Anda di halaman 1dari 10

RESUME

KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh :

Andrew Osvarldo Pesurnay

NIM. 2110095

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA
SEJARAH KEPERAWATAN JIWA DILUAR NEGERI

 Sebelum th 1860
perawatan klien jiwa dgn costudial care (tertutup & isolatif)
 Th 1873
Linda Richards mengembangkan perawatan mental di RSJ & mengorganisasi
pelayanan & pendidikan keperawatan jiwa di RSJ
 Th 1883
didirikan sekolah perawat yg berorientasi pd fisik & mental di Mclean Hospital
 Th 1913
John Hopkins mendirikan sekolah perawat & memasukkan keperawatan psikiatri dlm
kurikulum. Muncul berbagai hal, antara lain terapi somatik & ECT
 Th 1950
peran perawat psikiatri mulai berkembang
 Th 1951
Mellow mengembangkan hubungan perawat-klien mrpk proses terapeutik
 Th 1952
Peplau mengembangkan hubungan interpersonal dlm keperawatan
 Th 1960
fokus keperawatan psikiatri yaitu prevensi primer, implementasi perawatan, &
konsultasi dlm komunitas
 Th 1970
pengembangan kerangka kerja praktik keperawatan, yaitu proses keperawatan &
standar praktek keperawatan

KESEHATAN
(WHO)
 Kesehatan adalah kondisi sehat fisik, mental, sosial dan spiritual, bukan hanya bebas
dari sakit dan cacat (Health is a state of complete psysical, mental, social and spiritual
wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity
 Kesehatan:
 Fisik (biologi)
 Mental
 Sosial
 Spiritual
 Tidak hanya tidak sakit dan tidak cacat
 TIDAK ADA KESEHATAN TANPA KESEHATAN JIWA
(NO HEALTH WITHOUT MENTAL HEALTH)

KESEHATAN JIWA
(MENTAL HEALTH)
 Kesehatan jiwa merupakan komponen penting pada definisi sehat WHO
 Sehat jiwa memampukan individu :
 Menyadari potensinya
 Mengatasi stres dalam kehidupannya
 Bekerja produktif
 Berkontribusi pada masyarakat

DASAR-DASAR KESEHATAN JIWA


1. Kesehatan jiwa tdk dpt dipisahkan dr masalah kepribadian manusia
2. Kesehatan jiwa ditentukan oleh faktor intrinsik (organo-biologik, keturunan) &
ekstrinsik (keluarga, masyarakat, & lingkungan)
3. Kesehatan jiwa tdk terjadi dgn sendirinya, perlu usaha/waktu utk mengembangkan &
membinanya
4. Dasar-dasar pembinaan jiwa yg sehat diletakkan di lingkungan keluarga
5. Komunikasi yg sehat, suasana keluarga yg harmonis & bahagia mrpk syarat
berkembangnya jiwa anak yg sehat
6. Keluarga yg sehat jiwa berawal dr orang tua atau perkawinan yg sehat jiwa pula
7. Orang tua perlu memahami dasr-dasar kesehatan jiwa & berusaha mencapai kondisi
jiwa yg sehat
8. Mengapa diperlukan yg sehat jiwa ?
9. karena keluarga adl lembaga terkecil dlm masyarakat, dimana tdpt
interaksi/hubungan psikososial antar individu scr khusus & bermakna
10. Keluarga yg sehat jiwa menentukan masyarakat yg sejahtera jiwa

PERAN PERAWAT KESEHATAN JIWA


1. Pelaksana asuhan keperawatan
bertanggung jawab melaksanakan asuhan keperawatan scr komprehensif
1. Pengelola keperawatan
bertanggung jawab dlm administrasi keperawatan, seperti menerapkan teori
manajemen dan kepemimpinan dlm mengelola askep, mengorganisasi pelaksanaan
terapi modalitas, dll
1. Pendidik keperawatan
bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
komunitas shg mampu merawat diri sendiri
1. Peneliti
bertanggung jawab dlm penelitian utk meningkatkan praktek keperawatan jiwa

FUNGSI PERAWAT KESEHATAN JIWA


1. Memberikan lingkungan terapeutik
2. Bekerja utk mengatasi masalah klien “here and now”
3. Sebagai model peran
4. Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien
5. Memberikan pendidikan kesehatan
6. Sebagai perantara sosial
7. Kolaborasi dgn tim lain
8. Memimpin dan membantu tenaga perawatan
9. Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dgn kesehatan mental

UPAYA KESEHATAN JIWA


Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang
optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
Berasaskan :
a. keadilan;
b. perikemanusiaan;
c. manfaat;
d. transparansi;
e. akuntabilitas;
f. komprehensif;
g. pelindungan;
h. nondiskriminasi. (UU Keswa No 18 Tahun 2014 Pasal 2 Bagian Kesatu

Tujuan Upaya Kesehatan Jiwa


 Menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati
kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain
yang dapat mengganggu Kesehatan Jiwa;
 menjamin setiap orang dapat mengembangkan berbagai potensi kecerdasan;
 memberikan pelindungan dan menjamin pelayanan Kesehatan Jiwa bagi ODMK dan
ODGJ berdasarkan hak asasi manusia;
 memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi
ODMK dan ODGJ;
 menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya dalam Upaya Kesehatan
Jiwa;
 meningkatkan mutu Upaya Kesehatan Jiwa sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
 memberikan kesempatan kepada ODMK dan ODGJ untuk dapat memperoleh haknya
sebagai Warga Negara Indonesia.

Upaya preventif
 merupakan suatu kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah kejiwaan dan
gangguan jiwa.
 Upaya preventif Kesehatan Jiwa ditujukan untuk:
a. mencegah terjadinya masalah kejiwaan;
b. mencegah timbulnya dan/atau kambuhnya gangguan jiwa;
c. mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secara umum atau
perorangan; dan/atau
d. mencegah timbulnya dampak masalah psikososial.
 Upaya preventif Kesehatan Jiwa dilaksanakan di lingkungan:
a. keluarga;
b. lembaga;
c. masyarakat.
Upaya Kuratif
 merupakan kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terhadap ODGJ yang mencakup
proses diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sehingga ODGJ dapat berfungsi
kembali secara wajar di lingkungan keluarga, lembaga, dan masyarakat.
 Upaya kuratif Kesehatan Jiwa ditujukan untuk:
a. penyembuhan atau pemulihan;
b. pengurangan penderitaan;
c. pengendalian disabilitas;
d. pengendalian gejala penyakit.
 Proses penegakan diagnosis terhadap orang yang diduga ODGJ dilakukan untuk
menentukan:
a. kondisi kejiwaan;
b. tindak lanjut penatalaksanaan.
 Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan kriteria diagnostik oleh:
a. dokter umum;
b. psikolog;
c. dokter spesialis kedokteran jiwa.
Upaya Rehabilitatif
 merupakan kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan Kesehatan Jiwa yang
ditujukan untuk:
a. mencegah atau mengendalikan disabilitas;
b. memulihkan fungsi sosial;
c. memulihkan fungsi okupasional;
d. mempersiapkan dan memberi kemampuan ODGJ agar mandiri di masyarakat.
 Upaya rehabilitatif ODGJ meliputi:
a. rehabilitasi psikiatrik dan/atau psikososial;
b. rehabilitasi sosial.
 Rehabilitasi psikiatrik dan/atau psikososial dan rehabilitasi sosial ODGJ merupakan
upaya yang tidak terpisahkan satu sama lain dan berkesinambungan.
 Upaya rehabilitasi psikiatrik dan/atau psikososial dilaksanakan sejak dimulainya
pemberian pelayanan Kesehatan Jiwa terhadap ODGJ.

KOLABORASI
 Perawat jiwa berkolaborasi dgn pasien, keluarga, tim kesehatan lainnya
 Kolaborasi mrpk perencanaan, pengambilan keputusan, penyelesaian masalah,
penetapan tujuan, dan kewajiban individu yg bekerjasama dalam komunikasi terbuka

3 KUNCI KOLABORASI
1. Kontribusi aktif dan asertif dr masing-masing individu
2. Menghargai dan menerima kontribusi orang lain
3. Negosiasi yang dibangun dari tiap anggota untuk membentuk suatu pemahaman baru
terhadap masalah

Perawat bisa menjadi anggota dari 3 tipe kelompok :


1. Unidisiplin : semua anggota tim dlm disiplin ilmu yg sama
2. Multidisiplin : anggota dari berbagai disiplin ilmu
3. Interdisiplin : anggota dari berbagai disiplin ilmu yg terlibat dalam pengaturan
khusus utk pelayanan thd pasien dan juga utk memaksimalkan pertukaran ilmu.
Misalnya pada tatanan pelayanan kesehatan

MENTAL HEALTH PERSONNEL


 PERAWAT JIWA
 PSIKIATER
 PEKERJA SOSIAL
 PSIKOLOG
 TERAPIS AKTIVITAS
 CASE WORKER
 KONSELOR PENYALAHGUNAAN ZAT
Hak dan Kewajiban ODMK
a. mendapatkan informasi yang tepat mengenai Kesehatan Jiwa;
b. mendapatkan pelayanan Kesehatan Jiwa di fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah
dijangkau;
c. mendapatkan pelayanan Kesehatan Jiwa sesuai dengan standar pelayanan Kesehatan
Jiwa;
d. mendapatkan informasi yang jujur dan lengkap tentang data kesehatan jiwanya
termasuk tindakan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan
dengan kompetensi di bidang Kesehatan Jiwa;
e. mendapatkan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan jiwa;
f. menggunakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan jiwa.
ODMK berkewajiban memelihara kesehatan jiwanya dengan cara menjaga perilaku,
kebiasaan, gaya hidup yang sehat, dan meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan sosial.

Hak dan Kewajiban ODGJ


a. mendapatkan pelayanan Kesehatan Jiwa di fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah
dijangkau;
b. mendapatkan pelayanan Kesehatan Jiwa sesuai dengan standar pelayanan Kesehatan
Jiwa
c. mendapatkan jaminan atas ketersediaan obat psikofarmaka sesuai dengan
kebutuhannya
d. memberikan persetujuan atas tindakan medis yang dilakukan terhadapnya;
e. mendapatkan informasi yang jujur dan lengkap tentang data kesehatan jiwanya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari
tenaga kesehatan dengan kompetensi di bidang Kesehatan Jiwa;
f. mendapatkan pelindungan dari setiap bentuk penelantaran, kekerasan, eksploitasi,
serta diskriminasi;
g. mendapatkan kebutuhan sosial sesuai dengan tingkat gangguan jiwa;
h. mengelola sendiri harta benda miliknya dan/atau yang diserahkan kepadanya. (2)
Hak ODGJ untuk mengelola sendiri harta benda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h
hanya dapat dibatalkan atas penetapan pengadilan.
DAFTAR PUSTAKA

http://rsjiwajambi.com/wp-content/uploads/2019/09/
Buku_Ajar_Keperawatan_Kesehatan_Jiwa_Teori-dan-Aplikasi-Praktik-Klinik-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai