Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM KESEHATAN JIWA

No. Dokumen : 440/000/KAK/VI/412.43.09/2016


No. Revisi : 00
KAK TanggalTerbit : 02 Juni 2016
Halaman : 1/3
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO dr. AgusGunawan,M.kes
DINAS KESEHATAN NIP. 19680727 200212 1 003
UPTD PUSKESMAS SUGIHWARAS
KECAMATAN SUGIHWARAS

KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM KESEHATAN JIWA

I. PENDAHULUAN
Peraturan pemerintah yang khusus mengatur mengenai masalah kesehatan mental
tampaknya telah ada sejak jaman Hindia Belanda. Undang-undang yang di tetapkan Pemerintah
NKRI tentang kesehatan mental baru diundangkan pada tahun 1966 untuk menggantikan Het
Reglement op het Krankzinnigenwezen (Stbl 1897 No 54). Undang-undang tersebut adalah UU
no. 3 tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa yang belum dicabut atau diganti hingga sekarang. Hal
kesehatn jiwa sebenarnya telah disinggung dalam UU no. 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok
Kesehatan. Di dalam undang-undang tersebut di sebutkan bahwa kesehatan jiwa merupakan
bagian dari (disebut unsur) kesehatan. Ini menunjukkan telah adanya pemahaman bahwa
kesehatan jiwa merupakan bagian tidak terpisah dari kesehatan.

II. LATAR BELAKANG


Definisi kesehatan jiwa menurut UU no. 3 tahun 1966 tersebut adalah keadaan jiwa
yang sehat. Mengenai usaha-usaha kesehatan jiwa dan penanganan penyakit jiwa diusahakan oleh
pemerintah atau badan swasta dengan mengikutsertakan masyarakat. Ini menunjukkan telah
adanya kesadaran mengenai perlunya komunitas masyarakat dalam usaha-usaha kesehatan jiwa
(promotif, preventif, terapis, kuratif).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu pelayanan kesehatan jiwa yang
komprehensif, holistic, dan paripurna. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggerakan dan
memberdayakan seluruh potensi yang ada di masyarakat, baik warga masyarakat sendiri, tokoh
masyarakat, dan profesi kesehatan. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
masyarakat harus memiliki tenaga yang handal agar promosi, prevensi, kurasi dan rehabilitasi
terhadap masyarakat yang menderita sakit, beresiko sakit, maupun masyarakat yang sehat dapat
dilakukan secara menyeluruh, termasuk didalamnya adalah pelayanan kesehatan jiwa. Masalah
gangguan jiwa secara tidak langsung akan menurunkan produktivitas apalagi jika menderita
gangguan jiwa dimulai pada usia produktif selain itu juga menambah beban dari keluarga
penderita.
Terkait dengan itu, pemerintah khusunya Kementerian Kesehatan telah mencanangkan
Program Indonesia bebas Pasung dengan berusaha menenukan pasien yang di pasung di
masyarakat. Namun, penemuan pasien pasunghanya fokus pada pelayanankuratif dan
rehabilitatif, belum penyelesaian masalah kesehatan jiwa.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dengan memberikan pelayanan paripurna kepada orang dengan masalah kejiwaan (ODMK)
dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) maka akan menekan seminimal mungkin
bertambahnya penderita jiwa di wilayah kerja Puskesmas Sugihwaras.
2. Tujuan Khusus
a. Menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan
kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakuatan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat
mengganggu kesehatan jiwa.
b. Menjamin setiap orang dapat mengembangkan berbagai potensi kecerdasan.
c. Memberikan perlindungan dan menjamin pelayanan kesehatan jiwa bagi ODMK dan
ODGJ.
d. Memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif dan
berkesinambungan melalui upaya promotif, preventiv, kuratif, dsan rehabilitatif bagi
ODMK dan ODGJ.
e. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya dalam upaya kesehatan jiwa.
f. Meningkatkan mutu upaya kesehatan jiwa sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi.
g. Memberikan kesempatan kepada ODMK dan ODGJ untuk dapat memperoleh haknya
sabagai warga negara indonesia.

IV. KEGIATAN
1. Penyuluhan Penderita Jiwa
2. Penyuluhan NAPZA
3. Deteksi Dini Masalah Keswa dan NAPZA

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Untuk pelaksanaan kegiatan program jiwa dengan cara sebagai berikut:
- Melalui penjaringan lewat masing-masing desa dengan bantuan petugas bidan desa/ perawat
Ponkesdes dibantu oleh kader dan perangkat desa untuk memberikan laporan jika di desa
tersebut di temukan penderita jiwa.
- Melalui kunjungan rumah untuk memantau perkembangan mental penderita yang
dilaksanakan tiap bulan pada penderita yang sudah masuk register terkecuali kondisi insidentil
(pasien baru yang gaduh gelisah) membahayan keluarga dan lingkungan.
- Melalui kunjungan rumah sekalian memberikan obat-obatan yang harus diminum bagi
penderita yang sudah mau habis obatnya.
- Melakukan kegiatan merujuk pasien jiwa ke Rumah Sakit jiwa.
- Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa dan penyuluhan NAPZA.

VI. SASARAN
Semua masyarakat yang mempunyai masalah kejiwaan atau tidak.

VII. JADWAL PELAKSANAAN


No Jadwal Lokasi/ desa Ket
1 Penyuluhan Penderita Jiwa 32 Rumah Pasien Jiwa
kegiatan dalam setahun
2 Penyuluhan NAPZA 1x dalam SMA, SMK, MAN, SMP
setahun

3 Deteksi Dini Masalah Keswa dan 17 Desa se-Kecamatan


NAPZA 4x dalam setahun Sugihwaras

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Dari laporan register masing-masing desa ditambah dengan laporan dari register rawat jalan Poli
Umum.

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN SERTA EVALUASI KEGIATAN


Pelaporan di lakukan setiap tribulan sekali dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Bojonegoro.

Anda mungkin juga menyukai