Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CIKOLE
Jl. Lapang No. 78 Desa Cikole Kecamatan Lembang Telp. (022) 2785612
Email: puskesmascikole15@gmail.com Kode Pos 40391

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN JIWA

I. PENDAHULUAN
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014,
kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,
dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya.
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai
masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan, dan perkembangan, dan / kualitas
hidup sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna serta
dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia.

II. LATAR BELAKANG


Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma,
diskriminasi dan marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak
mencari pengobatan yang sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka
akan mendapatkan pelayanan yang bermutu rendah. Marginalisasi dan
diskriminasi dapat meningkatkan risiko kekerasan pada hak-hak individu, hak
politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat
menjadi ancaman, baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain.
Keluarga dan masyarakat di sekitar lingkungannya cenderung melakukan
tindakan paksa untuk mengurangi atau membatasi ancaman tadi. Bentuk
pemaksaan itu dapat berupa pemasungan, yaitu mengikat tangan dan/atau kaki
dengan rantai atau seutas tali atau menguncinya pada sebuah batang kayu,
atau mengurungnya dalam sebuah ruangan yang sangat sempit. Pembatasan
gerak ini atau pemasungan acapkali juga disertai dengan penelantaran
termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak diperhatikan.
Kebutuhan makan minum, buang air besar dan buang kecil, kebersihan diri dan
berpakaian yang pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan. Pada kondisi ini
sebenarnya penderita gangguan jiwa yang dipasung  adalah individu terlantar
dan miskin,  yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah.
Pelaksanaan program kesling Mengacu pada visi misi dan budaya kerja
Puskesmas Cikole sebagai landasan, yaitu :
A. Visi
Menjadikan Puskesmas sebagai mitra keluarga menuju masyarakat sehat
mandiri.
B. Misi
1. Memberikan pelayanan yang baik, ramah dan terjangkau.
2. Meningkatkan kesadaran serta peran serta masyarakat untuk
berprilaku hidup bersih dan sehat.
3. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang Kesehatan.
4. Cepat tanggap dalam merespon keluhan, permasalahan Kesehatan
C. Tata Nilai
TARAPTI
1. Tanggung Jawab
2. Akuntable
3. Ramah
4. Adil
5. Prima
6. Teliti
7. Integritas
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat
Menteri Dalam Negeri No: PEM.29/6/15 tanggal 11 Nopember 1977.  Surat ini
ditujukan kepada Gubernur seluruh Indonesia yang meminta kepada
masyarakat untuk tidak melakukan pemasungan terhadap penderita gangguan
jiwa dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menyerahkan perawatan
penderita di Rumah Sakit Jiwa. Hal ini juga agar diinstruksikan kepada para
Camat dan Kepala-Kepala Desa agar secara aktif mengambil prakarsa dan
langkah-langkah dalam hal penanggulangan pasien yang ada di daerah masing-
masing.
Berbagai alasan dikemukakan mengenai mengapa mereka dipasung.
Sebagian masyarakat memasung anggota keluarganya untuk melindungi dari
kecelakaan. Sebagian lagi memasung karena takut membahayakan orang lain.
Ibu yang lain memasung putranya karena malu sebab putranya sering mencuri
rokok di warung tetangga.
Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat
kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh
pemerintah daerah, dan / masyarakat.
Survei data kesehatan jiwa di masyarakat, pelatihan kesehatan jiwa,
penyediaan obat-obatan esensial untuk gangguan jiwa, pengembangan
program sesuai kebutuhan daerah setempat, penggunaan posyandu,
pemberdayaan keluarga pasien gangguan jiwa dan dukungan pemerintah baik
daerah maupun pusat baik dalam hal anggaran maupun kegiatan, adalah hal
yang harus dipertimbangkan dalam mengintergrasikan pelayanan kesehatan
jiwa di pelayanan primer (Carla R. Machira,2011)

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan dari program jiwa ini adalah mendukung dalam “Mewujudkan
Lembang khususnya wilayah Cikole Bebas Pasung 2023” 
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah penderita gangguan jiwa yang berada di wilayah
kerja puskesmas Sampolawa
2. Merumuskan langkah-langkah penanganan pasien gangguan jiwa di
wilayah kerja puskesmas Sampolawa
3. Melakukan kegiatan pencegahan munculnya penderita gangguan
jiwa baru di wilayah kerja Puskesmas Cikole.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. Pelacakan orang dengan masalah Membagikan kuisoner dan membantu


kejiwaan dan orang dengan gangguan pasien ataupun keluarga odmk dan
jiwa. odgj dalam mengisinya

Memberikan penyuluhan kepada


pasien dan keluarga mengenai
masalah jiwa

Menstimulus pasien dan keluarga


agar mau berkonsultasi ke
puskesmas mengenai kesehatan
pasien

Menstimulus keluarga agar


memperbolehkan pasien pasung di
jemput dan di rawat di RSJ

Menerangkan kepada keluarga apa


yang harus dilakukan keluarga
setelah pasien pulang dari RSJ

Mengadvokasi keluarga agar


menyiapkan syarat-syarat pembuatan
BPJS untuk pasien jiwa yang belum
memilikinya.

Melengkapi status pasien

2. Rapat koordinasi dan komunikasi Menyampaikan hasil pelacakan jiwa


lintas sektoral dengan seluruh kader
Menyampaikan masalah-masalah
jiwa, ninik mamak, kecamatan dan
yang yang mungkin muncul dari
jajarannya, serta dinas sosial,dinas
penelantaran pasien jiwa
kesehatan.
Menyampaikan kendala-kendala
dalam pendeteksian, pengobatan dan
perawatan pasien jiwa
1. BPJS
2. Dukungan keluarga
3. Ketersediaan obat

Mendiskusikan dan merumuskan


masalah jiwa di wilayah kerja
puskesmas Sampolawa dan
penyelesaiannya secara bersama-
sama

3. Pelatihan Kader Jiwa wilayah kerja Menerangkan jenis-jenis gangguan


Puskesmas jiwa

Dan cara mencegah terjadinya


gangguan jiwa

Menerangkan tugas dan tanggung


jawab seorang kader sehat jiwa

Menerangkan tehnik-tehnik
penyuluhan yang dapat dilakukan
seorang kader sehat jiwa di desanya

Menjelaskan isu-isu global mengenai


kesehatan jiwa

4. Kunjungan rumah untuk pemberian Melakukan anamnesa dan


obat kepada pasien gangguan jiwa pemeriksaan fisik dan pemberian
berat yang tidak bisa berobat ke regimen terapi kepada pasien
puskesmas
Melengkapi rekam medis pasien
Memberikan penyuluhan kepada
pasien dan keluarga mengenai
penyakit pasien

Menerangkan langkah-langkah yang


harus keluarga jalankan dalam
membantu perawatan pasien

Menerangkan alur pelaporan jika


terjadi hal-hal yang berbahaya baik
bagi pasien maupun bagi orang lain.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Observasi
2. Wawancara
3. Diskusi /Tanya jawab

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
1. Kegiatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
UKK ke
Home
industri
2. Laporan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bulanan

VI. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disusun
pelaporannya

Kepala Puskesmas Cikole Penanggung Jawab Jiwa

H. Taufik Suyatno Kheo Novita Wiandari, S. Kep., Ners


NIP. 196810301989031004

Anda mungkin juga menyukai