Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PONDOK BETUNG
Jl. Raya Pondok Betung RT. 04/05, Kel. Pondok Betung Kec.Pondok Aren
Kota Tangerang Selatan – Telp.021 7375744 Email : pkmpondokbetung@yahoo.com
ten (KP3B
KERANGKA ACUAN KERJA
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN
PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JIWA TAHUN 2021

A. PENDAHULUAN
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya.
Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat
kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
Sesuai dengan Visi Puskesmas Pondok Betung yaitu menjadi garda terdepan
dalam pelayanan kesehatan yang bermutu, juga misi Puskesmas Pondok Betung, yaitu
melakukan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dengan SDM yang
profesional, menerapkan sistem manajemen mutu yang berkesinambungan, serta
meningkatkan kemitraan lintas sektoral dan pemberdayaan masyarakat, dan dalam
mengaplikasikan tata nilai Puskesmas, yaitu KITA ( Komitmen, Inisiatif, Tertib, Adil ) maka
program kesehatan jiwa ini diadakan.

B. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar
terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta
mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa diterjemahkan sebagai
suatu kondisi yang memungkin perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal
dari seseorang. Perkembangan tersebut berjalan selaras dengan keadaan orang lain
(febriani, 2008).
Kesehatan jiwa telah menjadi bagian masalah kesehatan masyarakat. Salah satu
pemicu terjadinya berbagai masalah dalam kesehatan jiwa adalah dampak modernisasi dan
globalisasi dimana tidak semua orang siap untuk menghadapi cepatnya perubahan dan
kemajuan teknologi baru dan tuntutan hidup yang tinggi. Masyarakat di satu sisi dituntut
agar mencapai kualitas yang lebih baik sehingga mampu bersaing dalam persaingan global
namun pada waktu yang sama harus mampu mengatasi berbagai tuntutan dan tekanan
hidup yang berat.
Gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan
menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga
penderita dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Terjadinya gangguan jiwa juga
merupakan proses interaksi yang kompleks antara faktor genetik, faktor organo-biologis,
faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.
Ada korelasi erat antara timbulnya gangguan jiwa dengan kondisi sosial dan lingkungan di
masyarakat sebagai suatu tekanan psikososial. Kini masalah kesehatan tidak lagi hanya
menyangkut soal angka kematian atau kesakitan melainkan juga mencakup berbagai
kondisi psikososial yang berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat termasuk taraf
kesehatan jiwa masyarakat
Dampak sosialnya sangat serius berupa penolakan, pengucilan dan diskriminasi.
Begitu pula dampak ekonomi berupa hilangnya hari produktif untuk mencari nafkah bagi
penderita maupun keluarga yang harus merawatnya, serta tingginya biaya perawatan yang
harus ditanggung keluarga maupun masyarakat (Siswono, 2001).
Permasalahan gangguan jiwa tidak hanya berpengaruh terhadap produktivitas manusia,
juga berkaitan dengan kasus bunuh diri. Temuan WHO menunjukkan, diperkirakan 873.000
orang bunuh diri setap tahun. Lebih dari 90% kasus bunuh diri berhubungan dengan
gangguan jiwa seperti Depresi, Skizofrenia dan ketergantungan terhadap alkohol (Febriani,
2008).
Menurut WHO, masalah gangguan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah
yang sangat serius. WHO menyatakan paling tidak ada 1 dari 4 orng didunia mengalami
masalah mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami
gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo,2006,dalam yulian,2008). Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 menyatakan 14.1% pendududk Indonesia mengalami gangguan
jiwa dari yang ringan hingga yang berat. Data jumlah pasien gangguan jiwa di Indonesia
terus bertambah. Dari 33 Rumah Sakit Jiwa diseluruh Indonesia diperoleh data bahwa
hingga kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang.
Melihat data data tersebut, diperlukan kerjasama semua sektor dalam
menanggulangi masalah kesehatatan jiwa, di wilayah Puskesmas Pondok Betung
khususnya.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa
2. Tujuan Khusus
a. Menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati
kehidupan kejiwaan yang sehat,bebas dari ketakutan,tekanan,dan gangguan lain
yang dapat mengganggu Kesehatan Jiwa
b. Memberikan perlindungan dan menjamin pelayanan Kesehatan Jiwa bagi ODMK dan
ODGJ berdasarkan hak asasi manusia
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi
ODMK dan ODGJ
d. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya dalam Upaya Kesehatan
Jiwa
e. Meningkatkan mutu Upaya Kesehatan Jiwa sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Melakukan konseling kesehatan - Monev Kesehatan Jiwa
kejiwaan dan nafza pada pasien yang - Penyuluhan Kesehatan Jiwa di
terdeksi mengalami masalah Masyarakat
gangguan kejiwaan - Kunjungan rumah ODGJ

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN:


No Kegiatan Cara Melaksanakan Mitra Kerja
1. Monev Kesehatan Jiwa a. Membuat undangan untuk - Kelurahan
pelaksana kesehatan jiwa Se - Penanggung
Puskesmas Pondok Betung Jawab Program
b. Penyampaian materi / bahan Jiwa
yang akan dipaparkan - Binwil
c. Melakukan diskusi dan - Kader
pembahasan kasus kesehatan
jiwa di wilayah
d. Membuat laporan hasil kegiatan

3. Penyuluhan Kesehatan a. Berkoordinasi dengan lintas - Lintas Sektor


Jiwa di Masyarakat program (Rt/Rw, Kader)
b. Penyampaian materi - PJ Program jiwa
penyuluhan - Binwil
c. Melakukan diskusi dan tanya
jawab
d. Membuat laporan hasil
kegiatan
4. Kunjungan rumah a.Pelaksana kesehatan jiwa - Lintas Sektor
ODGJ puskesmas pondok betung (Rt/Rw, Kader)

berkoordinasi dengan - PJ Program

pelaksana kesehatan jiwa Jiwa

kelurahan dan tim KPLDH


wilayah setelah mendapat
laporan tentang ODGJ dari
masyarakat
b. Bersama sama melakukan
kunjungan rumah ODGJ,
melakukan penilaian dan
penatalaksanaan awal
c. Melakukan edukasi pada
keluarga dan atau anggota
masyarakat sekitar membuat
laporan hasil kegiatan

F. SASARAN
1. Monev Kesehatan Jiwa
Seluruh pelaksana kesehatan jiwa di puskesmas pondok betung
2. Penyuluhan Kesehatan Jiwa di Masyarakat
Peserta posbindu dan pengunjung puskesmas
3. Kunjungan rumah ODGJ
ODGJ, keluarga, dan masyarakat sekitar

G. PERANAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


1. Kepala Puskesmas mengetahui semua kegiatan kesehatan jiwa
2. Kepala Puskesmas mengetahui dan menandatangani laporan bulanan kesehatan
jiwa
3. Kepala puskesmas mengetahui jumlah kunjungan pasien jiwa yang datang berobat
ke puskesmas
4. Kepala puskesmas terlibat dalam kegiatan kesehatan jiwa yang berhubungan
dengan lintas sektor
5. Kepala puskesmas dan kelurahan terlibat dalam kegiatan kesehatan jiwa
6. Kesmas kelurahan ikut serta dalam kesehatan jiwa
7. Program promosi kesehatan dan UKS sebagai mitra dalam penyuluhan kesehatan
dan deteksi dini masalah keswa
8. Kader kesehatan sebagai ujung tombak dalam membantu pelaksanaan upaya
kesehatan jiwa
9. Tokoh masyarakat / tokoh agama mengetahui / membantu untuk terlaksananya
upaya kesehatan jiwa
H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
No Kegiatan 1
1 Monev Kesehatan Jiwa
v
2 Penyuluhan Kesehatan Jiwa
di Masyarakat
v v v v
3 Kunjungan rumah ODGJ
(insidentil)
v v v v v v v v v v v v

I. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan ini akan dilakukan melalui pelaporan
tertulis pada akhir pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan kepada Ka.Satpel UKM
dan Kepala Puskesmas Pondok Betung.

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan,Pelaporan dan Evaluasi kegiatan ini akan dilaporkan secara tertulis pada
akhir pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan kepada Ka.Satpel UKM dan Kepala
Puskesmas Pondok Betung

Pondok Betung, November 2020


Mengetahui : Penanggung Jawab Kegiatan Program
Kepala UPT Puskesmas Pondok Betung Jiwa

Dewi Novia, Amd.Kep


dr. M. Alwan Amiruddin Tamara
NIP. 19720226 200212 1 002

Anda mungkin juga menyukai