MASALAH YANG DIHADAPI

Masalah yang dihadapi dalam melakukan kunjungan rumah adalah :


1. Masalah gangguan jiwa belum terlalu mendapat perhatian dari keluarga dan masya
rakat sehingga keluarga kurang menyadari untuk membawa pasien untuk mendapat

kan pengobatan
2. Kurangnya informasi yang ada di masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa dan
penyebab tanda dan gejala terjadinya masalah kejiwaan dan gangguanj iwa berat
3. Masih kurangnya petugas kesehatan jiwa yang terlatih dalam menangani pasien
gangguan jiwa
4. Kurangnya ketersediaan obat psikotropik yang ada di wilayah kerja Puskesmas
5. Pasien atau keluarga pasien merasa putus asa karena mengganggap penyakit ini
6. tidak akan sembuh meskipun berobat.
7. Pasien tidak memiliki kartu berobat/JKN ,KTP, atau KK sehingga keluarga kurang
memperhatikan pasien untuk membawa berobat disebabkan karena factor social
ekonomi yang kurang.
8. Penolakan dari pihak pasien dan keluarga yang belum memiliki kesadaran
terhadap pentingnya kualitas hidup pasien jiwa.

IX. SOLUSI PERMASALAHAN

Alternatif solusi yang dapat di lakukan untuk mengatasi permasalahan yang di -


alami kegiatan kunjungan rumah pasien jiwa di antaranya adalah melakukan penyuluh
an mengenai pentingnya kesehatan jiwa yang di berikan oleh petugas yang ter
latih dalam menyampaikan informasi mengenai masalah kesehatan jiwa sehingga di
harapkan mampu menjadi informasi dan motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien.memberikan konseling tentang pentingnya pemberian minum obat untuk men
cegah terjadinya kekambuhan pada pasien jiwa.Selain itu juga perlu di lakukan
kerjasama antar petugas kesehatan dengan lintas sector ,sehingga terjalinnya
komunikasi yang intensif dengan RT,tokoh masyarakat, lurah ,camat,dinsos,capil,polsek,
koramil untuk mensosialiisasikan perlunya penggalakan kegiatan kunjungan rumah
sebagai upaya kesehatan jiwa di masyarakat.
Harapan yang diinginkan adalah para tokoh masyarakat,RT,Lurah,Camat,dinsos,
Capil polsek/koramil turut beperan aktif dalm memberikan motifasi kepada masyarakat untuk
menghadiri acara /kegiatan sosialisasi Kesehatan Jiwa agar kegiatan tersebut dapat berjalan
lancar.
X. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah adalah :

BULAN
KET
NO JENIS KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kunjungan rumah
Pada Pasien gangu
an jiwa.ODMK Dan
PenYalahguNaan
Napza

2 Konseling pemberian
obat dan pencegah
an kekambuhan
pada
ODGJ

XI. EVALUASI DAN PELAKSANAAN

Evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang


telah di tentuan dalam setahun yang dilaksanakan oleh penanggung jawab kesehatan
jiwa. Evaluasi akan di lakukan dengan tindakan korektifjika terjadi ketidaktepatan jadwal
pelaksanaandan mencantumkan rencana tindak lanjutterhadap permasalahan yang di
hadapi dalam pelaksanaan kegiatan.
Pelaporan tentang evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan berupa laporan kunjungan rumah .Laporan ini di buat pada akhir bulan atau
minggu ke -4 setiap bulannya.sepanjang tahun oleh penanggung jawab program dan di
ketahui oleh kepala puskesmas.Laporan kegiatan ini di sampaikan setiap ada lokmin dan
setiap bulannya laporan di tujukan ke Dinas Kesehatan Kab.Mamuju.

XII. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan pelaporan dan evaluasi kegiatan ini merupakan rekapan jumlah
pelayanan kesehatan jiiwa yang dilayani setiap bulannya dan pelaporan mengenai SPM
,jumlah pasien yang di pasung yang mendapatkan pelayanan.
Adapun kendala yang dihadapi yang sekligus merupakan bentuk evaluasi
terhadap pelaksanaan kegiatan ,petugas langsung berkoordinasi dengan pihak yang
terkait .Pelaporan di buat setiap bulannya pada minngu ke 4 setiap bulannya oleh
penanggung jawab program yang diketahui oleh Kepala Puskesmas Binanga dan laporan
ditujukan ke Dinas kesehatan Kabupaten Mamuju .
PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BINANGA KEC.MAMUJU
Alamat : Jl.Handak No.5 Mamuju Kode Pos 91511
e- mail : binangapkm@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SWEEPING ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

1. Pendahuluan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014, kesehatan


jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,mental,
spritul dan social sehinnga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi
bagi komunitasnya.Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang
mempunyai masalah fisik, mental, social, pertumbuhan, dan perkembangan dan kualitas
hidupsehinnga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa .Orang dengan gangguan jiwa
( ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam piliran, perilaku, dan perasaan
yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang
bermakna serta dapat menimbulkan penderitan dan hambatan dalam menjalankan
fungsi orang sebagai manusia .Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan
stigma, diskriminasi.Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak mencari pengobatan
yang sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka akan mendapatkan pelayanan
yang bermutu rendah.Diskriminasi dapat meningkatkn resikoresikopada hak-hak individu
, hak politik, ekonomi, social dan budaya.

Pasien dengan gangguan jiwa bera sering memiliki gejala yang dapat menjadi
ancaman, baik terhadap keluarga,diri sendiri maupun orang lain.Keluarga dan
masyarakatdisekitar lingkungannya cenderung melakukan tindakan paksa untuk
mengurangiatau membatasi ancaman tadi.Bentuk pemaksaan itu dapat berupa
pemasungan, yaitu mengikat tangan dan atau kaki dengan rantai atau seutas tali untuk
menguncinya pada sebuah batang kayu, atau mengurungnya dalam sebuah ruangan
yang sangat sempit.pembatasan gerak ini atau pemasungan acapkali juga disertai
dengan penelantaran termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasartidak di
perhatikan .Kebutuhan makan minum, buang air besardan buang air kecil,kebersihan diri
dan berpakaian yang pantasenjadi sangat sulit untuk di dapatkan.Pada kondisi ini
penderita gangguan jiwa yang dipasung adalah individu terlantar dan miskin,yang
sebenarnya di tanggung oleh pemerintah.

2. Latar Belakang
Keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan di sebabkan oleh factor masalah
keluarga rumah tangga dengan social ekonomi yang sangat terbatas /rendah
,kehilangan orang orang yang terdekat, factor trauma/ kecelakaan,pekerjaan dan factor
keturunan. Gangguan kesehatan jiwa menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi
individu dan keluarganya , baik mental maupun materi. Pengertian atau pengetahuan
dan stigma masyarakat terhadap penderita jiwa di anggap memalukan ,pemahaman
yang masih kurang tentang kesehatn jiwa di berbagai kalangan, di dukung mayoritas
oleh factor kemiskinan kelurga.Dengan masalah tersebut diatas kami terketuk untuk
melaksanakan program kesehatan jiwa.

3. Tujuan umum dan tujuan khusus


1 Tujuan Umum
Meningkat derajat kesehatan jiwa
2 Tujuan Khusus
a. Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa
b. Terlaksananya tatalaksana program kesehatan jiwa sesuai standar

4. Kegiatan pokok
Kegiatan ini di lakukan dengan cara :
a. Penyuluhan kesehatan jiwa
b. Sweeping untuk kegiatan dalam rangka bebas pasung dan pencegahan bunuh diri

5. Cara melaksanakan kegiatan


a. Koordinasi dengan lurah,tokoh masyarakat
b. Koordinator program menyusun jadwal kegiatan
c. Meaporkan hasil kegiatan dan melakukan anaiisa capaian program
d. Melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap hasil kegiatan

6. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4
kelurahan (mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.

7. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan sweeping pencarian kasus ODGJ dan ODMK

NO JENIS BULAN KET


KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sweeping
pencarian V V V
kasus
ODGJ

8. Evaluasi pelaksanaan Kegiatan dan pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan di buat oleh penanggung jawab
programdan dilaporkan 1 bulan setelah dilaksanakan kegiatan. Hasil kegiatan di ketahui
oleh Kepal Puskesmas Binanga dan di tujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Mamuju

Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program

NURHAIDAH RAMLAH,AMK
NIP : 19661231 1898803 2 239 NIP : 19820612 200604 2 019
4. Kegiatan pokok
Kegiatan ini di lakukan dengan cara :
c. Penyuluhan kesehatan jiwa
d. Sweeping untuk kegiatan dalam rangka bebas pasung dan pencegahan bunuh diri

5. Cara melaksanakan kegiatan


e. Koordinasi dengan lurah,tokoh masyarakat
f. Koordinator program menyusun jadwal kegiatan
g. Meaporkan hasil kegiatan dan melakukan anaisa capaian program
h. Melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap hasil kegiatan

6. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4
kelurahan (mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.

7. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan sweeping pencarian kasus ODGJ dan ODMK

NO JENIS BULAN KET


KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sweeping
pencarian V V V V V V V V V V
kasus
ODGJ

8. Evaluasi pelaksanaan Kegiatan dan pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan di buat oleh penanggung jawab
programdan dilaporkan 1 bulan setelah dilaksanakan kegiatan. Hasil kegiatan di ketahui
oleh Kepal Puskesmas Binanga dan di tujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Mamuju

Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program

JASMAN, AMKL RAMLAH,AMK


NIP : 19680805 198903 1 019 NIP : 19820612 200604 2 019
4. Kegiatan pokok
Kegiatan ini di lakukan dengan cara :
e. Penyuluhan kesehatan jiwa
f. Sweeping untuk kegiatan dalam rangka bebas pasung dan pencegahan bunuh diri

5. Cara melaksanakan kegiatan


i. Koordinasi dengan lurah,tokoh masyarakat
j. Koordinator program menyusun jadwal kegiatan
k. Meaporkan hasil kegiatan dan melakukan anaisa capaian program
l. Melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap hasil kegiatan

6. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4
kelurahan (mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.

7. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan sweeping pencarian kasus ODGJ dan ODMK

NO JENIS BULAN KET


KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sweeping
pencarian V V V V V V
kasus
ODGJ

8. Evaluasi pelaksanaan Kegiatan dan pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan di buat oleh penanggung jawab
programdan dilaporkan 1 bulan setelah dilaksanakan kegiatan. Hasil kegiatan di ketahui
oleh Kepala Puskesmas Binanga dan di tujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Mamuju

Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program

JASMAN, AMKL RAMLAH,AMK


NIP : 19680805 198903 1 019 NIP : 19820612 200604 2 019
PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BINANGA KEC.MAMUJU
Alamat : Jl.Handak No.5 Mamuju Kode Pos 91511
e- mail : binangapkm@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN JIWA

I. PENDAHULUAN
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang meniingkatkan kesehatan fisik,
mental dan sosial individu berkembang secara optimal dan selaras dengan
perkembangan orang lain. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu
dapat berkembang secara fisik ,mental ,spiritual,dan social sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi tekanan ,dan dapat bekerja secara
produktif,dan mampu memberikan konstribusi,untuk komunitasnya ( UU NO 18 tahun
2014 tentang kesehatan jiwa.

ii. LATAR BELAKANG


Program kesehatan jiwa adalah bagian dari UKM pengembangan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Program ini sangatlah penting untuk
disosialisasikan kemasyarakat agar lebih mudah untuk menjangkau pelayanan
kesehatan/ pengobatan di faskes terdekat yaitu puskesmas.Di mana selama ini masih
banyak ditemukan orang dengan gangguan kejiwaan yang belum tersentuh dengan
petugas kesehatan atau masih banyak yang ditelantarkan oleh keluarga karena adanya
stigma atau diskriminasi yang ada di masyarakat .Melalui program kesehatan jiwa ini
kami sebagai petugas kesehatan bisa lebih memperhatikan dan memberi informasi
kepada pasien atau keluarga tentang pentingnya kesehatan jiwa untuk meningkatkan
derajat kesehatan mental secara optimal pada penderita dengan ganggguan kejiwaan
dan orang dengan masalah kejiwaan.

Keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan di sebabkan oleh factor


masalah keluarga rumah tangga dengan social ekonomi yang sangat terbatas /rendah
,kehilangan orang orang yang terdekat, factor trauma/ kecelakaan,pekerjaan dan factor
keturunan. Gangguan kesehatan jiwa menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi
individu dan keluarganya , baik mental maupun materi. Pengertian atau pengetahuan
dan stigma masyarakat terhadap penderita jiwa di anggap memalukan ,pemahaman
yang masih kurang tentang kesehatan jiwa di berbagai kalangan, di dukung mayoritas
oleh factor kemiskinan kelurga.Dengan masalah tersebut diatas kami terketuk untuk
melaksanakan program kesehatan jiwa.

iii. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan mental masyarkat dan mengurangi gangguan
jiwa di masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1. Mendukung pencapaian Indonesia bebas pasung
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan psikiatri di wilayah kerja Puskesmas
Binanga
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga melalui penyuluhan
tentang kesehatan jiwa
4. Mampu mengenali secara dini penyebab tanda dan gejala terjadinya
masalah kejiwaan
5. Memberi pertolongan pertama psikiatri, dengan memberikan pengobatan
atau merujuk pasienke RS Jiwa.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
a. Sweeping pencariankasus ODGJ dan ODMK(Orang Dengan Gangguan Kejiwaan)
b. Konseling pemberian obat dan pencegahan kekambuhan pada ODGJ
c. Kunjungan rumah pada pasien dengan masalah kejiwaan dan penyalahgunaan
penggunaan Napza

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Petugas berkoordinasi dengan lintas sektor atau pihak yang terkait dengan
kegiatan yang akan di laksanakan
b. Penanggung jawab program menyusun jadwal kegiatan
c. Petugas melaksanakan kunjungan rumah kelingkungan kepada keluarga yang
memiliki pasien gangguan kejiwaan atau masalah kejiwaan.
d. Petugas memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
maksud melakukan kunjungan
e. Petugas menanyakan tentang kondisi kesehatan pasien kepada keluarga pasien
f. Petugas memberikan motivasi dan konseling pemberian obat kepada keluarga atau
pasien agar pasien mau minum obat secara teratur
g. Petugas memberikan motivasi pada keluarga agar pasien bisa dibrikan aktifitas
ringan
h. Petugas menganjurkan kepada keluarga agar tetap menjaga perawatan diri pasien
gangguan kejiwaan
i. Petugas menganjurkan kepada pasien atau kepada keluarga pasien untuk untuk
bisa meningkatkan keimanan dalam menghadapi masalahnya.
j. Petugas melakukan pendataan pasien gangguan jiwa di wilayah kerja puskesmas
Binanga

VI. SASARAN

Sasaran kegiatan ini adalah keluarga yang memiliki pasien dengan masalah kejiwaan
dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4 kelurahan
(mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Binanga.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


N JENIS BULAN KET
O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sweeping
pencariankasus
ODGJ dan
ODMK(Orang V V V
Dengan
Gangguan
Kejiwaan)
2 Konseling
pemberian obat
dan pencegahan V V V
kekambuhan
pada ODGJ
3 Kunjungan rumah
pada pasien
dengan masalah
kejiwaan dan V V V
penyalahgunaan
penggunaan
Napza

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


a. Setiap ada kasus lansung di tangani dan diberikan konseling pemberian obat di
lihat dari situasi dan kondisi pasien dan jika pasien tidak bisa ditangani maka
dokter merujuk pasien atas persetujuan yang telah di sepakati.
b. Hasil dari kegiatan kunjungan pelayanan kesehatan jiwa di buat setiap bulan
oleh penanggung jawab program

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Setiap program membuat pencatatan dan pelaporan peningkatan kesehatan jiwa
sesuai dengan kasus yang terjadi.Penanggung jawab program membuat laporan
setiap bulan dari hasil kegiatan yang di ketahui oleh Kepala Piuskesmas dan di
tujukan ke Dinas kesehatan kab.Mamuju.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program

NURHAIDAH RAMLAH,AMK
NIP : 19661231 1898803 2 239 NIP : 19820612 200604 2 019
PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BINANGA KEC.MAMUJU
Alamat : Jl.Handak No.5 Mamuju Kode Pos 91511
e- mail : binangapkm@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN JIWA

I. PENDAHULUAN
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang meniingkatkan kesehatan fisik,
mental dan sosial individu berkembang secara optimal dan selaras dengan
perkembangan orang lain. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu
dapat berkembang secara fisik ,mental ,spiritual,dan social sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi tekanan ,dan dapat bekerja secara
produktif,dan mampu memberikan konstribusi,untuk komunitasnya ( UU NO 18 tahun
2014 tentang kesehatan jiwa.

II. LATAR BELAKANG


Program kesehatan jiwa adalah bagian dari UKM pengembangan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Program ini sangatlah penting untuk
disosialisasikan kemasyarakat agar lebih mudah untuk menjangkau pelayanan
kesehatan/ pengobatan di faskes terdekat yaitu puskesmas.Di mana selama ini masih
banyak ditemukan orang dengan gangguan kejiwaan yang belum tersentuh dengan
petugas kesehatan atau masih banyak yang ditelantarkan oleh keluarga karena adanya
stigma atau diskriminasi yang ada di masyarakat .Melalui program kesehatan jiwa ini
kami sebagai petugas kesehatan bisa lebih memperhatikan dan memberi informasi
kepada pasien atau keluarga tentang pentingnya kesehatan jiwa untuk meningkatkan
derajat kesehatan mental secara optimal pada penderita dengan ganggguan kejiwaan
dan orang dengan masalah kejiwaan.

Keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan di sebabkan oleh factor


masalah keluarga rumah tangga dengan social ekonomi yang sangat terbatas /rendah
,kehilangan orang orang yang terdekat, factor trauma/ kecelakaan,pekerjaan dan factor
keturunan. Gangguan kesehatan jiwa menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi
individu dan keluarganya , baik mental maupun materi. Pengertian atau pengetahuan
dan stigma masyarakat terhadap penderita jiwa di anggap memalukan ,pemahaman
yang masih kurang tentang kesehatan jiwa di berbagai kalangan, di dukung mayoritas
oleh factor kemiskinan kelurga.Dengan masalah tersebut diatas kami terketuk untuk
melaksanakan program kesehatan jiwa.

Selain itu,pemahaman atau pengetahuan pada anak dan remaja disekolah


masih kurang mengenai tentang pentingnya kesehatan jiwa anak dan remaja dan anak
sering mengalami kekerasan atau dibully(tekanan teman sebaya)
,kecemasan,depresi,dan bahkan penyalahgunaan penggunaan Napza.yang bisa
membuat generasi muda putus sekolah dan hiilang harapan hidup.Olehnya itu
,sangatlah penting untuk mensosialisasikan kepada anak remaja memperkenalkan
secara dini masalah masalah yang bisa terjadi masa usianya sehingga bisa lebih muda
mengatasi masalah jika ada yang terjadi.Semoga melalui program kegiatan ini anak
remaja disekolah bisa belajar dengan baik dan mencapai generasi penerus dengan sehat
jiwa.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan mental masyarkat dan mengurangi gangguan jiwa
di masyarakat.

b. Tujuan Khusus
1. Mendukung pencapaian Indonesia bebas pasung
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan psikiatri di wilayah kerja Puskesmas
Binanga
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga melalui penyuluhan
tentang kesehatan jiwa
4. Mampu mengenali secara dini penyebab tanda dan gejala terjadinya
masalah kejiwaan
5. Memberi pertolongan pertama psikiatri, dengan memberikan pengobatan
atau merujuk pasienke RS Jiwa.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


a. Sweeping pencariankasus ODGJ dan ODMK(Orang Dengan Gangguan Kejiwaan)
b. Konseling pemberian obat dan pencegahan kekambuhan pada ODGJ
c. Kunjungan rumah pada pasien dengan masalah kejiwaan dan penyalahgunaan
penggunaan Napza
d.Penyuluhan deteksi dini masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja di sekolah

6. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Petugas berkoordinasi dengan lintas sektor atau pihak yang terkait dengan
kegiatan yang akan di laksanakan
b. Penanggung jawab program menyusun jadwal kegiatan
c. Petugas melaksanakan kunjungan rumah kelingkungan kepada keluarga yang
memiliki pasien gangguan kejiwaan atau masalah kejiwaan.
d. Petugas memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
maksud melakukan kunjungan
e. Petugas menanyakan tentang kondisi kesehatan pasien kepada keluarga pasien
f. Petugas memberikan motivasi dan konseling pemberian obat kepada keluarga atau
pasien agar pasien mau minum obat secara teratur
g. Petugas memberikan motivasi pada keluarga agar pasien bisa dibrikan aktifitas
ringan
h. Petugas menganjurkan kepada keluarga agar tetap menjaga perawatan diri pasien
gangguan kejiwaan
i. Petugas menganjurkan kepada pasien atau kepada keluarga pasien untuk untuk
bisa meningkatkan keimanan dalam menghadapi masalahnya.
j. Petugas melakukan pendataan pasien gangguan jiwa di wilayah kerja puskesmas
Binanga
k. Petugas memberikan penyuluhan di sekolah pada anak dan remaja tentang
kesehatan jiwa

VI. SASARAN

a. Sasaran kegiatan ini adalah keluarga yang memiliki pasien dengan masalah
kejiwaan dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4 kelurahan
(mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.
b. Sasaran pada anak dan remaja di sekolah (SD,SMP) di wilayah kerja Puskesmas
binanga

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

N JENIS BULAN KET


O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sweeping
pencariankasus
ODGJ dan
ODMK(Orang V V V V V V V V V V
Dengan
Gangguan
Kejiwaan)

2 Konseling
pemberian obat
dan pencegahan V V V V V V V V V V V
kekambuhan
pada ODGJ
3 Kunjungan rumah
pada pasien
dengan masalah
kejiwaan dan V V V V V V V V V V V V
penyalahgunaan
penggunaan
Napza
4 Penyuluhan
. deteksi dini
masalah
kesehatan jiwa V V V V
pada anak dan
remaja di sekolah

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


a. Setiap ada kasus lansung di tangani dan diberikan konseling pemberian obat di
lihat dari situasi dan kondisi pasien dan jika pasien tidak bisa ditangani maka
dokter merujuk pasien atas persetujuan yang telah di sepakati.
b. Hasil dari kegiatan kunjungan pelayanan kesehatan jiwa di buat setiap bulan
oleh penanggung jawab program

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Setiap program membuat pencatatan dan pelaporan peningkatan kesehatan jiwa
sesuai dengan kasus yang terjadi.Penanggung jawab program membuat laporan
setiap bulan dari hasil kegiatan yang di ketahui oleh Kepala Piuskesmas dan di
tujukan ke Dinas kesehatan kab.Mamuju.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program

JASMAN, AMKL RAMLAH,AMK


NIP : 19680805 198903 1 019 NIP : 19820612 200604 2 019
PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BINANGA KEC.MAMUJU
Alamat : Jl.Handak No.5 Mamuju Kode Pos 91511
e- mail : binangapkm@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN JIWA

I. PENDAHULUAN
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang meniingkatkan kesehatan fisik,
mental dan sosial individu berkembang secara optimal dan selaras dengan
perkembangan orang lain. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi di mana seorang individu
dapat berkembang secara fisik ,mental ,spiritual,dan social sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi tekanan ,dan dapat bekerja secara
produktif,dan mampu memberikan konstribusi,untuk komunitasnya ( UU NO 18 tahun
2014 tentang kesehatan jiwa.

II. LATAR BELAKANG


Program kesehatan jiwa adalah bagian dari UKM pengembangan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Program ini sangatlah penting untuk
disosialisasikan kemasyarakat agar lebih mudah untuk menjangkau pelayanan
kesehatan/ pengobatan di faskes terdekat yaitu puskesmas.Di mana selama ini masih
banyak ditemukan orang dengan gangguan kejiwaan yang belum tersentuh dengan
petugas kesehatan atau masih banyak yang ditelantarkan oleh keluarga karena adanya
stigma atau diskriminasi yang ada di masyarakat .Melalui program kesehatan jiwa ini
kami sebagai petugas kesehatan bisa lebih memperhatikan dan memberi informasi
kepada pasien atau keluarga tentang pentingnya kesehatan jiwa untuk meningkatkan
derajat kesehatan mental secara optimal pada penderita dengan ganggguan kejiwaan
dan orang dengan masalah kejiwaan.

Keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan di sebabkan oleh factor


masalah keluarga rumah tangga dengan social ekonomi yang sangat terbatas /rendah
,kehilangan orang orang yang terdekat, factor trauma/ kecelakaan,pekerjaan dan factor
keturunan. Gangguan kesehatan jiwa menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi
individu dan keluarganya , baik mental maupun materi. Pengertian atau pengetahuan
dan stigma masyarakat terhadap penderita jiwa di anggap memalukan ,pemahaman
yang masih kurang tentang kesehatan jiwa di berbagai kalangan, di dukung mayoritas
oleh factor kemiskinan kelurga.Dengan masalah tersebut diatas kami terketuk untuk
melaksanakan program kesehatan jiwa.

Selain itu,pemahaman atau pengetahuan pada anak dan remaja disekolah


masih kurang mengenai tentang pentingnya kesehatan jiwa anak dan remaja dan anak
sering mengalami kekerasan atau dibully(tekanan teman sebaya)
,kecemasan,depresi,dan bahkan penyalahgunaan penggunaan Napza.yang bisa
membuat generasi muda putus sekolah dan hiilang harapan hidup.Olehnya itu
,sangatlah penting untuk mensosialisasikan kepada anak remaja memperkenalkan
secara dini masalah masalah yang bisa terjadi masa usianya sehingga bisa lebih muda
mengatasi masalah jika ada yang terjadi.Semoga melalui program kegiatan ini anak
remaja disekolah bisa belajar dengan baik dan mencapai generasi penerus dengan sehat
jiwa.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan mental masyarkat dan mengurangi gangguan jiwa
di masyarakat.

b. Tujuan Khusus
1. Mendukung pencapaian Indonesia bebas pasung
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan psikiatri di wilayah kerja Puskesmas
Binanga
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga melalui penyuluhan
tentang kesehatan jiwa

4. Mampu mengenali secara dini penyebab tanda dan gejala terjadinya


masalah kejiwaan
5. Memberi pertolongan pertama psikiatri, dengan memberikan pengobatan
atau merujuk pasienke RS Jiwa.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


a. Sweeping pencariankasus ODGJ dan ODMK(Orang Dengan Gangguan
Kejiwaan)
b. Konseling pemberian obat dan pencegahan kekambuhan pada ODGJ
c. Kunjungan rumah pada pasien dengan masalah kejiwaan dan penyalahgunaan
penggunaan Napza
d. .Penyuluhan deteksi dini masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja di
sekolah
e. Deteksi dini masalah kesehatan jiwa di posbindu

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Petugas berkoordinasi dengan lintas sektor atau pihak yang terkait dengan
kegiatan yang akan di laksanakan
b. Penanggung jawab program menyusun jadwal kegiatan
c. Petugas melaksanakan kunjungan rumah kelingkungan kepada keluarga
yangmemiliki pasien gangguan kejiwaan atau masalah kejiwaan.
d. Petugas memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
maksud melakukan kunjungan
e. Petugas menanyakan tentang kondisi kesehatan pasien kepada keluarga pasien
f. Petugas memberikan motivasi dan konseling pemberian obat kepada keluarga
atau pasien agar pasien mau minum obat secara teratur
g. Petugas memberikan motivasi pada keluarga agar pasien bisa dibrikan aktifitas
ringan
h. Petugas menganjurkan kepada keluarga agar tetap menjaga perawatan diri
pasien gangguan kejiwaan
i. Petugas menganjurkan kepada pasien atau kepada keluarga pasien untuk
untuk bisa meningkatkan keimanan dalam menghadapi masalahnya.
j. Petugas melakukan pendataan pasien gangguan jiwa di wilayah kerja
puskesmas Binanga
k. Petugas melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa di posbindu dengan
tujuan masyarakat bisa lebih dini mengatasi masalah yang di alaminya agar
terjadi gangguan jiwa berat
l. Petugas memberikan penyuluhan di sekolah pada anak dan remaja tentang
kesehatan jiwa

VI. SASARAN

a. Sasaran kegiatan ini adalah keluarga yang memiliki pasien dengan masalah
kejiwaan dan pasien gangguan jiwa yang terdapat di 4 kelurahan
(mamunyu,binanga,rimuku,karema ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Binanga.
b. Sasaran pada anak dan remaja di sekolah (SD,SMP,SMA) di wilayah kerja
Puskesmas binanga

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

N JENIS BULAN KET


O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sweeping
pencariankasus
ODGJ dan
ODMK(Orang V V V V V V
Dengan
Gangguan
Kejiwaan)
2 Konseling
pemberian obat
dan pencegahan V V V V V V
kekambuhan
pada ODGJ
3 Kunjungan rumah
pada pasien
dengan masalah
kejiwaan dan V V V V V V V
penyalahgunaan
penggunaan
Napza
4 Deteksi dini
masalah V V V
kesehatan jiwa di
posbindu
5 Penyuluhan
. deteksi dini
masalah V V V V
kesehatan jiwa
pada anak dan
remaja di sekolah

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


a. Setiap ada kasus lansung di tangani dan diberikan konseling pemberian obat di
lihat dari situasi dan kondisi pasien dan jika pasien tidak bisa ditangani maka
dokter merujuk pasien atas persetujuan yang telah di sepakati.
b. Hasil dari kegiatan kunjungan pelayanan kesehatan jiwa di buat setiap bulan
oleh penanggung jawab program

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Setiap program membuat pencatatan dan pelaporan peningkatan kesehatan jiwa
sesuai dengan kasus yang terjadi.Penanggung jawab program membuat laporan
setiap bulan dari hasil kegiatan yang di ketahui oleh Kepala Piuskesmas dan di
tujukan ke Dinas kesehatan kab.Mamuju.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Binanga Penanggung Jawab Program
JASMAN, AMKL RAMLAH,AMK
NIP : 19680805 198903 1 019 NIP : 19820612 200604 2 019

Anda mungkin juga menyukai