Sehat merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang tidak sekedar
terbebas dari keadaan cacat dan kematian. Kesehatan jiwa adalah kondisi
mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua
segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan diri,
mampu menghadapi tekananan hidup yang wajar, mampu bekerja poduktif dan
memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup,
menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama
dengan orang lain.
Dewasa ini masalah kesehatan jiwa semakin mendapat perhatian masyarakat
dunia. Satu atau lebih gangguan jiwa dan pelaku dialami oleh 25% dari seluruh
penduduk pada suatu masa dari hidupnya. WHO (World Health Organization)
menemukan bahwa 24 % pasien yang berobat ke pelayanan kesehatan primer
memiliki diagnosis gangguan jiwa (yang sering adalah depresi dan cemas)
Masalah kesehatan jiwa di Indonesia cukup besar. Saat ini gangguan jiwa
menduduki nomor 2 terbesar penyebab beban disabilitas akibat penyakit
berdasarkan YLD (years Lived with Disability dan usia produktif antara 15- 45
tahun merupakan usia yang paling banyak dipengaruhi oleh gangguan jiwa
(The global burden of desease study, 2010).
Derajat kesehatan jiwa masyarakat dapat dilihat dari angka kejadian gangguan
jiwa dan disabilitas. Gangguan dan penyakit jiwa termasuk burden desease.
WHO (2001) menyatakan bahwa 12% dari global burden desease disebabkan
oleh kesehatan jiwa, angka ini lebih besar dari penyakit gangguan lainnya
(fisik). Meskipun tidak tercatat sebagai penyebab kematian maupun kesakitan
utama di Indonesia saat ini diperkirakan sudah mencapai 0,17% gangguan jiwa
dan NTB 0,21% sedangkan angka gangguan mental emosional NTB adalah
6,4% (Riskesdas, Depkes RI, 2013).
Dalam upaya menangani masalah kesehatan jiwa, hampir seluruh provinsi di
Indonesia memiliki rumahnsakit jiwa,namun kecendrungan peningkatan
penderita jiwa ternyata terus meningkat, ini menunjukkan bahwa tuntasnya
penanganan kesehatan jiwa tidak hanya ditandai dengan banyaknya rumah
sakit, tetapi factor lain, sehingga Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat di
tingkat Kabupaten dibutuhkan keberadaannya untuk mendukng konerja
pemerintah dalam upaya menangani kesehatan jiwa masyarakat dengan
kegiatan upaya bebas pasung, memberdayakan kembali Orang dengan
gangguan jiwa, upaya - upaya pencegahan gangguan jiwa dan bagaimana
memperlakukan penderita ODGJ di masyarakat adalah salah satu paya – upaya
kegiatan yang dilakukan.
I. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah terentuknya TPKJM penderita ODGJ dapat diperlakaukan dengan
layak di masyarakat dengan upaya pencegahan kekambuhan dan
memberdayakan kembali penderita ODGJ.
2. Tujuan khusus