PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar pemikiran dalam Sistem Kesehatan Nasional berkaitan dengan tujuan
pembangunan di bidang kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
tersebut, maka disusun program pelayanan kesehatan dasar yang meliputi berbagai upaya
diantaranya upaya keperawatan kesehatan masyarakat.
Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan berbagai masalah yang ada di masyarakat
harus dipecahkan. Dan untuk mengetahui masalah-masalah tersebut dibutuhkan informasi datadata yang akurat serta relevan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan
yang sebenarnya dari masyarakat. Karenanya, tenaga kesehatan perlu terjun langsung di
masyarakat untuk melakukan pendataan, pengumpulan, pengolahan dan menginterpretasikan
data yang sebaik-baiknya dan adanya masalah-masalah kesehatan dalam masyarakat merupakan
salah satu cara melakukan analisa sebagai wujud dalam rangka pembangunan Indonesia sehat
2010.
Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidrap merupakan puskesmas
perawatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan melalui kegiatan pokok baik rawat jalan
maupun rawat inap serta upaya rujukan kesehatan. Salah satu program pokok pelayanan
kesehatan di Puskesmas Tanrutedong adalah upaya pelaksanaan kesehatan jiwa di mana
kesehatan jiwa ini merupakan bagian integral dari kesehatan yang tercakup dalam Sistem
Kesehatan Nasional tahun 1990 yang menguraikan bahwa pada tahun 2000 diperkirakan jumlah
gangguan kesehatan jiwa relative berkembang di berbagai bidang yang diakibatkan karena
1
besarnya tekanan hidup, demikian halnya ketergantungan obat, kenakalan remaja dan
penyimpangan perilaku manusia.
Oleh karena itu peran dan fungsi perwat dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang
dapat membantu penyembuhan pasien gangguan kesehatan jiwa melalui usaha pendidikan
kesehatan dan tindakan keperawatan secara komprehensif yang ditujukan kepada penderita,
keluarga dan masyarakat. Hal ini perlu dilaksanakan secara berkesinambungan karena gangguan
kesehatan jiwa dapat menjadi berat dan lebih sukar dalam penyembuhan bila tidak mendapat
perawatan secara intensif. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mencoba menerapkan
bagaimana peran perawat dalam penatalaksanaan pasien gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas
Tanrutedong.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
- Meningkatkan derajat kesehatan jiwa dan kualitas hidup masyarakat.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan jiwa
- Meningkatkan upaya untuk mencagah kekambuhan pasien gangguan jiwa.
- Mendeteksi dan menanggulangi masalah kesehatan jiwa secara dini.
3. Masalah
Masih terdapat masyarakat/keluarga pasien yang belum mengetahui cara
menghadapi penderita pasien jiwa.
4. Indikator Keberhasilan
a. Kekuatan
- Ada tenaga professional (medis 2 orang yaitu dokter umum dan dokter gigi,
b.
-
paramedis 20 orang)
Kepercayaan terhadap puskesmas
Adanya fasilitas penunjang
Memiliki pelaporan puskesmas
Kelemahan
Pendataan kurang menyeluruh sehingga belum mencapai angka maksimal.
Alokasi dana dari puskesmas yang masih kurang
Program posyandu jiwa tidak optimal.
Kurangnya upaya kesehatan dalam hal promotif.
Peran kader kurang
Kurang partisipasi lintas sektoral
2
c.
d.
```
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Sehat Jiwa
a. Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain.
b. Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinan perkembangan optimal bagi
individu secara fisik, intelektual dan emosional sepanjang hal itu tidak bertentangan
dengan kepentingan orang lain. (WHO).
c. Posyandu adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat di wilayah tertentu dimana
mereka bisa mendapat pelayanan
2. Ciri-ciri sehat Jiwa :
a. Bersikap positif terhadap diri sendiri
b. Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai aktualisasi diri.
c. Mampu mengatasi stress atau perubahan pada dirinya.
d. Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diambil.
3. Masalah psikososial
Masalah psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang
bersifat psikologis ataupun social yang mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap
berpotensi cukup besar sebagai factor penyebab terjadinya gangguan jiwa, atau gangguan
kesehatan secara nyata atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada
lingkungan social.
Ciri-ciri masalah psikososial yaitu :
4
1.
2.
3.
4.
Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu , individu yang
kehilangan pasangan , pekerjaan, kehilangan rumah/ tempat tinggal , yang
semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan yang
dilakukan adalah :
1) Memberikan informasi tentang cara mengatasi kehilangan
2) Menggerakkan dukungan masyarakat seperti menjadi orangtua asuhbagi
anak yatim piatu.
3) Melatih keterampilan sesuai dengan keahlian masing-masing untuk
mendapatkan pekerjaan
4) Mendapatkan dukungan pemerintah dan LSM untuk memperoleh tempat
tinggal.
Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara
penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputus asaan. Oleh
karena itu perlu dilakukan program :
8
2. Pencegahan Sekunder
Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini
dan penanganan dengan segera masalah psikososial dan gangguan jiwa. Tujuan
pelayanan adalah menurunkan angka kejadian gangguan jiwa. Target pelayanan
adalah anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda masalah
dan gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah :
a.
b.
sesuai
Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang
dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada
gangguan fisik yang memerlukan pengobatan).
6)
7)
8)
9)
yang
terkait
dengan
kesehatan
jiwa
dan
cara
penyelesaiannya.
10) Menyediakan hotline service untuk intervensikrisis yaitu pelayanan
dalam
10
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus pelayana
keperawatan adalah : pada peningkatkan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan
atau ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat
mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Aktifitas pada pencegahan tersier
meliputi :
1. Program dukungan sosial dengan menggerakan sumber-sumber dimasyarakat seperti:
sumber pendidikan, dukungan masyrakat (tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat),
dan pelayan terdekat yang terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan
adalah :
a.
b.
2.
Meningkatkan
kemampuan
koping
yaitu
belajar
mengungkapkan
dan
dan
masyarakat.
11
c.
d.
gangguan jiwa.
12
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Geografis
Kecamatan Duapitue adalah salah satu dari kecamatan dalam Kabupaten
Sidenreng Rappang yang terletak kurang lebih 22 km di sebelah timur kota Pangkajene
(Ibukota Kabupaten Sidenreng Rappang).
Letak Kecamatan Duapitue berbatasan dengan :
- Sebelah Utara
- Sebelah Timur
- Sebelah Selatan
- Sebelah Barat
B. Visi dan Misi
1. Visi
:
:
:
:
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun program yang digunakan untuk menggerakkan peran serta masyarakat dalam
menekan jumlah penderita pasien gangguan jiwa diwilayah kerja puskesmas tanrutedong yaitu :
1. Advokasi pada pimpinan
Advokasi pada pimpinan melahirkan dukungan dalam melaksanakan kegiatan
upaya kesehatan jiwa.
2. Sosialisasi lintas sektoral
14
Tujuan : Pemberian informasi tentang latar belakang keadaan dan masalah, defenisi,
maksud dan tujuan upaya kesehatan jiwa
3. Pendataan / kunjungan rumah
Untuk mengetahui jumlah sasaran dan masalah yang dihadapi oleh pasien dan
keluarga pasien gangguan jiwa.
4. Penyuluhan
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara
menghadapi pasien gangguan jiwa dengan segala permasalahannya.
5. Posyandu Jiwa
Pos pelayanan terpadu untuk masyarakat di wilayah tertentu dimana mereka bisa
mendapat pelayanan yang optimal pada umumnya dan gangguan kesehatan jiwa pada
khususnya.
Kegiatan kegiatan tersebut diadakan di sarana kesehatan dan rumah penduduk oleh
tenaga kesehatan/ perawat melalui perencanaan yang bisa membantu mengetahui permasalahan
yang dihadapi penderita/keluarga pasien jiwa.
Jenis
NO
Kegiatan
BULAN
JAN
FE
B
Pendataan
Analisa data
Diagnosa
Tujuan/sasaran
Merencanakan tindakan
Melaksanakan tindakan
MAR
AP
R
MEI JUN
JU
L
AGS SEP
OK
T
NOV DES
X
X
x
X
x
x
Rencana kegiatan kesehatan jiwa pada tahun 2014 meliputi pendataan wilayah kerja
dimana data dikumpulkan baik melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat
15
maupun melalui wawancara perawat dengan pasien atau keluarganya, kemudian data tersebut
dianalisa dengan mengetahui penyebab dan masalah yang dihadapi pasien. Berdasarkan analisa
data, maka akan diperoleh diagnose sesuai dengan jenis penyakit. Selanjutnya, sasaran yang
ingin dicapai lebih mengarah kepada suatu keadaan situasi yang mencakup kehidupan pasien dan
lingkungannya menjadi lebih baik. Perencanaan tindakan yang dilakukan harus mengarah pada
mengatasi/mengurangi masalah yang dialami oleh pasien yang menyebabkan gangguan jiwa.
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang diterapkan dengan melihat
keadaan pasien pada pengkajian akhir. Evaluasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan tindakan keperawatan yang telah diberikan. Bila tindakan keperawatan
yang telah diberikan berhasil, merupakan lanjutan proses keperawatan selanjutnya dan jika tidak
berhasil, maka harus dilakukan pengkajian ulang.
16
BAB V
HASIL KEGIATAN
Berdasarkan hasil pendataan di Puskesmas Tanrutedong tahun 2014,. Diperoleh data
jumlah penduduk yang mengalami gangguan kesehatan jiwa berjumlah 45 orang yang tersebar di
2 (dua) kelurahan dan 7 (tujuh) desa dengan perincian sebagai berikut
20 orang ( 44,44% ) saja yang mendapat pengobatan di Puskesmas Tanrutedong sedangkan yang
25 orang ( 55,55% ) belum mendapat pengobatan. Hal ini dikarenakan masih kurangnya
kesadaran dan onformasi tentang pengobatan gangguan kesehatan jiwa di puskesmas. Adapun
17
pengobatan yang dilakukan oleh pasien gangguan kesehata jiwa yaitu dengan cara langsung
datang berobat ke puskesmas ataupun kalau pasien tidak bias datang, pertugas kesehatan dalam
hal ini perawat yang berkunjung ke rumah pasien. Dalam kunjungan itu, perawat memberikan
tindakan keperawatan yang merupakan proses teraupetik yang melibatkan hubungan kerja sama
antara perawat dengan pasien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tujuan kesehatan
yang optimal.
18
19
Dari hasil data tersebut, maka ada beberapa program yang kami kembangkan untuk
menekan penderita gangguan jiwa di wilayah Puskesmas Tanrutedong yaitu :
1. Posyandu Jiwa
Posyandu jiwa yang kami lakukan disini bertepatan dengan posyandu usila
dimana keluarga penderita gangguan jiwa diberikan informasi bagaimana
pentingnya kegiatan ini demi tercapainya derajat kesehatan.
2. Penyuluhan dan Konseling
Penyuluhan dan konseling diberikan kepada penderita yang telah mandiri dan
keluarga pasien gangguan jiwa sehingga mereka paham dan mengerti tentang
kesehatan jiwa
20
BAB VI
PENUTUP
Setelah membahas mengenai penatalaksanaan pasien gangguan kesehatan jiwa di
Puskesmas Tanrutedong Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidrap maka penulis membuat
kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Salah satu pokok program pelayanan kesehatan adalah peningkatan pelayanan
kesehatan dasar meliputi berbagai upaya diantaranya upaya perawatan kesehatan
masyarakat dalam hal ini upaya kesehatan jiwa.
2. Dari hasil pendataan, diperoleh pasien yang mengalami gangguan kesehatan jiwa di
Puskesmas Tanrutedong sebanyak 45 orang dimana hanya 20 orang (44,44%) saja
yang telah mendapat pengobatan secara rutin di puskesmas dengan jenis penyakit
yang terbesar yaitu Schizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain sebanyak 15
orang.
3. Untuk menekan dan mengurangi angka kesakitan pada gangguan kesehatan jiwa perlu
adanya
rencana
kegiatan
yang
dilaksanakan
secara
terus-menerus
dan
berkesinambungan.
B. Saran
Keberhasilan suatu program kegiatan tidak terlepas dari kerjasama semua pihak
baik lintas program maupun lintas sektoral.
21
22
23