Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KERANGKA ACUAN KEGIATAN

POSYANDU JIWA

NAMA : KARINA DEWI S


NIM : 40120067
A. Pendahuluan

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi dan juga
karunia Tuhan. Oleh karena itu, perlu dijaga serta ditingkatkan kualitasnya. Kegiatan
promosi kesehatan sangat efektif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Selain factor perilaku, lingkungan juga mempunyai peranan penting dalam peningkatan
kualitas Kesehatan dan hal – hal tersebut merupakan kegiatan di bidang promosi kesehatan
masyarakat.

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan


hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang.
Dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan hidup yang wajar, mampu bekerja
produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan
hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya, merasa nyaman dengan orang
lain.
Berdasarkan UU Kesehatan Jiwa Nomor 3 Tahun 1966 tentang Upaya
Kesehatan Jiwa memberikan batasan bahwa upaya kesehatan jiwa adalah suatu kondisi
dapat menciptakan keadaan yang memungkinkan atau mengizinkan perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal pada seseorang,serta perkembangan ini selaras
dengan orang lain.
Menurut Marcia (2011) Upaya Program Kesehatan Jiwa di Masyarakat saat ini
perlu dioptimalkan. Diantaranya melalui upaya preventive dan promotive,dengan
mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat. Saat ini peran faramasis sangat diperlukan
untuk mendukung program kesehatan jiwa dimasyarakat seperti pengadaan obat ,
penyerahan obat dan monitoring efek samping obat. Posyandu merupakan sinkatan dari
pos pelayan terpadu. Posyandu adalah pemeliharaan kesehatan yang dilakuka dari,oleh
untuk masyarahat yang dibimbing petugas terkait(Departemen Kesehatan RI,2005).
Posyandu dilakukan pada karakteristik populasi tertentu seperti anak,pada lansia atau
masalah kesehatan jiwa.
B. LATAR BELAKANG

Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi sehat, emosional, psikologis, dan


sosiologi yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan
koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa
memiliki banyak komponen dan di pengaruhi oleh berbagai faktor (Johnson). Tekanan
ekononomi, lingkungan kerja, bahkan keluarga dapat menjadi pemicu gangguan
kesehatan Jiwa.
Menurut WHO berdasarkan data kemenkes RI tahun 2016, terdapat sekitar 35
juta orang mengalami depresi, 60 juta orang mengalami bipolar, 21 juta mengalami
skizofrenia, serta 47,5 juta dimensia. Dan pada tahun 2020 angka bunuh diri akibat
depresi dan gangguan jiwa di Indonesia diperkirakani 2,4 per 100.000. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa perlu perhatian serius. Di negara
berkembang Hampir satu juta orang meninggal setiap tahun nya akibat bunuh diri. Ini
berarti kurang lebih setiap 40 detik jatuh korban bunuh diri. (Riskesdas,2016).
Data-data tersebut menunjukkan bahwa kondisi kesehatan jiwa manusia saat
ini sangat memprihatinkan dan perlu sekali adanya penanganan khusus. Menurut dr.Eka,
SPKJ Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI, ada kesenjangan
pengobatan gangguan jiwa di Indonesia mencapai lebih dari 90 persen. Artinya, kurang
dari 10 persen penderita gangguan jiwa yang mendapatkan layanan terapi oleh petugas
kesehatan. Kebanyakan justru berobat ke tenaga non-medis seperti dukun maupun kiayi.
Selain itu, banyaknya penderita gangguan jiwa yang belum tertangani secara medis,
dikarenakan masih minimnya tenaga kesehatan jiwa profesional di Indonesia.
Menurut Marcia (2011) Upaya Program Kesehatan Jiwa di Masyarakat saat ini
perlu dioptimalkan. Diantaranya melalui upaya preventive dan promotive,dengan
mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat. Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi sehat,
emosional, psikologis, dan sosiologi yang terlihat dari hubungan interpersonal yang
memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan
emosional. Kesehatan jiwa memiliki banyak komponen dan di pengaruhi oleh berbagai
faktor (Johnson). Tekanan ekononomi, lingkungan kerja, bahkan keluarga dapat menjadi
pemicu gangguan kesehatan Jiwa.
Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat
kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/
atau masyarakat(UU No18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa). Upaya pencegahan
gangguan jiwa perlu dilakukan sejak dini . Deteksi awal dapat memberikan informasi
tentang kebutuhan masyarakat akan pengelolaan kesehatan jiwa. Bagi ODGJ (Orang
Dengan Gangguan Jiwa) perlu adanya pendampingan keluarga dalam proses pengobatan
sampai dengan ODGJ bisa berfungsi kembali secara sosial.
Berdasarkan hasil Pendaaan Keluarga Sehat PIS PK terkait Program Penyakit
Tidak Menular khususnya pada indicator kesehatan jiwa yang telah dilakukan UPTD
Puskesmas X Kota Kediri Tahun 2017-2018 pada 6 kelurahan didapatkan hasil bahwa
penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak diterlantarkan masih sangat kecil masih
banyak ODGJ belum diobati dan ditelantarkan.
Oleh karena itu maka Petugas kefarmasian UPTD Puskesas X Kota Kediri
bekerjasama dengan Pemegang Program Jiwa melakukan skrining/deteksi dini dengan
menggunakan angket deteksi dini keluarga kelurahan/desa siaga sehat jiwa untuk
mengetahui kemungkinan resiko kesehatan jiwa pada warga DI 6 kelurahan Wilayah
kerja Puskesmas X. Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari
terhadap 300 warga dan didapatkan data sebagai berikut: Dari yang masuk kelompok
resiko diatas 10,15 % (39 orang), 82 % (32 orang) adalah lansia. Warga dengan resiko
kesehatan jiwa ini harus mendapatkan perhatian khusus dalam upaya pencegahan dan
penanggulangannya.
Selain dari hasil survey keluarga sehat juga karena adanya usulan dari
masyarakat agar masalah gangguan jiwa di lakukan pencegahan dan juga
penanganan.Masalah kesehatan jiwa tidak akan menyebabkan kematian yang secara
langsung, namun akan menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan baik pada
individu, keluarga, masyarakat bahkan pada Negara dikarenakan penderitanya menjadi
tidak produktif dan bergantung pada orang lain serta akan menimbulkan dampak sosial.
jika tidak dilakukan pencegahannya serta diperlukannya pendekatan dan pemecahan
masalah denga membutuhkan kerjasama yang luas secara lintas program dan lintas
sektor termasuk peran aktif dalam masyarakat.
Menindaklanjuti hasil survey diatas maka peru dibentuk progam inovasi promosi
kesehatan untuk Pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan permasalahan kesehatan
jiwa oleh tenaga kefarmasian yang bekerja sama dengan pemegang program jiwa di
UPTD Puskesmas X Kota Kediri. Program tersebut dinamakan Posyandu jiwa.
Posyandu jiwa adalah kegiatan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
menanganani kesehatan jiwa dan meningkatkan keteraturan minum obat pada pasien ODGJ
dan membina pasien dalam merawat diri, melakukan kegiatan sehari hari/ RT bersosialisasi
dan bekerja. Program posyndu jiwa akan di laksanakan setiap bulan sekali pada 6 wiayah
kerja Puskesmas X. Tempat Pelaksanaan nya adalah di Kantor kelurahan, rumah warga, dan
puskesmas X.. Petugas yang bertugas adalah Apoteker, perawat pemegang program jiwa,
kader kesehatan di setiap wilayah kerja puskesmas serta linsek terkait. Metode yang
digunakan adalah penyuluhan secara langsung dan tidak langsung. Kegiatan posyandu ini
akan mulai dilaksanakan pada bulan Mei 2021. Peran Apoteker Pada program Jiwa meliputi
Perancangan permintaan obat jiwa, penyuluhan tentang cara pakai obat jiwa, efek samping,
membuat permintan obat Jiwa, Distribusi , KIE pada keluarga Pasien dan melakukan
penyerahan obat serta pemantauan pada efek samping obat Jiwa .

C. TUJUAN POSYANDU JIWA

1. 1. Tujuan

a. Umum

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menanganan kesehatan jiwa

Meningkatkan keteraturan minum obat pada pasien ODGJ dan membina pasien dalam
merawat diri, melakukan kegiatan sehari hari/ RT bersosialisasi dan bekerja
b. Khusus

Apoteker dapat memberikan Penyuluhan tentang cara pakai obat jiwa, efek samping, KIE pada
keluarga Pasien dan melakukan penyerahan obat serta pemantauan pada efek samping obat Jiwa .
Menurunkan kekambuhan pasien dengan cara konsumsi obat yang tepat dan rutin

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Nama Program Promkes : POSYANDU JIWA

2. Sasaran : Semua Pasien ODGJ di 6 kelurahan Wilayah kerja Puskesmas X


3. Jadwal Kegiatan : Kegiatan Posyandu jiwa dan pendampingan akan dilakukan dari

bulan Mei sampai Oktober sebulan sekali pada 6 kelurahan .

Sosialisasi pada petugas dan linsek akan dilakukan bulan

Februari sampai maret 2021.

4. Lokasi Kegiatan : Kegiatan akan dilangsungkan di Puskesmas, Ponkeskel, Kantor

Kelurahan, Posyandu atau rumah warga masyarakat.

5. Metode penyampaian : Metode yang digunakan adalah metode Pnyuluhan langsung

atau tatap muka.

6. Petugas Pelaksana : kegiatan ini dilakukan oleh petugas Kefarmasian yaitu

Apoteker, Pemegang program Jiwa dan dibantu kader dan

petugas linsek terkait seperti petugas kelurahan dan satpol PP.

7. Pembiayaan : Kegiatan ini didanai oleh BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)

Puskesmas.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Posyandu jiwa 1.Pedaftaran,pemeriksaan pemantauan kesehatan
fisik
2. Pengobatan dan pemberian obat oleh apoteker
3. Kie kepatuhan obat kepada keluarga pasien oleh
apoteker.
4.Memberikan ketrampilan
.5.Mengajak olahraga ringan/senam untuk
meningkatkan kesehatan pasien
6.Mencatat hasil kegiatan

F. CARA MELAKUKAN KEGIATAN


1.Mendaftar semua ODGJ yang ada di 6 wilayah kerja Puskesmas untuk mengetahui jumlah
ODGJ yang ada sehingga dapat menentukan jumlah sasarannya.

2. Menyiapkan tempat sarana dan prasarana pelaksanaan , misalnya di Puskesmas, Ponkeskel,


Kantor Kelurahan, Posyandu atau rumah warga masyarakat.

3. Menyiapkan alat atau alat peraga yang dibutuhkan selama Proses kegiatan Posyandu Jiwa
berlangsung seperti Form Kegiatan KMS, Poster Tikar dan alat penunjang lainnya.

4. Menyiapkan Materi pembelajaran

5. Persiapan peserta,

6. Penyerahan obat konseling dan monitoring efek samping obat jiwa.

6. Sosialisasi dan menyiapkan tim pelaksana yaitu Apoteker dan PJ Jiwa sebagai
fasilitator ,kader wilayah sebagai pendamping serta petugas kelurahan dan satpol PP .

7. Mencatat hasil kegiatan


8. Penentuan prioritas masalah
9.Intervensi masalah posyandu jiwa
10.Evaluasi hasil intervensi
11.Petugas melaporkan kepada Kepala Puskesmas

G. JADWAL KEGIATAN
N Kegiatan Tahun 2021
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sosialisasi pada √ √
lintas sektor pada
pol pp, petugas
kelurahan.
2 Posyandu Jiwa √ √ √ √ √ √
3 Pendampingan √ √ √ √ √ √
penderita
gangguan jiwa

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan posyandu jiwa dilakukan tiap 3 bulan sekali melalui Penilaian
Kinerja Puskesmas (PKP) Pelayanan Kesehatan Jiwa

I. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan
Dokumen berupa :
- Buku register
- Rekam Medis
- KMS
- Daftar Hadir
- Foto / dokumentasi
2. Pelaporan
Laporan program pelayanan kesehatan jiwa dilaksanakan tiap bulan ke Dinas
Kesehatan
3. Evaluasi
Evaluasi terhadap hasil kegiatan program pelayaan kesehatan jiwa dilaksanakan
tiap semester.

J. RENCANA TINDAK LANJUT


a. Melakukan posyandu jiwa sesuai jadwal yang telah di sepakati bersama
b. Penganggaran untuk pelaksanaan program posyandu jiwa ini akan
dimasukkan/diusulkan melalui anggaran DAK Non Fisik (BOK) 2021 serta
diusulkan melalui Prodamas yang akan disampaikan melalui musrembang
kelurahan.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas x Penanggung jawab Program Jiwa

Anda mungkin juga menyukai