Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KELAS PEDULI HIPERTENSI (KLEPHER)


DI KECAMATAN SAWIT
TAHUN 2023

PENDAHULUAN
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) merupakan suatu tindakan
yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Germas dilaksanakan dalam rangka
mengimplementasikan Pilar pertama dalam Program lndonesia Sehat yaitu
Paradigma Sehat.
Dalam dekade terakhir, Penyakit katastropik ini sedikit demi sedikit
merangkak naik menjadi penyebab kematian terbanyak. Dalam hal pembiayaan,
penyakit katastropik ini bahkan sudah menjadi penyakit yang menghabiskan
paling banyak biaya BPJS kesehatan.
Kondisi beban ganda masalah kesahatan ini membuat penyelesaian
masalah menjadi lebih berat dan membutuhkan partisipasi seluruh komponen
bangsa. Upaya koordinasi semua pihak sangat penting untuk menjamin
keberhasilan program kesehatan. Puskesmas pomalaa tidak mungkin bisa
menyelesaikan semua persoalan kesehatan di Pomalaa. Keterlibatan lintas sektor
dalam membantu Puskesmas Pomalaa sangat penting.
Hipertensi salah satu dari PTM merupakan penyakit yang sudah umum
sekarang dimasyarakat. Hipertensi dalam jangka panjang dan tidak terkontrol
pada akhirnya menyebabkan kelainan ginial dan kelainan jantung. Fakta terbaru
mengenai hipertensi adalah tingginya prevalensi hipertensi di lndonesia saat ini.
Sekitar 30% penduduk lndonesia yang dewasa menderita hipertensi. Fakta lain
yang menarik adalah tidak ada perbedaan signifikan prevalensi hipertensi di kota
maupun di desa.
Tingginya prevalensi hipertensi di lndonesia tidak diikuti oleh kesadaran
berobat teratur. Keharusan berobat teratur atau terus-menerus menjadi kendala
utama penderita kemudian gagal berobat teratur.. Beberapa faktor yang diduga
menjadi penyebab warga yang menderita hipertensitidak berobat teratur adalah:
'1. Tidak menyadari dirinya menderita hipertensi
2. Tidak merasakan gejala, sehingga merasa tidak sakit
3. Pengetahuan yang minim atau kurang
4. Hambatan akses pelayanan kesehatan
5. Hambatan Ekonomi.
Salah satu karakter hipertensi yang menjadi kontraproduktif dalam
penanganannya adalah karena sebab sebagian besar penderita hipertensi tidak
bergejala atau tidak merasakan gejala, secara statistik menunjukkan bahwa 90%
penderita tekanan darah tinggi tidak bergejala. lnilah sebabnya mengapa
hipertensi
disebut dengan penyakit "Silent Kille/. Pasien tidak merasa sakit atau tidak
merasakan gejala tapi tiba{iba terkena komplikasi yakni, gagal ginjal kronik,
Stroke, gagal jantung dan penyakit jantung coroner. Hal ini ditambah
minimnya pengetahuan bahwa seorang penderita hipertensi harus beroba terus
menerus meskipun tanpa gejala atau bahkan meskipun tekanan darahnya sudah
kembali normal.

II. TUJUAN
Menggerakkan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat
guna terwu.iudnya penanganan penderita hipertensi secara holistik atau
menyeluruh meliPuti:
1. Semua penderita hipertensi mengetahui bahwa dirinya menderita
suatu Penyakit
2. Semua penderita hipertensi mengerti tentang penyakit yang
dideritanya
3. Semua penderita hipertensi berobat teratur
4. Semua penderita hipertensi mengerti pentingnya diet, aktifitas fisik
dan pengelolaan stress untuk penanganan hipertensi
5. Penanganan hipertensi melibatkan sebanyak mungkin elemen
masyarakat

III, CARA MELAKUKAN KEGIATAN


'1. Koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor dalam melaksanakan
kegiatan Kelas Peduli Hipertensi.
2. Membentuk tim pelaksana kegiatan Kelas Peduli Hipertensi dianlaranya
dokter, bidan desa, perawat, promkes, gizi, kestrad dan PTM .
3. Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Kegiatan Kelas Peduli
Hipertensi.
4. Menentukan iadwal Kegiatan Kelas Peduli Hipertensi.
5. Memberitahukan jadwal Kegiatan Kelas Peduli Hipertensi pada pihak terkait
sebelum melaksanakan kegiatan.
6. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal pelaksanaan.
7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan.

IV. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah semua penderita hipertensi.

V. LOKASI DAN JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Lokasi pelaksanaan Kelas Hipertensi yaitu di Balai Desa Bendosaridengan waktu
pelaksanaan rutin sebulan 1x di minggu ke-3.
VI. PEMBIAYAAN

Sumber dana kegiatan pemberdayaan masyarakat bersumber dari


anggaran desa dan swadaya masyarakat.

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dapat dilakukan dengan pertanyaan terbuka ataupun tertulis bila
memungkinkan. Evaluasi dilakukan setelah selesai kegiatan dan dapat dituangkan
dalam notulen .
Hasil kegiatan tersebut di laporkan secara berjenjang sampai dengan
Kepala Puskesmas dan disampaikan pada rapat bulanan Puskesmas serta rapat
lintas sektor yang dilakukan 3 bulan sekali.

Boyolali, 05 Januari 2023


sawit Pelaksana n,

SAWII

12014 NlP. 1 995091 9202A122020


XERAT{GKAACUAII KERJA
PROGRAM INOVASI PEDAI,IG MASWANDI XESEHATAN JMIA

A. PENDAI-IULUAI.I

Sehd adahh keadaan seiahbra, fsk mental, dan social dan tilak sekedar terbebas dari
keadaan cacat dan kematian. definisi sehat ini berlaku bagi perorangan maupln penduduk
(rnasyaral€t). Derajat kesef'aEn masyaral<at diperBaruhi obh empat hkto 1rlarB safing berhubungan
yaitu lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehdan. lGsefntan jiua adalah suatu
kordisi merltd sgahterayang nremurgkinkan hidup hannonisdan produKif sebagi bagian yarg utrh
dari kualitrc hirlup seseorarg. dengen memperhatikan sernua sesi kehidupan manusb derBan cii
man@ari sepenuhnla kernampuan dirinya. tt4ampu meghadap bkanan hidup yang uajar, mampu
bekeda produktif dan memenuhi k*ilupannp, dapat berperan serh dahm lingkurgan hidup.
Ivlenerinn dengan bak apa yang ada pada dirinya merma nyaman dengan orarg lain. Jdi kesehatan
jiwa nerupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan kesehatan secara keseluruhan.

B. LATARBELATG}.IG

Pwkesrnm Saivit I terldak di wihyah kecamatan Saruit png tsrdiri dari 1 2 desa dengan jumbh
paduduk kunang letih 32.644 ji\ a . Dad kesekian perduduk terdapat kunang lebh ssorarp pendedh
gaggtan 2021 diwilayah kala Puskesrnas Sa,vit Dari hasil peghifurBar
jivra berdasar data di tahun
tiap bulan rab- rata jumlah kunjungan msien jiv'a yarB kontol di grskesma Sa,lit sekitar 30 - 40
pasen darijumlah penderita gangguan jiwa.

Selain itu gangguan kesehatan jiwa menimbulkan penderitaan yang mendalam


bagi individu dan keluarganya. Baik mental maupun materi. Pergertnn, pergdahuan dan
sii7ma masyarakat brhadap penderita ganggu€u1 jiwa diaanggEp memalukan. Penahaman yarg
mash kurarB tentang kes€fehn jiwa di berbagai kalarBan. Ddukung rnayoritas deh faktor
kerniskiun dan rendahnya tirglet perdidkan kdurga. Dengan masalah tersebut dErt6
pelaksanaan program jiwa harus diadakan. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dalam
12 indikator keluarga sehat yang berisi gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak
boleh ditelantarkan

C. TUJUAN
A. TI.IJIIAN UMUM
. lvlenirgkat<an deraid kesdtatan jiv,\a di lndonesia sebagi bagian dari derajat
'l

kesehatan masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Saivit


2. lvleningkau<an pengetahuan, prmharnan, dan kesadaran rnasyarakat terHap
kesehatan jiua.
3. tvlenirgkat<an upaya untuk menegah gangguan ji\ a tad#ksi dan tertanggulanginya
masahh kesehatan jiwa secana kornprehensif.

B. TI.JJI.IAN KHUSUS
1. Tercapainya penurunan angka kekambuhan penderita gangguan
jiwa
2. Dikdahuin)ra situfii eridemblogi dan besamya masahh penyakit gangguan kesehatan jiwa
di masyarakat sehirBga dapat dibuat perencanaan dahm pencegehan, penanggulargan
rnaupun pengobatan disemua jejaring masyarakat.
3. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati' dan melalGanal€n hilup
jiwa yang terintegrasi.
sefrat jivra mdalu program pomosikesehaEn
4. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit gangguan kesehatan
jiwa masyaral<at di suatu wilayah keqa

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
a. Validasi data orang gangguan jiwa
b. Kunjungan dan pendampingan pengobatan jiwa
c.Deteksi dini dan penemuan gangguan jiwa
d. Penyuluhan kesehatn jiwa masyarakat
2. Rincian kegiatan
a. Validasi data keswa melalui kader keswa,bidan desa serta lintas sektor
b. Menanyakan tentang kepatuhan minum obat dan
perkembangan setelah dan sebelum pengobatan tentang
pemulihan penyakitnYa
c. Melalui pelayanan di poli umum puskesmas dan dikegiatan
posyandu
d. melalui kegiatan posyandu ,pertemuan kader di
desa,pertemuan lintas program maupun lintas sektor

E. CARAPEL/MSAIAAI{
1. Deteksi dini penderita gangguan jiwa

2. Penddaan dan penernuan penderib garggmn jiua

3. Edukasi pada keluarga dan masyarakat penaganan dan pengobatan


penderita gangguan jiwa

4. Ivlerjalin kepsama lintas sedoral dahm penarBanan ODGJ diwilayah

F. SASARANKEGIATAN
1. Pasien ODGJ dan keluarga ODGJ
2. Pendamping / care giver
3. Kader kesehatan wilayah

G. JADWAL XEGIATAI.I
No Kegiatan Bulan Kegiatan
JAN PEB MART APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
x x x x x x x x x x x x
1
Scaraning dan
deteksidini
Kesehatan Jiwa
2 Kunjungan x x x X x x x X x x x X
Rumah dan
pendampingan
pengobatan
Penderita
gangguan jiwa
3 Penyuluhan X x x x x x x x x x x x
tentang
gannguan juwa
pada masyarakat
4 Validasidata x
kesehatan jiwa

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Terlampir
I.PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Terlampir
J.PENUTUP
Dengan di buatnya KAK kesehatan jiwa ini diharapkan dapat sebagai pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan sehingga lebih terarah dan mudah dalam evaluasinya

Mengetahui,
Sawit Pena Program

rrusrEsHis

12014 N|P.19730602 199402 1 003


KERANGKA ACUAN KEGIATAN
INOVASI GEPPREK

t. PENDAHULUAN
lnovasi Gepprek adalah inovasi dari Puskesmas Sawit untuk
menurunkan Angka kematian ibu (AKl) dan Angka kematian bayi
(AKB).Puskesmas sawit 2022 ada 2 kematian dan bumil resti 60% dari jumlah
semua ibu hamil.

Angka Kematian lbu (AKl) juga menjadi salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup.

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal


sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik
terhadap kesakitan maupun kematian.

II. TUJUAN
Menekan AKI ( Angka Kematian lbu) di Kecamatan Sawit dan meningkat
Kan Kesehatan ibu dan bayi

III. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. Kelas Catin
2. Kelas lbu hamil
3. Kelas bumil resti
4. Pelaksanaa program SATITI
5. Pemberian sisipan figo dan
pudjirohyati di buku KIA
6. Penempelan stiker P4K di setiap
rumah ibu hami!
7. Penempelan stiker PE di buku kia bagi
ibu hamil yang beresiko tinggi
8. Kegiatan/aksi : Pemasangan bendera
di setiap rumah ibu hamil
N. SASARAN
Bidan, lbu hamil ,Kader

V. LOKASI DAN JADWAL PEIAKSANAAN KEGIATAN

NO URAIAN TAHAPAN ALOKAS! WAKTU LOKASI PELAKSANAAN


KEGIATAN
1 Kelas Catin Januari-Desember Desa
2 Kelas lbu hamil Januari-Desember Desa
3 Kelas bumil resti Januari-Desember Aula Puskesmas
4 Pelaksanaa program Januari-Desember Desa
SATITI
5 Pemberian sisipan figo Januari-Desember KIA, PKD
dan pudjirohyati di
buku KIA
6 Penempelan stiker P4K Januari-Desember Desa
di setiap rumah ibu
hami!
7 Penempelan stiker PE Januari-Desember Desa
di buku kia bagi ibu
hamil yang beresiko
tinssi

VI. PEMBIAYAAN
Dana kegiatan bersumber dari dana alokasi Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) Non Fisik Puskesmas Sawit tahun 2022

VII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan menggunakan form


evaluasi kegiatan program apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau
belum.
Sedangkan untuk monitoring kegiatan dilakukan setiap tiga bulan
bersamaan dengan rapat koordinasi lintas sektor bidang Kesehatan.

Boyolali, 3 Januari 2022

hui
as Sawit Pelaksana iatan KIA

SAW,I

12014 N1P.19730407 99301 2002


KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA
DAN AKUPRESUR (TAGASUR)

I. PENDAHULUAN

Sejalan dengan peraturan Pemerintah Nomo|l03 Tahun 20'14 tentang 'pelayanan


kesehatan Tradisional 'dimana didalamnya dijelaskan ada 3 macam jenis pelayanan
kesehatan tradisional yaitu pelayanan kesehatan lradisional empiris,pelayanan kesehatan
tradisional komplementer dan pelayanan tradisional intregasi.Untuk pelayanan kesehatan
tradisional empiris dijelaskan lagi pada Pemenkes no 61 tahun 2016 dan pelayanan
kesehatan komplementer diatur pada Permenkes no 15 tahun 2o18.Dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama yang ada di Kecamatan Sawit
maka Puskesmas sawit membuka pelayanan baru yaitu poli Akupresur dan program
minum jamu bersama-sama setiap hari jum'at.Program dyang ada dipuskesmas ini diberi
nama 'TAGASUR' Pemanfaatan tanaman Toga dan akupresur.hal itu sesuai dengan visi
dan misi Puskesmas Sawit yaitu:

Visi Puskesmas Sawit "Mewujudkan Masyarakat Sawit Sehat dan Mandiri'

Misi PuskesmasSawit

1. MelaksanakanPelayanan kesehatan bermutu


2. Menggerakkan kemandirian di bidang kesehatan melalui pemberdayaan
masyarakat
3. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dan lintas program dalam pelayanan
kesehatan
4. Mewujudkan kinerja yang optimal melalui peningkatan kesejahleraan karyawan

II. LATAR BELAKANG


Puskesmas memanfaatkan keterlibatan masyarakat untuk memelihara kesehatan
secara mandiri, yaitu mendorong masyarakat agar mampu memelihara kesehatannya,
serta mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri melalui kemampuan
pemanfaatan tanaman obat keluarga dan akupresur.
Tagasur adalah upaya kesehatan dengan cara memanfaatkan tanaman obat disekitar kita
dan pi.iat akupresur untuk meringankan dan mengatasi gangguan kesehatan ringan serta
memelihara kesehatan secara mandiri oleh individu,keluarga, kelompok atau masyarakat.
Diharapkan masyarakat dapat melakukan kunjungan ke puskesmas untuk berkonsultasi
atau mengobati masalah kesehatannya dengan mengunjungi poli akupresur, Dengan
melakukan pengobatan tradisional berarti kita telah berupaya mengubah paradigma
pengobatan kuratif menjadi promotif dan preventif serta bermanfaat untuk efisiensi dan
efektivitas bagi keluarga dalam meningkatkan kesehatan diri sendiri dan keluarga
sehingga kunjungan ke puskesmas berkurang kecuali kunjungan konsultatif kesehatan
saja, bukan untuk mengobati sakitnya.
Jumlah kunjungan penderita penyakit saluran pemafasan atas dan akut
merupakan kunjungan nomor satu pada urutan sepuluh penyakit terbanyak pada
setiaptahunnya di UPT Puskesmas Sawit Mengingat penyakit tersebut merupakan
penyakit yang banyak disebabkan oleh faktor lingkungan dan daya tahan tubuh si
penderita, yang seharusnya dapat di cegah dengan peningkatan daya tahan tubuh untuk
mengurangi angka kesakitan dan mempercepat proses penyembuhannya. Untuk hal
tersebut di atas perlu diselenggarakan promosi semisal minum jamu bersama-sama
karyawan,pasien dan pengunjung Puskesmas agar mereka yakin akan manfaat tanaman
obat yang ada disekitar kita,sehingga masyarakat mau dan mampu memanfaatkan TOGA
dan akupresure untuk meningkatkan kesehatannya.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Masyarakat bisa mengurangi konsumsi obat kimia dan beralih dengan
memanfaatkan tanaman obat dan pijat akupresur untuk mengiobati penyakitnya.
B. Tujuan Khusus
1. Pasien bisa sembuh tanpa obat kimia
2. Pasien mau memnfaatkan tanaman obat yang ada disekitarnya untuk mengobati
sakitnya
3. Bisa mengurangi angka kunjungan sakit pasien di puskesmas dan meningkatkan
angka kuniungan sehat
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1 Welcome drink jamu a. Koordinasi dengan kelompok Asman Toga


didesa tentang jadwal welcome drink jamu
b. Menyiapkan tempat dan daftar hadir
c. Memberi pengumuman kepada
pengunjung puskesmas
d. Mempersilahkan ketua kelompok asman
toga untuk menceritakan proses
pembuatan jamu dan manfaat jamu
e. Mempersilahkan pasien/pengunjung
puskesmas untuk minum jamu
t. Meminta pesan dan kesan
pasien/pengunjung Puskesmas tentang
welcome drink
g. Penutup
h. Mencatat dan mendokumentasikan
kegiatan

2. Melaksanakan pelayanan akupresur a. Pasien datang mendaftar dipendaftaran


di Puskesmas Sawit
b. Pasien masuk poli umum

Pasien dirujuk internal ke poli akupresur

d. Pasien mendapat pelayanan di poli akupresur

e. Pencatatanldokumentasi pelayanan
akupresur
V.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

NO KegiatanP Pelaksanaan Program Lintas Lintas Sektor Keterangan


okok Kestrad Program Terkait
Terkait

1 Welcome 1. Koordinasi dengan a.Poli Desa=Membantu Swadaya


drink kelompok Asman Umum mempromosikan Masyarakat
Jamu Toga didesa adanya Program
b.Poli Gigi
tentang jadwal Welcome drink jamu
welcome drink jamu c.Poli KIA
2. Menyiapkan tempat
d.Poli
dan daftar hadir
Lansia
3. Memberi
pengumuman e.kel.asma
kepada pengunjung n toga
puskesmas desa
4. Mempersilahkan
ketua kelompok
asman toga untuk
menceritakan
proses pembuatan
jamu dan manfaat
jamu
5. Mempersilahkan
pasien/pengunjung
puskesmas untuk
minum jamu
6. Meminta pesan dan
kesan
pasien/pengunjung
Puskesmas tentang
welcome drink
7. Penutup
8. Mencatat dan
mendokumentasika
nkegiatan

1. Pasien Poli Membantu yaan

layanan mendaftar mum promosikan

upresur dipendaftaran Program


Poli Gigi
ing aku
Pasien masuk po
Poli KIA n pelayanan
umum
.Poli
Pasien dirujuk i

ke poli akupresur

Pasien
pelayanan di pol

akupresur

Pencatatan/dokument
asi pelayana
akupresur

VI. SASARAN
a. Karyawan,Pasien dan Pengunjung Puskesmas
b. Peserta Lintas Program

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN TAHUN 2A23 KET


J F M A M J J A S o N D
1. Menyiapkan ruang Konseling ^i
./ .i .J { { ^/ ^l ^l
i/ ./ .i Setiap
Akupresur hari
Jum'at ke
IV
2 Memberi pelayanan { i/ ./ { ^/
./ { { .l
^/ ^l
{ Setiap
akupresur pada pasien hari
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan dilaksanakan dengan melihat target dan jumlah pasien
setiap bulan. Laporan dibuat pada saat akhir kegiatan oleh penanggung jawab kegiatan,
laporan
tersebut dibuat setiap bulan dan disampaikan pada saat lokmin bulanan maupun lokmin
lintas program yang selanjutnya disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan disesuaikan dengan bentuk laporan yang ada, pada
RUK dan RPK Puskesmas yang diperlukan untuk pencapaian program yaitu program
pengembangan Di Puskesmas Sawit yang dilaksanakan dalam satu tahun

X. PEMBIAYAAN

Biaya program KESTRAD sebagian besar dianggarkan dalam BOP th anggaran 2023
Sawt, dan program pemberdayaan masyarakat

Mengetahui
esmasSawit Penanggung Jawab

(,t*-^l
SAWIT

nt Sri Romayanti
NI 5012014 NIP: 1 980051 0200801 201 I
KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI
PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG ASI ( KP ASI
)

A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2OO9 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab Vlll tentang Gizi, pada pasal 14j ayat .l menyatakan bahwa upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan
dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan
intervensi gizi yang dilakukan oleh pemerintah secara bertahap dan
berkesinambungan yaitu dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat misalnya
dengan pembentukan Kelompok pendukung ASt ( Kp ASt )

B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi
merupakan masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu
dengan berbagai sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi
berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan
masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi
oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan
dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang
optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.
Dari laporan kegiatan gizi tahun 2017 diperoleh bahwa cakupan bayi
mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 38,5 %.Salah satu alasan pemberian ASI
Eksklusif masih rendah karena ibu bekerja dan bayi diasuh oleh nenek atau
kakeknya dirumah.Sehingga peran nenek / kakek disini sangat penting dalam
meningkatkan cakupan ASI Eksklusif walaupun ibu bekerja.
Sebagai tindak lanjut maka Puskesmas sebagai lini terdepan dari strkutur
jajaran kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam
penanggulangan masalah gizi serta menga.iak semua lapisan masyarakat untuk
berperan aktif dalam kegiatan penganggulangan masalah gizi. Masalah gizj
yang terjadi pada kelompok bayi di Kecamatan Sawit diatasi dengan membentuk
Kelompok Pendukung ASI ( KP ASI ) dengan anggotanya terdiri dari nenek dan
atau kakek.

C. Maksud dan Tujuan


1. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan bayi mendapatkan ASI Eksklusif
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok pendukung ASI
dalam melaksanakan komunikasi,edukasi dan informasi ( KIE ) tentang
ASI
b. Meningkatkan kemampuan kelompok pendukung ASI dalam
melaksanakan kegiatan gizi secara periodik.

D. Kegiatan Pokok
Pembentukan Kelompok Pendukung ASI di salah satu desa di
Kecamatan Sawit dengan memaparkan hasil cakupan bayi mendapat ASI
Eksklusif dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2A18.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan Pembentukan Kelompok Pendukung ASI dilkukan dengan
cafa-.
1. Petugas Gizi melakukan persiapan materi dan undangan
2. Petugas Gizi mendistribusikan undangan kepada kepala desa melalui
bidan desa
3. Petugas Gizi melaksanakan kegiatan yang dimulai dengan pembukaan
dan penyampaian urutan kegiatan yang akan dilaksanakan
4. Petugas Gizi menyampaikan paparan cakupan ASI Eksklusif di
Kecamatan Sawit
5. Kepala Puskesmas melakukan Pembentukan Kelompok Pendukung ASI
6. Petugas Gizi menyampaikan tugas Kelompok Pendukung ASI
7. Petugas Gizi melakukan tanya jawab terkait kelompok pendukung ASI
8. Petugas Gizi menyampaikan kesimpulan dan penutup
F. Sasaran
Sasaran Kelompok Pendukung ASI adalah nenk dan atau kakek di
desa Kateguhan, Kecamatan Sawit.

G. SumberDana
Kegiatan Penbentukan Kelompok Penduukung ASI mengunakan
anggaran dari dana BOK

H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan pembentukan Kelompok Pendukung ASI ( KP ASI ) dilakukan
pada bulan Oktober 2018

l. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil
kegiatan ke koordinator UKM dan Kepala Puskesmas setelah kegiatan
selesai dilaksanakan dan dilakkan evaluasi oleh Kepala Puskesmas.

J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan kegaiatan Pembentukan Kelompok
Pendukung ASI di Puskesmas Sawit dalam bentuk notulen hasil kegiatan

Sawit, 1Oktober2018
Mengetahui :

Ke as Sawit Pelaksana Gizi

a
NI WIWIKWIDIASTUTI
NI 5012014 NlP. 1 973041 71 995032001

Anda mungkin juga menyukai