Kak CFD
Kak CFD
DINAS KESEHATAN
Jln, Bung Karno Kompleks Kemutar Telu Center (KTC) Taliwang Kab. Sumbawa Barat
Telp. (0372) 81833;Fax.(0372)81832. Kode Pos:84355. E-mail: dinkes-ksb@yahoo.co.id
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar hukum
a. Kepututsan Menteri Kesehatan RI No.131/Menkes/SK/II/2004 Ttg Sistem Kesehatan
Nasional
b. Undang-Undang No 36 Thn 2009 tentang kesehatan
c. Undang undang No 18 Tahun 2014 ttg kesehatan jiwa
d. Permenkes No 5 tahun 2015 tentang panduan praktek klinik di layanan primer
e. Permenkes nomor 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan program
Indonesia sehata dengan pendekatan keluarga
f. Permenkes No 43 tahun 2016 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan
g. Pergub NTB No 22 tahun 2013 tentang penanggulangan pasung di provinsi NTB
2. Gambaran umum
Sehat merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang tidak sekedar
terbebas dari keadaan cacat dan kematian. Kesehatan jiwa adalah kondisi mental
sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh
dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia
dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan diri, mampu menghadapi tekananan
hidup yang wajar, mampu bekerja poduktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat
berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada
dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain.
Dewasa ini masalah kesehatan jiwa semakin mendapat perhatian masyarakat
dunia. Satu atau lebih gangguan jiwa dan pelaku dialami oleh 25% dari seluruh
penduduk pada suatu masa dari hidupnya. WHO (World Health Organization)
menemukan bahwa 24 % pasien yang berobat ke pelayanan kesehatan primer memiliki
diagnosis gangguan jiwa (yang sering adalah depresi dan cemas)
Masalah kesehatan jiwa di Indonesia cukup besar. Saat ini gangguan jiwa
menduduki nomor 2 terbesar penyebab beban disabilitas akibat penyakit berdasarkan
YLD (years Lived with Disability dan usia produktif antara 15- 45 tahun merupakan usia
yang paling banyak dipengaruhi oleh gangguan jiwa (The global burden of desease
study, 2010).
Derajat kesehatan jiwa masyarakat dapat dilihat dari angka kejadian gangguan
jiwa dan disabilitas. Gangguan dan penyakit jiwa termasuk burden desease. WHO
(2001) menyatakan bahwa 12% dari global burden desease disebabkan oleh kesehatan
jiwa, angka ini lebih besar dari penyakit gangguan lainnya (fisik). Meskipun tidak tercatat
sebagai penyebab kematian maupun kesakitan utama di Indonesia saat ini diperkirakan
sudah mencapai 0,17% gangguan jiwa dan NTB 0,21% sedangkan angka gangguan
mental emosional NTB adalah 6,4% (Riskesdas, Depkes RI, 2013).
Dalam upaya menangani masalah kesehatan jiwa, hampir seluruh provinsi di
Indonesia memiliki rumah sakit jiwa,namun kecendrungan peningkatan penderita jiwa
ternyata terus meningkat, ini menunjukkan bahwa tuntasnya penanganan kesehatan
jiwa tidak hanya ditandai dengan banyaknya rumah sakit, tetapi factor lain, sehingga Tim
Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat di tingkat Kabupaten dibutuhkan keberadaannya
untuk mendukung kinerja pemerintah dalam upaya menangani kesehatan jiwa
masyarakat dengan kegiatan upaya bebas pasung, memberdayakan kembali Orang
dengan gangguan jiwa, upaya - upaya pencegahan gangguan jiwa dan bagaimana
memperlakukan penderita ODGJ di masyarakat adalah salah satu upaya – upaya
kegiatan yang dilakukan.
II. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah terbentuknya TPKJM penderita ODGJ dapat diperlakukan dengan layak di
masyarakat dengan upaya pencegahan kekambuhan dan memberdayakan kembali
penderita ODGJ.
2. Tujuan khusus
Setelah terbentuknya TPKJM :
a. Terbentuknya TPKJM di tingkat Kecamatan
b. Terbentuknya kelompok swabantu
c. Penderita ODGJ dapat berdaya kembali dan menjadi mandiri
d. Terbentuknya Pokja-pokja dalam TPKJM utk menangani masalah gangguan jiwa.
Taliwang, 2022
Kepala Seksi P2 PTM dan Kesehatan Jiwa
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa
Barat