Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KLABANG

BONDOWOSO

KERANGKA ACUAN
PEMBINAAN KELOMPOK MASYARAKAT KHUSUS JIWA

I. PENDAHULUAN
Gangguan jiwa dan perilaku menurut WHO dialami kira-kira 25 % dari seluruh penduduk
serta 40% diantaranya didiagnosa tidak tepat sehingga menghabiskan banyak biaya untuk
pemeriksaan dan pengobatan yang tidak perlu.Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada
individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran social.Gangguan jiwa dalam pandangan
masyarakat masih identik dengan “gila” (psikotik) sementara kelompok gangguan jiwa lain seperti
arsietas, depresi dan gangguan jiwa yang tampil dalam bentuk berbagai keluhan fisik kurang
dikenal. Kelompok gangguan jiwa inilah yang banyak dijumpai di masyarakat.
Peran kesehatan jiwa dalam peningkatan kualitas dan pelayanan di Puskesmas bukan hanya
pada pelayanan kesehatan dan psikofarmaka saja, tapi masyarakat sekitar juga mengetahui dan
mengerti bagaimana serta menganut pentingnya kesehatan jiwa bagi produktifitas kualitas manusia
dalam kehidupannya adalah salah satu bentuk keberhasilan peran Puskesmas pada upaya
promotifnya. Kesehatan jiwa yaitu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis
dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan
semua segi kehidupan manusia.
Kondisi kesehatan jiwa diwilayah kami diperlukan peningkatkan kualita pelayanan oleh
petugas dan perlu adanya pemahaman pandangan dan pengertian kesehatan jiwa terhadap
masyarakat, dikarenakan masih adanya masyarakat/individu yang mengalami gangguan akibat
perilaku manusia dan gangguan jiwa. Atas dasar ini, maka perlu dikembangkan upaya pelayanan
kesehatan jiwa dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sudah ada. Sehingga diharapkan
masyarakat dapat memberikan peranan dalam penemuan dini kasus gangguan jiwa, perilaku dan
Nepza disekitarnya serta merujuknya pada tenaga kesehatan terdekat

II. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM :
Dengan adanya kasus kesehatan jiwa yang ada dimasyarakat dapat tertangani pada pasien yang
sudah berobat kepelayanan kesehatan maupun pasien yang belum dapat pelayanan.

b. TUJUAN KHUSUS :
1. Terbentuknya kelompok masyarakat khusus jiwa
2. Masyarakat dapat menemukan (memberikan informasi pada petugas) serta merujuk
kasus gangguan jiwa, perilaku yang ada di masyarakat.
3. Cakupan kasus jiwa di Puskesmas meningkat dan mencapai target.

III. SASARAN
Kelompok potensial yang ada di masyarakat misalnya, kader, remas dll

IV. NARASUMBER
Koordinator kesehatan jiwa di Puskesmas

V. METODE
Ceramah (penyuluhan) dan Tanya jawab

VI. MEDIA
LCD, Leptop, poster dan selebaran

VII. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Tempat . posyandu
Waktu . bulan juni 2017

VIII. PENYELENGGARA
Puskesmas klabang

IX. PEMBIAYAAN
Dana
Transport petugas . 3 orang x Rp
Konsumsi. 40 orang x Rp.
Penggandaan. 40 orang x ATK. Rp.

X. LUARAN
1. Terbentuk kelompok seperti yang diharapkan
2. Meningkatkan cakupan program kesehatan jiwa
3. Meningkatkan hasil kinerja PKP Puskesmas

Mengetahui
Kepala Puskesmas Sempol Pelaksana

DrgTitah Rahayu Evi Ernawati, Amd.Kep


NIP. NRPTT-
PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KLABANG
BONDOWOSO

KERANGKA ACUAN KERJA


PENJARINGAN KASUS JIWA DAN PASUNG

I. PENDAHULUAN
Gangguan jiwa dan perilaku menurut WHO dialami kira-kira 25 % dari seluruh penduduk
serta 40% diantaranya didiagnosa tidak tepat sehingga menghabiskan banyak biaya untuk
pemeriksaan dan pengobatan yang tidak perlu. Masalah gangguan kesehatan jiwa memeng
tidak menyebabkan kematian secara langsung atau meningkatkan angka kematian secara
signifikan tetapi bila dikalkulasi kerugian yang dialami masyarakat serta pemerintah amatlah
banyak karena dapat menyebabkan penderitaan berkepanjangan baik bagi individu, keluarga
dan masyarakat karena penderitanya tidak produktif dan bergantung pada orang lain.
Orang dengan gangguan jiwa akan membuat produktifitas seseorang terganggu, selanjutnya
bagaimana dia hidup dan menghidupi dirinya bila secara sikologis terganggu. Dengan
meningkatknya kesehatan jiwa tersebut maka kebutuhan akan pelayanan kesehatan jiwa juga
semakin meningkat. Hal ini merupakan upaya pemerataan pelayanan kesehatan, upaya ini tidak
mungkin dilaksanakan kalau pelayanan kesehatan jiwa hanya diberikan di RSJ (Rumah Sakit
Jiwa) saja.
Semakin banyaknya kasus pemasungan dimasyarakat membuat pemrintah propinsi Jawa
Timur membuat komitmen bersama untuk kegiatan ..Jawa Timur bebas pasung… Dengan
harapan kasus pasung yang telah terjadi bisa dihapuskan dengan melakukan pencegahan dan
penangannan kasus secara cepat dan tepat.

II. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM :
Dapat tertanganinya pasien kasus kesehatan jiwa pasung untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.

b. TUJUAN KHUSUS :
1. Cakupan kasus jiwa Puskesmas meningkat dan mencapai target
2. Tidak ditemukan kasus jiwa pasung

III. SASARAN
Masyarakat
IV. NARASUMBER
Petugas desa (kader) dan kordinator program kesehatan jiwa

V. METODE
Kunjungan rumah (penjaringan)

VI. MEDIA
Form deteksi dini

VII. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Tempat ..11 Desa
(Klabang,blimbing,k.sengon,wonokerto,besuk,kr.anyar,sbr.suko,klampokan,pandak,leprak,wo
noboyo)
Waktu ..bulan januari,februari,april dan September 2017

VIII. PENYELENGGARA
Puskesmas Klabang

IX. PEMBIAYAAN
Dana
Penjaringan kesehatan jiwa :

X. LUARAN
1. Meningkatkan cakupan program kesehatan jiwa
2. Meningkatkan hasil kinerja PKP Puskesmas

Mengetahui
Kepala Puskesmas Sempol Pelaksana

Drg. Titah Rahayu Evi Ernawati, Amd.Kep


NIP. NRPTT. -

Anda mungkin juga menyukai