Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

KECAMATAN BACAN TIMUR


UPTD PUSKESMAS BABANG
Jln. Raya Babang Labuha Kode Pos 97791

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

PROGRAM KESEHATAN JIWA

1. PENDAHULUAN
Program kesehatan jiwa masyarakat bertujuan untuk Menyadarkan masy thd masalah kesehatan
jiwa yang ada di masyarakat, Mencegah timbulnya berbagai gangguan jiwa, menanggulangi
masalah kesehatan jiwa, Memberdayakan masyarakat dlm penyelenggaraan upaya kesehatan
jiwa, Meminimalkan dampak masalah psikososial dan gangguan jiwa thdp individu, keluarga
dan masy.

2. LATAR BELAKANG
Untuk dapat memberikan perawatan kesehatan jiwa yang optimal pada masyarakat, diperlukan
informasi dan deteksi dini pada masyarakat. Dengan cara melakukan skrening deteksi dini
gangguan jiwa. Selanjutnya dilakukan pembinaan dengan melakukan konseling perindividu
melalui kegiatan home visite sehingga dapat menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat.
Sehingga masyarakat mampu mengerti dan ikut berperan serta dalam usaha meningkatkan derajat
kesehatan jiwa masyarakat.

3. TUJUAN

A. Tujuan Umum

meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat.

B. Tujuan Khusus

a. Terpaparnya deteksi dini gangguan jiwa kepada masyarakat sehingga mencegah beberapa
gangguan jiwa ringan tidak menuju kearah gangguan jiwa berat.
b. Terpaparnya informasi kesehatan jiwa kepada pasien dan keluarga agar menambah
pengetahuan dan terbangun pandangan dan sikap yang positif
c. Berkurangnya dampak sosial akibat penyakit gangguan jiwa seperti menurunnya stigma,
diskriminasi, isolasi dan tertanganinya kasus pasung.
d. Terbangunnya sistem rujukan yang baik sehingga pelayanan kesehatan jiwa dapat
berkesinambungan.

4. KEGIATAN
A. Kegiatan Pokok
Melakukan konseling kesehatan kejiwaan pada pasien yang terdeteksi mengalami
masalah gangguan kejiwaan.
B. Rincian Kegiatan
a. Melakukan skrening deteksi dini gangguan kesehatan jiwa
b. Membuat jadwal home visite pasien jiwa
c. Melakukan home visite pada pasien dengan gangguan kejiwaan, meliputi: Melakukan
pemeriksaan TTV, melakukan konseling, dan Memberi edukasi pada pasien dan
keluarganya
d. Melakukan penyuluhan pada keluarga pasien
e. Mencatat hasil pemeriksaan dan membuat asuhan keperawatan pada pasien -
Melakukan input data laporan bulanan.

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa langkah,yaitu :
a. Pembentukan tim dan koordinasi dengan aparat Desa.
b. Pembagian surat pemberitahuan jadwal pelaksanaan kunjungan rumah pada penderita.
c. Mengunjungi keluarga Penderita maupun desa sesuai jadwal.
d. Melakukan Askep Jiwa dan konseling pada keluarga dan masyarakat
e. Melakukan kompilasi data.

6. SASARAN
Pasien, Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.diwilayah UPTD Puskesmas Babang

7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan November 2018

8. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan dilakukan pada form laporan bulanan program kesehatan jiwa.
2. Selanjutnya dilaporkan kebagian program kesehatan jiwa dinas kesehatan

9. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Babang

Husin, AMK
Nip : 19790114 200604 1 013
PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
KECAMATAN BACAN TIMUR
UPTD PUSKESMAS BABANG
Jln. Raya Babang Labuha Kode Pos 97791

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

PELACAKAN KASUS PASUNG DAN GANGGUAN JIWA

1. PENDAHULUAN
Menurut undang-undang republik indonesia nomor 18 tahu 2014, kesehatan jiwa
adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual
dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi
komunitasnya.
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik,
mental, sosial, pertumbuhan, dan perkembangan, dan / kualitas hidup sehingga memiliki
resiko mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan
atau perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma, diskriminasi dan
marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak mencari pengobatan yang
sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka akan mendapatkan pelayanan yang
bermutu rendah. Marginalisasi dan diskriminasi dapat meningkatkan risiko kekerasan
pada hak-hak individu, hak politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat menjadi ancaman,
baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain. Keluarga dan masyarakat di
sekitar lingkungannya cenderung melakukan tindakan paksa untuk mengurangi atau
membatasi ancaman tadi. Bentuk pemaksaan itu dapat berupa pemasungan, yaitu
mengikat tangan dan/atau kaki dengan rantai atau seutas tali atau menguncinya pada
sebuah batang kayu, atau mengurungnya dalam sebuah ruangan yang sangat sempit.
Pembatasan gerak ini atau pemasungan acapkali juga disertai dengan penelantaran
termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak diperhatikan. Kebutuhan
makan minum, buang air besar dan buang kecil, kebersihan diri dan berpakaian yang
pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan. Pada kondisi ini sebenarnya penderita gangguan
jiwa yang dipasung adalah individu terlantar dan miskin, yang seharusnya ditanggung
oleh pemerintah.
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat Menteri Dalam
Negeri No: PEM.29/6/15 tanggal 11 Nopember 1977. Surat ini ditujukan kepada
Gubernur seluruh Indonesia yang meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan
pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa dan menumbuhkan kesadaran masyarakat
untuk menyerahkan perawatan penderita di Rumah Sakit Jiwa. Hal ini juga agar
diinstruksikan kepada para Camat dan Kepala-Kepala Desa agar secara aktif mengambil
prakarsa dan langkah-langkah dalam hal penanggulangan pasien yang ada di daerah
masing-masing.
Berbagai alasan dikemukakan mengenai mengapa mereka dipasung. Sebagian
masyarakat memasung anggota keluarganya untuk melindungi dari kecelakaan. Sebagian
lagi memasung karena takut membahayakan orang lain. Orang tua yang lain memasung
anaknya karena malu sebab anaknya sering membuat onar.
Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa
yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan oleh pemerintah daerah, dan / masyarakat.

2. LATAR BELAKANG
Pemasungan adalah tindakan masyarakat terhadap pasien gangguan jiwa
(biasanya yang berat) dengan cara dikurung, dirantai kakinya di masukan kedalam balok
kayu sehingga kebebasannya menjadi hilang.Pasung merupakan salah satu perlakuan
yang merampas kebebasan dan kesempatan mereka untuk mendapatkan perawatan yang
memadai dan sekaligus juga mengabaikan martabat mereka sebagai manusia.
Pemasungan disebabkan oleh ketidaktahuan keluarga, rasa malu, penyakit yang tidak
kunjung sembuh, tidak adanya biaya pengobatan dan tindakan keluarga untuk
mengamankan lingkungan

3. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan dari program jiwa ini adalah mendukung dalam “Mewujudkan Bebas
Pasung”

B. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah penderita gangguan jiwa yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Babang
b. Merumuskan langkah-langkah penanganan pasien gangguan jiwa di wilayah
kerja Puskesmas Babang
c. Melakukan kegiatan pencegahan munculnya penderita gangguan jiwa baru di
wilayah kerja Puskesmas Babang
.
4. KEGIATAN
A. Kegiatan Pokok
a. Pelacakan orang dengan masalah kejiwaan dan orang dengan gangguan jiwa
b. Rapat koordinasi dan komunikasi lintas sektoral dengan seluruh kader jiwa, ninik
mamak, kecamatan dan jajarannya, serta dinas sosial,dinas kesehatan.

B. Rincian Kegiatan

a. Membagikan kuisoner dan membantu pasien ataupun keluarga ODMK dan ODGJ
dalam mengisinya
b. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga mengenai masalah jiwa
c. Menstimulus pasien dan keluarga agar mau berkonsultasi ke puskesmas mengenai
kesehatan pasien
d. Menstimulus keluarga agar memperbolehkan pasien pasung di jemput dan di
rawat di RSJ
e. Menerangkan kepada keluarga apa yang harus dilakukan keluarga setelah pasien
pulang dari RSJ
f. Mengadvokasi keluarga agar menyiapkan syarat-syarat pembuatan BPJS untuk
pasien jiwa yang belum memilikinya.
g. Melengkapi status pasien
h. Menyampaikan masalah-masalah yang yang mungkin muncul dari penelantaran
pasien jiwa
i. Menyampaikan kendala-kendala dalam pendeteksian, pengobatan dan perawatan
pasien jiwa

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Observasi.
b. Wawancara.
c. Diskusi /Tanya jawab

6. SASARAN
Pasien, Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.diwilayah UPTD Puskesmas Babang
7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Bulan Januari 2019

8. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan dilakukan pada form laporan bulanan program kesehatan jiwa.
2. Selanjutnya dilaporkan kebagian program kesehatan jiwa dinas kesehatan

9. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Babang

Husin, AMK
Nip : 19790114 200604 1 013

Anda mungkin juga menyukai